responden (jika ada). Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa;
frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), dispersi (deviasi standar dan
varian) dan koefisien antar variabel penelitian. Ukuran yang digunakan tersebut
tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian.
PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara
struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktural
digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis
PLS merupakan alat yang andal untuk menguji model prediksi karena PLS
tidak mendasarkan pada berbagai asumsi, dapat digunakan untuk memprediksi
model dengan landasan teori yang lemah, dapat digunakan pada data yang
ukuran sampel kecil, dan dapat digunakan untuk konstruk formatif dan reflektif.
nilai perusahaan.
2. Penelitian ini menggunakan variabel laten yang diukur melalui rasio. PLS
konsep/konstruk/faktor.
3. SEM berbasis variance dengan metode PLS merupakan salah satu teknik
statistik.
4. PLS merupakan metode yang power full yang tidak didasarkan pada banyak
asumsi.
(PLS) dalam penelitian ini, ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Asumsi pada
PLS hanya berkait dengan permodelan persamaan struktural, dan terkait dengan
pengujian hipotesis, yaitu hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah
Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner
model:
Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan
diukur dengan:
1. Convergent validity
pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika skor yang
diperoleh dari dua instrument yang berbeda
yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas
2015:195).
2. Discriminant validity
variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel
lainnya maka dikatakan valid. Metode lain dengan membandingkan nilai square
root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar
konstruk lainnya dalam model, jika square root of average variance extracted
(AVE) konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka
3. Uji reliabilitas
Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk mengukur
konsistensi internal alat ukur. Reliabiltas menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat
ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam
PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu cronbach’s alpha dan composite
reliability.
reliabilitas suatu konstruk. Namun composite reliability dinilai lebih baik dalam
mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk. Rule of thumb nilai alpha atau
composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat
diterima.
menggunakan R2
values tiap path untuk menguji signifikansi antarkonstruk dalam model struktural.
terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R maka semakin baik model
mengubah kekuatan atau bahkan arah hubungan dua variabel lain dalam model.
Terjadi ketika variabel pemoderasi diukur dengan skala metrik (interval atau
rasio), biasanya dilakukan pada efek interaksi antara variabel laten prediktor
dan pemoderasi.