Anda di halaman 1dari 7

A.

KERJASAMA BILATERAL

1. Pengertian Kerjasama Bilateral


Menurut Kusumohamidjoyo hubungan bilateral diartikan suatu bentuk kerjasama
diantara kedua negara baik yang berdekatan secara geografis ataupun yang jauh
diseberang lautan dengan sasaran utama untuk menciptakan perdamaian dengan
memperhatikan kesamaan politik, kebudayaan, dan struktur ekonomi. Jadi, dalam
kerjasama bilateral antara dua negara letak geografisnya yang saling berjauhan tidak
lagi menjadi hambatan yang cukup berarti. Perkembangan yang menakjubkan telah
memungkinkan semua itu. Semakin tingginya saling ketergantungan antara negara satu
dengan yang lain telah menjadikan letak geografis yang berjauhan tidak lagi menjadi
penghalang yang berarti. Hubungan antar dua negara bisa dilakukan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia seperti; bidang ekonomi, politik, militer dan kebudayaan.
Hubungan akan terjalin sesuai dengan tujuan-tujuan spesifik serta bidang-bidang khusus
yang dijadikan tolak ukur bagi suatu negara dalam melakukan hubungan dengan negara
lain. Dalam hubungan tersebut sangat ditentukan oleh hasil interaksi kedua negara
dalam berbagai bidang.
Dilaksanakannya kerjasama bilateral antar dua negara dirasakan akan sangat
penting artinya, oleh karena suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya
tanpa kerjasama dengan negara lain. Pemanfaatan modal dasar berupa SDA (Sumber
Daya Alam) dalam pencapaian tujuan dan kepentingan nasional itu mutlak dilakukan,
namun keterbatasan akibat perbedaan letak geografis, keadaan iklim dan luas wilayah
negara tidak dapat dihindari. Inilah yang disebut sebagai “endowment factor” yang lebih
merupakan anugerah Tuhan terhadap negara tersebut. Suatu negara dalam interaksinya
dengan negara lain akan mengacu pada kemampuan dan kekurangan yang dimilikinya.
Terdapat negara yang kaya akan sumber daya alam namun tidak memiliki kemampuan
untuk mengolahnya, sementara di pihak lain ada negara yang miskin akan sumber daya
alam namun memiliki kemampuan teknologi untuk mengolahnya, dengan adanya
perbedaan tersebut maka kemungkinan untuk berinteraksi dalam kerangka kerjasama
sangat besar dimana hasil kerjasama tersebut akan membawa dampak yang luas bagi
kehidupan bangsa negara itu. Pola interaksi timbal balik antara dua negara dalam
hubungan internasional di definisikan dengan hubungan bilateral.
Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam ilmu hubungan internasional,
mempunyai makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta mengandung sejumlah
pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional itu sendiri. Dalam
kamus politik internasional, hubungan bilateral secara sederhana dijelaskan sebagai
keadaan yang menggambarkan adanya hubungan saling mempengaruhi atau terjadi
hubungan timbal balik antara dua pihak (dua negara). Batasan seperti ini mengandung
maksud bahwa hubungan bilateral merupakan hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi antara dua negara. Terdapat beberapa bidang yang meliputi hubungan
bilateral ini, dimana yang paling umum adalah bidang perdagangan, pendidikan dan
sosial budaya, politik bahkan pertahanan keamanan. Istilah bilateral atau hubungan
bilateral adalah untuk mengasumsikan hubungan yang terjadi antara dua negara yang
baik berdekatan maupun berjauhan secara geografis seperti yang dikemukakan oleh
Kusumohamidjojo tentang hubungan bilateral sebagai berikut :
Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara negara-negara, baik yang
berdekatan secara geografis ataupun yang jauh di seberang lautan, dengan sasaran
untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik, kebudayaan
dan struktur ekonomi. Terselanggaranya hubungan bilateral juga tidak terlepas dari
tercapainya beberapa kesepahaman antara dua negara yang melakukan hubungan
yang mana mereka mengabdi pada kepentingan nasionalnya dalam usaha untuk
menyelenggarakan politik luar negerinya masing-masing.
Dengan tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari
kepentingan nasional yang dirumuskan oleh elit suatu bangsa. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Plano dan Olton bahwa :
Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara didunia ini pada dasarnya tidak
terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional
merupakan unsur yang sangat vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa dan
negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, dan kesejahteraan
ekonomi. (Plano, 1990,7).

2. Contoh Kerjasama Bilateral


a) Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang.
b) Kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Korea Selatan.
c) Kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Cina.
d) Kerja sama bidang pertanian antara Indonesia dan Thailand.
e) Kerja sama Indonesia dengan Arab Saudi terkait ibadah haji.
B. KERJASAMA MULTILATERAL

A. Pengertian Kerjasama Multerateral


Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan beberapa negara.
Contoh kerja sama ini antara lain Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perjanjian Multilateral
sering disebut sebagai law making treaties karena hanya mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan umum dan bersifat “terbuka”. Perjanjian multilateral tidak saja
mengatur kepentingan Negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga
kepentingan Negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral
tersebut. Jadi, Perjanjian Multilateral adalah perjanjian yang diadakan oleh lebih dari
dua Negara dan sering disebut sebagai law making treaties karena mengatur hal-hal
yang menyangkut kepentingan umum.

B. Jenis Kerjasama Multerateral

1. Kerja Sama Bidang Ekonomi


Kerja sama bidang ekonomi adalah bentuk kerja sama yang menitikberatkan
pada kepentingan ekonomi negara-negara yang melakukan kerja sama. Kerja sama
ekonomi ini di antaranya:
a. APEC (Asia Pasifi k Economis Corporation), yaitu kerja sama ekonomi yang
dilakukan negara-negara di kawasan Asia dan Pasifi k.
b. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), yaitu kerja sama ekonomi yang dilakukan oleh
negara-negara di kawasan Eropa.
c. Kerja sama bidang sosial.
2. Kerja Sama Bidang Sosial
Adalah bentuk kerja sama antara negara yang dilakukan dalam bidang sosial.
Kerja sama sosial ini di antaranya:
a.WHO (World Health Organization), yaitu kerja sama antara negara anggota PBB
dalam bidang kesehatan.
b.UNICEF (United Nations Children and Education Fund), yaitu kerja sama antara
anggotaanggota PBB dalam menangani permasalahan anak-anak.
c. ILO (Internasional Labour Organization), yaitu organsasi internasional yang bergerak
dalam bidang perburuhan.
3. Kerja sama bidang pertahanan atau politik
Kerja sama bidang pertahanan atau politik adalah kerja sama yang dilakukan
dalam bidang pertahanan atau politik. Bentuk kerja sama ini di antaranya :
a. SEATO (South East Asia Treaty Organization), yaitu pakta militer yang bertujuan
untuk membendung komunisme di kawasan Asia Tenggara.
b. ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), adalah pakta militer yang
bertujuan untuk membendung arus komunisme di kawasan Australia, Selandia Baru,
dan Amerika Serikat.
c. NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta pertahanan militer yang
bertujuan untuk membendung arus komunisme di kawasan Atlantik Utara.
d. CENTO (Central Treaty Organication), adalah pakta militer yang bertujuan untuk
membendung komunisme di Timur Tengah. Pakta militer ini dikenal juga dengan
sebutan yang terkenal dengan Pakta Baghdad.
e. Pakta Warsawa, yaitu pakta militer yang dibentuk oleh Uni Soviet untuk
membendumg pengaruh Amerika di Eropa Timur.

C. Hubungan Multilateral Indonesia

1. Organisasi Konferensi Islam (OKI)


Organisasi Konperensi Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah
negara Islam mengadakan Konperensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22-25 September
1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam,
penghormatan pada Piagam PBB dan hak azasi manusia. Pembentukan OKI antara lain
ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota,
mengkoordinasikan kerjasama antara negara anggota, mendukung perdamaian dan
keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu
perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. OKI saat ini
beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim di kawasan Asia
dan Afrika.

2. G-15
Pada KTT ke-9 Gerakan Non Blok (GNB) di Beograd bulan September 1989, 15
negara berkembang menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Kelompok Tingkat
Tinggi untuk Konsultasi dan Kerjasama Selatan-Selatan (Summit Level Consultative
Group on World Economic Crisis and Development/SLCG) yang kemudian lebih
dikenal dengan nama G-15. G-15 bertujuan sebagai wadah kerjasama ekonomi dan
pembangunan negara-negara berkembang yang terdiri dari Aljazair, Argentina, Brazil,
Chile, Kolombia, India, Indonesia, Iran, Jamaika, Kenya, Malaysia, Mesir, Meksiko,
Nigeria, Peru, Senegal, Sri Lanka, Venezuela dan Zimbabwe. G-15 diharapkan dapat
mendayagunakan potensi kerjasama diantara negara berkembang.

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan di San Francisco, Amerika Serikat
pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II. Namun, Sidang Majelis
Umum yang pertama baru diselenggarakan pada 10 Januari 1946 di Church House,
London yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 51 negara. Saat ini terdapat 192 negara
yang menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam PBB menyatakan
independensinya masing-masing. Sejak didirikan pada tahun 1945, negara-negara
anggota PBB berkomitmen penuh untuk memelihara perdamaian dan keamanan
internasional, mengembangkan hubungan persahabatan antar negara, mempromosikan
pembangunan sosial, peningkatan standar kehidupan yang layak, dan Hak Azasi
Manusia.

4. Kelompok 77 dan China


Kelompok 77 dibentuk pada tanggal 15 Juni 1964 melalui pengesahan Joint
Declaration dari 77 anggota negara berkembang pada saat berlangsungnya sidang Sesi
Pertama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) di Jenewa.
Sampai saat ini, Kelompok 77 dan China telah beranggotakan 133 negara.
Kelompok 77 dan China merupakan forum yang memiliki tujuan utama untuk
mendorong kerjasama internasional di bidang pembangunan. Pada perkembangannya
Kegiatan Kelompok 77 dan China ditujukan tidak saja untuk memberikan dorongan dan
arah baru bagi pelaksanaan kerjasama Utara-Selatan di berbagai bidang pembangunan
internasional, akan tetapi juga dimaksudkan untuk memperluas kerjasama dalam
memantapkan hubungan yang saling menguntungkan dan saling mengisi antara sesama
negara berkembang melalui Kerjasama Selatan-Selatan.
5. WOC
Jakarta Negara-negara di kawasan Asia Pasifik sepakat untuk menyelamatkan
terumbu karang di wilayah tersebut. Mekanismenya lewat kerjasama multilateral yang
ditandatangani saat World Ocean Conference (WOC). Kerjasama multilateral yang
disepakati di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim (UNLCC) di Bali tersebut antara
lain mencakup penentuan bentang laut untuk perbaikan terumbu karang dan persoalan
pendanaan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai