AN BALITA
TIM
PENGABMAS
POLTEKKES
KEMENKES
RIAU
Pengertian…
Perkembangan
Bertambahnya skill Menyangkut adanya
(kemampuan) dalam proses diferensiasi dari
struktur dan fungsi sel-sel tubuh, jaringan
tubuh yang lebih Perkembangan emosi,
tubuh, organ-organ,
kompleks dalam pola intelektual, dan tingkah
dan sistem organ yang
yang teratur dan laku sebagai hasil
berkembang
dapat diramalkan, interaksi dengan
sedemikian rupa
sebagai hasil dari lingkungannya
sehingga masing-
proses pematangan. masing dapat
memenuhi fungsinya
Aspek Perkembangan Anak
• Skrining/Pemeriksaan
Tujuan perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan
Jadwal skrining / • Umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
pemeriksaan 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan
• Jika anak belum mencapai umur skrining
KPSP rutin tersebut, minta ibu datang kembali pada
umur skrining yang terdekat
• Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh
Petugas pemeriksa tenaga kesehatan, guru dan TK dan
petugas PAUD terlatih.
Alat dan instrumen yg digunakan :
• Formulir KPSP menurut umur. Formulir
ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak. Sasaran KPSP 0-72 bulan.
• Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil,
kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5
cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biscuit kecil berukuran
0,5 – 1 cm.
Cara menggunakan
KPSP
Mari sama2 kita lihat form
yang sudah dibagikan oleh
tim pengabmas kepada
kader….
KONSEP DASAR
PERTUMBUHA
N PADA
BAYI DAN
BALITA
Konsep dasar pertumbuhan
• Pertumbuhan adalah
• bertambah jumlah dan
besarnya sel diseluruh
bagian tubuh dan dapat di
ukur
• Adanya pertambahan sel
dan pembentukan protein
baru sehingga
meningkatkan jumlah dan
ukuran sel di seluruh bagian
tubuh
Ciri-ciri
pertumbuhan
7 1. dalam pertumbuhan akan terjadi
perubahan ukuran fisik misalnya : berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada, dll
8 2. dalam pertumbuhan terjadi perubahan
proporsi fisik atau organ manusia mulai dari
konsepsi sampai dewasa
9 3. dalam pertumbuhan hilang ciri2 lama seperti
hilangnya gigi susu atau hilangnya reflek2 tertentu
10 4. dalam pertumbuhan adanya ciri2 aru yg
timbul seperti tumbuh rambut2 di dada,
ketiak dan kemaluan
Jenis pertumbuhan
Pertumbuhan linier (massa • PB, TB, BB, LK, Llengan.
• PB, TB = laki 20th, Wanita 17th
tulang) • TB tidak berkurang, kecuali osteoporosis
pada lansia
gigi bagian
rahang atas
b. pertumbuhan
gigi bagian rahang
bawah
Cara Penilaian Status Gizi
• antropometri
• Laboratorium
•Klinis
• Survey konsumsi pangan
• Faktor ekologi
1. Antropometri Berat
Badan
• Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak,
air, dan mineral yang terdapat didalam tubuh
• perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu
singkat dan menggambarkan status gizi saat ini
• Pengukuran berat badan mudah dilakukan dan alat
ukur
untuk menimbang berat badan mudah diperoleh.
• terdapat beberapa persyaratan alat ukur berat di
antaranya adalah alat ukur harus mudah
digunakan dan dibawa, mudah mendapatkannya,
harga alat relatif murah dan terjangkau, ketelitian
alat ukur sebaiknya 0,1 kg (terutama alat yang
digunakan untuk memonitor pertumbuhan), skala
jelas dan mudah dibaca, cukup aman jika
digunakan
lanjutan
• Beberapa jenis alat
timbang yang biasa
digunakan untuk
mengukur berat badan
adalah dacin untuk
menimbang berat
badan balita, timbangan
detecto, bathroom
scale (timbangan
kamar mandi),
timbangan injak digital,
dan timbangan berat
badan lainnya.
MENIMBANG BERAT BADAN DENGAN
DACIN
LANJUTAN
2. Antropometri Tinggi Badan
• Tinggi badan atau panjang badan
menggambarkan ukuran
pertumbuhan massa tulang yang
terjadi akibat dari asupan gizi
• Istilah tinggi badan digunakan untuk
anak yang diukur dengan cara berdiri,
sedangkan panjang badan jika anak
diukur dengan berbaring (belum bisa
berdiri)
• Anak berumur 0–2 tahun diukur
dengan ukuran panjang badan,
sedangkan anak berumur lebih dari
2 tahun dengan menggunakan
microtoise.
• Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi
badan
atau panjang badan harus mempunyai
ketelitian 0,1 cm
• Kelebihan alat ukur microtoise ini adalah memiliki
ketelitian 0,1 cm, mudah digunakan, tidak
memerlukan tempat yang khusus, dan memiliki
harga yang relatif terjangkau.
• Kelemahannya adalah setiap kali akan
melakukan pengukuran harus dipasang pada
dinding terlebih dahulu.
• Sedangkan panjang badan diukur dengan infantometer
(alat ukur panjang badan).
Mengukur Panjang Badan
Dengan Infantometer
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak
ada meja,
alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel
penggeser di
sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.
3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup
panjang untuk menaruh bayi/anak.
4. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala
bayi/anak
menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak
kaki bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian
panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak
kaki bayi/ anak.
Klasifikasi klinik :
g. Evaporasi
h. Konveksi
i. Konduksi
j. Radiasi
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas.
g. Memotong dan merawat tali pusat
h. Injeksi vit. K
i. Pemberian salep mata
j. Identifikasi BBL
k. Pemberian ASI
SEMOGA BERMANFAAT !!!
BAYI BARU
LAHIR
BERMASALAH
Bayi baru lahir bermasalah meliputi :
Penyakit Gizi
s. Kurangnya support
t. Ibu dengan resiko
u. Bayi dengan resiko
v. Kehadiran bayi yg tdk diinginkan
Berhasil/tdknya proses BA, dpt
dilihat dari kondisi-kondisi :
• Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang baik. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
• Tingkat kemampuan, komunikasi dan
ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu
tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua
dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
• Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan
pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.
• Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan
antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan
cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
• Kesesuaian antara orang tua dan anak
(keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh
anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis
kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Peran kehadiran seorang ayah dan anggota
keluarga
yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan
psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa
hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam
proses perubahan peran menjadi seorang ayah,
diantaranya
:
• Ketika ibu hamil, seorang suami akan
merasa bangga karena dia akan
mempunyai keturunan dan dia akan
menjadi seorang ayah.
• Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa
bahagia dan juga prihatin yang disebabkan
oleh :
Cemas akan biaya persalinan dan
7.
z. Pengkajian data
• pemeriksaan fisik
• keadaan umum
• tnda2 vital
• ukuran keseluruhan tubuh bayi
aa. Keseluruhan kesehatan bayi
– Masalah menyusui
–Amati posisi menyusui
–Amati refleks hisap
–Kebersihan rumah
–Suasana hati ibu
–Interaksi ibu dan bayi
–Pertumbuhan
–Peningkatan BB
–Demam
–Menyusu 2-4 jam sekali
PLANNING
bb. Pend kes (imunisasi)
cc. Pemilihan TT yg baik dan tepat (hangat,
diletakkan sekamar dg ibunya)
dd. Memandikan bayi
Nutrisi pada
Neoatus,
Bayi dan Balita
Nutrisi untuk
Pertumbuhan dan
Perkembangan
§ Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat
cepat yaitu zigot mengalami pembelahan menjadi morula
(terdiri atas 16 sel blastomer). Kemudian menjadi
blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai
uterus, kemudian sel-sel mengelompok, berkembang
menjadi embrio (sampai minggu ke-27). Dengan demikian
Transisi Nutrisi adaptasi fetus sudah terjadi secara fisiologis.
Intrauterin ke
Ekstrauterine
§ Janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan
peristaltik usus. Cairan amnion yang ditelan akan
menghasilkan mekoneum di dalam usus.
§ Melalui suplai darah ibu, makanan janin disalurkan. Nutrisi
yang ada dalam darah ibu akan diserap oleh jaringan
pembuluh darah yang juga menyuplai janin. Darah berisi
nutrisi ini kemudian akan mengalir melalui tali pusat ke
Intra tubuh janin.
uteri
n
1. Pemenuhan Nutrisi pada Neonatus
§ Komposisi ASI berubah sesuai masa kehamilan dan usia pasca natal
(melahirkan).
§ Terdapat 3 jenis ASI, yaitu kolostrum yang keluar sejak hari pertama
hingga hari ke 3-5, ASI transisi pada hari ke 3-5 hingga hari ke 8-11, dan
Ektra
ASI matang sejak hari ke 8-11 hingga seterusnya
uteri
n
Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai berikut:
• Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak
boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa
tersebut.
Pemenuh • Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand)
yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat.
an nutrisi
pada bayi
Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.
• Balita usia 1-3 tahun. Pada usia ini, biasanya anak sangat
rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A,
zat besi, kalori dan protein.
• Anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan
terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga
pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian
orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah
Pemenuhan
Nutrisi pada Balita
14 Secara fisiologi, semua bayi mengalami penurunan berat badan
dalam periode singkat sesudah lahir, yang bisa diperberat oleh
keadaan sakit dan pemakaian energi yang meningkat.
15 Penurunan berat badan 5% dianggap normal untuk bayi yang diberi
susu formula. Sementara untuk bayi yang disusui, kehilangan 7-10%
dari berat badannya saat lahir dianggap normal.
Target pertumbuhan
dan perkembangan
sesuai asupan
nutrisi
Tabel
Pertumbuhan
Anak Tiap
Bulanya
PIMD atau Inisisasi Menyusu Dini adalah Tindakan segera setelah
lahir, bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri dengan
meletakkan bayi menempel di dada atau perut Ibu; bayi dibiarkan
Pemberian Asupan merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses
Nutrisi Dini ini berlangsung dalam satu jam pertama sejak bayi lahir.
IMD
IMD memiliki beberapa manfaat yaitu:
M •
dan merasa bahagia
ASI • Bayi yang baru lahir harus segera diberi ASI dan
senantiasa dekat dengan ibunya.
Ekskl • Semakin sering ibu memberikan ASI, maka akan
semakin banyak ASI diproduksi.
usif • Seorang wanita yang bekerja dapat melanjutkan
pemberian ASI.
§ Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan bahwa masa
menyusui dimulai dari satu jam setelah bayi dilahirkan, pemberian ASI eksklusif
dilakukan selama 6 bulan pertama, dan pemberian ASI disertai makanan
pelengkap dilakukan setelah 6 bulan hingga bayi berusia minimal 2 tahun.
ASI
Menurut Ilmu Kedokteran:
Ta •
•
ASI di tahun kedua lebih kaya nutrisi
Nutrisi
sehari
r. Jika tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
pada s. Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
pada •
•
Umur 9-11 tahun
Teruskan berikan ASI
Bayi • Berikan MP-ASI yang lebih padat. Contohnya bubur nasi,
nasi tim dan nasi lembek.
• Balita (12-59 bulan)
jj. Teruskan berikan ASI
kk. Beri makanan seperti orang dewasa 3-4 kali sehari
ll. Berikan makanan selingan 2 kali sehari
§ Sendok
§ Garpu
Metode Pemberian Nutrisi
(Oral, Enternal dan § Gelas dengan penutupnya
Parenteral) § Serbet
§ Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
Pemberian Nutrisi
Secara Oral § Pengalas/ BIP
§ Meja untuk
§ Mangkok cuci tangan
§ Tempat cuci tangan
§ Pipet jika perlu
§ Pisau jika perlu
• Mencuci tangan
• Mengatur posisi pasien (pasien mencoba) dengan posisi semi fowler setengah
duduk sesuai kondisi pasien.
• Membantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan
berikan minuman setelah makan .
• Setelah makan, minum dan pemberian obat menganjurkan pasien untuk duduk
sejenak sebelum kembali berbaring
• Mencatat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat apa
jumlah/porsi makanan yang dihabiskan).
• Mencuci tangan setelah setelah
prosedur dilakukan.
Pemberian nutrisi enteral merupakan pemberian nutrient
melalui saluran cerna dengan menggunakan sonde (tube
feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-
pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya
secara volunter melalui asupan oral. Jenis pemberian nutrisi
Pemberian Nutrisi enteral:
secara Enteral
§ Nasogastrik
§ Gastrostomi
§ Jejunostomi
Cara pemberian nutrisi enteral,
Peralatan :
9. Lubrikan
10. Kateter Tip
11. Plester
12. Segelas Air dan Sedotan
• Melakukan pengukuran
• Mencuci tangan
Pemberian Nutrisi • Memakai sarung tangan
secara Enteral • Lubrikasi selang 10-20 cm
Peralatan :
• Alat steril
• Standart infus
• Pembendung (tourniquet)
• Gunting verban
• Bengkok
• Jam tangan
• Obat-obatan
• Alcohol 70%
• Mencuci tangan
• Memeriksa etiket
Prosed •
•
Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampai terendam)
ur kerja
8. Memasang torniket di sebelah proksimal vena yang akan dipungsi
9. Meletakkan perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang akan dipunksi
10. Menentukan vena yang akan dikateter bila perlu dipalpasi
11. Melakukan tindakan antisepsis dengan kapas alkohol 70% pada lokasi
vena tempat masuk kateter dan sekitarnya.
12. meregangkan kulit kearah distal. Menusukkan jarum dengan sudut
Melakukan 200 terhadap permukaan kulit. Lubang menghadap keatas. Memasukkan
jarum sesuai dengan arah garis vena
kateterisasi vena 13. Menahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampak darah keluar berarti
(prosedur kanula telah masuk ke vena. Menahan jarum dan mendorong kanula
kateter.
kateterisasivena di 14. Melepaskan torniket, menempelkan kapas ditempat pungsi.
lengan bawah) 15. Memasang selang infus berisi cairan infus yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
16. Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester.
17. Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
18. Menutup kulit dengan kassa steril.
19. Merapikan pasien
20. Mencuci tangan
21. Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macam cairan
§ Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu
berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi
yang diproduksi sejak masa kehamilan (Wiji, 2013).
§ ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6
bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2015).
ASI, MPASI, Susu formula
ASI
§ Menurut World Health Organization (WHO), makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) merupakan sebuah proses penting yang mengedepankan kesiapan bayi dalam
menyambut makanan yang akan dikonsumsinya.
MPA
SI
§ Susu formula menurut WHO (2004) yaitu susu yangdiproduksi oleh industri
untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu formula kebanyakan
tersedia dalam bentuk bubuk. Perlu dipahami susu cair steril sedangkan susu
formula tidak steril.
§ Pemberian susu formula diindikasikan untuk bayi yang karena sesuatu hal tidak
mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya meminta nasehat
kepada petugas kesehatan agar penggunaannya tepat.
Susu
Formula
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan
ASI dengan baik dan mencegah masalah- masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
• Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi
dari payudara ibunya.
• Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui
Pera bayinya sendiri.
n dan
Fungs
i
Bidan
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan
• Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertamamenyusu dini (early initiation) atau permulaan
menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi
dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan
tujuan dapat memberikan kehangatan.
• Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.Tujuan dari perawatan
payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
Dukung
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran asi lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak
menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah
an •
mulai dilakukan.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASIMembantu ibu
Bidan segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting.
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran
: asi juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan
memberikan rangsangan pada hipofisis untuksegera mengeluarkan
hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI.
• Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan
bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama
dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses
laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi
maupun medis.
• Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. Pemberian ASI sebaiknya
sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan
keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan
Dukung •
ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Memberikan kolustrum dan ASI saja. ASI dan kolustrum merupakan
an makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat
sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu
Bidan yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga
sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai
: •
dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga
Menghindari susu botol dan dot. Pemberian susu dengan botol dan
kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau
hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari
puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
• Edukasi tentang Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI.
Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu
hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya.
§ Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir
§ ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
§ ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
Edukasi seterusnya
Nutrisi Ibu
dan
Keluarga
• Karbohidrat
Pengkajia •
•
Pita pengukur
Timbangan bayi
n Fisik •
•
Sarung tangan
Penunjuk waktu/jam
Bayi Baru •
•
Lampu
Sabun
Lahir •
•
Handuk
Air mengalir
16 Pengkajian segera BBL
• Penilaian, Nilai kondisi bayi :
Prosed §
§
Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?
ur
Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
Pelaksan
aan
17 Pemeriksaanfisik
Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :
• Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam
keadaan normal berkisar 32-37 cm, lingkar dada 34-36 cm, panjang badan
48-52 cm, berat badan bayi 2500-4000 gram.
• Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi
dalam berespon terhadap lingkungan. Suhu bayi dalam
keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C pada
pengukuran diaxila.
• Nadi, Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140
kali permenit.
• Pernafasan, Pernafasan pada bayi baru lahir tidak
teratur kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya
bervariasi dari 40 sampai 60 kali permenit.
• Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe)
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir di mulai dari:
• Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura
yang berjarak lebar mengidentifikasikan yang preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding atau moulase.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,
hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi
akibat dehidrasi.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput
suksedaneum, cephalhematoma, perdarahan subaponeurotik
/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan
congenital seperti :anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya.
• Anencefali: tidak ada tulang tengkorak
• Encefalokel: tidak menutupnya fontanel occipital
• Fontanel anterior menutup: 18 bulan
• Fontanel posterior: menutup 2 – 6 bulan
• Caput succedeneum: berisi serosa , muncul 24 jam
pertama dan hilang dalam 2 hari
• Cepal hematoma: muncul 24 – 48 jam dan hilang 2 – 3
minggu
§ Distribusi rambut dan warna
Jika rambut berwarna/kuning dan gampang tercabut
merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi.
§ 4. Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari
bagian frontalkebagian occipital.
• Telinga
u. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada
bayi cukup bulan dengan melipat daun telinga, apabila
lama baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang
rawan masih lunak.
v. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas.
w. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
x. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini
dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
y. Starter refleks : tepuk tangan dekat telinga, mata akan
berkedip
• Mata
§ Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna.
§ Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil
berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
§ Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
§ Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
• Hidung atau mulut
q. Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya
harus rata dan simetris. bibir dipastikan tidak adanya
sumbing dan langit-langit harus tertutup.
r. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan.
s. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih 2,5 cm.
t. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan
nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
• Leher
• Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan
tebal.
• Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas
kromosom.
• Periksa kesimetrisannya.
• Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
• Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pada fleksus brakhialis, lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.
• Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
• Adanya lipatan kulit yang berlebihan dibagian belakang
leher menunjukan adanya kemungkinan trisomi 21.
• Dada
nn. Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat
dan simetris.
oo. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat
membesar, karena pengaruh hormone wanita dari darah
ibu.
pp. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika
qq. Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan.
• Bahu, lengan dan tangan
• Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika
gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur.
• Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau
sidaktili.
• Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang
hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21.
• Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan
perdarahan.
• Perut
§ Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan tali
pusat.
Langkah
II :
Diagnos
a
masala
h
§ Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lainnya berdasarkan
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi, pencegahan
apabila perlu menunggu dengan waspada dan persiapan untuk suatu
pengakhiran apapun. Pada langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, sangat
Langkah III : diharapkan oleh bidan jika masalah potensial benar- benar terjadi
diagnosa dan
masalah potensial
§ Merefleksikan proses manajemen yang sifatnya terus menerus tidak hanya
pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi
juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu
bersalin. Data baru terus dikumpulkan dan dievaluasi.
Langkah IV :
Merencanakan
asuhan kebidanan
bayi baru lahir
§ Membuat suatu rencana asuhan yang komprehensif, ditentukan oleh
langkah sebelumnya, adalah suatu perkembangan dari masalah atau
diagnosa yang sedang terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk
mengumpulkan informasi tambahan atau tertinggal untuk data dasar.
§ Suatu rencana asuhan yang komprehensif tidak saja mengcakup apa yang
Langkah V : ditentukan oleh kondisi pasien dan masalah yang terkait, tetapi juga
menggaris bawahi bimbingan yang terantisipasi (anticipatory guinde)
Merencana untuk seperti apa yang diharapkan terjadi berikutnya.
kan asuhan
kebidanan
bayi baru
lahir
§ Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanannya (yaitu : memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
Langk merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
ah
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Sudarti &
Fauziah, 2013:177-182).
VII :
Eva
luas
i
CONTOH KASUS HIPOTERMI PADA NEONATUS
§ Pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan tanda-tanda vital bayi,
keadaan umum, dan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi
meliputi : tubuh dan kaki bayi teraba dingin, tampak lesu, konjungtiva
pucat serta aktifitas berkurang.
§ Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5oC, yang terbagi atas : hipotermi
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5oC, hipotermi sedang
yaitu suhu antara 32- 36oC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh
<32oC (suhu ketiak).
§ Bayi tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau
Langkah I : mengantuk saja, tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat,
Identifikasi Data denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
(sklerema).
Dasar § Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin) yaitu : aktifitas
berkurang, letargis, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata (cutis
marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin.
Tanda-tanda hipotermi berat (cidera dingin) sama dengan hipotermi
sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan
tidak teratur, bunyi jantung lambat dan selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia dan asidosis metabolik. Tanda-tanda stadium lanjut
hipotermi yaitu muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang,
bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras merah dan timbul
oedema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema).
§ Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5oC, yang terbagi atas : hipotermi
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36- 36,5oC, hipotermi sedang yaitu
suhu antara 32-36oC dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32oC. Bayi
tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau mengantuk saja,
tubuh bayi dalam keadaan dingin, dalam keadaan berat, denyut jantung
bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).
2) Langkah
Ke II :
Identifika
si
Diangnosa/Masa
l ah Aktua
§ Pada kasus hipotermi biasanya dapat menyebabkan terjadinya
hipoglikemia. Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir
karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak.
Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada
susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. Glukosa merupakan
sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses
Langkah III : persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stres yang terjadi
mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
Identifikasi penggunaan cadangan glukosa misalnya pada asfiksia, hipotermi,
hipertermi dan gangguan pernafasan.
Diagnosa/Masala
h Potensial
§ Akibat yang ditimbulkan hipotermi yaitu Hipoglikemia-Asidosis
Metabolik, karena vasokontriksi perifer dengan metabolisme
anaerob, kebutuhan oksigen yang meningkat, metabolisme
meningkat sehingga pertumbuhan terganggu, gangguan pembekuan
sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai
hipotermi berat, syok, apnea dan perdarahan Intra Ventricular
(Rukiyah & Yulianti, 2013:284).
§ Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan tubuh bayi
menurut (Indrayani & Djami, 2013:318-320).
§ Mengeringkan bayi secara seksama dengan memastikan tubuh bayi
dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
secara evaporasi, selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih,
kering dan hangat karena bayi yang diselimuti kain yang sudah
basah dapat terjadi kehilangan panas secara konduksi, tutup bagian
kepala dimana bagian kepala bayi merupakan permukaan yang
relatif luas dan cepat kehilangan panas, anjurkan ibu untuk memeluk
dan menyusui bayinya, tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
jangan segera memandikan bayi baru lahir.
§ Merefleksikan proses manajemen yang sifatnya terus menerus tidak hanya
pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi
juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu
bersalin. Data baru terus dikumpulkan dan dievaluasi. Jika terjadi kasus
hipotermi berat (cidera dingin) sama dengan hipotermi sedang, bibir dan
kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung
lambat dan selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
metabolik. Harus dilakukan tindakan segera seperti menempatkan bayi
Langkah IV : pada incubator, menyelimuti bayi dengan kain hangat dan melakukan
metode kanguru agar bayi tetap hangat didekap ibunya.
Tindakan
Segera/Kolabo
rasi
§ Berdasarkan kasus hipotermi terkhusus hipotermi ringan maupun sedang ini
bisa ditolong di puskesmas dengan cara menghangatkan bayi didalam
inkubator atau dibawah penyinaran lampu, melakukan metode kanguru
untuk menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu, memeriksa suhu tubuh
bayi setiap jam, mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian
yang hangat, memakai topi dan selimut hangat. Hindari paparan panas dan
posisi bayi sering diubah.
§ Jika pada bayi aterm : letakkan BBL pada Radiant Warmer, keringkan untuk
menghilangkan panas melalui evaporasi, tutup kepala, bungkus tubuh
Langkah V : segera, bila stabil dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir
bayi dapat disusukan. Jika pada bayi preterm : seperti prosedur diatas
Rencana masukkan ke inkubator dengan servo control atau radiant warmer dengan
servo controle. Jika pada bayi dengan BBLR menurut (Maryunani, 2013:278-
279) yaitu :
Asuhan § Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan
kering, memakai topi dan selimut, periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian,
Kebidanan bila suhu naik pada batas normal (36,5-37,5oC), berarti usaha
menghangatkan berhasil, anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering, bila
suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta
tidak ada masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi tidak usah
dirujuk, dan nasehati ibu cara merawat bayi lekat/metode kanguru dirumah.
§ Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanannya (yaitu : memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
Langkah berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen
asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung
Implement
asi
Asuhan
Kebidana
n
Langkah VII : Evaluasi
§ Beberapa hal yang di evaluasi : apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan, apakah ibu sudah melakukan apa yang telah di anjurkan dan telah diajarkan,
bagaimana keadaan umum bayi, mengukur tanda-tanda vital bayi untuk memantau
keadaan bayi, apa kecemasan pada ibu teratasi, apakah kasus neonatus dengan
hipotermi dapat teratasi.
TERIMA KASIH