Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO VIDEO

PENDIDIKAN KESEHATAN “PENGUATAN SISTEM IMUN DI MASA


PANDEMI”

Oleh :

Vina Nur A. (19631832)

Wulan Septiana (19631833)

Enggar Cindi N.E (19631813)

1. Pendahuluan
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
- Menyampaikan pokok bahasan yg akan disampaikan
- Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam penyampaian materi
2. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi berupa konsep-konsep yang disajikan melalui slide ppt
dan video animasi, sehingga audience ditempatkan sebagai subjek
pembelajaran.
b. Menjelaskan materi mengenai pengertian, fungsi imun dan upaya penguatan
imun di masa pandemi melalui slide ppt, teks, dan animasi video.
3. Penutup
- Merangkum dan merefleksikan materi yang telah disampaikan
- Menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi
SKENARIO PEMBUATAN VIDEO

Scene 1

Muncul tulisan “Video Pembelajaran Penguatan Imun di Masa Pandemi” disusul


dengan tulisan identitas pembuat video

<Musik, ilustrasi, efek transisi>

Scene 2

Pendahuluan :

Memberi salam, memperkenalkan diri, memotivasi dan menyampaikan tujuan


pembelajaran.

Mhs1 : “Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita semua.. Bagaimana kabar
kalian? Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan tetap semangat mengikuti
pembelajaran. Perkenalkan kami mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Prodi S1 Keperawatan. Saya Enggar Cindi, disini ada teman saya Vina Nur Arifah, dan
Wulan Septiana. Pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan materi mengenai
Penguatan Imun di Masa Pandemi”.

Apersepsi :

Mhs2 : Menjaga imunitas atau daya tahan tubuh merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar terhindar dari infeksi virus dan penyakit termasuk Covid-19. Adakah yg
tau apa itu imun ? Sistem imun adalah sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ
khusus yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.

Kurang lebih sudah 2 tahun kita menjalani hari-hari dengan menggunakan masker,
mengurangi mobilitas, dan berbagai hal yang membuat kita bosan dengan aktivitas-
aktivitas yang terbatas. Bahkan mungkin beberapa dari kita merupakan penyintas covid
baik secara sadar maupun tidak sadar. Lantas, bagaimanakah cara kita bisa
meningkatkan sistem imun di masa pandemi seperti sekarang ini ? Mari terus simak
videonya.

Scene 3
Penjelasan materi menggunakan ppt, meliputi :

a. Pengertian imunitas, sistem imun, respon imun


b. Manfaat/fungsi imun untuk kesehatan
c. Komponen imunitas tubuh
d. Patogen bagi tubuh manusia
e. Respon imun terhadap virus

Scene 4

Mhs3 : Naah...meningkatkan imunitas juga dapat dilakukan dengan memperhatikan


asupan nutrisi. Dia menjelaskan ada sejumlah nutrisi yang bisa memperbaiki kerja
makrofag atau sel yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Makanan yang
mengandung vitamin A, C, E, dan D bisa memperbaiki kerja sel imun dan kerja imun
alami.

<Visual = Menampilkan animasi/memperlihatkan apa saja makanan yg mengandung vit


A, C, E, D>

Selain memperhatikan asupan nutrisi mengelola stres juga penting dilakukan. Pasalnya,
stres  berpengaruh terhadap imunitas tubuh. Apabila seseorang stres maka tubuh akan
mengeluarkan hormon untuk meredakan stres. Namun, kondisi tersebut berefek
menurunkan kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak
mudah stres menghadapai situasi yang tidak menentu ini ditengah pandemi Covid-19. 

Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga juga tidak kalah penting untuk menjaga
imunitas. Olahraga sebaiknya dilakukan selama 30 menit minimal 3 kali dalam satu
minggu dengan intensitas sedang. Dengan berolahraga akan membantu memperbaiki
imunitas dan mempertahankan fisik.
<Visual = Menampilkan animasi/memperagakan olahraga apa saja yg bisa dilakukan
saat di rumah>

Penutup :
Mhs1 : Sistem kekebalan tubuh memang penting untuk selalu dijaga. Waspadalah bila
Anda mengalami tanda-tanda penurunan imunitas tubuh, misalnya sering demam,
gampang jatuh sakit, atau lebih lama sembuh ketika sedang sakit. Jika hal itu terjadi,
sebaiknya periksakan diri ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan bisa segera
ditangani.
Dengan memahami kondisi tubuh Anda sendiri dan menerapkan cara-cara
meningkatkan daya tahan tubuh seperti yang sudah dijelaskan di video tadi, kita bisa
terhindar dari berbagai serangan penyakit. Jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol
kesehatan di masa pandemi serta mendapatkan vaksinasi COVID-19.

“Terimakasih telah menyaksikan video kami, Wassalamualaikum wr.wb.”

[19/1 15.47] larasati: 10H.PENATALAKSANAAN1.Medisa. Demam tinggi, anoreksia


dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak
minum yaitu 1,5–2 liter dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat
antipiretik. Jika terjadi kejang diberikan antikonvulsan. Luminal diberikan dengan
dosis : anak umur < 12 bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih
dari 15 menit belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB.
Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus muntah,
tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi dan
hematokrit yang cenderung meningkat .b. Pasien mengalami syok segera dipasang
infus sebagai pengganti cairan hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang
diberikan biasanya RL, jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan
plasma atau plasma ekspander banyaknya 20 –30 mL/kg BB. Pada pasien dengan
renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi
sudah jelas teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan infus
dikurangi menjadi 10 mL/kg BB/jam (Ngastiyah 2005)c. Cairan (Rekomendasi WHO,
2007)1)KristaloidLarutan Ringer Laktat(RL) atau Dextrose5% dalam larutan Ringer
Laktat(D5/RL).Larutan Ringer Asetat(RA) atau Dextrose5% dalam larutan Ringer
Asetat(D5/RA).Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam
larutan Faali (d5/GF).2)KoloidDextran 40Plasm
[19/1 15.48] larasati: 112.Keperawatana. Derajat IPasien istirahat, observasi tanda-
tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan
minum 1,5 –2 liter dalam 24 jam dan kompres hangat.b. Derajat IISegera dipasang
infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang pada 2 tempat karena
dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka tetesan infus tetap tidak lancar
maka jika 2 tempat akan membantu memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk
memberikan plasma darah dan yang lain cairan biasa.c. Derajat III dan IV
Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan elektrolit (RL) dengan
cara diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam.Dibaringkan dengan posisi semi fowlerdan
diberikan O2.Pengawasan tanda –tanda vital dilakukan setiap 15 menit.Pemeriksaan
Ht, Hb dan Trombosit dilakukan secara periodik.Bila pasien muntah bercampur
darah perlu diukur untuk tindakan secepatnya baik obat –obatan maupun darah
yang diperlukan.Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan
gastrointestinalbiasanya dipasang NGT untuk membantu pengeluaran darah
dari lambung. NGT bisa dicabut apabila perdarahan telah berhenti. Jika
kesadaran telah membaik sudah boleh diberikan makanan cair.
[19/1 15.50] larasati: 7E.KOMPLIKASI DHFKomplikasi yang sering timbul adalah
DDS ( DengueSyok Sindrome) yang disebabkan oleh karena kebocoran dinding
pembuluh darah sehingga cairran atau serum elektrolit serta ke luar dari pembuluh
darah sampai menimbulkan hypovolemia syok1.Efusi
pleura2.Asikes3.Sepsis4.KematianF.PEMERIKSAAN PENUNJANG1.Daraha. Pada kasus
DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu menggunakan darah atau
disebut lab serial yang terdiri dari hemoglobin, PCV, dan trombosit. Pemeriksaan
menunjukkan adanya tropositopenia (100.000 / ml atau kurang) dan hemotoksit
sebanyak 20% ataulebih dibandingkan dengan nilai hematoksit pada masa
konvaselen.b. Hematokritmeningkat > 20 %, merupakan indikator akan timbulnya
renjatan. Kadar trombosit dan hematokrit dapat menjadi diagnosis pasti pada
DHF dengan dua kriteria tersebut ditambah terjadinya trombositopenia,
hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji serologi hemaglutnasi (Brasier dkk
2012).c. Leukosit menurun pada hari kedua atau ketigad. Hemoglobinmeningkat lebih
dari 20 %e. Protein rendahf. Natrium rendah (hiponatremi)g. SGOT/SGPT bisa
meningkath. Asidosis metabolici. Eritrosit dalam tinja hampir sering
ditemukan2.UrineKadar albumin urine positif (albuminuria) (Vasanwala, 2012)
Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi hiperseluler
pada
[19/1 15.50] larasati: 8hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10
sudah kembali normal untuk semua system.3.Foto ThoraxPada pemeriksaan foto
torax dapat ditemukan efusi pleura. Umumnya posisi lateral dekubitus kanan
(pasien tidur disisi kanan) lebih baik dalam mendeteksi cairan dibandingkan dengan
posisi berdiri apalagi berbaring.4.USGPemeriksaan USG biasanya lebih disukai dan
dijadikan pertimbangan karena tidak menggunakan sistem pengion (sinar X) dan dapat
diperiksa sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites dan cairan pleura
padapemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat menentukan diagnosa penyakit
yang mungkin muncul lebih berat misalnya dengan melihat ketebalan dinding
kandung empedu dan penebalan pancreas.5.Diagnosis Serologisa. Uji Hemaglutinasi
(Uji HI)Tes ini adalah goldstandart pada pemeriksaan serologis, sifatnya sensitif
namun tidak spesifik. Artinya tidak dapat menunjukkan tipe virus yang menginfeksi.
Antibodi HI bertahan dalam tubuh lama sekali (<48 tahun) sehingga uji ini baik
digunakan pada studi serologi epidemiologi. Untuk diagnosis pasien, kenaikan titer
konvalesen 4x lipat dari titer serum akut atau tinggi (>1280) baik pada serum akut
atau konvalesen dianggap sebagai pesumtif (+) atau diduga keras positif infeksi
dengueyang baru terjadi (Vasanwala dkk. 2012).b. Uji komplemen Fiksasi (uji
CF)Jarang digunakan secara rutin karena prosedur pemeriksaannya rumit dan
butuh tenaga berpengalaman. Antibodi komplemen fiksasi bertahan beberapa
tahun saja (sekitar 2-3 tahun).c. Uji Neutralisasi Uji ini paling sensitif dan spesifik untuk
virus dengue.Dan biasanya memakai cara Plaque Reduction Neutralization Test(PNRT)
(Vasanwala dkk. 2012)
[19/1 15.50] larasati: IgM Elisa (Mac Elisa, IgM captured ELISA)Banyak sekali dipakai,
uji ini dilakukan pada hari ke 4-5 infeksi virus dengue karena IgM sudah timbul
kemudian akan diikuti IgG. Bila IgM negatif maka uji harus diulang. Apabila sakit ke-6
IgM masih negatif maka dilaporkan sebagai negatif. IgM dapat bertahan dalam darah
sampai 2-3 bulan setelah adanya infeksi (Vasanwala dkk. 2012)e. Identifikasi VirusCara
diagnostik baru dengan reverse transcriptase polymerasechain reaction(RTPCR)
sifatnya sangat sensitif dan spesifik terhadap serotype tertentu, hasil cepat dan
dapat diulang dengan mudah. Cara ini dapat mendeteksi virus RNA dari specimen
yang berasal dari darah, jaringan tubuh manusia, dan nyamuk (Vasanwala dkk

Anda mungkin juga menyukai