Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kondisi dunia yang sedang mengalami kondisi pandemi CVD-19, membuat
masyarakat lebih memperhatikan pola hidup sehat agar tidak terjangkit virus menular
tersebut, salah satunya adalah dengan memperhatikan bagaimana atau apa saja yang
dikonsumsi. Selain menjalankan protocol Kesehatan yang dianjurkan pemerintah, mengelola
pola makan sehat dan menerapkan konsep empat sehat lima sempurna dapat meningkatkan
imunitas seseorang. Salah satu pangan yang diwajibkan adalah mengkonsumsi susu dan
segala jenis variannya yang mengandung banyak protein.
Susu memiliki kandungan yang baik dalam menjaga metabolisme tubuh manusia,
tidak terkecuali susu fermentasi, susu fermentasi merupakan olahan yang difermentasikan
oleh bakteri baik, seperti Lactobacillus atau Bifidobacteria. Secara umum susu fermentasi
yang cukup dikenal oleh masyarakat umum adalah yoghurt padahal ada beberapa macam
susu fermentasi yang juga memiliki khasiat yang bagus bagi Kesehatan, salah satunya susu
kefir.
Susu kefir diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter
berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem
yang berbentuk koloni mikrobia terdiri atas beberapa jenis bakteri, diantaranya adalah
Streptococcus sp, Lactobacilli dan beberapa jenis ragi/khamir non pathogen.
Dalam prosesnya fermentasi susu tidak hanya terdiri dari susu dan bakteri baik saja,
selain dua komponen tersebut ada juga kandungan inulin dalam proses fermentasi, inulin
merupakan suatu polisakarida yang dibangun oleh unit-unit monosakarida fruktosa melalui
ikatan β-2-1 fruktofuransida yang diawali oleh suatu molekul glukosa sehingga disebut
fruktooligosakarisa (FOS) (Diza et al.,2016).
Inulin bersifat larut dalam air, tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Usus
besar memiliki inulin yang hampir seluruh inulin difermentasi menjadi asam-asam lemak
rantai pendek dan asam laktat yang dihasilkan oleh beberapa mikroflora seperti Lactobacillus
dan Bifidobacteria. Hal ini menyebabkan penurunan pH usus besar yang dapat menekan
pertumbuhan bakteri patogen seperti Eschericia coli dan Streptococcus faecalis, sehingga
dapat meningkatkan kekebalan tubuh (Winarti et al., 2013)..
Inulin dapat meningkatkan pertumbuhan Bifidobacterium adolesentis,
Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium breve, Bifidobacterium longum, Lactobacillus
plantarum, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus delbruechii,
Lactobacillus acidophillus dan dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli dan
Clostridia (Nikmaram et al., 2016 ). Berdasarkan latar belakang diatas, saya tertarik untuk
mengambil judul penelitian “Penambahan Inulin Untuk Meningkatkan Survival L.
Rhamnosus BD2 dan YK4 dalam Susu Fermentasi”
Rumusan Masalah

Ditengah pandemi CVD-19, masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya pola hidup
sehat, dengan menjaga apa yang dikonsumsi membantu mesyarakat dalam meningkatkan
metabolism tubuh. Susu merupakan pangan yang memiliki banyak khasiat, termasuk olahan
susu seperti susu fermentasi, salah satunya adalah susu kefir. Susu fermentasi merupakan
olahan susu yang difermentasikan oleh bakteri baik, komposisi didalamnya tidak hanya
bakteri saja tetapi juga ada kandungan inulin yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri
baik. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh inulin
untuk meningkatkan L. Rhamnosus BD2 dan YK4 dalam susu fermentasi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengatahui pengaruh inulin untuk meningkatkan survival L.


Rhamnosus BD2 dan YK4 dalam susu fermentasi.

Manfaat Penelittian

Penelitian ini diharapkan dapat Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran
mengenai kondisi pengaruh inulin untuk meninkatkan survival L. Rhamnosus BD2 dan YK4
dalam susu fermentasi. Hasil evaluasi dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan
manfaat dalam studi kepustakaan dan menambah referensi yang memudahkan penelitian
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai