Anda di halaman 1dari 35

3

BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Taman Hewan Pematangsiantar (THPS) atau sebelumnya dikenal juga sebagai

Kebun Binatang Siantar dan Kebun Binatang Pematangsiantar, adalah kebun binatang

yang terletak di kota Pematangsiantar. Kebun binatang ini resmi dibuka untuk umum

pada tanggal 27 November 1936 dengan luas areal sekitar 4.5 hektare. THPS berlokasi

di Jalan Gunung Simanuk-Manuk Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatra Utara.

Sampai saat ini THPS masih mempertahankan statusnya sebagai kebun binatang yang

terlengkap dan terbaik di wilayah Sumatra Utara. Koleksi satwa dan popularitasnya

bahkan mengalahkan Kebun Binatang Medan dengan luas yang berpuluh kali lebih

besar daripada THPS dan merupakan kebun binatang terbesar di wilayah Sumatra Utara

yang terletak di ibu kota provinsi Sumatra Utara, Kota Medan. Meskipun dengan

berbagai keterbatasan seperti sempitnya ruang yang tersedia, kurangnya pendanaan serta

pemahaman untuk proyek peremajaan eksibisi hewan, namun melalui usaha perawatan

hewan yang cukup baik, THPS cukup berhasil dalam menjalankan peranannya sebagai

lembaga konservasi serta dapat digolongkan sebagai salah satu kebun binatang yang

terbaik di antara kebun binatang yang ada di Indonesia. Taman Hewan Pematangsiantar

mengantongi izin berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan dengan Nomor.

SK.84/Menhut-II/2007 yang dikeluarkan pada tanggal 15 Maret 2007. (Wikipedia,

2021)
4

Perhitungan pengunjung yang dilakukan oleh pihak Taman Hewan

Pematangsiantar saat ini masih menggunakan cara manual dengan cara merekap jumlah

pengunjung melalui data karcis masuk yang tercatat. Cara ini mempunyai permasalahan

dari segi akuntabilitas data pengunjung pada keadaan Real-Time. Hal ini menjadikan

pihak manajemen kesulitan dalam pengambilan keputusan dalam pembatasan

pengunjung misalnya, dikarenakan data untuk mengambil keputusan masih direkap

secara manual.

Penggunaan sistem mikrokontroler dengan arduino dapat menjadi solusi dalam

permasalahan penghitungan jumlah pengunjung Taman Hewan Siantar Zoo yang terjadi

selama ini. Dari uraian diatas maka peneliti memilih judul “RANCANG BANGUN

PENGHITUNG JUMLAH PENGUNJUNG TAMAN HEWAN SIANTAR ZOO

BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK”.

.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sistem penghitung objek
pengunjung pada Taman Hewan Siantar Zoo
2. Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam merancang sistem penghitung
pengunjung
3. Bagaimana pengujian yang dilakukan pada sistem penghitung pengunjung
4

.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Sistem mikrokontroler yang digunakan adalah arduino uno
2. Sensor yang digunakan menghitung kendaraan adalah sensor ultrasonik
3. Informasi perhitungan yang ditampilkan melalui LED arduino uno

.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem penghitung pengunjung
menggunakan sensor ultrasonik berbasis arduino.
2. Mengintegrasikan komponen-komponen yang digunakan dalam merancang
sistem penghitung pengunjung menggunakan sensor ultrasonik berbasis arduino.
3. Melakukan pengujian pada sistem penghitung pengunjung menggunakan sensor
ultrasonik berbasis arduino.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui pembuatan sistem penghitung pengunjung pada Taman
Hewan Siantar Zoo.
2. Untuk mengetahui cara kerja sensor ultrasonik serta pengaplikasiannya.
4

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan,

manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar yang akan mendukung

pembahasan masalah, Uraian tersebut menjelaskan tentang Mikrokontroler

arduino, serta beberapa komponen pendukung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum langkah-langkah dalam pelaksanaan

penelitian, gambaran umum tentang cara kerja arduino uno, gambaran umum

tentang cara kerja sensor ultrasonik, serta gambaran umum tentang rencana

pengujian penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai ujicoba dan analisa pengoperasian

dari sistem yang dibuat dan di kembangkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan

sistem penghitung kendaraan bermotor berbasis mikrokontroler arduino.


BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori tentang komponen-komponen utama yang mendasari

sistem “Prototype Jam Digital Led Matrix Berbasis Mikrokontroler Arduino”.

Komponen-komponen yang digunakan adalah Arduino Uno R3, LCD character 16x2,

Project Board, Kabel Jumper Male to Female, Sensor SRF04.

2.1 Arduino Uno R3

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,

diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

dalam berbagai bidang. Hardware arduino memiliki prosesor Atmel AVR dan software

arduino memiliki bahasa pemrograman C. Memori yang dimiliki oleh Arduino Uno

sebagai berikut : Flash Memory sebesar 32KB, SRAM sebesar 2KB, dan EEPROM

sebesar 1KB. Clock pada board Uno menggunakan XTAL dengan frekuensi 16 Mhz.

Dari segi daya, Arduino Uno membutuhkan tegangan aktif kisaran 5 volt, sehingga Uno

dapat diaktifkan melalui koneksi USB. Arduino Uno memiliki 28 kaki yang sering

digunakan. Untuk Digital I/O terdiri dari 14 kaki, kaki 0 sampai kaki 13, dengan 6 kaki

mampu memberikan output PWM (kaki 3,5,6,9,10,dan 11). Masing-masing dari 14 kaki

digital di Uno beroperasi dengan tegangan maksimum 5 volt dan dapat memberikan

atau menerima maksimum 40mA.

5
6

Untuk Analog Input terdiri dari 6 kaki, yaitu kaki A0 sampai kaki A5. Kaki Vin

merupakan tempat input tegangan kepada Uno saat menggunakan sumber daya

eksternal selain USB dan adaptor.

Gambar 2.1 Mikrokontroler Arduino Uno R3

Berikut spesifikasi dari Arduino Uno R3 :

- Mikrokontroler ATmega328
- Catu Daya 5V
- Teganan Input (rekomendasi) 7-12V
- Teganan Input (batasan) 6-20V
- Pin I/O Digital 14 (dengan 6 PWM output)
- Pin Input Analog 6
- Arus DC per Pin I/O 40 mA
- Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA
- Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh bootloader
- SRAM 2 KB (ATmega328)
- EEPROM 1 KB (ATmega328)
- Clock Speed 16 MHz
7

2.1.1 Mikrokontroler Atmega328

Mikrokontroler sering juga digunakan sebagai komponen pengendali pada suatu

peralatan karena memiliki kelengkapan yang diperlukan untuk bekerja dalam sistem

chip tunggal. Pada penelitian ini diguakan mikrokontroler Atmega328 karena

kompatibilitasnya dengan Arduino dan fiturnya cukup lengkap. ATMega328P adalah

mikrokontroller keluaran dari Atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce

Instruction Set Computer) dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada

arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroller ATMega328P

memiliki beberapa fitur yaitu, memiliki 130 macam instruksi yang hampir semuanya

dieksekusi dalam satu siklus clock, memiliki kecepatan eksekusi mencapai 16 MIPS

(Microprocessor without Interlocked Pipeline Stages) dengan clock 16 MHz, memiliki

Flash Memory 32 Kb, memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read

Only Memory) sebesar 1 Kb sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena

EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan, memiliki SRAM

(Static Random Access Memory) sebesar 2 Kb, memiliki 23 pin I/O digital.

[ CITATION KaM17 \l 1033 ]

Gambar 2.2 Pin Atmega328


8

Tabel 2.1 Deskripsi pin Atmega328

No Pin Nama Pin Keterangan


7 VCC Masukan catu daya
8,22 GND Ground
Masing-masing pin pada port B memiliki resistor
pull-up internal dan dapat digunakan sebagai 8 bit I/O
Port B
14,15,16,17, digital.
(PB0-
18,19,9,10 Ping PB6 dan pin PB7 terhubung dengan kristal 16
PB7)
MHz, tidak digunakan sebagai I/O. Pin PB1-pin PB3
dapat digunakan sebagai output PWM
Masing-masing pin pada port C memiliki resistor
Port C pull-up internal dan dapat digunakan sebagai 7 bit
23,24,25,26,
(PC0- I/O analog.
27,28,1
PC6) Pin PC6 digunakan sebagai input reset, tidak
digunakan sebagai I/O.
Masing-masing pin pada port D memiliki resistor
2,3,4,5,6,11, Port D pull-up internal dan dapat digunakan sebagai 8 bit
12,13 (PD0-PD7) I/O digital.
Pin PD3 dapat digunakan sebagai output PWM.
20 AVCC Sumber tegangan untuk Analog-Digital Converter.
Tegangan refrensi untuk Analog-Digital
21 AREF
Converter.

2.1.2 SPI (Serial Periperal Interface)

Serial Peripheral Interface (SPI) adalah salah satu protokol komunikasi serial

shyncronous yang di-develop oleh Motorola. Dalam koneksi SPI, device yang

terhubung satu sama lain akan bersifat Full Duplex, yaitu ada device yang bertindak

sebagai Master dan Slave [ CITATION ins15 \l 1033 ]. Pada SPI, perangkat dibagi

menjadi dua bagian yaitu master dan slave. Master dan slave terhubung dalam 4 jalur.
9

Setiap jalur ini mempunyai informasi dan membawa sinyal tertentu yang didefinisikan

oleh protocol dari bus SPI. Keempatnya adalah [ CITATION ins15 \l 1033 ] :

1. MOSI (Master Output Slave Input), ini adalah sinyal output dari master device

yang merupakan shift register dari master menuju input dari slave.

2. MISO (Master Input Slave Output), ini adalah input dari master device untuk

menerima data shift register dari slave device menuju master.

3. SCK atau SCLK (Serial Clock), ini adalah clock yang dihasilkan master yang

berguna menggandakan komuniaksi SPI dan untuk melakukan shifting terhadap

shift register dari kedua device.

4. SS (Slave Select), ini adalah pin yang digunakan untuk memilih slave mana yang

akan diajak berkomunikasi oleh master. (dengan asumsi lebih dari satu slave

device)

Gambar 2.3 SPI (Single Master Diagram Interface)

Setiap clock SPI yang melakukan transmisi full duplex akan mengalami [ CITATION

ins15 \l 1033 ]:
10

a. Master mengirimkan satu bit ke slave, lalu Slave device akan membacanya

dalam line yang sama.

b. Slave mengirimkan satu bit ke master, lalu master juga membacanya dalam line

yang sama.

2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan

kristal cair sebagai penampil utama.Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah:

- Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris. - Mempunyai 192 karakter tersimpan. - Terdapat

karakter generator terprogram. - Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit. -

Dilengkapi dengan back light. Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung ke pin

LCD RS, Enable, D4, D5, D6, dan D7, dilakukan dalam baris LiquidCrystal (2, 3, 4, 5,

6, 12 7), dimana lcd merupakan variable yang dipanggil setiap kali intruksi terkait LCD

akan digunakan. Definisi pin lcd 16x2 dapat dilihat ditabel 2.2 dan gambar 2.4 adalah

device LCD.
11

Gambar 2.4 LCD (Liquid Crystal Display) 16x2

Tabel 2.2 Deskripsi LCD 16x2

Pin Diskripsi
1 Ground
2 Vcc
3 Pengatur Kontras
4 Register Select
5 Read / Write LCD Register
6 Enable
7-14 Data I / O Pins
15 VCC + LED
16 Ground – LED

2.3 Sensor Ultrasonik (HC-SR04)

Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap

fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik arus

listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk

menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya,

pergerakan dan sebagainya. Secara garis besar sensor dibagi menjadi dua bagian, yaitu

sensor kimia dan sensor fisika.

Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara

mengubah besaran kimia menjadi besaran listrikdan biasanya inimelibatkan beberapa

reaksi kimia. Yang termasuk ke dalam sensor kimia yaitu sensor PH, sensor gas, sensor

ledakan, dan lain sebagainya.

Sensor fisika adalah alat yang mampu mendeteksi suatu besaran berdasarkan

hukum-hukum fisika. Ada bebeapa sensor fisika yang kita kenal seperti sensor suhu,

sensor jarak, sensor cahaya, sensor magnet, dan lain sebagainya.


12

2.3.1 Konfigurasi Sensor Ultrasonik (HC-SR04)

Konfigurasi pin dan tampilan sensor HC-SR04 diperlihatkan pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.5 Konfigurasi pin dan tampilan sensor ultrasonik HC-SR04

HC-SR04 memiliki 2 komponen utama sebagai penyusunnya yaitu ultrasonic

transmitter dan ultrasonic receiver. Fungsi dari ultrasonic transmitter adalah

memancarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 KHz kemudian ultrasonic

receiver menangkap hasil pantulan gelombang ultrasonik yang mengenai suatu objek.

Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari pemancar hingga sampai ke penerima

sebanding dengan 2 kali jarak antara sensor dan bidang pantul seperti yang

diperlihatkan pada gambar berikut:


13

Gambar 2.6 Prinsip kerja Sensor HC-SR04

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 adalah ketika

pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan gelombang

ultrasonik, pada saat yang sama sensor akan menghasilkan output TLL transisi naik

menandakan sensor mulai menghitung waktu pengukuran, setelah receiver menerima

pantulan yang dihasilkan oleh suatu objek maka pengukuran waktu akan dihentikan

dengan menghasilkan output TTL transisi turun. Jika waktu pengukuran adalah t dan

kecepatan suara adalah 340 m/s, maka jarak antara sensor dengan objek dihitung dengan

menggunakan persamaan 2.1 berikut

m
t x 340
s= s (2.1)
2

Dimana :

s = Jarak antara sensor dengan objek (m)

t = Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari trasmitter ke receiver (s)

Pemilihan HC-SR04 sebagai sensor jarak yang akan digunakan pada penelitian ini

karena memiliki fitur sebagai berikut; kinerja yang stabil, pengukuran jarak yang akurat

dengan ketelitian 0,3 cm, pengukuran maksimum dapat mencapai 4 meter dengan jarak

minimum 2 cm, ukuran yang ringkas dan dapat beroperasi pada level tegangan TTL.

Prinsip pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04 adalah sebagai berikut: awali

dengan memberikan pulsa Low (0) ketika modul mulai dioperasikan, kemudian berikan

pulsa High (1) pada trigger selama 10 µs sehingga modul mulai memancarkan 8

gelombang kotak dengan frekuensi 40 KHz, tunggu hingga transisi naik terjadi pada

output dan mulai perhitungan waktu hingga transisi turun terjadi, setelah itu gunakan
14

persamaan 2.7 untuk mengukur jarak antara sensor dengan objek. Timing diagram

diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 2.7 Timing diagram pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04

2.3.2 Fitur dan Spesifikasi Modul Sensor Ultrasonik (HC-SR04)

HC-SR04 merupakan sensor ultrasonik yang dapat digunakan untuk mengukur

jarak antara penghalang dan sensor. Sensor ini mampu mendeteksi jarak tanpa sentuhan

langsung dengan akurasi yang tinggi dan pembacaan yang stabil. Sensor ini sudah

tersedia modul trasmitter dan receiver gelombang ultrasonik. Berikut ini spesifikasi dari

sensor HC-SR04.

Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor HC-SR04

Power Supply +5V DC


Arus daya 15mA
Sudut efektif <15 ͦ
Pembacaan jarak 2cm – 400cm
Pengukuran Sudut 30 ͦ
15

Tabel 2.4 Spesifikasi pin pada Sensor HC-SR04

Nama Pin Keterangan


VCC Sumber tenaga (5V)
Trig Pemicu sinyal sonar dari sensor
Echo Penangkap sinyal sonar dari sensor
GND Ground

2.4 Project Board

Project Board / Breadboard merupakan sebuah board atau papan yang berfungsi

untuk merancang sebuah rangkaian elektronik sederhana. Project board tersebut

nantinya akan dilakukan prototype atau uji coba tanpa harus melakukan

solder[ CITATION Efe19 \l 1033 ].

Gambar 2.8 Project Board

Salah satu keuntungan menggunakan Project Board adalah komponen-komponen

yang dirakit tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Komponen tersebut juga masih

bisa dirangkai kembali untuk membentuk rangkaian yang lainnya.


16

2.4.1 Prinsip Kerja Project Board

Project Board merupakan sebuah papan yang tanpa disolder atau solderless, maka

bisa menggunakannya kembali setelah project yang sebelumya telah selesai di rancang [

CITATION Efe19 \l 1033 ].

Gambar 2.9 tampilan dalam Project Board

Setelah Anda mengamati gambar di atas, maka Anda akan tahu bahwasanya

breadboard memiliki prinsip kerja sebagai berikut [ CITATION Efe19 \l 1033 ]:

a. 2 pasang pada jalur bawah dan atas terkoneksi secara horizontal sampai menuju

ke bagian tengah pada project board. Biasanya, ia akan difungsikan sebagai

jalur dari tombol power maupun juga jalur sinyal.

b. 5 lubang yang terdapat di komponen bagian tengah digunakan sebagai lokasi

untuk melakukan perakitan komponen. Jalur kelima tersebut terkoneksi secara

vertikal sampai menuju ke bagian tengah pada project board.

c. Pembatasan pada bagian tengah project board biasanya akan difungsikan

sebagai tempat untuk menancapkan IC (Integrated Circuit) component.


17

2.5 Kabel Jumper Male to Female

Kabel jumper adalah kabel elektrik untuk menghubungkan antar komponen di

project board tanpa menggunakan solder. Kabel jumper umumnya memiliki connector

atau pin di masing-masing ujungnya. Connector untuk menusuk disebut male

connector, dan connector untuk ditusuk disebut female connector. kabel jumper dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Male to Male

Gambar 2.10 Kabel jumper male to male

b. Male to female

Gambar 2.11 Kabel jumper male to female

c. Female to female.
18

Gambar 2.12 kabel jumper female to female

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kabel jumper male to female pada

gambar 2.10 sebagai penghubung antar komponen dalam membuat prototype jam

digital.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui jumlah kendaraan beroda empat yang

lewat pada satu jalan protokol pada saat musim arus mudik dan arus balik lebaran dan

tahun baru. Alat yang dirancang pada penelitian ini menggunakan sensor ultrasonik.

Sinyal yang berupa pulsa-pulsa ini kemudian dicacah oleh mikrokontroler Atmega328

dan dikonversikan menjadi BCD. Data kendaraan roda empat yang telah diproses

prosesor kemudian ditampilkan pada modul LCD.

Pembuatan alat dimulai dengan membuat perancangan diagram blok dan sketsa

rangkaian untuk setiap blok dilengkapi dengan spesifikasi komponennya masing-

masing. Pada saat perancangan terlebih dahulu dipilih komponen yang sesuai dengan

perhitungan catu daya agar alat dapat bekerja dengan optimal.

3.2 Langkah-langkah Pembuatan Alat

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pembuatan alat dimulai dengan

langkah membuat diagram blok alat tersebut. Berikut ini merupakan gambar diagram

blok yang dimaksud.

19
20

Data Masuk
SENSOR ULTRASONIC HC- Data Keluar
SR04 Arduino UNO R3
Atmega328
Data Keluar

Daya Masuk

LCD CRYSTAL CATU DAYA 5V

Gambar 3.1 Diagram Blok

Keterangan diagram:

1. Board arduino UNO R3 menggunakan chip tunggal Atmega328 keluaran Atmel

yang memiliki arsitektur prosesor 8 bit.

2. Sensor ultrasonik mempunyai fungsi untuk merubah besaran suara gelombang

ultra menjadi besaran listrik dan sebaliknya, besaran listrik selanjutnya

dikonversi menjadi jarak.

3. Data jarak yang sudah dikonversi dikirimkan ke prosesor untuk dihitung dan

ditentukan data objeknya.

4. Catu daya 5 volt sebagai sumber tegangan utama yang digunakan bersama–sama

baik komponen internal maupun komponen eksternal.

5. LCD Crystal berfungsi menampilkan data hasil perhitungan jumlah kendaraan

bermotor roda empat yang berhasil diolah dan dihitung oleh chip prosesor.
21

Setelah dilakukan perancangan alat dengan mengambarkan diagram blok,

selanjutnya langkah pembuatan alat dilanjutkan dengan membuat diagram alur

pembuatan. Berikut ini merupakan gambar diagram alur pembuatan alat:

Mulai

Studi Pustaka

Persiapan perancanan
hardware

Integrasi rangkaian LCD Integrasi rangkaian Perakitan board


Crystal sensor ultrasonik arduino dan catu daya

Pengujian rangkaian Pengujian rangkaian Pengujian board


LCD Crystal sensor ultrasonik arduino dan catu daya

Menghubungkan masing-
masing port

Rancangan logika program

Pembuatan logika program


dengan bahasa C

Proses unggah kode program


ke board arduino

Pengujian alat

Penyusunan
laporan

Mulai

Gambar 3.2 Diagram Alur


22

3.3 Rangkaian Arduino Uno R3

Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan (development board)

mikrokontroler yang berbasis chip Atmega328p. Disebut juga sebagai papan

pengembangan karena board ini berfungsi sebagai arena prototyping sirkuit

mikrokontroller. Arduino uno memiliki 14 digital pin input/ output (atau bisa ditulis

I/O, dimana 14 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM antara lain pin 0

sampai 13), 6 pin input analog, menggunakan crystal 16 MHz antar lain pin A0 sampai

A5, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan tombol reset. Hal tersebut adalah semua

yang diperlukan untuk mendukung sebuah rangkaian mikrokontroler. Cukup dengan

menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau diberi power dengan adaptor

AC-DC atau baterai.

Gambar 3.3 Skematik Arduino Uno R3

Sumber :Novanto. 2016

Fitur-fitur board arduino uno adalah sebagai berikut :


23

1. pinout : menambahkan SDA dan SCL pin yang deket ke pin aref dan dua pin

baru lainnya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan I/O REF yang

memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang

disediakan dari board sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih

kompatibel dengan prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi

dengan 5V dan dengan Arduino karena beroperasi dengan 3,3V. Yang kedua

adalah pin yang tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan

pengembangannya.

2. Sirkuit reset

3. ATMega 16U2 ganti 8U yang digunakan sebagai konverter USB-to-serial.

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya

eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (non-USB) daya dapat

berupa baik AC-DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan cara

menghubungkan plug pusat – positif 2.1mm ke dalam board colokan listrik. Sedangkan

untuk baterai dapat dihubungkan kedalam header pin GND dan Vin dari konektor

Power.

Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 – 20 volt. Jika diberikan dengan

kurang dari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyeluplai kurang dari 5 volt dan board

mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator bisa panas dan

merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7V – 12V. Selain itu, beberapa pin

memiliki fungsi khusus :


24

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim

(TX) data TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip

ATMega8U2 USB-to-Serial TTL.

2. Eksternal Interupsi : 2 dan 3. Pin ini dapat dapat dikonfigurasi untuk memicu

interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai.

Lihat attchInterrupt() fungsi untuk rincian.

3. PWM : 3,5,6,9,10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan

analogWrite() fungsi.

4. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung

komunikasi SPI menggunakan library SPI.

5. LED : 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin adalah

nilai TINGGI. LED menyala, ketika pin adalah RENDAH, itu off.

Arduino Uno R3 memiliki 6 input analog diberi label A0 sampai A5, masing –

masing menyediakan 10-bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default

sistem mengukur dari ground sampai 5 volt, meskipun mungkin untuk mengubah ujung

atas rentang mengunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu,

beberapa pin memiliki fungsi khusus :

1. TWI : A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi TWI

2. AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan

analogReference()

3. RESET

Arduino Uno R3 memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan

komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 menyediakan UART


25

TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah

ATmega16U2 pada board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul sebagai

com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware ’16U2 menggunakan

USB driver standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang diperlukan. Namun, pada

Windows, file. Inf diperlukan. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang

memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke boardArduino. RX dan TX

di board LED akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan

koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).

Fungsi ini digunakan untuk melakukan komunikasi interface pada sistem. ATmega328

juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI.

Arduino Uno telah dilengkapi dengan auto reset yang dikendalikan oleh

software pada komputer yang terkoneksi. Salah satu jalur flow control (DRT) dari

Atemega 16U pada Arduino Uno R3 terhubung dengan jalur reset pada ATMega328

melalui sebuah kapasitor 100nF. Ketika jalur tersebut diberi nilai LOW, mikrokontroller

akan di reset. Dengan demikian proses upload akan jauh lebih mudah tanpa harus

menekan tombol reset pada saat yang tepat seperti bisanya.

3.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat

yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan

menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah

osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan

gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang
26

menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang

tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor

menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul

diterima.

Gambar 3.4 cara kerja sensor ultrasonik

Sumber :elangsakti.com. 2015

Cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut.

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan

dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz.


27

Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan

adalah 40kHz.

2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan

kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal

tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.

3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut

akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung

berdasarkan rumus :

S = 340.t/2

dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang

pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh

transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

Rangkaian sensor ultrasonik memiliki 3 jenis yaitu sebagai berikut :

1. Piezoelektrik

Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika

dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik

diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan

mekanis. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen

piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan

reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang

disesuiakan frekuensi kerja dari masing-masing transduser. Karena kelebihannya


28

inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor

ultrasonik.

2. Transmiter

Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang

ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan

dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat

sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat

sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal tergantung

dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah

sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik

sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar

frekuensi pada osilator.

Gambar 3.5 rangkaian dasar transmitter sensor ultrasonik

Sumber : elangsakti.com. 2015

3. Reciver
29

Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik,

yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari

transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang

langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik

memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan

listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan

menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.

Gamabar 3.6 Rangkaian dasar dari receiver sensor ultrasonik

Sumber : elangsakti.com. 2015

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi

sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa

digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini

memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd

untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo

untuk menangkap sinyal pantul dari benda.


30

Gambar 3.7 gambar sensor ultrasonik HC-SR04

Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan positif pada

pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik

dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin Echo. Untuk

mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka selisih waktu ketika

mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak benda tersebut.

Rumus untuk menghitungnya sudah saya sampaikan di atas.

Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor HC-SR04

Gambar 3.8 sistem pewaktu pada sensor HC-SR04

3.5 Rangkaian Mikrokontroler Atmega328

Sistem minimum mikrokontroler ini memiliki pendukung input/output yang

programmable dan RAM yang On-Chip. Sistem minimum ini dapat dibuat sangat
31

fleksibeltergantung aplikasi yang akan dibuat. Pada umumnya, suatu mikrokontroler

membutuhkan dua elemen (selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator

(XTAL), dan Rangkaian RESET, 2 elemen tersebut merupakan syarat utama

terbentuknya Sistem minimum ATmega328 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.9 Rangkaian Sistem Minimun ATmega328

Sumber :Mukslis. 2015

3.6 Rangkaian LCD 16X2

LCD yang digunakan adalah tipe LCD 16x2 yang berarti penampil karakter

dengan jumlah karakter sebanyak 16 pada tiap kolomnya dan terdiri dari 2 kolom.

Karena yang digunakan adalah mode 4 bit maka mengirim data menggunakan pin D4

sampai dengan pin D7, sedangkan pin D0 sampai dengan D3 tidak digunakan dan

dibiarkan terbuka. Untuk pin VEE pada LCD disambungkan langsung dengan ground

karena tanpa ditambahkan potensi hanya disambungka langsung dengan ground sudah

didapatkan contrast yang tepat. Pin GND pada LCD dihubungkan langsung dengan
32

ground, pin ini merupakan output katoda led lampu latar dari LCD. Rangkaian pin LCD

dengan pin mikrokontroler dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.10 Rangkaian LCD

Sumber : Mukslis. 2015

3.7 Rangkaian Alat

Perancangan alat secara keseluruhan dari rancang bangun penghitung jumlah

mobil otomatis menggunakan sensor ultrasonik berupa Arduino Uno R3,

mikrokontroler Atmega328, sensor ultrasonik,breadboard dan LCD 16x2 daapat dilihat

pada gambar dibawah ini.


33

Gambar 3.11 Rangkaian Alat

3.8 Prinsip Kerja

Pada dasarnya alat yang dibuat adalah alat untuk menghitung jumlah mobil

otomatisis menggunakan sensor ultrasonic. Ketika catu daya dihidupkan maka sensor

ultrasonik akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu

terget salah satunya yaitu kendaraan beroda empat. Ketika gelombang menyentuh

permuakaan pada ban mobil, maka maka target akan memantulkan kembali gelombang

tersebut. Gelombang pantulan dari ban mobil tersebut akan ditangkap oleh sensor,

kemudian sensor akan menghitung selisih antara waktu dan jarak pengiriman

gelombang dan waktu dan jarak gelombang pantul diterima.

Untuk menghitung jumlah mobil menggunakan sensor ultrasonik dibutuhkan

sebuah kriteria untuk menentukan kendaraan tersebut mobil yaitu dengan sensor

menembakkan gelombang ke ban kendaraan tersebut dan ke dalam kolong kendaraan

tersebut. Jika kolong mobil tersebut memiliki panjang 1,5 meter atau lebih maka sistem
34

akan mendeteksi kalau benda tersebut adalah mobil. Namun, apabila ada sebuah

kendaraan bermotor melewati sensor tersebut dengan perhitungan panjang antar ban

dibawah 1,5 meter maka sistem dapat mengenali objek tersebut selain mobil, dan tidak

masuk dalam perhitungan.

Gambar 3.12 perbedaan jarak kolong antar kendaraan

Dalam beberapa kasus, sebagai contoh dapat dilihat dari gambar 3.13, apabila

terdapat dua buah mobil yang sedang bersebelahan atau ingin mendahuli antar mobil,

maka sensor ultrasokik tersebut akan menembakkan gelombang ke arah kedua mobil

tersebut. Sistem pada alat ini akan menghitung mobil dari jarak dan waktu ketika mobil

tersebut melewati sensor.

Mobil 1 memiliki jarak dari sensor yaitu sebesar 30 cm dan jarak mobil ke 2

dengan sensor adalah 3 meter. Sensor akan menembakkan gelombang ultrasonik ke ban

pertama dari mobil 1 dengan jarak 30 cm, secara bersamaan sensor akan menembakkan

gelombang ultrasonik ke ban pertama dari mobil 2 dengan jarak yang berbeda yaitu 3 m

dan waktu yang berbeda. Saat melewati ban pertama dari mobil 1 sistem akan
35

menghitung jarak dari kolong mobil tersebut. Apabila kolong dari mobil tersebut sama

dengan atau lebih dari 1,5 meter dan menuju ke ban terakhir dari mobil 1 tersebut maka

sistem dapat mendefinisikan bahwa benda yang melewati sensor adalah mobil dan

mulai menghitung. Mobil 2 mulai dihitung setelah ban pertama dan kolongnya melewati

sensor. Jika jarak kolong mobil 2 adalah sama dengan atau lebih dari 1,5 meter maka

sistem akan mendefinisikanya sebagai sebuah mobil juga.

Gambar 3.13 Contoh kasus

Anda mungkin juga menyukai