PROPOSAL SKRIPSI
MAULIDYA RAHMAWATI
NIM.
A. Latar Belakang
masyarakat Indonesia dan dunia karena gizi yang baik meningkatkan standar
enam poin, yakni peningkatan ASI eksklusif, makanan pada ibu hamil serta
anak, menekan jumlah balita pendek, ibu hamil penderita anemia, kurang
energi, dan balita kurus. Perbaikan status gizi dimulai pada asupan di 1.000
hari pertama kelahiran. Untuk itu gizi bayi dalam kandungan dan pemberian
dari rahim ibu. Kondisi bayi yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit
membuat ibu harus selalu menjaga kebersihan dan memberikan asupan zat
gizi yang cukup. Pemberian asupan gizi yang terbaik pada bayi yaitu dengan
cara menyusui. Menurut Irianto dalam Lubis (2018) Air susu ibu (ASI)
merupakan pemberian makanan yang pas untuk diberikan pada bayi baru lahir
karena semua zat gizi yang terkandung dalam ASI sangat dibutuhkan untuk
cepat dan kritis, sehingga pemenuhan gizi yang optimal pada periode ini
sangat dibutuhkan oleh bayi. Keadaan seimbang antara asupan gizi dan
kebutuhan gizi bayi dapat dilihat dari status gizi bayinya. Status gizi yang
status gizi bayi buruk dapat membuat bayi mudah terserang penyakit, oleh
ASI kepada bayi pada akhirnya dapat menjadi salah satu penyebab
selama 6 bulan awal kehidupan bayi, bayi tidak perlu diberikan sumber nutrisi
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dilakukan sampai bayi berumur
enam bulan. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis”. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) juga didukung
wajib memberikan informasi dan edukasi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
kepada ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak
pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI (Air Susu Ibu)
Eksklusif selesai”. Penetapan ASI eksklusif selama 6 bulan ini tentunya telah
melalui berbagai uji dan penelitian sehingga diperoleh hasil bahwa pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi,
makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang
tidak akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim
Pemberian nutrisi yang tidak tepat pada bayi, akan berdampak pada
tahun 2013 dimana prevalensi gizi buruk anak secara nasional mencapai
angka 5,7%, sedangkan gizi kurang sebanyak 13,9%. Gizi buruk pada anak
kematian anak akibat gizi buruk berkaitan dengan penyakit infeksi yang
sering menyertai gizi buruk seperti infeksi pernapasan akut, diare, campak
menyatakan bahwa 54% kematian balita pada tahun 2002 disebabkan oleh
eksklusif pada bayi baru lahir masih banyaknya ibu nifas yang tidak
memberikan ASI kepada bayinya, sehingga ini juga bisa menjadi pencetus
terjadinya stunting. Dengan berbagai alasan dari ibu-ibu yang tidak
memberikan ASI atau karena alasan medis dan salah satunya dikarenakan
selama kehamilan terutama selama trimester ketiga, saat alveoli (sel yang
memproduksi ASI) dan milk duct (saluran yang membawa ASI ke putting)
payudara lebih tergantung pada jumlah pendukung dan lemak jaringan fibrosa
pada kelenjar susu. Wanita dengan payudara besar tidak selalu menghasilkan
ASI yang banyak, Karena ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan
payudara yang kecil hanya menghasilkan sedikit ASI (Julu et al., 2019).
digunakan sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak
adalah ASI yang banyak akan merembes keluar melalu putting, sebelum
disusukan, payudara terasa tegang, berat badan naik sesuai dengan usia, dapat
dilihat dari table 2.1 dibawah ini, jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan
tertidur/ tenang selama 3-4 jam, bayi lebih sering berkemih, sekitar 8 kali
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak
sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan
diartikan bahwa ASI-nya tidak cukup, atau ASI-nya tidak enak, tidak baik
puting” atau sering menangis, yang sering diinterprestasikan oleh ibu dan
keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya (Elis et al., 2021).
ibu berpengaruh sebesar 16,5 kali lipat terhadap perberian ASI Eksklusif. Ada
kali lipat terhadap perberian ASI Eksklusif (Solo & Novita, 2020).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
NURHAIDA.
NURHAIDA.
PMB NURHAIDA.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi
dan referensi.
b. Bagi Responden
c. Bagi Peneliti
lapangan.
Nama peneli
NO ti dan judul p
Metode penelitian dan hasil Perbedaan
enelitian penelitian
1. Status Breast
Jenis penelitian: deskriptif Tempat dan waktu: PMB
condition korelasi NURHAIDA Samarinda,
and Babies Rancangan penelitian: retr tahun 2022 (saat Pandemi
Health ospektif COVID-19).
Influence Teknik sampling:
Practice of purposive sampling
Exclusive Jumlah sampel: 275 respon
Breastfeedinden
g Tempat: Puskesmas Alak
Kota Kupang, NTT
Kistina Hasil: Ada hubungan kondi
Marieta si kesehatan bayi dengan pe
Baby Solo, mberian ASI Ekslusif (CI95
Regina %=15,45) yang berarti bah
Vidya Trias wa kesehatan bayi berpenga
Novita ruh sebesar 15,45 kali lipat
(2020) terhadap perberian ASI Eks
klusif.
2. Hubungan Metode Penelitian: regresi Variabel dependen: status
Kondisi linear sederhana kesehatan bayi yang
Fisik Hasil: Hasil dari penelitian dipengaruhi ASI.
Payudara Ibu ini bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Tempat dan waktu: PMB
Dengan (5,905) >𝑡0,05 (2,048), NURHAIDA Samarinda,
Produksi Asi artinya ada hubungan yang tahun 2022 (saat Pandemi
Pada Ibu signitif kan antara kondisi COVID-19).
Menyusui fisik payudara ibu dengan
Bayi Usia 3 produksi ASI.
Bulan
Kristina
Julu, Endang
Prasetyawat,
Prita
Muliarini
(2019)
Elis, A., Maryam, A., & Mustari, R. (2021). EDUKASI KESEHATAN PADA
KELOMPOK IBU NIFAS TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN PERAWATAN
PAYUDARA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING. 5(4), 1–8.
Julu, K., Prasetyawati, E., & Muliarini, P. (2019). HUBUNGAN KONDISI FISIK
PAYUDARA IBU DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI BAYI
USIA 3 BULAN. 1–9.
Solo, K. M. B., & Novita, R. V. T. (2020). Status Breast condition and Babies
Health Influence Practice of Exclusive Breastfeeding. 18.