Ta’dib yaitu proses menanamkan adab. Dalam Al-Quran dari tafsir Surah At-Tahrim ayat 6 disebutkan bahwa Ali Bin Abi Tholib menjelaskan, jagalah dirimu dari api neraka itu dengan 2 hal, yaitu: 1. Abdibuhum, jadikanlah keluargamu atau anak-anakmu orang-orang yang beradab. 2. Waallibuhum, jadikanlah mereka orang-orang yang berilmu.
Rasulullah SAW mengingatkan untuk beradab pada Allah dan kepada
Rasul, juga harus beradab kepada pewaris Rasul/Nabi yaitu Ulama, karena Rasulullah juga meninggalkan Ulama. Ketika seseorang tidak beradab pada Ulama, seseorang itu tidak akan beradab pada Al-Quran dan Sunnah. Para Ulama selalu menjadikan model adab dan ilmu sebagai proses pendidikan, dimana para ulama lebih mengutamakan adab daripada ilmu. Saat Konversi Pendidikan Islam pertama di kota Mekah, Prof. Alatas kemudian memberikan jawaban tentang akar masalah atau krisis umat islam ini dimana, yaitu hilang adab yang mengakibatkan kurangnya kedisiplinan pada manusia. Penyebab terjadinya karena adanya kekacauan ilmu sejak bangkitnya peradaban Barat, terutama sejak gagalnya pengepungan kota Viena yang ke dua pada abad ke 17. Salah satu dampak yang kemudian ditimbulkan kepada umat islam dan telah menjadi masalah krisis yaitu dampak dari pendidikan atau kekacauan ilmu. Dimana ilmu yang dikuasai oleh bangsa Barat sehingga di dunia Islam terjadi westernisasi yang luar biasa. Lembaga-lembaga pendidikan Barat sejak itu memimpin di negera Indonesia. Ketika masalah ini tidak segera di atasi, maka umat islam juga tidak akan pernah bangkit. Kemudian yang paling parah itu terjadi di level pendidikan tinggi dan termasuk kesalahan yang paling besar. Kemudian Prof. Alatas mengajukan pendapatnya dan konsep dengan cara mengembalikan adab dengan proses ta’dib yang mewakili istilah yang lain. Proses pendidikan harus menjadikan seseorang menjadi semakin adil. Nilai-nilai keadilan dan adab ditanamkan dalam diri seseorang. Prof. Alatas mengingatkan dan mengatakan bahwa masalah yang terpenting adalah pendidikan tinggi, karena pendidikan tinggi itulah yang melahirkan guru, dosen, pemimpin, bahkan orang tua. Bahkan pada saat ini saja pendidikan sudah diartikan salah, contoh kecilnya pendidikan hanya diartikan dengan sekolah. Kemuadian banyak anak bersekolah tapi tidak terdidik, kerena tidak adanya penanaman nilai-nilai keadilan, nilai adab, nilai akhlak, dan sebagainya. Dr. Adian Husain merumuskan prinsip pendidikan Islam dari konsep Prof. Alatas menjadi 3, yaitu: a. Tanamkan adab sebelum ilmu yang tinggi b. Utamakan ilmu yang fardu’a c. Pilihlah ilmu yang tepat sesuai dengan potensi dan tujuan umat
Adab dapat diartikan perilaku, kelakuan, pengakuan dan perbuatan yang
benar. Sedangkan akhlak ialah sikap dan kondisi jiwa yang kokoh atau kuat. Dari kondisi jiwa yang kokoh lahirlah perbuatan yang tidak dipikir dan dipertimbangkan dengan mudah. Dimana arti luas dari akhlak adalah sikap/kondisi jiwa yang kokoh (kuat) dan melahirkan perbuatan tanpa dipikir lagi (otomatis). Akhlak sendiri berkaitan dengan jiwa, jika seseorang akhlaknya baik maka harus di mulai dengan pembinaan jiwa. Akhlak ada 2, yaitu: Akhlatul Qarimah Dikatakan Akhlatul qarimah jika seseorang memiliki jiwa yang bersih, maka seseorang tersebut akan melahirkan perbuatan secara otomatis yang baik. Akhlatul Ma’mumah Kemudian ketika jiwa seseorang telah kotor, maka seseorang tersebut akan melakukan perbuatan yang jahat tanpa dipikir lagi (perbuatan yang buruk).