Bab 1 Revisi Go
Bab 1 Revisi Go
PENDAHULUAN
Dari data Biro Pusat Statistik dalam kurun waktu 9 tahun dapat diketahui
bahwa kebutuhan impor Maleic Anhydride semakin bertambah. Hal ini menjadi
salah satu dasar bahwa kebutuhan Maleic Anhydride masih belum terpenuhi.
Maka hal ini menjadikan peluang pihak industry kimia untuk meningkatkan
produksi dalam negeri. Berikut data import Maleic Anhydride dapat dilihat pada
tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Data Impor Maleic Anhydride
kebutuhan impor
Tahun
(Ton/Tahun)
2010 1027,809
2011 1320,033
2012 2013,084
2013 3527,033
2014 3530,62
2015 4150,035
2016 4262,054
2017 5412,653
2018 4896,938
2019 3342,739
(Sumber: Biro Pusat Statistik 2010-2019)
6000
3000
Series1
2000 Linear (Series1)
1000
0
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun
𝑦 = 398,15𝑥 − 798728
= 398,15(2025) − 798728
= 7525,75
Dari data gambar 1.1 Kebutuhan impor Maleic Anhydride menunjukan
bahwa kebutuhan Maleic Anhydride Mengalami Peningkatan . Pada regresi Linier
diperoleh trend kenaikan impor Maleic Anhydride di Indonesia dengan persamaan
𝑦 = 398,15𝑥 − 798728 dengan y adalah jumlah impor Maleic Anhydride dan x
adalah tahun maka dari persamaan tersebut diprediksikan kebutuhan Maleic
Anhydride pada tahun 2025 adalah 7525,75 Ton/Tahun.
kebutuhan ekspor
Tahun
(Ton/Tahun)
2014 3530,62
2015 6240,77
2016 5908,46
2017 5524,535
2018 7014,625
(Sumber: Biro Pusat Statistik .2014-2018)
8000
Kebutuhan ekspor (Ton/Tahun)
y= 625,18x-1E+06
625,18(2025) 1.000.000
1.265.989,5 1.000.000
265.989,5
Dari data gambar 1.2 Kebutuhan ekspor Maleic Anhydride menunjukan
bahwa kebutuhan Maleic Anhydride Mengalami Peningkatan . Pada regresi Linier
diperoleh trend kenaikan ekspor Maleic Anhydride di Indonesia dengan persamaan
y= 625,18x-1E+06 dengan y adalah jumlah impor Maleic Anhydride dan x adalah
tahun maka dari persamaan tersebut diprediksikan kebutuhan Maleic Anhydride
pada tahun 2025 adalah 265.989,5 Ton/Tahun.
Tabel 1.3 Daftar pabrik Maleic Anhydride di dunia
Kapasitas
No Pabrik Lokasi
(ton/tahun)
1. PT Justus Kimiaraya Indonesia 14.000
2. PT Petrowidada Indonesia 3.200
3. Fint Hill Resources Joliet ,IIlinios 50.000
4. Huntsman Geismar,Louisiana 45.000
Pensacola,Florida 110.000
5. LANXESS Baytown,Texas 75.000
6. Marathon Ashland Neal, Weast Virginia 45.000
Petroleum
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik Maleic Anhydride adalah n-butana
yang diperoleh dari PT Pertamina Refinery Unit III Plaju, Sumatera Selatan.
Berikut ini merupakan spesifikasi bahan baku yang digunakan:
a. N-butana
Rumus molekul : C4H10
Berat molekul : 58,123 g/mol
Komposisi n-C4H10 : 97,5%
C5H12 : 2,5%
Kemurnian : 99,6%
Wujud : Gas
b. Udara
Komposisi : 78,084% N2 dan 20,946% O2
Wujud : Gas
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pendirian suatu
pabrik yaitu menentukan lokasi pabrik. Pabrik Maleic Anhydride akan didirikan di
Plaju, Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi tersebut dekat dengan bahan baku agar
mendapatkan keuntungan secara teknis dan ekonomis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik ini di antaranya:
1. Faktor Primer
a. Dekat dengan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam mendirikan pabrik Maleic Anhydride
adalah n-butana dan udara. Bahan baku n-butana direncanakan diambil dari PT
Pertamina Refinery Unit III Plaju, Sumatera Selatan. Letak antara pabrik dan
sumber bahan baku berdekatan, sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan
kebutuhan bahan baku tercukupi.
b. Transportasi
a. Utilitas
Utilitas yang dibutuhkan seperti air, listrik, dan bahan bakar dapat diperoleh
dengan cukup mudah di Plaju, Sumatera Selatan karena dekat dengan sungai dan
jumlah penduduk yang belum padat. Kebutuhan listrik direncanakan diperoleh dari
PLN, sedangkan untuk kebutuhan air diperoleh dari Sungai Komering yang dapat
mendukung proses kegiatan industri.
c. Pemasaran
1.6.1 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk
1. n-Butana
2. Udara
1. Maleic Anhydride
n-Butana dan udara direaksikan dalam Fixed Bed Multitube dengan katalis
Vanadium Phosphorus Oxide (VPO),reaksi berlangsung pada suhu 400oC dan
tekanan 2,7 atm. Reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga selama rekasi
berlangsung akan dilepas sejumlah panas dan dibutuhkan pendingin untuk
menjaga reaksi, adapun pendingin yang digunakan ialah Dowtherm A.
Proses pembutiran Maleic Anhydride untuk merubah dari fase cair menjadi
padatan yang berupa butiran kecil. Proses pembutiran menggunakan Prilling
Tower, Udara digunakan sebagai pengering yang dihembuskan dari bagian bawah
tower menggunakan Blower. Produk keluaran prilling tower berupa butiran
Maleic Anhydride. Butiran ini keluar dari bagian bawah Prilling Tower dan
diangkut dengan Bucket Elevator menuju silo untuk disimpan, kemudian
diumpankan ke gudang untuk pengepakkan sehingga siap dipasarkan.