Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eka Febryanti

NIM : 90400119028
Kelas : Akuntansi A

TA’DIB, PENDIDIKAN BERBASIS ADAB


Ta’dib yaitu proses menanamkan adab. Dalam Al-Quran dari tafsir Surah
At-Tahrim ayat 6 disebutkan bahwa Ali Bin Abi Tholib menjelaskan, jagalah
dirimu dari api neraka itu dengan 2 hal, yaitu:
1. Abdibuhum, jadikanlah keluargamu atau anak-anakmu orang-orang yang
beradab.
2. Waallibuhum, jadikanlah mereka orang-orang yang berilmu.

Rasulullah SAW mengingatkan untuk beradab pada Allah dan kepada


Rasul, juga harus beradab kepada pewaris Rasul/Nabi yaitu Ulama, karena
Rasulullah juga meninggalkan Ulama. Ketika seseorang tidak beradab pada
Ulama, seseorang itu tidak akan beradab pada Al-Quran dan Sunnah. Para Ulama
selalu menjadikan model adab dan ilmu sebagai proses pendidikan, dimana para
ulama lebih mengutamakan adab daripada ilmu.
Saat Konversi Pendidikan Islam pertama di kota Mekah, Prof. Alatas
kemudian memberikan jawaban tentang akar masalah atau krisis umat islam ini
dimana, yaitu hilang adab yang mengakibatkan kurangnya kedisiplinan pada
manusia. Penyebab terjadinya karena adanya kekacauan ilmu sejak bangkitnya
peradaban Barat, terutama sejak gagalnya pengepungan kota Viena yang ke dua
pada abad ke 17.
Salah satu dampak yang kemudian ditimbulkan kepada umat islam dan
telah menjadi masalah krisis yaitu dampak dari pendidikan atau kekacauan ilmu.
Dimana ilmu yang dikuasai oleh bangsa Barat sehingga di dunia Islam terjadi
westernisasi yang luar biasa. Lembaga-lembaga pendidikan Barat sejak itu
memimpin di negera Indonesia. Ketika masalah ini tidak segera di atasi, maka
umat islam juga tidak akan pernah bangkit. Kemudian yang paling parah itu
terjadi di level pendidikan tinggi dan termasuk kesalahan yang paling besar.
Kemudian Prof. Alatas mengajukan pendapatnya dan konsep dengan cara
mengembalikan adab dengan proses ta’dib yang mewakili istilah yang lain.
Proses pendidikan harus menjadikan seseorang menjadi semakin adil.
Nilai-nilai keadilan dan adab ditanamkan dalam diri seseorang. Prof. Alatas
mengingatkan dan mengatakan bahwa masalah yang terpenting adalah pendidikan
tinggi, karena pendidikan tinggi itulah yang melahirkan guru, dosen, pemimpin,
bahkan orang tua.
Bahkan pada saat ini saja pendidikan sudah diartikan salah, contoh
kecilnya pendidikan hanya diartikan dengan sekolah. Kemuadian banyak anak
bersekolah tapi tidak terdidik, kerena tidak adanya penanaman nilai-nilai keadilan,
nilai adab, nilai akhlak, dan sebagainya.
Dr. Adian Husain merumuskan prinsip pendidikan Islam dari konsep Prof.
Alatas menjadi 3, yaitu:
a. Tanamkan adab sebelum ilmu yang tinggi
b. Utamakan ilmu yang fardu’a
c. Pilihlah ilmu yang tepat sesuai dengan potensi dan tujuan umat

Adab dapat diartikan perilaku, kelakuan, pengakuan dan perbuatan yang


benar. Sedangkan akhlak ialah sikap dan kondisi jiwa yang kokoh atau kuat. Dari
kondisi jiwa yang kokoh lahirlah perbuatan yang tidak dipikir dan
dipertimbangkan dengan mudah. Dimana arti luas dari akhlak adalah
sikap/kondisi jiwa yang kokoh (kuat) dan melahirkan perbuatan tanpa dipikir lagi
(otomatis). Akhlak sendiri berkaitan dengan jiwa, jika seseorang akhlaknya baik
maka harus di mulai dengan pembinaan jiwa. Akhlak ada 2, yaitu:
 Akhlatul Qarimah
Dikatakan Akhlatul qarimah jika seseorang memiliki jiwa yang bersih, maka
seseorang tersebut akan melahirkan perbuatan secara otomatis yang baik.
 Akhlatul Ma’mumah
Kemudian ketika jiwa seseorang telah kotor, maka seseorang tersebut akan
melakukan perbuatan yang jahat tanpa dipikir lagi (perbuatan yang buruk).

Anda mungkin juga menyukai