Anda di halaman 1dari 11

Kisah “Merangkai berbagai Kisah di Tengah Wabah”

NS Santy Perawat ICU (pasien) : Dasni

Tn Bambang Suami Ny Santy : Pak Mawan

NS ISa /Perawat IGD 2 : Isa Ramdayani

Perawat Posko : Muthmainnah

Perawat Kamar Jenazah : Rifka Zulfiani L

CCM : Neni Veronika

perawat IGD 1 : Cita Setyo Dewi

Narator : Maria Dian (Narator)

Pandemi Covid-19 tak menyurutkan Wanita bernama Santy, berusia 40 tahun ini untuk
terus berjuang mengabdikan dirinya dalam mengemban tugas sebagai tenaga
kesehatan di garda terdepan sebagai perawwt ICU. Keluarganya mendukung penuh
terutama Tn Agus yang emnjadi suaminya sangat yakin istrinya mampu bekerja dengan
baik menolaong ornag banyak. Hingga suatu hari di ruang ICU NS Santy mengeluh
meriang dan flu kepada teman satu shiftnya,

Ns Santy : Bu, badanku rasnaya ndak enak 2-3 hari ini


Ns Isa : Coba stirahat dulu bu atau konsultasi saja ke tenda posko didepan supaya
segera diobati, bukan apanya… sekrang yang kita rawat ini bukan
penyakit biasa …siapa tau………….(ns isa bergidik)
NS Santy : Iya dah habis shift ini nanti kucoba periksa….. tapi rasanya takut aja kalo
beneran kejadian
NS ISa : Mikir positif Ners…… semoga bukan karena selama ini kan kita sudah
berusaha maksimal jaga diri
NS Santy : Iya Ners nanti saya konsultasi di depan, padahal perasaan baru minggu
kemarin kita swab negative semua
NS ISa : Iya, makanya itu ners, baiknya berjaga-jaga siapa tau nanti di kasih
vitamin atau apalah.. semangat pokoknya

Sesaat kemudian Setelah Shift, Ners Santy segera ke posko pemeriksaan untuk konsultasi
masalah kesehtannya. Di tenda pemeriksaan

Ns Santy : Permisi Ners


Perawat Posko : Iya ?... ada yang bisa di bantu?
Ns Santy : Begini Ners, saya perawat ICU di RS permata Hijau… mau konsultasi
kesehatan bagaimana yah
Perawat Posko : Oh.. iya kak …. Baik kak.. bisa disini kak…maaf saya periksa suhu tubuh
kaka dulu yah………38,9 C demam kak… sambal menunggu antrian
pemeriksaan ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan dulu, supaya
saya bisa tau harus mengarahkan kemana kak
NS Santy : Iya, ndak pa2 saya mau kok
Perawat Posko : Beginikak, perkenalkan saya NS Ina petugas bagian screening disini,
berhubungan dengan riwayat kakak yang bekerja di ruamh sakit dan
sebagai tenaga kesehatan apakah kakak pernah kontak dengan pasien
terguga atau dicurigai COVID19?
NS Santy : Iya Ners, saya merawat sudah sejak pandemik ini mulai sekitar 3-4 bulan
ini saya merawat pasien COVID 19
Perawat Posko : Kemudian ada tanda gejala seperti batuk, pilek sakit kepala dan demam
selama minggu terakhir ini kurang lebih 5-14 hari ini?
Ns Santy : Iya selama kkurang lebih 4 hari ini badan saya meriang, pilek bersin2 dan
sakit kepala kalua demam belum ners, tetapi saya merasa kedinginan
maklum dingin sekali di ICU
Perawat Posko : Baik kak, kemudian satu pertanyaan lagi kak. Kapan terakhir kali kaka tes
kesehtan?
NS Santy : Saya tes terakhir sekitar 10 hari yang lalu, alhamdulillah negative.. Cuma
karena meras batuk pilek dan meriang ini makanya saya ke sini periksa..
apakah perlu cek ulang ners?
Perawat Posko : Iya ners, kalua begitu saya berikan nomor antrian ini kak yah, nanti akan di
panggil sesuai urutannya dan bila merasa makin demam atau lemas
segera panggil kami.. karena maaf ners.. banyak antrian untuk
pemeriksaan lab dsb.. mohon bersabar sebentar
NS Santy : Iye tidak pa2

Selanjutnya NS Santy menunggu di tenda antrian yang terbuka bersama dengan pasien lainnya,
di sana NS santy makin merasa demam dan akhirnya pingsan. Petugas posko segera membawa
NS santy ke IGD dan menjelaskan kronologis kejadian bahwa ns santy merupakan perawat ICU
yang merawat pasien covi selam 3-4 bulan dan mengeluh batuk pilek 4 hari ini , pemeriksaan
awal di sreening ns santy demam dengan suhu 38,9 dan belum sempat dikaji ulang apakah
sudah minum obat atau belum.

Di IGD

Perawat IGD 1 : Bu..bu bangun bu,,….. bu.. bu bangun bu (sambal menepuk-nepuk NS


santy agar terbangun dari pingsannya)

Ners pasien ini dari depan kan? Tolong bantu periksa dulu saya siapkan
peralatn standrad
Perawat IGD 2 : Siap ners, saya pengkajian sekarang( kemudian ns cyta melakukan
pengkajian kepada ns Santy yang sednag pingsan beberapa saat
kemudian)
Perawat IGD 1 : Bagaimana ners hasilnya
Perawat IGD 2 : Pada riwayat yang sdh di screening di depan
Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas keluha ini
dirasakan kurang lebih 4 hari ini, telah kontak dengan pasien COVID
sleama 3-4 bulan, pemeriksaan swab terakhir menurut Tn Bambang
negative

TTV suhu 39,5C Nadi 94x/mnt TD 90/60 dan RR 33x /mnt

Pasien sesak, napas cuping dan belum sadarkan diri sejak masuk disini

Untuk keluhan lain belum saya lihat, yang dominan disini demam dan
sesaknya ners..
Perawt IGD 1 : Baik saya konsultasikan selnajutnya (tiba2 ns santy membuka mata)
NS Santy : Saya kenapa
Perawat IGD 1 : Kamu tadi pingsan karena demam tinggi, suhu badan kamu 39,5 dan
sepertinya juga flu berat.dan sesak, sudah berobat sebelumnya
Ns Santy : Belum tapi sempat tadi pas jam 9 minum parasetamol tapi sepertinya
demamnya cepat naik.. baru hari ini saya demam
Perawat IGD 1 Iya, sepertinya begitu bu, begini berdasarkan riwayat ibu kami akan
melakukan pemeriksaan tambahan dan pemasangan infus bila diperlukan
dikarenakan tekanan darah.. sementara itu apakah terasa sesak atau
bagaimana karena bila terasa sesak kami akan bantu pasangkan slang
oksigen supaya sesak berkurang dan memposisiskan setengan duduk.
Bagaimana?
NS Snaty Iya sus saya masih sesak, mungkin efek demam dan pike ini makin terasa..
saya bersedia kok yang penting tahu apa masalah sakit saya sebenarnya
Pwerawat IGD MOhon maaf bu, saya perawat cyta, apakah boleh saya minta kontak wali
2 atau anggota keluarganya untuk diberi penjelasan mengenai kondisinya?
Untuk kemudahan prosedur selanjutnya karena akan dilakukan
pengambilan darah dan mengurs admin serta lainnya
NS Santy Sementara saya hubungi dulu ners, karena masih kerja suami.. boleh saya
ttd sendiri? Nanti suami menyusul
Perawat IGD 2 Baik bisa ners (kemudian ns cyta menunjukkan formulir genarl concnt dan
melengkapi data2

(selanjutnya pasien dikonsultasikan dnegan dr jaga dan dilaporkan ke dokter paru karena
dicurigai COVID 19… setelah beberpaa lama ns Santy dipindahkan ke ruang isolasi tekanan
negative di lantai 2) NS santy di rawat di ruang perawatan isolasi selama kurang lebih 5 hari dan
semakin lama kondisinya menurun mulai dengan sesak napas yang maikn parah, pneumonia
dan di tambah lagi dengan sempat apneu beberpaa kali sehingga di pindahkan di ICU untuk bisa
mendapatkan perawatan lebih intensif….ns snaty beberapa kali hilang kesadaran, demam naik
turun dan tak kunjung membaik hingga perawat ICU memanggil keluarga pasien untuk di
berikan pengarahan

Di ruang konsultasi

CCM : “Selamat siang pak bu”


TN Bambang : ” Selamat siang sus”
CCM : “Perkenalkan saya perawat Neny, Apa benar ini dengan Tn
Bambang?”
Tn Bambang : “ Iya sus benar dengan saya sendiri”
CCM : “Boleh saya bicara hal penting?”
Tn Bambang : “Boleh sus, silahkan”
CCM : “ bapak ingin disini atau di rungan sana pak?”
Tn Bambang : “disini saja sus, saya lebih nyaman berbicara sambil duduk
menunggui istri saya”
CCM : “Baik, kalu begitu pak”
Tn Bambang : “ silahkan sus”
CCM : “Bagaimana kabar ibu hari ini?”
Tn Bambang : “masih sama sus, masih sering demam dan sesak napas.. sekrang
untuk makanpun harus pakai selang”
CCM : “iya pak kami mengerti kondisi ibu, Begini pak saya di sini ingin
menyampaikan informasi terkait dengan penyakit yang ibu
derita, sebelumnya apa bapak ingin ditemani oleh salah satu
anggota keluarga?”

Tn Bambang : “ tidak sus, saya sendiri saja”


( Suami NS Santy, Tn Bambang duduk di sisi tempat tidur yang lain berhadapan
dengan perawat )
CCM : “sebelumnya saya ingin bertanya apa yang bapak ketahui tetang
kondisi Ibu Tina saat ini?”

Tn Bambang : “ Yang saya tau istri saya terkena COVID suster, karena sempat
merawat pasien selama kerja kemarin.... dan pertamanya mulai
batuk pilek dan makin lama kain bertambah dan semingguan ini
demamnya tidak turun turun dan bertambah sering ndak
bernapas... malah sekrang pakai alat macam2 begini”
CCM : “ Dengan gejala-gejala yang ada, menurut Bapak penyakit apa
yang mungkin terjadi?”
Tn Bambang : “Saya kurang tau sus, yang pasti saya sangat cemas dengan
kondisinya saat ini”
CCM : “Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah
ibu dan bapak ingin mengetahui lebih lanjut?”
Tn Bambang : “Saya ingin tau bagaimana kondisi istri saya”
Perawat : “Baiklah bapak, maafkan saya harus menyampaikan mengenai
hal ini, saya khawatir berita ini tidak baik, berdasarkan
pemeriksaan lab kemarin Ibu menderita COVID 19 disertai
komplikasi lain termasuk pernapasan dan seperti bapak ketahui
ibu terpasang lat bantu bernapas.. yang kami sebut ventilator,
beliau tidak bisa bernaps sendiri dengan baik karena virus ini
sudah masuk ke dalam paru2 ibu.. dan untuk pengobatan kami
sudah usahakan seemaksimal mungkin tetapi seperti bapak tau
masih dalam penelitian.... tetapi pak jangan berkecil hati kami
akan terus berusaha supaya ibu tidak kesakitan
(Seketika Tn Bambang menangis perawatpun diam sejenak untuk memberi jeda pada
Tn Bambang untuk meluapkan perasaannya)

CCM : “Luapkan saja perasaan bapak tentang apa yang baru saya
sampaikan”

(Tn Bambang masih menangis tanpa berbicara)


CCM : “Ini coba di minum terlebih dulu suapaya lebih tenang” (sambil
memberi

minuman yang ada di meja)


Tn Bambang : “Terima kasih sus” (sambil melihat ke istrinya)
CCM : “Saya dapat merasakan bahwa ini merupakan situasi yang sulit
bagi bapak dan ibu tapi ini merupakan kenyataan yang harus bapak ketahui, supaya
kita bisa segera merencanakan apa tindakan yang harus dilakukan
selanjutnya” (perawat sambil menyodorkan tissu pada Tn Bambang )

TN Bambang : “ Saya ingin yang terbaik untuk istri saya sus”


CCM : “ Iya pak, kami akan membantu dengan semaksimal mungkin”
Tn Bambang : “ Apa yang harus kami lakukan sus?”
CCM : “Sebenarnya untuk terapi COVID 19 ini sifatnya membantu
menurunkan gejala namun sayangnya sampai saat ini terapi ini
tidak dapat menyembuhkan secara sempurna. Tapi masih ada
tata laksana yang bisa kami lakukan untuk membuat kualitas
hidup istri bapak lebih baik, misalnya mengurangi gejala,
kontrol nyeri atau terapi komplementer seperti doa2 atau musik
yang bisa meneangkan ibu selama sakit”
Tn Bambang : “Saya sedih sus, saya takut jika umurny sudah tidak panjang
lagi”
CCM : “Saya faham bagaimana perasaan Bapak, tapi Bapak tidak boleh
sedih dan putus asa seperti itu, banyak keluarga yang
mendukung, harus tetap semangat dan yakin bahwa kondisi ibu
akan membaik, urusan maut kita serahkan saja pada Tuhan, kita
hanya bisa berusaha yang terbaik dan sambil tetap ber encana
untuk kemungkinan terburuk” ( sambil memegang pundak
tangan NS Santy)
TN Bambang : “ Saya siap menjalani pengobatan selanjutnya guna kondisi yang
lebih baik sus, tapi begini sus.. saya sebenarnya kasihan dengan istri..
selam disini banyak sekali alat dipasangkan.. dia sebnarnya kan juga
perawat tau mana yang baik buat dirinya.. tetapi karena kondisinya
makin parah sepertinya saya perlu mengajak teman kajian istri saya
supaya dia lebih tenag karena kamin kesini makin sakit bukannya
sembuh.. tapi yang penting saya sudah berusaha karena bagaimana ada
Alloh yang menentukan”
CCM : “Alhamdulillah bagus sekali pak....Baik, apa itu artinya
bapak setuju untuk mengikuti pengobatan tahap selanjutnya
bila diperlukan?”
Tn Bambang : “Iya sus, setuju”
CCM : “ Baik bapak ibu cukup sampai di sini pembicaraan kita pada hari
ini, selanjutnya dokter yang akan menyampaikan apa saja pengobatan yang akan ibu
lakukan”
TN Bambang : “ Iya sus terimakasih banyak”
CCM : “ Sama-sama pak bu saya permisi dulu” ( sambil berjabat tangan dan tersenyum
)
Tetapi hal yang tidak diinginkan terjadi NS Santy menghembuskan nafas esok harinya, Udstazah
yang dipersiapkan tersebut menuntun NS Santy menuju akhir hayatnya dengan damai. Perawat
jaga melaporkan kematian pasien kepada dokter jaga untuk validasi dan kemudian dokter
menjelaskan kepada keluarga waktu kematian pasien. Keluarga menerima dnegan lapang dada
karena sebelumnya sudah diberikan konseling. Selanjutnyaperawat melepaskan seluruh
peralatan penunjang kehidupan ners santy menutup matanya dan setelah 2 jam perawat
mengantar jenazah ke kamar jenazah untuk dilakukan perawatan jenazah Staff dari rumah sakit
membantu pihak keluarga mengurus prosedur untuk mengurus prosedur formal, seperti
mendapatkan sertifikat kematian.
Di kamar jenazah

Perawat Kamar Jenazah : “Selamat siang pak, perkenalkan saya perawat Rifka.. saya
yang akan mengurus perawtan jenazah Ny Santy apakah Bapak
suami atau wali nya”
TN Bambang : ” Selamat siang, iya sus”
Perawat Kamar Jenazah : “sebelumnya saya mohon maaf pak, sehubungan kondis
penyakit yang dialami ibu.. untuk prosesi memandikan harus dari kami pihak rumah
sakit, dikarenakan penyakit yang diderita ibu bisa mudah menular lewat udara maupun
sntuhan tangan.. serta menghindari hal yang tidak diinginkan”
Tn Bambang : “kenapa begitu sus”
Perawat Kamar Jenazah : “ begini pak ini dilakukan untuk mencegah makin banyk
ornag tertular vid=rus COVID 19 seperti yang sduah saya jelaskan sebelumnya bahwa
bisa menular lewat udara dan sentuhan (dipegang)”
Tn Bambang : “tapi bolehkah saya yang mensholatkan istri saya sus...
saya .......... saya lebih nyaman kalau saya sendiri yang melakukan, mensholati istri
saya”
Perawat Kamar Jenazah : “Baik, kalu begitu pak... kalau begitu akan saya siapkan
peralatannya apa saja yang harus bapak gunakan selama sholat dan hal2 apa saja yang
tidak boelh bapak lakukan demi keselamatan dan kesehatan kita bersamas”
Tn Bambang : “terima kasih, silahkan sus”
Perawat Kamar Jenazah: saya jelaskan bagaimana proses saya memandikan
almarhumah terlebih dahulusaya akan melakukan langkah-langkah

 Menggunakan pakaian pelindung, sarung tangan, hingga masker. Semua


komponen pakaian pelindung harus disimpan terpisah dari pakaian biasa.
 Tidak makan, minum, merokok, ataupun menyentuh wajah selama berada di
ruang penyimpanan jenazah, autopsi, dan area untuk melihat jenazah.
 Selama memandikan jenazah, tidak berkontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh jenazah.
 Jenazah kemudian ditutup dengan kain kafan/bahan dari plastik (tidak dapat
tembus air). Jenazah yang sudah dikafani dan dibungkus plastik kemudian
disemprot cairan klorin sebagai disinfektan. Dapat juga jenazah ditutup dengan
bahan kayu atau bahan lain yang tidak mudah tercemar dan sebelumnya sudah
disinfeksi. Jenazah beragama Islam posisinya di dalam peti dimiringkan ke
kanan. Dengan demikian ketika dikuburkan jenazah menghadap ke arah kiblat.
 Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi, kecuali dalam keadaan
mendesak seperti untuk kepentingan autopsi dan hanya dapat dilakukan oleh
petugas.
 Jenazah disemayamkan tidak lebih dari empat jam.
 Petugas selalu cuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan alkohol. Luka
di tubuh petugas (jika ada), harus ditutup dengan plester atau perban tahan air.
 Sebisa mungkin menghindari risiko terluka akibat benda tajam.
 Semua petugas kesehatan yang telah mengurus proses pemulasaran hingga
jenazah masuk peti dan pihak keluarga yang menyaksikan prosesi tersebut
diwajibkan menjalani proses sterilisasi dengan disemprotkan cairan disinfektan
ke bagian pakaian yang dikenakan serta selalu mencuci tangan. 

Selain itu karena jenazah beragama Islam, dilakukan prosesi salat jenazah dengan
ketentuan berikut ini:

 Untuk pelaksanaan salat jenazah, dilakukan di rumah sakit ini. Jika tidak, salat
jenazah bisa dilakukan di masjid yang sudah dilakukan proses pemeriksaan
sanitasi secara menyeluruh dan melakukan disinfektasi setelah salat jenazah.
 Salat jenazah dilakukan sesegera mungkin dengan mempertimbangkan waktu
yang telah ditentukan yaitu tidak lebih dari empat jam.
 Salat jenazah dapat dilaksanakan sekalipun oleh satu orang yaitu bapak

Apakah bisa dimengerti penjelasn saya pak?

TN Bambang : Baik saya mengerti sus

Petugas Kamar jenazah : Baiklah kalua begitu mari kita mulai


Setelah itu ns RIfka melakukan prosesi memandika jenazahs esuai protap yang
sebelumnya sudah dijelaskan menutp jenazah dan menyipkan kepada 1 ornag yang
mensholati jenazah.. kemudian jenazah di antar oleh ambulan jenazah di lokasi
perkuburan yang sudah ditentukan tanpa membuka kantong jenazah (plastiknya)

Anda mungkin juga menyukai