(FEB 401)
MODUL SESI 7
DISUSUN OLEH
2020
Analisis biaya, volume, dan laba merupakan alat yang berguna untuk perencanaan
dan pembuatan keputusan. Analisis biaya, volume, dan laba menekankan pada
hubungan antara biaya, volume dan laba itu sendiri (kuantitas penjualan).
Analisis BVL juga merupakan alat yang berguna untuk mengidentifikasi permasalahan
yang berhubungan dengan perencanaan penjualan dan membantu perusahaan dalam
memecahkan permasalahan tersebut.
Analisis BVL juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah penting
lainnya, misalnya tentang perencanaan jumlah unit produk yang seharusnya dijual
agar perusahaan mencapai titik impas (break-even point), perhitungan dampak
penurunan biaya tetap terhadap titik impas dan perhitungan dampak kenaikan harga
jual terhadap laba.
Biaya, volume, dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam penyusunan laporan
laba rugi sebuah perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, sebuah
perusahaan manajemen akan berupaya memperoleh dan mengalokasikan sumber
dengan cara yang paling murah dari segi biaya dan paling banyak memberikan
manfaat dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pemahaman mengenai aplikasi konsep biaya, volume, dan laba dapat digunkan oleh
manajemen sebagai dasar untuk merencanakan komposisi tingkat volume, biaya, dan
laba yang menguntungkan. Sebagai komponen yang saling berhubungan
komposisinya harus berada pada titik yang optimal. Studi mengenai hubungan antara
pendapatan, biaya, volume, dan laba dikenal sebagai analisis hubungan biaya-
volume-laba.
Perhitungan manajerial yang dapat dibuat berdasarkan analisis ini dapat berupa
analisis impas, perencanaan penjualan dengan target laba tertentu, titik penutupan
usaha, peningkatan laba, pemilihan struktur biaya, dan lain sebagainya.
1. Harga jual kostan sepanjang kisaran relevan tertentu. Maksudnya, suatu hasil
perhitungan dengan menggunakan model hubungan biaya volume dan laba
hanya akan valid pada satu tingkat harga tertentu. Apabila harga berubah,
maka hasil perhitungan yang dihasilkan tidak dapat lagi digunakan sebagai
acuan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemn yang relevan.
2. Biaya bersifat linier dalam setiap kisaran relevan dan dapat dibagi secara akurat
kedalam elemen-lemen biaya variabel dan biaya tetap.
3. Dalam perusahaan yang menghasilkan dan menjual banyak produk, bauran
penjualannya konstan. Misalnya pada suatu saat tertentu sebuah perusahaan
menjual dua jenis produk dengan komposisi 10 unit produk A 15 unit produk B
pada saat yang bersamaan. Apabila pada kesempatan lain, misalnya komposisi
penjualan berubah menjadi 7 unit produk A dan 10 unit produk B, maka
perhitungan impas untuk komposisi pertama tidak berlaku lagi bagi periode
dengan komposisi baru tersebut. Pada prinsipnya bahwa analisis ini valid
digunakan bila komposisi volume penjualan produk bergeser dalam kisaran
proporsi yang konstan.
4. Dalam perusahaan pabrikan tingkat persediaan tidak berubah dalam
pengertian bahwa selisih tingkat persediaan awal dan persediaan akhir periode
signifikan.
Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya, volume, dan laba
adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi dengan menggunakan
pendekatan variable costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan laba
rugi dimana biaya diklasifikasikan menurut perilakunya. Agar lebih informatif, maka
sebaiknya laporan laba rugi diuraikan dalam bentuk laporan pejualan secara total dan
Analisis impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapat
laba dan juga tidak menderita rugi. Dalam suatu grafik, titik impas dapat ditemukan
pada titik perpotongan garis pendapatan dan garis total biaya. Titik impas berada pada
posisi total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai titik di mana total margin
kontribusi sama dengan total titik impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan
menggunakan metode persamaan, metode margin kontribusi, dan metode grafik, baik
dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu
yang digunakan dalam transaksi bisnis.
Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik
dimana laba sama dengan nol.
atau
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit) – (Biaya variable per unit x Jumlah unit) – Total biayatetap
Titik impas dengan metode ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
dan/atau
Karena laba pada titik impas sama dengan nol, maka faktor laba dalam persamaan
tersebut dapat diabaikan. Dengan demikian, titik impas dalam unit dapat dihitung
sebagai berikut:
Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba
3.500x = 2.625x + 75.000 + 0
3.500x-2.625x = 75.000 + 0
875x = 75.000 + 0
X = 75.000/875
X = 85,71 unit
Dengan cara sederhana titik impas dalam rupiah selanjutnya dapat dihitung dengan
mengalikan 85,71 unit (impas dalam unit) dengan Rp 3.500,- (harga jual per unit
produk) = Rp 300.000,-.
Marjin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik
impas, marjin kontribusi sama dengan beban tetap. Unit titik impas labih cepat dihitung
dengan memfokuskan pada margin kontribusi.
Dari contoh diatas, jika dihitung menggunakan Marjin kontribusi adalah sebagai
berikut:
Impas dalam unit = biaya tetap/ margin kontribusi per unit
Impas dalam unit = (Rp 75.000,-/Rp875,-) x 1 unit
= 87,71 unit, dan
Impas dalam Rp = biaya tetap/rasio margin kontribusi
Impas dalam rupiah = Rp 75.000,-/25%
= Rp 300.000,-
Untuk menghitung titik impas dalam dollar penjualan, biaya variable didefinisikan
sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang
terjual. Rasio biaya variable merupakan bagian dari setiap rupiah penjualan yang
harus digunakan untuk menutupi biaya variabel.
Rasio margin konstribusi adalah bagian dari setiap dollar penjualan yang tersedia
untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba.
Rasio margin kontribusi = (margin kontribusi per unit)/(harga jual per unit).
- jika biaya tetap yang sama dengan margin kontribusi, maka laba operasi sama
dengan nol dan perusahaan berada dalam keadaan impas.
- Jika biaya tetap yang lebih kecil dari margin kontribusi maka perusahaan
menghasilkan laba (atau laba operasi positif) dan terakhir,
- jika biaya tetap yang lebih besar dari margin kontribusi, perusahaan mengalami
kerugian operasi. Jadi, titik impas dalam dollar penjualan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
❖ Analisis Multiproduk
Dalam analisis multiproduk, perlu dilakukan pemisahan antara beban tetap langsung
dan beban tetap umum.
Beban tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan
akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan
tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.
Margin produk impas masing masing produk hanya akan menutup biaya tetap
langsung. Sementara itu, biaya tetap umum masih belum tertutupi. Maka dari itu, untuk
mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan bauran penjualan
atau sales mix. Bauran penjualan adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang
dijual perusahaan. Penentuan bauran penjualan memungkinkan untuk mengkonversi
masalah multiproduk kedalam format CVP produk tunggal.
Untuk menggunakan pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya
variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung nilai-nilai paket tersebut
diperlukan bauran penjualan, harga setiap produk dan setiap biaya variabel.
Metode grafik, selain menggunakan dua pendekatan di atas, analisis impas juga dapat
di buat menggunakan grafik. Grafik laba volume (Profit Volume Graph)
menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual.
1. Buat garis horizontal (x) untuk menunjukkan jumlah unit produk dan sebuah
garis vertikal (y) untuk menunjukkan nilai penjualan biaya.
Dalam grafiki ini, laba operasi merupakan variabel terikat dan unit merupakan variabel
bebas. Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel
terikat pada sumbu vertikal.
Analisis target dalam aplikasi hubungan biayaya volume dan laba pada dasarnya
sama dengan analisis titik impas. Perbedaannya hanya terletak pada jumblah laba
yang di perhitungkan dalam formulanya. Dalam perhitungan titik impas tertera laba
sama dengan nol , sementara dalam analisis target laba seperti yang di maksud di
Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat
dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan.
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena pajak
yang dibayarkan untuk laba nol adalah nol.
Apabila perusahaan ingin menghasilkan laba bersih tertentu, target laba dinyatakan
sebagai laba bersih, maka harus ditambahkan kembali pajak penghasilan untuk
memperoleh laba operasi.
atau
Pertama, pihak manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya,
dan kuantitas di masa depan. Selanjutnya para manajer bergerak dari pertimbangan
titik impas ke pertimbangan kisaran titik impas. Para manajer juga dapat menggunakan
analisis bagaimana-jika (what if) selain analisis sensitivitas.
Perhitungan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen agar lebih berhati-hati
dalam memelihara tingkat penjualan yang sudah dicapai, agar perusahaan tidak
mengalami penurunan penjualan sampai pada suatu tingkat yang merugikan.
Margin pengamanan (margin of safety) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual
atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi volume
impas. Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari resiko.
Misalkan PT SMR menjual 150 unit @ Rp 3.500 dengan titik impasnya 85,71 unit.
Dengan menggunakan formula:
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dari total 150 unit penjualan PT SMR
belum menderita rugi bila penjualan turun sebesar Rp 225.000 atau 42,86% atau 64,29
unit. Hal itu disebabkan penurunan penjualan sampai sebesar angka-angka tersebut
PT SMR baru akan mencapai titik impas. Akan tetapi, apabila penurunan penjualan
sudah lebih dari Rp 225.000 atau lebih dari 42,86% dari penjualan yang dicapai saat
ini, maka perusahaan sudah akan menderita rugi.
Leverage Operating
Faktor levarage operasi diukur dengan angka absolut dan memengaruhi sensitivitas
laba bersih tehadap perubahan penjualan.
Misalkan PT MK bergerak dalam bidang peternakan dan perikanan. Laporan laba rugi
bulan Januari 2001 menunjukkan margin kontribusi dan laba usaha sebagai berikut:
Levarage operasi
Atau jika terjadi kenaikan penjualan 10% pada masing-masing bidang usaha maka
persentase kenaikan labanya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Atau secara manual kenaikan laba tiap bidang usaha dapat dihitung dengan prosedur
sebagai berikut:
Daftar Pustaka: