Anda di halaman 1dari 16

“PENELITIAN ETNOGRAFI (BUDAYA)”

DI
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok; 4

Nama : Amanda Tri Cahaya (1012019005)


Farah Fadillah (1012019011)
Cut Dila Aura (1012019009)
Unit/Semester : 1/5
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian (Kualitatif)
Dosen Pengampu : Zainal Abidin, S.Pd.I. MA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.

Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian (Kualitatif) untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai materi
Metodologi Penelitian. Terima kasih penulis ucapkan, kepada pembimbing mata kuliah
Metodologi Penelitian (Kualitatif) bapak Zainal Abidin, S.Pd.I. MA dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Dengan segala keterbatasan yang ada kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya
guna menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih yang
sebanyak banyaknya.

Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh

Langsa, Desember 2021

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian Etnografi (Budaya)


B. Penelitian Etnografi (Budaya).......................................................................................
C. Jenis-jenis Penelitian Etnografi (Budaya).....................................................................
D. Karakteristik Penelitian Etnografi (Budaya).................................................................
E. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Etnografi (Budaya)..........................................
F. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi (Budaya)

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan grafhy (menguraikan). Etnografi
yang akarnya antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara
orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari.
Jadi etnografi lazimnya bertujuan mengurai suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua
aspek budaya, baik yang bersifat material seperti artefak budaya (alat-alat, pakaian,
bangunan, dan sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan,
norma, dan sistem nilai kelompok yang teliti.

Etnografi merupakan cabang antropologi yang digunakan untuk menggambarkan, menje
askan dan menganalisis unsur kebudayaan suatumasyarakat atau suku bangsa. Etnografi dala
m kegiatannya memberikan (mengungkapkan) uraian terperinci mengenai aspek cara
berprilaku dan cara berpikir yang sudah membaku pada orang yang dipelajari dan dituangkan
dalam bentuk tulisan, foto, gambar, atau film.

Kebudayaan meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku dan pemikiran se
rta keyakinan suatu masyarakat. Hal yang bias dipelajari bias berupa bahasa, mata
pencaharian, system teknologi, organisasisocial, kesenian, system pengetahuan, bahasa dan
religi. Untuk memahami unsur-unsur kebudayaan tersebut, peneliti biasanya tinggal bersama
masyarakat yang diteliti dalam waktu yang cukup lama untuk mewawancarai,
mengamati, dan mengumpulkan dokumen-dokumen tentang obyek yang diteliti.

Menjelang akhir abad ke 19 muncul pandangan baru dalam ilmuan tropologi. Kerangka


evolusi masyarakat dan budaya yang disusun oleh paraahli teori tedahulu kini dipandang
sebagai tindakan yang tidak realistis, tidak didukung oleh bukti nyata. Dari sini kemudian
muncul permikiran baru bahwas eorang antropolog harus melihat sendiri kelompok
masyarakat yang menjadi objek kajiannya, jika dia ingin mendapatkan teori yang lebih
mantap.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Etnografi (Budaya)
2. Penelitian Etnografi (Budaya)
3. Jenis-Jenis Penelitian Etnografi (Budaya)
4. Karakteristik Penelitian Etnografi (Budaya)
5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Etnografi (Budaya)
6. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi (Budaya)

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Memahami Pengertian Etnografi (Budaya)
2. Untuk Mengetahui Pengertian Penelitian Etnografi (Budaya)
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Penelitian Etnografi (Budaya)
4. Untuk Memahami Karakteristik Penelitian Etnografi (Budaya)
5. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Etnografi (Budaya)
6. Untuk Memahami Langkah-Langkah Penelitian Etnografi (Budaya)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etnografi (Budaya)

Etnografi berasal dari kata ethnos, yang artinya adalah “sukubangsa” dan graphein, yang
berarti “mengukir, menulis, menggambar”. Jadi etnografi adalah tulisan, deskripsi atau
penggambaran mengenai suatu sukubangsa tertentu. Suatu sukubangsa tentu terdiri dari manusia-
manusia: laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa dan tua Suatu sukubangsa juga tentu
memiliki adat-istiadat atau budaya tertentu. Oleh karena itu, suatu sukubangsa memiliki paling
tidak dimensi fisik dan budaya. Oleh karena itu pula, di masa lalu -ketika orang belum mengenal
fotografi, sebuah etnografi tentu memuat di dalamnya deskripsi ciri-ciri fisik suatu sukubangsa
dan deskripsi adat-istiadat, budaya sukubangsa tersebut.
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik,
misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat
berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan dari
berbagai masyarakat atau kelompok (Richards dkk, 1985).
Etnografi merupakan sejenis kajian lapangan yang berbentuk pemerhatian yang sering
digunakan dalam kajian sosiologi dan antropologi dan dirujuk sebagai penyelidikan saintifik
semula jadi (field research). Menurut Creswell (2005), etnografi merupakan bentuk kajian yang
praktikal untuk mengkaji sesuatu kumpulan seperti pendidikan, kepercayaan, tingkahlaku dan
bahasa. Merupakan bentuk kajian kualitatif yang digunakan untuk menerangkan, menganalisa
dan meinterpretasi bentuk“culture-sharing” sesuatu kumpulan seperti tingkah laku, kepercayaan.
Menurut Sabitha Marican (2005), etnografi juga dianggap sebagai satu kajian yang paling
asas dalam penyelidikan sosial. Kajian etnografi merupakan kajian yang mengfokuskan pada
penggambaran yang terperinci dan tepat dan bukan berunsur perkaitan.
Dapat disimpulkan bawa defenisi etnografi secara umum disebut sebagai menuliskan
tentang kelompok masyarakat. Secara khusus hal tersebut juga bermakna  menuliskan tentang
kebudayaan sebuah kelompok masyarakat. Disebutkan bahawa seluruh manusia, dan juga
beberapa binatang (seperti  orang utan dan gorila) menciptakan, mentransmisikan, membahagi,
merubah, menolak, dan menciptakan kembali budaya di dalam sebuah kelompok. Semua peneliti
etnografi dimulai, dan diakhiri penelitiannya dengan berfokus pada pola-pola ini, dan sifat-sifat
yang ‘dipersamakan’ atau ‘disepakati’ bersama, membentuk sebuah kebudayaan
masyarakat. Dokumen yang dihasilkan dari fokus tersebut disebut dengan etnografi.
Tujuan Kajian Etnografi adalah untuk memahami isu yang dikaji dari kaca mata
kumpulan atau budaya tersebut, kajian etnografi berusaha untuk menambah pengetahuan
mengenai sesuatu budaya atau mengenal pasti corak interaksi sosial dan membangunkan satu
penafsiran yang menyeluruh terhadap sesuatu masyarakat atau institusi sosial.

B. Penelitian Etnografi (Budaya)


Penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi,
perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatf
berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik
fakta. Kualitas, nilai atau maknahanya dapat diungkapkan atau dijelaskan melalui linguistik,
bahasa atau kata-kata.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan
data empiris. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi  (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut Emzir, etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna
sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Para peneliti etnografi
memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga
memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat lainnya), pemilihan informan yang
mengetahui yang memiliki suatu pandangan/ pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.
Para informan tersebut diminta untuk mengidentifikasi informan-informan lainnya yang
mewakili masyarakat tersebut. Informan-informan tersebut diwawancarai berulang-ulang,
menggunakan informasi dari informan-informan sebelumnya untuk memancing klarifikasi dan
tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara ulang. Proses ini dimaksudkan untuk
melahirkan pemahaman-pemahaman kultural umum yang berhubungan dengan fenomena yang
sedang diteliti.
Jadi, penelitian etnografi adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah untuk mempelajari dan
menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa, dan
pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu melalui observasi dan wawancara.
Tujuan penelitian etnografi untuk menggambarkan budaya atau subkultur dengan seperinci
mungkin, termasuk bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, upacara keagamaan dan undang-undang.
Maknanya ia mempunyai tujuan mencari dan menggambarkan budaya sesuatu masyarakat atau
organisasi tertentu. Fokus penyelidikan adalah pola-pola yang tercermin dalam sikap tidak dan
prikelakuan masyarakat atau organisasi yang diteliti. Ada pun yang dicari dalam kajian ini beerti
bukan hal yang Nampak melainkan yang terkandung dalam hal yang nampak tersebut.

C. Jenis-Jenis Penelitian Etnografi (Budaya)

1. Holistik

Yakni peneliti harus memiliki empati dan melakukan identifikasi terhadap kelompok.
Sehingga prihal inilah si peneliti harus hidup seperti orang lokal yang mampu
mengidentifikasi interaksi sosial, perilaku, dan persepsi yang terjadi dalam kelompok, tim,
organisasi, dan komunitas yang akan diteliti.

2. Semiotik

Disini peneliti memeriksa bentuk simbolis yang digunakan oleh orang-orang dan
menganalisisnya sehubungan dengan seluruh budaya yang berkembang dalam suatu
kelompok. Namun yang pasti untuk akarnya dapat ditelusuri kembali ke studi antropologis
masyarakat kecil, pedesaan (dan sering terpencil).

3. Kritis

Artinya peneliti mencoba mengungkap apa yang biasanya tersembunyi dan tidak
terucapkan dalam budaya dan mencari pada asumsi. Sehingga keberadaan peneliti dalam
berpartisipasi dalam masyarakat dalam jangka panjang dan mendokumentasikan pengaturan
sosial dan sistem kepercayaan masyarakat. Sedangkan, dalam melakukan penelitian etnografi
terdapat beberapa desain yang dapat dikembangkan, antara lain:
4. Etnografi Realis

Etnografi realis adalah pendekatan populer yang digunakan oleh para antropolog budaya.
Ini adalah laporan objektif tentang situasi, biasanya ditulis dalam sudut pandang orang
ketiga, melaporkan secara objektif informasi yang dipelajari dari partisipan di lokasi
penelitian.

Etnografer realis menceritakan penelitian ini dengan suara memihak orang ketiga dan
melaporkan pengamatan partisipan dan pandangan mereka. Etnografer tidak menawarkan
refleksi pribadi dalam laporan penelitian dan tetap di belakang layar sebagai reporter yang
mahatahu. Peneliti melaporkan data objektif dengan gaya yang terukur yang tidak
dikendalikan oleh bias pribadi, tujuan politik, dan penilaian. Peneliti dapat memberikan
perincian duniawi dari kehidupan sehari-hari di antara orang-orang yang diteliti. Etnografer
juga menggunakan kategori standar untuk deskripsi budaya (keluarga, kehidupan kerja,
jejaring sosial, dan sistem status).

5. Etnografi Kritis

Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi di mana penulis tertarik untuk
mengadvokasi pembebasan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Pendekatan etnografi kritis ini merupakan penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial
yang sedang berlangsung misalnya dalam masalah gender, emansipasi, kekuasaan,
ketidaksamaan hak, pemerataan dan lain sebagainya. Komponen utama dalam etnografi kritis
adalah:

a. Peneliti kritis biasanya orang yang berpikiran politis.

b. Etnografer kritis berbicara kepada audiens atas nama partisipan mereka sebagai cara
untuk memberdayakan partisipan dengan memberi mereka lebih banyak wewenang.

c. Para ahli etnografi kritis berusaha mengubah masyarakat.

d. Etnografer kritis mengidentifikasi dan merayakan bias mereka dalam penelitian.


Mereka mengakui bahwa semua penelitian adalah sarat nilai.

e. Para ahli etnografi kritis menantang status quo dan bertanya mengapa demikian.
f. Peneliti kritis berusaha menghubungkan makna situasi dengan struktur kekuasaan dan
kontrol sosial yang lebih luas.

6. Studi Kasus Etnografi

Studi kasus adalah jenis etnografi yang penting, meskipun berbeda dari etnografi dalam
beberapa cara penting. Peneliti studi kasus dapat fokus pada program, acara, atau kegiatan
yang melibatkan individu daripada kelompok (Stake, 1995). Dalam studi kasus, peneliti
mengembangkan analisis mendalam atau atas suatu kasus yang dibatasi oleh waktu dan
aktivitas, dan peneliti mengumpulkan infoemasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (stake, 1995;
Yin, 2009, 2012).

D. Karakteristik Penelitian Etnografi (Budaya)


1. Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus memahami gejala empirik
(kenyataan) dalam kehidupan sehari-hari;
2. Peneliti sendiri merupakan instrumen yang paling penting dalam pengumpulan data
mencatat secara teliti fenomena budaya yang dilihat
3. Digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu(shaping), atau studikasus;
4. Penelitian dilakukan dilapangan;
5. Kebenaran data harus dicek dengan dengan data lain (data lisan dicek dengan data
tulis)
6. Orang yang dijadikan subyek penelitian disebut partisipan (buku termasuk partisipan
juga), konsultan, serta teman sejawat; titik berat perhatian harus pada pandangan
emik, artinya, peneliti harus menaruh perhatian pada masalah penting yang diteliti
dari orang yang diteliti,
7. Penelitian etnografi berfokus pada budaya.
E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Etnografi
Gall (2003) menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dari penelitian etnografi:
1. Kelebihan
Salah satu aspek yang paling berharga yang dihasilkan dari penelitian etnografi adalah
kedalamannya. Karena peneliti berada untuk waktu yang lama, peneliti melihat apa yang
dilakukan orang serta apa yang mereka katakan. Peneliti dapat memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang orang-orang, organisasi, dan konteks yang lebih luas. Kekuatan yang
mendalam dari etnografi adalah yang paling “mendalam” atau “intensif”. Dari pengetahuan
tentang apa yang terjadi di lapangan dapat memberikan informasi penting untuk perumusan
asumsi penelitian. Secara singkat kelebihan pengunaan penelitian etnografi dijelaskan di
bawah ini, sebagai berikut:
a. Menghasilkan pemahaman yang mendalam. Karena yang dicari dalam penelitian ini
bukan hal yang tampak, melainkan yang terkandung dalam hal yang nampak tersebut.
b. Mendapatkan atau memperoleh data dari sumber utama yang berarti memiliki tingkat
falidasi yang tinggi.
c. Menghasilkan deskripsi yang kaya, penjelasan yang spesifik dan rinci.
d. Peneliti berinteraksi langsung dengan masyarakat sosial yang akan diteliti.
e. Membantu kemampuan beinteraksi karena menuntut kemampuan bersosialisasi dalam
budaya yang ia coba untuk dijelaskan.
2.  Kelemahan
Salah satu kelemahan utama penelitian etnografi adalah bahwa dibutuhkan lebih lama
waktu daripada bentuk penelitian lainnya. Tidak hanya membutuhkan waktu lama untuk
melakukan kerja lapangan, tetapi juga memakan waktu lama untuk menganalisis materi yang
diperoleh dari penelitian. Bagi kebanyakan orang, ini berarti tambahan waktu. Kelemahan
lain dari penelitian etnografi adalah bahwa lingkup penelitiannya tidak luas. Secara singkat
kelemahan pengunaan penelitian etnografi dijelaskan di bawah ini, sebagai berikut:
a. Perspektif pengkajian kemungkinan dipengaruhi oleh kecenderungan budaya peneliti.
b. Membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkan data dan mengelola
data
c. Pengaruh budaya yang diteliti dapat mepengaruhi psikologis peneliti, ketika peneliti
kembali kebudaya asalnya.
d. Peneliti yang tidak memiliki kemampuan sosialisasi, terdapat kemungkinan
penolakan, dari masyarakat yang akan diteliti.

F. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi (Budaya)


1. Menetapkan Informan

Berikut syarat minimal untuk memilih informan, yaitu:

a. Enkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik, (b) keterlibatan
langsung, artinya
b. Suasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak budaya
sebagaimana adanya, dia tidak akan basabasi,
c. Memiliki waktu yang cukup,
d. Non-analitis. Tentu saja, lima syarat ini merupakan idealisme, sehingga kalau peneliti
kebetulan hanya mampu memenuhi dua sampai tiga syarat pun juga sah-sah saja.
Apalagi, ketika memasuki lapangan, peneliti juga masih mendugaduga siapa yang
pantas menjadi informan yang tepat sesuai penelitiannya.
2. Melakukan Wawancara kepada Informan.

Sebaiknya dilakukan dengan wawancara yang penuh persahabatan. Pada saat awal
wawancara perlu menginformasikan tujuan, penjelasan etnografis (meliputi perekaman,
model wawancara, waktu dan dalam suasana bahasa asli), penjelasan pertanyaan (meliputi
pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras). Wawancara hendaknya jangan sampai
menimbulkan kecurigaan yang berarti pada informan.

3. Membuat Catatan Etnografis.

Catatan dapat berupa laporan ringkas, laporan yang diperluas, jurnal lapangan, dan perlu
diberikan analisis atau interpretasi. Catatan ini juga sangat fleksibel, tidak harus
menggunakan kertas ini itu atau buku ini itu, melainkan cukup sederhana saja. Yang penting,
peneliti bisa mencatat jelas tentang identitas informan.
4. Mengajukan Pertanyaan Deskriptif.

Pertanyaan ini digunakan untuk merefleksikan setempat. Pada saat mengajukan


pertanyaan, bisa dimulai dari keprihatinan, penjajagan, kerja sama, dan partispasi. Penjajagan
bisa dilakukan dengan prinsip: membuat penjelasan berulang, menegaskan kembali yang
dikatakan informan, dan jangan mencari makna melainkan kegunaannya.

5. Melakukan Analisis Wawancara Etnografis.

Analisis dikaitkan dengan simbol dan makna yang disampaikan informan. Tugas peneliti
adalah memberi sandi simbol-simbol budaya serta mengidentifikasikan aturan-aturan
penyandian dan mendasari.

6. Membuat Analisis Domain.

Peneliti membuat istilah pencakup dari apa yang dinyatakan informan. Istilah tersebut
seharusnya memiliki hubungan semantis yang jelas. Contoh domain, cara-cara untuk
melakukan pendekatan yang berasal dari pertanyaan: “apa saja cara untuk melakukan
pendekatan”.

7. Mengajukan Pertanyaan Struktural.

Yakni, pertanyaan untuk melengkapi pertanyaan deskriptif. Misalkan, orang tuli


menggunakan beberapa cara berkomunikasi,

8. Membuat Analisis Taksonomik.

Taksonomi adalah upaya pemfokusan pertanyaan yang telah diajukan. Ada lima langkah
penting membuat taksonomi, yaitu:

a. Pilih sebuah domain analisis taksonomi, misalkan jenis penghuni penjara (tukang
peluru, tukang sapu, pemabuk, petugas elevator dll.),
b. Identifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis,
c. Cari subset di antara beberapa istilah tercakup, misalkan kepala tukang kunci: tukang
kunci,
d. Cari domain yang lebih besar,
e. uatlah taksonomi sementara.
9. Mengajukan Pertanyaan Kontras.

Kita bisa mengajukan pertanyaan yang kontras untuk mencari makna yang berbeda,
seperti wanita, gadis, perempuan, orang dewasa, simpanan, dan sebagainya.

10. Membuat Analisis Komponen.

Analisis komponen sebaiknya dilakukan ketika dan setelah di lapangan. Hal ini untuk
menghindari manakala ada hal-hal yang masih perlu ditambah, segera dilakukan wawancara
ulang kepada informan.

11. Menemukan Tema-Tema Budaya.

Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan merupakan puncak analisis etnografi.
Keberhasilan seorang peneltii dalam menciptakan tema budaya, berarti keberhasilan dalam
penelitian. Tentu saja, akan lebih baik justru peneliti mampu mengungkap tema-tema yang
orisinal, dan bukan tema-tema yang telah banyak dikemukakan peneliti sebelumnya.

12. Menulis Etnografi.

Menulis etnografi sebaiknya dilakukan secara deskriftif, dengan bahasa yang cair dan
lancar. Jika kemungkinan harus berceritera tentang suatu fenomena, sebailrnya dilukiskan
yang enak dan tidak membosankan pembaca. Penentuan informan kunci juga penting dalam
penelitian etnografi. Informan kunci dapat ditentukan menurut konsep Benard (1994:166)
yaitu orang yang dapat berceritera secara mudah, paham terhadap informasi yang
dibutuhkan, dan dengan gembira memberikan informasi kepada peneliti.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai