Oleh :
NIM. 20220417010007
PPG DALJAB
TAHUN 2020
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemampuan memahami isi bacaan bagi peserta didik sangat perlu ditingkatkan.
Keterampilam membaca anak-anak Indonesia berada pada posisi nomor 4 paling bawah di
dunia. Hal ini juga dialami oleh peserta didik di sekolah tempat saya bertugas yaitu di kelas
XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kuta Utara pada tahun pelajaran 2019/2020 dalam membaca Teks
Bacaan Bahasa Jepang tergolong belum optimal. Ketuntasan klasikal yang dicapai 55%. Dari
36 peserta didik yang mendapat nilai memenuhi KKM ( Kreteria Ketuntasan Minimal/ 75)
sebanyak 20 orang, sedangkan lagi 16 orang (45%) belum meemenuhi KKM.
Dalam membaca wacana bahasa Jepang dimulai dengan pengenalan kosa kata,
melatih membuat kalimat, menentukan pola kalimat. Struktur kalimat, selanjutnya memahami
isi bacaan. Dengan hasil yang dicapai seperti tersebut , saya mencoba mengubah metode
pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbasis Literasi Digital. Hal ini saya lakukan dengan alasan bahwa seperti yang kita ketahui
peserta didik memiliki keberagaman dalam belajarnya. Memberikan kebebasan atau kreasi
bagi peserta didik menjadikan pembelajaran lebih hidup dan lebih bermakna . Peserta didik
akan selalu mencoba dengan penuh semangat sesuai dngan potensinya sampailah mereka
pada akhirnya menemukan sendiri. Hasil belajar dengan menemukan konsep dan hubungan
antar konsep secara mandiri oleh peserta didik mampu memberikan dampak posiif yaitu
kurun waktu melekatnya pemahaman konsep tesebut lebih lama daripada hasil belajar yang
ditumpahkan atau ditransfer langsung oleh guru.
2. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuri Terbimbing berbasis Literasi Digital dapat
meningkatkan pemahaman teks bacaan Bahasa Jepang bagi Peserta Didik Kelas XII IPA 1
semester Pertama SMA Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2020-2021?
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk
mengetahui Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Inkuri Terbimbing berbasis
Literasi Digital dapat meningkatkan pemahaman teks bacaan Bahasa Jepang bagi Peserta
Didik Kelas XII IPA 1 semester Pertama SMA Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2020-
2021.
4 Manfaat Penelitian
b. Bagi Guru :
1) Dapat melayani atau menemani peserta didik lebih demokratis, tidak kaku
2) Dapat berkreativitas dan berinovasi dalam pembelajaran
3) Menambah kebanggaan diri karena bisa saja tempat bertanya bagi teman guru untuk
menulis atau membuat PTK
4) Hasil pembelajaran meningkat
c. Bagi Lembaga/sekolah
1 Pengertian Belajar
Menurut Winkel belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman. Definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Cronbach
berpendapat bahwa proses belajar yang paling efektif adalah belajar melalui pengalaman.
Menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.
Menurut Spears, belajar adalah mengamati, membaca, untuk mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti arahan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari semua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya,
belajar adalah perubahan dari diri seseorang melalui pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan , karena ada usaha berlatih, mencoba dan menemukan sendiri. Dengan demikian
sangat cocoklah dalam penelitian ini saya mencoba mempraktikkan metode inkuiry berbasis
literasi digital karena inkury memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berusaha
mencoba, mengamati, meneliti, sehingga menemukan sendiri proses dan hasil belajarnya
2 Hasil Belajar
Titik final dari kegiatan belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.Telah
disampaikan dalam pengertian belajar di atas bahwa perubahan perilaku peserta didik
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor setelah melakukan usaha untuk mendapatkan
pengalaman dengan berinteraksi dengan lingkungan. Dalam pembelajaran , hasil belajar
bukan berguna hanya untuk peserta didik, akan tetapi juga bermanfaat bagi pendidik. Oleh
karena itu, dalam melakukan pembelajaran pendidik dan peserta didik saling bekerja sama
sehingga terjadi interaksi saling memahami untuk tercapainya tujuan bersama yaitu
mendapatkan prestasi optimal. Di bawah ini akan saya sampaikan beberapa pengertian dan
manfaat hasil belajar.
Menurut Djamarah Dan Zain “2006” Hasil belajar ialah apa yang diperoleh siswa setelah
dilakukan aktifitas belajar.Sedangkan Menurut Hamalik “2008”Hasil belajar ialah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi
tahu.Sudjana “2010”Menyatakan hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.Menurut Nana Sudjana “2009:
3”Mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dalam penelitian tindakan kelas ini yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah perubahan perilaku, kepemilikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan setelah melakukan kegiatan belajar.
Secara normatif sangat masuk akal kalau siapa saja melakukan usaha tentu ingin
mengetahui hasil usahanya, Begitu juga dalam melaksanakan pembelajaran. Pendidik dan
peserta didik harus tahu hasil belajarnya untuk menentukan tindak lanjut berikutnya, sebagai
kepuasan bathin serta sebagai alat introspeksi diri. Banyak pendapat tentang fungsi dan
manfaat hasil belajar.
Menurut Suryabrata “2001” beberapa manfaat hasil belajar dapat dirangkum sebagai
berikut:
1).ManfaatbagiPesertaDidik
a. merasa mempunyai pegangan, pedoman dan hidup dalam kepastian.
ManfaatbagiPendidik
a. sebagai pedoman dalam menjalankan usaha-usaha lebih lanjut.
c. membantu guru dalam menilai kesiapan anak didik, mengetahui status anak dalam
kelasnya, membantu guru menentukan siswa dalam pembentukan kelompok, membantu guru
dalam memperbaiki metode mengajarnya memberikan materi pelajaran tambahan.
d.Merupakan inti laporan kemajuan belajar siswa terhadap orang tua peserta didik.
4 Membaca
1) Pengertian Membaca
Membaca sebagai salah satu aspek keterampilam bahasa sangat perlu lebih mendapat
perhatian. Nurhadi (1995: 340) menyatakan bahwa secara umum orang menyatakan
membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis atau membaca adalah menangkap
makna dari rangkaian huruf tertentu. Aminuddin (2010: 15) mengemukakan bahwa membaca
disebut sebagai kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih
dahulu melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran maupun
tanda penulisan lainnya. Martha 2005: 30).
Berdasarkan pendapat yang dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa membaca adalah
suatu tindakan membangun makna saat bertransaksi dengan teks. Membaca bila dilihat
berdasarkan keterampilan pembacanya diklasifikasikan menjadi membaca pemahaman,
membaca ekstensif, dan membaca cepat. Dalam memahami suatu bacaan yang paling tepat
adalah menggunakan membaca dalam hati (H.G. Tarigan, 1985: 10 ) Berdasarkan pendapat-
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan yang bertujuan siswa dapat
mengetahui dan memahami isi keseluruhan bahan bacaan yang dibacanya.
2) Tujuan Membaca
Samsu Somadayo (2011: 11) menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah
memperoleh pemahaman. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha
memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh. Seseorang dikatakan memahami bacaan secara
baik apabila memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Kemampuan menangkap arti kata dan
ungkapan yang digunakan penulis. b. Kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat. c.
Kemampuan membuat simpulan. Semua aspek-aspek kemampuan membaca tersebut dapat
dimiliki oleh seorang pembaca yang telah memiliki tingkat kemampuan membaca tinggi.
Namun, tingkat pemahamannya tentu saja terbatas. Artinya, mereka belum dapat menangkap
maksud persis sama dengan yang dimaksud penulis. Nuthall (Samsu Somadayo, 2011: 11)
menyatakan bahwa tujuan membaca merupakan bagian dari proses membaca pemahaman,
pembaca memperoleh pesan atau makna dari teks yang dibaca, pesan atau makna tersebut
dapat berupa informasi, pengetahuan, dan bahkan ungkapan pesan senang atau sedih.
Brown (Samsu Somadayo, 2011: 16) menyatakan bahwa prinsip utama pembaca
yang baik ialah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca. Mereka
mempunyai tujuan yang jelas serta memonitor tujuan membaca mereka dari teks bacaan yang
mereka baca. Pembaca yang baik menggunakan strategi pemahaman untuk mempermudah
membangun makna. Strategi ini mencakup tinjauan, membangun pertanyaan sendiri,
membuat hubungan, memvisualisasikan, mengetahui bagaimana kata-kata membentuk
makna, memonitor, meringkas, dan mengevaluasi.
Pemahaman
Pengertian
Pengertian
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang artinya pertanyaan atau
pemeriksaan, penyelidikan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah metode
pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan
siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan
masalah.
Dengan metode inquiri peserta didik belajar dengan inisiatif sendiri, secara individu
atau kelompok kecil. Peran utama guru dalam penerapan inquiri adalah sebagai moderator
(Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39).
Metode inquiri berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah.
Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha
mengembangkan kreativitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri.
Metode mengajar inquiri akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta
mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004 : 154).
Penerapan metode inquiri dalam proses belajar mengajar menuntut keaktivan siswa
dalam belajar individu, maupun kelompok. Beberapa kelebihan menggunakan metode
Inkuiri yaitu siswa sangat aktif belajar, melatih berpikir ilmiah karena siswa menggali
pertanyaan, mencari jawaban dan menyimpulkan sendiri, siswa dapat belajar secara
demokratis. Sedangkan kekurangan metode inkuiri yaitu memerlukan kecerdasan anak tinggi.
Kreativitas seorang guru dalam memilih metode pembelajaran sangatlah penting karena tidak
ada sat
Berdasarkan rumusan pendapat di atas dalam Penelitian Tindakan Kelas ini saya
mencoba menerapkan metode inkuiri karena sangat relevan dalam hal membantu peserta
didik agar berhasil belajar maksimal dengan menghargai kreativitas menurut potensi yang
ada padanya.
6 Literasi Digital,
Di abad 21 ini, keterampilan literasi adalah kebutuhan mendesak yang perlu dimiliki
oleh siapa pun untuk dapat bersaing secara global.Pengertian literasi bukan sekadar hanya
membaca seperti halnya yang menjadi pemahaman sebagian besar orang. Hal ini disebabkan
karena kemampuan baca negara kita selalu berada pada tingkat bawah di dunia. Dengan cepat
orang mengatakan bahwa leterasi kita kurang.
Literasi, dikutip dari Guru Digital, secara umum diketahui sebagai seperangkat kemampuan
dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari delapan elemen esensial tersebut memungkinkan pengguna media digital untuk hal
positif atau mungkin juga untuk hal yang negatif. Itulah menjadi tantangan dunia pendidikan
untuk membentuk karakter peserta didik agar menggunakan mnedia digital secara baik,dan
bertanggung jawab. Dengan demikian pemanfaatan literasi digital dalam penelitian ini sangat
tepat.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Setting Penelitian
b. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas XII IPA 1 .SMA Negeri 1 Kuta utara
karena peneliti bertugas di kelas itu sebagai pengampu bahasa Jepang . Kemampuan
membaca Kelas ini perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan.
2. Subjek Penelitian
Yang dijadikan subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah semua peserta
didik di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kuta Utara pada semester I dengan jumlah peserta
didik sebanyak 36 orang
3. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah semua hasil tes siswa dalam
memahami bacaan.
b. Alat Pengumpul Data adalah Butir soal tes sebanyak 20 butir soal
5 Analisis Data.
Data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dianalisis dengan Analisis Deskripti komparatif
yaitu membandingkan nilai tes antar siklus.
6. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Kreteria Ketuntasan Minimal di
Kelas yaitu 75.bagi tiap orang
7. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan disain penelitian tindakan (action
research) yang dirancang melalui 2 (dua) siklus dengan prosedur: (1) perencanaan
(planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi
(reflecsion) dalam tiap-tiap siklus.
SIKLUS I SIKLUS II
Keterangan:
P = Perencanaan O = Observasi
T = Tindakan R = Refleksi
8. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan Siklus I
Penelitian tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019, siklus I
dilaksanakan mulai bulan ........ sampai dengan bulan ..., dan Siklus II mulai bulan
....s.d. ..........
a. Planning/Perencanaan
Seperti telah disampaikan di atas, berdasarkan data awal bahwa hasil belajar peserta
didik baru mencapai ketuntasan 55% artinya belum mencapai ketuntasn klasikal 85%, maka
direncanakan mengubah metode pembelajaran dalam pembelajaran Membaca yaitu dengan
menerapkan metode inkuiri berbasis literasi digital. Ada pun yang dilaksanakan dalam
perencanaan tindakan adalah:
1. Berdiskusi dengan teman sejawat pengampu Mata Pelajaran Bahasa Jepang di SMA
Negeri 1 Kuta Utara tentang keinginan mencoba menerapkan metode inkuiri berbasis digital
dalam pembelajaran Membaca
2. Menyampaikan permakluman dan mohon izin kepada Kepala sekolah serta memberi
argumen untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas
b. Pelaksanaan Tindakan/action
3.Peserta didik diberikan bahan bacaan untuk dibaca dan mencari sendiri kosa
kata, arti kata, menemukan pola kalimat, mencoba membuat kalimat sendiri.
4. Peserta didik mendiskusikan dengan teman-temannya tentang kosa kata, arti
kata dan kalimat yang dibuat
6. Guru mengarahkan manakala ada yang tidak sesuai dengan isi bacaan
c Observasi/ Pengamatan
1. Apakah peserta didik belajar lebih aktif, sangat sibuk dengan bahan bacaan dan mencari
informasi dari gagetnya
2. Apakah peserta didik belajar lebih fokus dalam belajar tidak ada yang ngobrol
3. Apakah peserta didik mencoba sendiri mencermati struktur kalimat dan memahami
terbukti mereka saling menyampaikan pendapatnya
4. Bagaimana peserta didik bertanggung jawab dengan waktu, dalam kegiatan belajar
6. Mengamati hasil tes peserta didik di bagian apanya yang perlu mendapat penekanan dalam
pembelajaran berikutnya.
Semua data dicatat/ direkam demgan lengkap untuk dijadikan bahan refleksi dan perbaikan
d. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap semua langkah yang dilakukan dari perencanaan, tindakan pada
siklus I dan hasil yang dicapai dalam tes. Refleksi juga dilakukan berdasarkan
hasilnobservasi Semua data dicatat untuk dijadikan bahan perbaikan sehingga nantinya dapat
diketahui penggunaan metode inkuiri berbasis literasi digital dapat meningkatkan
kemampuan memahami teks bacaan bahasa Jepang
Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Setelah subjek penelitian sudah diberikan sosialisasi tentang pentingnya peran guru
dalam pengelolaan Unit produksi selanjutnya dilakukan tindakan pada subjek tersebut.
b. Mencari masukan terhadap kesulitan yang dihadapi guru dalam mengelola Unit
produksi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini diberikan bimbingan pada guru dalam pembuatan Program Kerja yang
meliputi 3 aspek yaitu :
1. Aspek Administrasi
2. Aspek Manajemen
3. Aspek Keuangan
Pada pelaksanaan ini bimbingan diarahkan pada aspek yang belum terlaksana di SMK
Negeri 3 Kota Bandung.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap kinerja guru yang dibina. Pembinaan diarahkan pada
tiga (3) aspek yang meliputi administrasi, mnajemen, dan keuangan. Untuk mengungkap
sejauh mana peran guru dalam pengelolaan kegiatan Unit produksi digunakan instrument
yang sudah disiapkan. Hasil pengamatan dapat dilihat dari Instrumen observasi yang
telah diisi pada setiap Unit. Selanjutnya data-data dianalisis sebagai bahan refleksi.
d. Refleksi
Berdasarkan data dari hasil pengamatan peneliti pada akhir siklus I akan dilakukan
refleksi dengan tujuan agar peneliti dapat melihat apakah bimbingan kelompok yang
diberikan dapat meningkatkan peran guru dalam kegiatan Unit produksi, serta kendala-
kendala apa saja yang ditemui pada siklus I ini. Pada tahap ini peneliti mengadakan
pertemuan dengan guru-guru untuk bersama-sama membahas temuan-temuan pada tahap
observasi, peneliti mengemukakan beberapa aspek bimbingan yang belum dilakukan atau
dibuat oleh guru, dan beberapa aspek yang perlu disempurnakan, untuk tercapainya
target yang diharapkan peneliti, perlu dilakukan siklus II.
Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
Peneliti memberikan bimbingan tentang yang belum tercapai atau belum optimal
pada siklus I. Pada siklus ini diharapkan peserta didik lebih memfokuskan pada hal-
hal yang belum tercapai pada siklus I sehingga siklus II akan lebih berhasil.
c. Observasi
observasi dilakukan difokuskan pada ual-hal yang telah terprogram, sesuai dengan
bimbingan yang mereka dapatkan. .
d. Refleksi
Refleksi pada siklus ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada aspek mana
belum optimal dalam pembelajaran membaca wacana bahasa Jepang menggunakan
metode inkuiri berbasis literasi digital bagi peserta didik kela XII IPA 1 SMA Negeri
1 Kuta Utara.
BULAN KET.
NO KEGIATAN
2 3 4 5 6
DAFTAR PUSTAKA
https://ekbis.sindonews.com/berita/1444945/33/tingkat-baca-indonesia-masih-rendah-sri-mulyani-
gencarkan-literasi#:~:text=JAKARTA%20%2D%20Menurut%20data%20UNESCO%20pada,yang
%20berada%20di%20peringkat%2061.
https://www.kompasiana.com/121199/5a9bfdd6f1334407d31b9e64/pentingnya-membaca
http://etheses.uin-malang.ac.id/2258/6/08410049_Bab_2.pdf