Selulitis
Selulitis
PENDAHULUAN
predisposisi pioderma adalah higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh,
dan telah ada penyakit lain di kulit. Salah satu bentuk pioderma adalah selulitis
dan subkutis. Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pembuluh vena maupun
pembuluh getah bening. Lebih dari 40% penderita selulitis memiliki penyakit
sistemik. Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predileksinya
kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut. Prevalensi
selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti. Sebuah studi tahun 2006
melaporkan insidensi selulitis di Utah, AS, sebesar 24,6 kasus per 1000 penduduk
per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki dan usia 45-64 tahun.
1
Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1
menjadi 48,1 kasus per 1000 populasi dari 1997-2005 dan pada tahun 2005
mencapai 14,2 juta kasus. Data rumah sakit di Inggris melaporkan kejadian
menduduki peringkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. Data rumah sakit di
Australia melaporkan insidensi selulitis sebanyak 11,5 per 10.000 populasi pada
kasus terbanyak terjadi pada laki-laki, usia dekade keempat hingga dekade kelima,
terjadi, dengan angka kejadian 2-3 kasus per 100 orang per tahun. Angka kejadian
pada pria dan wanita sebanding dan menyerang semua umur, walaupun selulitis di
bagian wajah lebih sering mengenai orang tua usia lebih dari 50 tahun dan anak-
Selulitis terjadi jika bakteri masuk ke dalam kulit melalui bagian kulit
yang terbuka. Walaupun selulitis dapat terjadi di kulit bagian manapun, lokasi
paling sering terjadi adalah di kaki, khususnya di daerah tulang kering dan
punggung kaki. Pada anak-anak usia di bawah 6 tahun selulitis sering terjadi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. Infeksi yang terjadi
menyebar ke dalam hingga ke lapisan dermis dan sub kutis. Infeksi ini biasanya
hemolitikus dan Staphylococcus aureus. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat
disebabkan oleh Haemophilus influenza, keadaan anak akan tampak sakit berat,
sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakterimia dan
eritema, teraba hangat, dan nyeri serta terjadi limfangitis dan sering bergejala
sistemik seperti demam dan peningkatan hitungan sel darah putih. Selulitis yang
grup A disebut erisepelas. Tidak ada perbedaan yang bersifat absolut antara
antibiotik. Infeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh tubuh
3
Gambar 1: Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and Soft-
2.2 Etiologi
group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. Selulitis pada orang dewasa
biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara kokus gram positif dan
gram negatif aerob maupun anaerob. Bakteri mencapai dermis melalui jalur
4
eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier
kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah (buku
5
Tabel 2: Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of Predisposition
to the Condition
2.3 Epidemiologi
Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di bawah 3 tahun
dan usia dekade keempat dan kelima. Insidensi pada laki-laki lebih besar daripada
meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis kelamin. Selulitis pada
orang dewasa adalah suatu kondisi medis yang secara umum menyerang sejumlah
besar pasien rawat inap dirumah sakit. Pada tahun 1985 di Inggris, infeksi kulit
dan jaringan subkutan menyerang 29.820 pasien dengan jumlah beds rata-rata per
hari 664 tempat tidur. Salah satu survei menyimpulkan bahwa penyakit tersebut
6
Akibatnya menjadi masalah kesehatan yang penting dengan implikasi sumber
menurunkan daya tahan tubuh terutama bila diseratai higiene yang jelek. Selulitis
umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang lain,
namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal terutama pada
pasien dengan kondisi edema limfatik, penyakit ginjal kronik atau hipostatik
bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak.
Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau
ulkus disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul
dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor
(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak
merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak
meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau
7
jaringan neurotik. Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan
leukositosis.
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. Gejala prodormal
gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala
akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat
Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada
rekurens.
Saat infeksi kulit tersebut terjadi di kulit muka, infeksi ini disebut dengan
8
betahemolitikus grup A, dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis
sinus kavernosum yang septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit
Selulitis orbita adalah infeksi yang menyerang mata dan jaringan kulit
struktur mata hingga terjadi peradangan diseluruh rongga mata. Infeksi tersebut
9
dapat menyerang semua umur, semua jenis kelamin dan harus segera di lakukan
menggerakkan bola mata, kemerahan dan nyeri pada area kulit sekitar mata dan
febris. Kondisi ini harus segera mendapatkan penatalaksanaan yang tepat, guna
Saat infeksi kulit tersebut terjadi di kulit kepala, infeksi ini disebut dengan
Selulitis kulit kepala. Infeksi tersebut biasanya menyerang anak-anak dan dewasa,
10
terutama pada penderita dengan penurunan daya tahan tubuh atau pada anak-anak
scabies kemudian berlanjut menjadi infeksi sekunder karena ada jalan masuk
11
2.6.4 Selulitis Pada Ekstremitas
Sellulitis sering terjadi di kulit tangan atau kaki, karena daerah tangan
dan kaki adalah daerah yang sering mengalami trauma, dan daerah kulit pada
12
13
2.7 Patogenesis
pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang
14
Gambar .Skema patogenesis
2.8 Diagnosis
klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai
septikemia. Dengan menyentuh daerah kulit yang terinfeksi, akan terasa lunak,
hangat, dan si penderita merasa nyeri, tampak ruam merah pada daerah kulit yang
terinfeksi. Untuk memastikannya kita periksa, apakah terdapat luka terbuka yang
15
memfasilitasi masuknya bakteri ke dalam pembuluh darah orang tersebut sehingga
leukositosis dan dengan hitung jenis bergeser ke kiri. Membuat kultur kuman dari
Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan
sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan
merah keunguan. Lesi kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang
genitalia
Makula eritematous : Eritema cerah
Tepi : Batas tidak tegas
Penonjolan : Tidak terlalu menonjol
Vesikel atau bula : Biasanya disertai dengan vesikel atau bula
Edema : Edema
Hangat : Tidak terlalu hangat
Fluktuasi : Fluktuasi
Tabel 3. Gejala dan tanda selulitis
juga bisa ditemukan pada toxin-mediated cellulitis. ESR dan C-reactive protein
16
(CRP) juga sering meningkat terutama penyakit yang membutuhkan perawatan
rumah sakit dalam waktu lama. Pada banyak kasus, pemeriksaan Gram dan kultur
panjang.
mikologis.
dengan Immunocompromised.
eritema migran (Lyme borreliosis), perivascular herpes zooster, acute Gout, Wells
17
cellulitis like erythema, cutaneous anthrax, pyoderma gangrenosum, sweet
selulitis dan erisipelas adalah : Selulitis batas lesi tidak jelas, sedangkan pada
enisipelas jelas. Juga pada selulitis terdapat infiltrat dijaringan subkutan. Sering
pada kasus tertentu sukar dibedakan antara selulitis dan erysipelas, sehingga
2.11 Pengobatan
IU IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500
mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada selulitis karena H. Influenza diberikan
Ampicilin untuk anak (3 bulan sampai 12 tahun) 100-200 mg/kg/d (150-300 mg),
penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi
gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/hari) tiap 6 jam selama 10 hari. Dapat
juga dapat diberikan dikloksasilin 500 mg/hari secara oral selama 7-10 hari.
18
pengompresan untuk mengurangi rasa sakit. Intervensi bedah (insisi dan drainase)
19
2.11 Pencegahan
20
Untuk mencegah terjadinya selulitis atau infeksi kulit lainnya, setiap ada
Tutupi luka dengan perban. Hal ini dapat menjaga kebersihan luka dan
2.12 Komplikasi
selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis
BAB III
21
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
superfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan
kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh balik (vena) maupun
pembuluh getah bening. Daerah predileksi yang sering terkena yaitu wajah, badan,
genitalia, dan ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Pada pemeriksaan klinis
selulitis: adanya makula erimatous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema,
infiltrat dan teraba panas. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
22
Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas
Herchline TE. 2011. Cellulitis. Wright State University, Ohio, United State of
America.
Physicians.
Minnesota. 82(7):817-21
23
Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew’s Disieases of the Skin, Clinical
1990- 27778
24