Anda di halaman 1dari 5

F.5.

Usaha Kesehatan Masyarakat


Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Puskesmas Sapuran, Wonosobo
Juni 2016 – September 2016

Penyuluhan Diabetes Melitus Pada Anggota PWRI Desa Wonoroto Kec


Watumalang Wonosobo
dr. Nova Dwi Yuristianty

Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang


ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal.
Menurut data stastistik tahun 1995 dari WHO terdapat 135 juta penderita
Diabetes Mellitus di seluruh dunia dan diprediksi jumlah penderita
Diabetes Mellitus lebih dari 220 juta penderita di tahun 2010 dan lebih
dari 300 juta di tahun 2025. Saat ini penyakit Diabetes Melitus banyak
dijumpai di penduduk Indonesia. Bahkan WHO menyebutkan, jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia menduduki ranking empat
setelah India, China, dan Amerika Serikat.. Rata-rata 50% dari jumlah
pasien diabetes di indonesia baru menyadari mereka menderita sakit
gula setelah memeriksakan ke dokter. Selain itu, hanya 30% saja pasien
diabetes yang berobat. Sekitar 2,5 juta jiwa atau 1,3 persen dari 210 juta
penduduk Indonesia setiap tahun meninggal dunia karena komplikasi
sakit kencing manis (Diabetes Mellitus).
terdapat klasifikasi Diabetes Melitus . Diantaranya Klasifikasi
etiologis DM menurut American Diabetes Association 2010 (ADA
2010), dibagi dalam 4 jenis yaitu:
a. Diabetes Melitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus/IDDM DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta
pankreas karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau
tidak sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-
peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali.
Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.

b. Diabetes Melitus Tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes


Mellitus/NIDDM Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia
tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan
karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap
kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi
insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga
sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya
glukosa. Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya
asimtomatik. Adanya resistensi yang terjadi perlahan-lahan akan
mengakibatkan sensitivitas reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe
ini sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi.
c. Diabetes Melitus Tipe Lain DM tipe ini terjadi karena etiologi
lain, misalnya pada defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain,
iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan kelainan genetik lain.
Penyebab terjadinya DM tipe lain dapat dilihat pada tabel 1.
d. Diabetes Melitus Gestasional DM tipe ini terjadi selama masa
kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa
kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga. DM gestasional
berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM
gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM yang
menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.
Diagnosis DM biasanya diikuti dengan adanya gejala poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya. Diagonosis DM dapat dipastikan apabila hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl dan hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl.
Pada penatalaksanaan diabetes mellitus, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan
diet (3J Jumlah Jenis Jadwal ) dan olah raga. Apabila dalam langkah
pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasi
dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat.
Di Jawa tengah kab Wonosobo kecamatan Watumalang
Khususnya belum ada data pasti berapa presentasi jumlah yang
mengidap penyakit Diabetes Melitus . akan tetapi kesadaran masyarakat
akan kesehatan dan pengetahuan kesehatan masih kurang terutama pada
penyakit degenaraif seperti Diabetes Melitus.
Permasalahan Secara umum ada beberapa permasalahan yang ditemui berkaitan
dengan TB paru, yaitu:
1. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah mengenai
pentingnya pengobatan Diabetes Melitus.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang Diabetes
Melitus.
3. Pentingnya peran serta petugas kesehatan dalam mendeteksi pasien
baru penderita Diabetes Melitus.
Perencanaan Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi bagi lansia
dan Pemilihan mengenai pengertian Diabetes Melitus yang meliputi pengertian, gejala,
Intervensi cara mendeteksi Diabetes Melitus, cara penegakan diagnosa,
pencegahan pengobatan dan cara pengaturan jadwal makan.
terdapat banyak metode pemberian informasi , diantaranya
penyuluhan pembagian leaflet diskusi edukasi konseling maupun dengan
teknik door to door.
Ditilik dari efektivitas masing-masing metode dipilih metode
penyuluhan Lansia. Pemberian leaflet dinilai tidak efektif, karena hanya
akan dibaca sekali dan selanjutnya dibuang. Diskusi berkelompok dinilai
terlalu menyulitkan, begitu pula dengan teknik door-to-door.
Berikut adalah ringkasan rencana pelaksanaan penyuluhan Diabetes
Melitus :
Hari / tanggal : kamis , 11 Agustus 2016
Lokasi : Gedung PWRI Desa Wonoroto kec
Watumalang Wonosobo
Rencana pemilihan intervensi :
Intervensi akan dilakukan dengan cara penyuluhan Diabetes
Melitus kepada Anggota PWRI
Pelaksanaan Penyuluhan dengan materi Diabetes Melitus dilaksanakan pada
tanggal 11 Agustus 2016 di gedung PWRI Desa Wonoroto Kecamatan
watumalang dan dihadiri oleh seluruh anggota PWRI se Kecamatan
Watumalang. Penyuluhan Diabetes Melitus berlangsung pada jam 09.00
WIB – 12.00 WIB yang dibagi dalam beberapa sesi. Sambutan oleh
Kepala PWRI dan pemberian materi yang meliputi pengertian, gejala,
cara mendeteksi Diabetes Melitus, cara penegakan diagnosa,
pencegahan pengobatan dan cara pengaturan jadwal makan.
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi selanjutnya dilakukan dengan sesi tanaya
Evaluasi jawab. Dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta dapat
diketahui bahwa mereka menaruh perhatian yang baik mengenai topic
yang diberikan dan diskusi dapat berjalan dua arah. monitoring dan
evaluasi selanjutnya memotvasi peserta agar melakukan pengecekan
kadar gula di Puskesmas Watumalang kemudian jika peserta positif
terdiagnosis maka dilakukan pengobatan Diabetes Melitus .
Komentar /saran pendamping :

Wonosobo, 30 Agustus 2016


Peserta Pendamping

dr. Nova Dwi Yuristianty dr. Dewanti Retnaningtyas

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta : dr. Nova Dwi Yuristianty Tanda tangan:


Nama Pendamping : Verina Tanda tangan:
Nama Wahana : Puskesmas Watumalang, Wonosobo
Tema Penyuluhan : Diabetes Melitus
Tujuan Penyuluhan : Meningkatkan pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus dan
pengaturan Jadwal makan Pada Diabetes Melitus
Hari, Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2016
Waktu : Pukul 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Gedung PWRI Kec Watumalang Wonosobo
Jumlah Peserta : 40orang

Anda mungkin juga menyukai