Anda di halaman 1dari 190

PERKEMBANG

AN BALITA

TIM
PENGABMAS
POLTEKKES
KEMENKES
RIAU
Pengertian…

Perkembangan
Bertambahnya skill Menyangkut adanya
(kemampuan) dalam proses diferensiasi dari
struktur dan fungsi sel-sel tubuh, jaringan
tubuh yang lebih Perkembangan emosi,
tubuh, organ-organ,
kompleks dalam pola intelektual, dan tingkah
dan sistem organ yang
yang teratur dan laku sebagai hasil
berkembang
dapat diramalkan, interaksi dengan
sedemikian rupa
sebagai hasil dari lingkungannya
sehingga masing-
proses pematangan. masing dapat
memenuhi fungsinya
Aspek Perkembangan Anak

Gerak kasar atau • Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak


melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
motorik kasar melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.

Gerak halus atau • aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak


melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
motorik halus tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan
sebagainya.

Kemampuan • aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk


bicara dan bahasa memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

Sosialisasi dan • aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri


anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
kemandirian bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
lingkungannya, dan
sebagainya.
Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak
1 • Perkembangan menimbulkan perubahan
• Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
2 menentukan perkembangan selanjutnya
• Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
3 kecepatan yang berbeda

4 • Perkembangan berkorelasi dengan Pertumbuhan

5 • Perkembangan mempunyai pola yang tetap

6 • Perkembangan memiliki tahap yang berurutan


Deteksi Dini Penyimpanyan Perkembangan Anak
menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan ( KPSP ).
• alat/instrument yang digunakan
Formulir KPSP untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada
penyimpangan.

• Skrining/Pemeriksaan
Tujuan perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan

Jadwal skrining / • Umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
pemeriksaan 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan
• Jika anak belum mencapai umur skrining
KPSP rutin tersebut, minta ibu datang kembali pada
umur skrining yang terdekat
• Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh
Petugas pemeriksa tenaga kesehatan, guru dan TK dan
petugas PAUD terlatih.
Alat dan instrumen yg digunakan :
• Formulir KPSP menurut umur. Formulir
ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak. Sasaran KPSP 0-72 bulan.
• Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil,
kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5
cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biscuit kecil berukuran
0,5 – 1 cm.
Cara menggunakan
KPSP
Mari sama2 kita lihat form
yang sudah dibagikan oleh
tim pengabmas kepada
kader….
KONSEP DASAR
PERTUMBUHA
N PADA
BAYI DAN
BALITA
Konsep dasar pertumbuhan

• Pertumbuhan adalah
• bertambah jumlah dan
besarnya sel diseluruh
bagian tubuh dan dapat di
ukur
• Adanya pertambahan sel
dan pembentukan protein
baru sehingga
meningkatkan jumlah dan
ukuran sel di seluruh bagian
tubuh
Ciri-ciri
pertumbuhan
7 1. dalam pertumbuhan akan terjadi
perubahan ukuran fisik misalnya : berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada, dll
8 2. dalam pertumbuhan terjadi perubahan
proporsi fisik atau organ manusia mulai dari
konsepsi sampai dewasa
9 3. dalam pertumbuhan hilang ciri2 lama seperti
hilangnya gigi susu atau hilangnya reflek2 tertentu
10 4. dalam pertumbuhan adanya ciri2 aru yg
timbul seperti tumbuh rambut2 di dada,
ketiak dan kemaluan
Jenis pertumbuhan
Pertumbuhan linier (massa • PB, TB, BB, LK, Llengan.
• PB, TB = laki 20th, Wanita 17th
tulang) • TB tidak berkurang, kecuali osteoporosis
pada lansia

Pertumbuhan massa • massa lemak dan massa otot bertambah =


BB bertambah
jaringan • pertambahan lapisan lemak di bawah kulit
= ukuran lingkaran lengan atas dan
pinggang
• Massa jaringan bisa bertambah dan
berkurang, hal ini tergantung asupan gizi
Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
• A. Faktor Herditer
• Faktor pertumbuhan
yang dapat di turunkan
suku, ras dan jenis
kelamin
• Anak laki2 cenderung
lebih besar dan tinggi
dari anak perempuan
• Suku bangsa Asia
lebih pendek
daripada suku
bangsa Eropa
B. Faktor Lingkungan

• 1. lingkungan • 2. lingkungan Postnatal


Pranatal (Setelah Lahir)
(dalam kandungan) a. Budaya lingkungan
a. Gizi ibu hamil b. Status social ekonomi
b. Mekanis c. Nutrisi
c. Toksin/zat kimia d. Iklim dan cuaca
d. Radiasi e. Olah raga atau Latihan fisik
e. Infeksi f. Status kesehatan
f. Stres
Indikator
Pertumbuhan
• 1. berat badan
• 2. tinggi badan
• 3. lingkar kepala
• 4. gigi
• 5. organ penglihatan
• 6. organ pendengaran
• 7. organ seksual
1. Berat Badan

• Usia 0-6 bulan penambahan BB ± 140-200 gr/minggu


• Pada akhir bulan ke 6 BB nya akan menjadi 2x
lipat BB lahir
• Usia 6-12 bulan penambahan BB 40 gr/minggu
• Pada akhir bulan ke 12 BB nya akan menjadi 3x
lipat BB lahir
• Pada usia 2,5 th penambahan BB 4x lipat dari BB lahir
• Penambahan BB setiap tahunnya 2-3 kg
2. Tinggi
Badan
• Pada usia 0-6 bulan penambahan TB
sekitar 2,5 cm/bulan
• Pada usia 6-12 bulan penambahan TB
sekitar 1,25 cm/bulan
• Akhir tahun pertama kira2 50% dari TB
saat lahir
• Tahun ke 2 penambahan TB 12 cm
• Tahun ke 3 penambahan TB 4-6 cm
• Akhir tahun ke 4 penambahan TB 6-8 cm
3. Lingkar Kepala

• Pertumbuhan lingkar kepala terjadi sangat cepat sekitar 6


bulan pertama yaitu 35-43 cm.

• Usia selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala


mengalami perlambatan
• Usia 1 tahun pertambahan sekitar 46,5 cm
• Usia 2 tahun pertambahan sekitar 49 cm
• Usia tahun ke 3 bertambah 1 cm
• Usia tahun ke 5 bertambah 5 cm sampai dengan usia
remaja.
4. Gigi
Pertumbuhan
gigi dibagi
menjadi 2
bagian yaitu :
a. pertumbuhan

gigi bagian
rahang atas
b. pertumbuhan
gigi bagian rahang
bawah
Cara Penilaian Status Gizi

Ada beberapa metode :

• antropometri
• Laboratorium
•Klinis
• Survey konsumsi pangan
• Faktor ekologi
1. Antropometri Berat
Badan
• Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak,
air, dan mineral yang terdapat didalam tubuh
• perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu
singkat dan menggambarkan status gizi saat ini
• Pengukuran berat badan mudah dilakukan dan alat
ukur
untuk menimbang berat badan mudah diperoleh.
• terdapat beberapa persyaratan alat ukur berat di
antaranya adalah alat ukur harus mudah
digunakan dan dibawa, mudah mendapatkannya,
harga alat relatif murah dan terjangkau, ketelitian
alat ukur sebaiknya 0,1 kg (terutama alat yang
digunakan untuk memonitor pertumbuhan), skala
jelas dan mudah dibaca, cukup aman jika
digunakan
lanjutan
• Beberapa jenis alat
timbang yang biasa
digunakan untuk
mengukur berat badan
adalah dacin untuk
menimbang berat
badan balita, timbangan
detecto, bathroom
scale (timbangan
kamar mandi),
timbangan injak digital,
dan timbangan berat
badan lainnya.
MENIMBANG BERAT BADAN DENGAN
DACIN
LANJUTAN
2. Antropometri Tinggi Badan
• Tinggi badan atau panjang badan
menggambarkan ukuran
pertumbuhan massa tulang yang
terjadi akibat dari asupan gizi
• Istilah tinggi badan digunakan untuk
anak yang diukur dengan cara berdiri,
sedangkan panjang badan jika anak
diukur dengan berbaring (belum bisa
berdiri)
• Anak berumur 0–2 tahun diukur
dengan ukuran panjang badan,
sedangkan anak berumur lebih dari
2 tahun dengan menggunakan
microtoise.
• Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi
badan
atau panjang badan harus mempunyai
ketelitian 0,1 cm
• Kelebihan alat ukur microtoise ini adalah memiliki
ketelitian 0,1 cm, mudah digunakan, tidak
memerlukan tempat yang khusus, dan memiliki
harga yang relatif terjangkau.
• Kelemahannya adalah setiap kali akan
melakukan pengukuran harus dipasang pada
dinding terlebih dahulu.
• Sedangkan panjang badan diukur dengan infantometer
(alat ukur panjang badan).
Mengukur Panjang Badan
Dengan Infantometer
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak
ada meja,
alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).

2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel
penggeser di
sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.

3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup
panjang untuk menaruh bayi/anak.

4. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala
bayi/anak
menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak
kaki bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian
panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak
kaki bayi/ anak.

6. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang


lebih besar. Misalkan: 67,5 cm.Jangan lupa untuk
mencatat hasil pengukuran.

7. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.


Mengukur Panjang Badan
Dengan Tikar Stunting
• Rentangkan tikar pada lantai yang datar dan rata.
• Pastikan ujung-ujungnya tidak tergulung
• Pastikan papan akrilik tidak bengkok atau patah dan membentuk siku- siku tegak lurus
• Pastikan umur anak. Pengukuran panjang/tinggi badan dilakukan untuk setiap baduta ketika
berusia tepat 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 bulan
• Baringkan anak terlentang di bagian yang sesuai dengan jenis kelaminnya (laki-laki
atau perempuan)
• Pastikan kepala anak menempel rapat dengan papan akrilik
• Pastikankepalaanaktidak memakaitopiataupita, atauikat rambut sehingga
menghalangi pengukuran yang tepat
• Posisikan agar tubuh anak berbaringselurus mungkin
• Pastikan bagian bawah lutut menempel pada tikar (lutut tidak menekuk)
• Jika memakai popok tebal harus dilepas agar tidak menghalangi pengukuran
• Tumit dalam keaadaan tertekuk dan jari kaki menghadap ke atas
• Setelah dilakukan
penimbanganBB dan
pengukuran TB, maka hasilnya
akan di tuliskan pada KMS
• Pada grafik terdapat 3 pita
warna, hijau menandakan
normal, kuningmenandakan
kurang, serta
merahmenandakan buruk
sehingga dapat dirujuk ke
Puskesmas
• Bila grafik pertumbuhan anak berada di bawah garis merah,
tandanya si kecil mengalami kurang gizi sedang hingga berat.
• Jika grafik pertumbuhan anak di KMS berada di area warna kuning,
hal ini menunjukkan si kecil mengalami kurang gizi ringan.
• Bila grafik pertumbuhan terletak di warna hijau muda di atas
garis kuning, si kecil memiliki berat badan cukup atau status
gizi baik dan dikatakan normal.
• Grafik KMS di atas warna hijau tua menunjukkan anak memiliki
berat badan yang lebih di atas normal.
• Titik grafik lebih tinggi
dibandingkan sebelumnya: berat
badan anak naik.
• Titik grafik sejajar dengan
bulan sebelumnya: berat
badan sama dengan bulan
lalu.
• Titik terputus-putus: kurang
rutin menimbang anak.
• Titik grafik lebih rendah dari bulan
sebelumnya: berat badan anak
turun.
• Setelah menulis pada KMS
apa yang ibu kader
lakukan????
• MENGANALISA HASIL DAN
MENENTUKAN STATUS GIZI
ANAK
OLEH :
FINDY HINDRATNI, SST.,MKeb
bayi yg lahir dg presentasi belakang kepala mell vagina tanpa memakai alat, pd usia kehamilan
37 – 42 minggu dg berat badan 2500 – 4000 gr, nilai APGAR
> 7 dan tanpa cacat bawaan.

neonatus adlh bayi baru lahir usia 0-28 hari


• BB 2500 – 4000 gr
• PB 48 – 52 cm
• LD 30 – 38 cm
• LK 33 – 35 cm
• Denyut jantung 180 x/mnt kemudian menurun
sampai 120 x/mnt
• Pernafasan menit pertama 80 x/mnt kemudian
menurun setelah tenang kira kira 40 x/mnt
• Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan
cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa (lemak)
• Rambut lanugo, rambut kepala biasanya sudah
sempurna
• Kuku telah agak panjang dan lemas
• Genetalia pd wanita : labia mayora telah menutupi
labia minora
• Genetalia pd pria : testis sudah turun
• Reflek hisap dan menelan sudah baik
• Reflek moro ( memeluk) sudah baik
• Reflek graft (menggenggam) sudah baik
• Eliminasi sudah baik. Urin dan mekonium
akan keluar 24 jam pertama. Mekonium
berwarna kehitaman.

Suhu tubuh 36,50C-37,50
11 Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir.
Sebelum menangani bayi baru lahir penolong
harus melakukan upaya pencegahan infeksi
berikut :

• Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh


bayi.
• Memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan.
• Memastikan semua peralatan dan bahan yang
digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut
dan kain yang digunakan untuk bayi,
sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula
halnya timbangan, pita pengukur,
thermometer, stetoskop dan benda lain
yang akan bersentuhan dangan bayi juga
bersih.
mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima setelah kelahirannya
menggunakan sistim APGAR.

Klasifikasi klinik :

• Nilai 7-10 : bayi normal


• Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan
• Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
0 1 2

Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh


(warna kulit) ekstremitas biru kemerahan

Pulse Tidak ada < 100 x/menit


(frekuensi
jantung)
Grimace (reaksi thd Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, batuk
rangsangan) mimik bersin

Activity (tonus Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif


otot) dalam fleksi
sedikit
Respiration Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
(usaha napas)
• Keringkan bayi dengan seksama
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain
bersih dan hangat
• Selimuti bag kepala bayi
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusui bayinya
• Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir
Mekanisme kehilangan panas :

g. Evaporasi
h. Konveksi

i. Konduksi

j. Radiasi
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas.
g. Memotong dan merawat tali pusat
h. Injeksi vit. K
i. Pemberian salep mata
j. Identifikasi BBL
k. Pemberian ASI
SEMOGA BERMANFAAT !!!
BAYI BARU
LAHIR
BERMASALAH
Bayi baru lahir bermasalah meliputi :

• Bercak mongol 8. Seborrhea


• Hemangioma 9. Bisulan
• Ikterik 10. Milliariasis
• Muntah 11. Diare
• Gumoh 12. Obstipasi
• Oral trush 13. Infeksi
• Diaperrush 14. Bayi meninggal
mendadak
 Labioskizis & labiopalatoskizis ( bibir
sumbing )
 Atresia esofagus (esofagus yg tdk sempurna)
 Atresia rekti & anus (pembentukan lubang
anus yg tdk sempurna )
 Hirschprung (penyumbatan pd usus besar shg
pergerakan usus besar tdk sempurna krn usus
besar tdk memiliki saraf yg bs mengendalikan
otot pada usus besar)
 Obstruksi biliaris (tersumbatnya kantong
empedu shg empedu tdak terbentuk dg baik)
 Omphalokel (hernia pd pusat shg isi perut
keluar )
Kelainan Kongenital ( Bawaan )
Adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel
telur .
Faktor Faktor penyebab :
• Kelainan genetik dan kromosom
Contohnya : sindrom down (mongolisme) dan
sindrom Turner ( kelainan pada kelamin )
• Faktor Mekanik
tekanan mekanik pada saat janin di dalam
kandugan dalam menyebabkan deformitas
(cacat).
• Faktor infeksi : infeksi yang terjadi pada periode
organogenesis. Contohnya : katarak, tuli,
hidrosefalus
• Faktor obat : beberapa obat tertentu yang
diminum oleh wanita hamil TM I. contohnya :
fokomelia, mikromelia
• Faktor hormonal : bayi dengan hipotyroidisme
dan DM kemungkinan mengalami gangguan
pertumbuhan
• Faktor radiasi : pada trimester I dapat
menyebabkan mutasi gen
• Faktor lain : masalah sosial, hipoksia, hipotermi,
dll yg blm diketahui penyebabnya
• Caput succedanium (pembengkakan
akibat timbunan getah bening diluar
peristoneum)
• Cephalhematoma (pembengkakan akibat
timbunan darah disub peristoneum)
• Perdarahan intrakranial (perdarahan di dlm
tengkorak)
• Trauma pada flexus brachialis
(kelumpuhan pada fleksus brachial)
• Fraktur klavikula
• Fraktur humerus
c. Bayi yang lahir dari kehamilan yang bersifat resiko
tinggi : sosek rendah, pendidikan rendah, usia
reproduksi yg shat / tdk sehat, paritas 1 atau lebih
dr 5, hamil diluar nikah, hamil tanpa ANC,
gangguan gizi dan anemia, riwayat
kehamilan/persalinan yang jelek, riwayat
kehamilan/persalinan dengan komplikasi,.
d. BB bayi < 2500 gr atau >4000 gr
e. BBL < 37 mgg atau > 42 mgg
f. BBL dengan nilai apgar < 7
g. BBL dengan infeksi intrapartum, trauma kelahiran
dan kelainan kongenital
h. BBL yang lahir dalam keluarga dengan problem
sosial
• Hipoglikemi
konsentrasi glukosa darah bayi lebih dibandingkan
konsentrasi rata rata pada populasi bayi dg umur dan
berat yang sama
• Hipotermia
suatu keadaandalam suhu bayi < 36,5 pada
pengukuran suhu melalui ketiak
• BBLR
berat badan bayi < 2500 gr. BBL dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu : prematuritas dan dismaturitas.
Prematur adl bayi lahir dg umur kehamilan < 37 mgg
dan BB sesuai usia kehamilan. Dismaturitas adl bayi
yang lahir dg berat kurang dr brt badan seharusnya
diusia kehamilan.
• Asfiksia Neonatorum
adl keadaan dmn BBL tdk dpt bernafas scr
spontan dan teratur segera setelah lahir.
Biasanya disertai dg hipoksia dan
hiperkapnue serta sering berakhir dg
asidosis.
• SGNN
adl kumpulan beberapa penyakit yang
mempunyai gejala yg sama yaitu kesulitan
ventilasi paru. Mis : merintih, retraksi
dinding dada
• Perdarahan tali pusat
adl suatu bentuk perdarahan/keluarnya
darah dari tali pusat setelah bayi lahir yang
timbul akibat berbagai hal.
• Infeksi Hipovolemik dan syok septik
• Penyakit tropik dan infeksi :
a. Morbili e. Tetanus
b. Parotitis epidemika f. Diftery
c. DBD g. Thypus Abdomen
Pertusis ensefalitis
d. Meningitis
 Neurolog (sistem saraf) :
a. Kejang demam
b.
 Pulmonologi ( ilmu paru paru) :
a. Tuberculosis
b. Asma
c. Pneumonia
 Gastroenterologi (ilmu ttg lambung dan usus) :
• Diare
• Muntah
• Sakit perut
• Konstipasi
 Nefrologi (perkemihan) ISK

 Penyakit Gizi

3. Gangguan akibat kurang iodium


4. Kurang energi protein
5. Kurang vitamin A
6. Obesitas
TERIMA
KASIH
ASUHAN PRIMER PADA
BAYI 6 MINGGU
PERTAMA
1. PERAN BIDAN PADA BAYI SEHAT
Kebutuhan bayi ( anak ) :
• Kebutuhan fisik dan biologis

spt. Makan, cairan, udara, eliminasi,


tempat tinggal
• Kebutuhan cinta dan sayang

bayi berusaha utk mndptkn cinta dn


diterima o/ orang, yg berhubungan dg
perkembangan
• BBL akan mengalami berbagai
ancaman dlm proses adaptasi dan
kehidupan
• perubahan lingkungan akan
menimbulkan perasaan tdk aman
• Orangtua sbg satu2nya sumber ketenangan
• Utk mencpai rasa aman anak
perlu kehangatan/cinta orgtua
• untuk dpt mempelajari tingkah laku yg
dpt diterima dan menyenangkan perlu
bimbingan ortu
• disiplin yg baik dpt mencegah bahaya
dan mengembangkan cara berfikir
mandiri dan bertindak dlm lingkup yg
aman
• anak perlu
diberikan
kesempatan utk
belajar berfikir dn
membuat
keputusan
mandiri sesuai dg
tumbang
12 Self-esteem merupakan sikap jalan tengah
(middle path).
13 Ia berada di antara dua ektrimitas
sikap “anti-sosial”: minder dan
sombong. Jadi, seorang dg self-
esteem sempurna tidak
akan minder atas kekurangan yg
dimiliki, tapi juga tidak akan sombong
pada kelebihan yg disandang.
PERAN BIDAN

• Peran bidan sbg family advocaty


bidan bekerjasama dg anggota.klg dan mengidentifikasi keb.bayi dan merencanakan
dengan tindakan yang tepat

• Peran b\idan sbg health teaching


bidan memberikan pend.tahap2 tumbang bayi dan anticipatory
guidance utk menghindari bahaya/ kecelakaan yg mugkin terjadi
• Peran bidan sbg support dan konseling
pemenuhan keb.emosional
(sentuhan/rabaan,
mendengarkan,kehadiran fisik), konseling

• Peran bidan sbg terapeutik


pemenuhan keb.fisik dan mental,
meliputi makan/minum, istirahat, kasih
sayang, rasa aman dan sosialisasi
• Peran bidan sbg koordinasi dan kolaborasi
adanya keterbatasan kemampuan dn
wewenang
• Peran bidan sbg health care planning
merencanakan tind.yg berkaitn dg perawatan
• Peran bidan sbg prevention
Prevention primer : imunisasi, nutrisi,
perwatan gigi
prevention sekunder : skrinning TBC
prevention rehabilitatif : skrinning
test
BOUNDING ATTACHMENT
MENURUT
Brazelton (1978)

Bounding • suatu keterikatan pertama


ant.individu, mis.antara
orgtua dan anak, saat
pertama kali merrka
bertemu

Attachment k. perasaan menyayangi


yang mengikat individu
dengan indv.lainnya
BOUNDING ATTACHMENT MENURUT
Saxton dan pelikan (1996)

Bounding • suatu langkah untuk


m’ungkapkan perasaan
kasih syg oleh ibunya
kpd bayi

Attachment l. interaksi ant. Ibu dan


anak scr specifik
sepanjang waktu
Maternal Neonatal Health

kontak dini secara langsung


antara ibu dan bayi setelah
proses persalinan.
Tahap-tahap Bounding
Attachment
l. Perkenalan (acquaintance)
Ex. Kontak mata, sentuhan, berbicara
m. Bonding (keterikatan)
n. Attachment (perasaan kasih syg)
Element-element
Bounding Attachment
ô Sentuhan
Sbg sarana utk mengenali bayinya dg m’eksplorasi tubuh bayi
ô Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya.
ô Suara
Saling m’dengarkan dan merespon suara ant.bayi dan orgtua sangatlah penting. Byi akan
b’paling kearah orgtua saat mrka berbicara dg

suara b’nada tinggi


ô Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya.
ô Entrainment (gaya bahasa)
Bayi bergerak2 ssi dg struktur p’bicaraan org dewasa. Ex. m’gerakkan tangan, m’angkat
kepala, menendang kaki. Entrainment tjd saat anak mulai b’bicara
ô Bioritme (irama tubuh)
anak yg blm lhir/baru lhir,dpt diktakan senada dg ritme alamiah ibunya. Orgtua dpt m’bntu
proses in dg m’beri ksh syg dg memanfaatkan waktu saat byi m’embangkan perilaku yg
responsif.
ô Kontak dini
keuntungan fisiologis kontak dini:

• kadar oksitosin dan prolaktin meningkat


• refleks m’hisap dilakukan scr dini
• pembentukan kekebalan aktif dimulai
• m’p’cepat proses ikatan batin
ô Body warmht (kehangatan tubuh)
ô Waktu pemberian kasih syaang
Prinsip dan upaya meningkatkan BA
i. Menit pertama jam pertama
j. Sentuhan orangtua pertama kali

k. Adanya ikatan yg baik

l. Terlibat proses persalinan

m. Kontak sedini mgkin

n. Fasilitas utk kontak lbh lama

o. Perawatan maternitas (bidan)

p. Libatkan klg lainnya


Dampak positif dr BA

q. Bayi merasa dicintai, diperhatikan ,


mempercayai , menumbuhkan sikap
sosial
r. Bayi merasa aman , berani
m’adakan eksplorasi
Hambatan BA

s. Kurangnya support
t. Ibu dengan resiko
u. Bayi dengan resiko
v. Kehadiran bayi yg tdk diinginkan
Berhasil/tdknya proses BA, dpt
dilihat dari kondisi-kondisi :
• Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang baik. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
• Tingkat kemampuan, komunikasi dan
ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu
tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua
dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
• Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan
pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.
• Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan
antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan
cepatnya ikatan batin terwujud diantara
keduanya.
• Kesesuaian antara orang tua dan anak
(keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh
anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis
kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Peran kehadiran seorang ayah dan anggota
keluarga
yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan
psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa
hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam
proses perubahan peran menjadi seorang ayah,
diantaranya
:
• Ketika ibu hamil, seorang suami akan
merasa bangga karena dia akan
mempunyai keturunan dan dia akan
menjadi seorang ayah.
• Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa
bahagia dan juga prihatin yang disebabkan
oleh :
Cemas akan biaya persalinan dan
7.

perawatan bayinya kelak


• Kekhawatiran adanya kecacatan pada
bayinya, antara lain: kecewa, gelisah
tentang bagaimana perawatan bayi dan
bagaimana nasibnya kelak, dan lain
sebagainya.
• Gelisah tentang kemampuan merawat
dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
• Harapan orang tua tidak sesuai dengan
kenyataan, khususnya maasalah jenis
kelamin.
Mengkaji intekasi orang tua dan bayi
HARI I – Nilai 2 Nilai 1 Nilai 0
Bertanya ttg kondisi Mendengar ttg Tdk tertarik pd bayi
bayi informasi byi, no
comment
Menyentuh bayi Melihat, tdk Tdk
menyentuh bayi meliha
t, tdk
menye
ntuh
Secara spontan bicara Bicara dg bayi bila perlu Tdk bicara pada bayi
dg by
Memangku bayi dg Menggendong bayi,tidak Tdk
kontak mata kontak mata menggen
dong
bayi
Mengekspresikan M’ekspresikan kurang Tdk
kesan positif thd puas m’ekspre
kelahiran bayi sikan
apa2
HARI II – NILAI 2 NILAI 1 NILAI 0
Kontak dengan bayi Menerima kontak dg Menghindari kontak
bayi dg bayi
Memperhatikan Memperhatikan & Menghindari
seluruh tubuh bayi meraba,tp menyentuh
menghindari bagian2
tertentu
Bertanya ttg Tertarik pd perilaku tp Sedikit tertarik pd
interpretasi tdk bertanya perilaku byi
penampilan bayi
Menatap bayi dg Berhadapan muka tp Tdk menghadapkan pd
kontak mata kontak mata tdk ada muka bayi
Mengutarakan Memerlukan bantuan Tdk m’ekspresikan
perasaan ttg respon dlm m’ekspresikan perasaan ttg bayi
bayi perasaanya
HARI III – NILAI 2 NILAI 1 NILAI 0
Memangku bayi dg Memangku bayi Tdk mamp, malas
hangat ketika bayi menggendong bayi
minum
Spontan memanggil Berbicara dg bayi tp Tdk bicara dg bayi
bayi dg menyebut tdk langung bicara dg
nama bayi
Scr konsisten Posisi berhadapan tp Kontak mata tdk ada
memelihara posisi kontak mata hanya
berhadapan dg bayi sesekali
dan ada kontak mata
SCORE :

w. 10-8 : Perlu Support keperawatan yang


biasa dalam Bounding attachment
x. 5-7 : perlu ekstra support untuk
bounding attachment
y. 0-4 : perlu support intensif untuk
bounding attachment
Rencana asuhan

z. Pengkajian data
• pemeriksaan fisik
• keadaan umum
• tnda2 vital
• ukuran keseluruhan tubuh bayi
aa. Keseluruhan kesehatan bayi
– Masalah menyusui
–Amati posisi menyusui
–Amati refleks hisap
–Kebersihan rumah
–Suasana hati ibu
–Interaksi ibu dan bayi
–Pertumbuhan
–Peningkatan BB
–Demam
–Menyusu 2-4 jam sekali
PLANNING
bb. Pend kes (imunisasi)
cc. Pemilihan TT yg baik dan tepat (hangat,
diletakkan sekamar dg ibunya)
dd. Memandikan bayi

ee. Pakaian bayimencegah hipotermi dan alergi

ff. Perawatan tali pusat

gg. Perawatan hidung

hh. Perawatan mata dan telinga

ii. Perawatan kuku


Kebutuhan
Nutrisi pada
Neonatus,
Bayi , Balita
Septi Indah Permata Sari, SST,
M.Keb
§ Nutrisi adalah zat bahan makanan yang diperlukan oleh
tubuh untuk melakukan metabolisme. Kebutuhan nutrisi
dan cairan merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi/balita.

Nutrisi pada
Neoatus,
Bayi dan Balita
Nutrisi untuk
Pertumbuhan dan
Perkembangan
§ Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat
cepat yaitu zigot mengalami pembelahan menjadi morula
(terdiri atas 16 sel blastomer). Kemudian menjadi
blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai
uterus, kemudian sel-sel mengelompok, berkembang
menjadi embrio (sampai minggu ke-27). Dengan demikian
Transisi Nutrisi adaptasi fetus sudah terjadi secara fisiologis.

Intrauterin ke
Ekstrauterine
§ Janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan
peristaltik usus. Cairan amnion yang ditelan akan
menghasilkan mekoneum di dalam usus.
§ Melalui suplai darah ibu, makanan janin disalurkan. Nutrisi
yang ada dalam darah ibu akan diserap oleh jaringan
pembuluh darah yang juga menyuplai janin. Darah berisi
nutrisi ini kemudian akan mengalir melalui tali pusat ke
Intra tubuh janin.

uteri
n
1. Pemenuhan Nutrisi pada Neonatus

§ Bagi neonatus, ASI merupakan satu-satunya sumber makanan dan


minuman yang utama dengan nutrisi yang mengandung zat gizi yang
sangat lengkap; karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, enzim dan
zat kekebalan.

§ Komposisi ASI berubah sesuai masa kehamilan dan usia pasca natal
(melahirkan).

§ Terdapat 3 jenis ASI, yaitu kolostrum yang keluar sejak hari pertama
hingga hari ke 3-5, ASI transisi pada hari ke 3-5 hingga hari ke 8-11, dan

Ektra
ASI matang sejak hari ke 8-11 hingga seterusnya

uteri
n
Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai berikut:

• Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1


jam pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama kehidupan.

• Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang.

• Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak
boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa
tersebut.

Pemenuh • Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand)
yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat.

an nutrisi
pada bayi
Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.

• Balita usia 1-3 tahun. Pada usia ini, biasanya anak sangat
rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A,
zat besi, kalori dan protein.

• Anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan
terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga
pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian
orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah
Pemenuhan
Nutrisi pada Balita
14 Secara fisiologi, semua bayi mengalami penurunan berat badan
dalam periode singkat sesudah lahir, yang bisa diperberat oleh
keadaan sakit dan pemakaian energi yang meningkat.
15 Penurunan berat badan 5% dianggap normal untuk bayi yang diberi
susu formula. Sementara untuk bayi yang disusui, kehilangan 7-10%
dari berat badannya saat lahir dianggap normal.
Target pertumbuhan
dan perkembangan
sesuai asupan
nutrisi
Tabel
Pertumbuhan
Anak Tiap
Bulanya
PIMD atau Inisisasi Menyusu Dini adalah Tindakan segera setelah
lahir, bayi diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri dengan
meletakkan bayi menempel di dada atau perut Ibu; bayi dibiarkan
Pemberian Asupan merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses
Nutrisi Dini ini berlangsung dalam satu jam pertama sejak bayi lahir.

(IMD, ASI Ekslusif,


ASI Sampai 2 Tahun)

IMD
IMD memiliki beberapa manfaat yaitu:

• Suhu kulit dada ibu yang melahirkan akan menyesuaikan dengan


suhu tubuh bayi. Jika bayi kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik
dua derajat untuk menghangatkan bayi sehingga dapat mencegah
risiko kedinginan (hypothermia). Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu
otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayi.
• Kontak kulit ke kulit meningkatkan ikatan kasih sayang (bonding)
antara ibu dan bayi. Kontak kulit dalam 1-2 jam pertama ini sangat
penting, karena setelah itu biasanya bayi tertidur.
I • Proses IMD merangsang pengeluaran hormon oksitosin , yaitu
hormon yang :Membuat ibu merasa tenang, rileks, mencintai bayi

M •
dan merasa bahagia

Merangsang refleks pengeluaran ASI

D • Merangsang kontraksi rahim yang mencegah perdarahan usai


persalinan serta membantu proses pengeluaran plasenta
§ ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (Pasal 1 PP 33 Tahun 2012) Kecuali
obat, vitamin, mineral tetes.
Informasi Penting Seputar Menyusui untuk Keluarga :
• Memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan.
• Pemberian ASI akan melindungi bayi/anak dari penyakit
dan menumbuhkan tali kasih sayang ibu dan anak.

ASI • Bayi yang baru lahir harus segera diberi ASI dan
senantiasa dekat dengan ibunya.
Ekskl • Semakin sering ibu memberikan ASI, maka akan
semakin banyak ASI diproduksi.
usif • Seorang wanita yang bekerja dapat melanjutkan
pemberian ASI.
§ Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan bahwa masa
menyusui dimulai dari satu jam setelah bayi dilahirkan, pemberian ASI eksklusif
dilakukan selama 6 bulan pertama, dan pemberian ASI disertai makanan
pelengkap dilakukan setelah 6 bulan hingga bayi berusia minimal 2 tahun.

§ Menurut pandangan Islam “Para ibu hendaklah menyusukan anak- anaknya


selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
pernyusuan...” (QS al-Baqarah [2]: 233)

ASI
Menurut Ilmu Kedokteran:

• ASI di tahun kedua kandungan faktor imunitasnya meningkat


Sa • Pemberian ASI setelah bayi 6 bulan cegah risiko alergi dan asma

mp • ASI perkecil risiko sakit anak usia 16-30 bulan

ai 2 • ASI dibutuhkan anak yang sakit

Ta •

ASI di tahun kedua lebih kaya nutrisi

ASI di tahun kedua sumber lemak dan vitamin A tak tergantikan


hun
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak:
Neonatus (Baru Lahir- 28 hari)
m. Berikan ASI yang pertama kali keluar dan berwarna
kekuningan (kolostrum)
n. Berikan hanya ASI (ASI eksklusif)
o. Jangan berikan makanan/minuman selain ASI
Jenis p. Susui sesering mungkin
Asupan q. Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali

Nutrisi
sehari
r. Jika tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
pada s. Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

Neonat t. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke


payudara sisi lainnya
us
A. Bayi (29 hari-1 tahun)
• Umur 6-8 bulan
o. Teruskan berikan ASI
p. Mulailah berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
§ Contohnya bubur susu dan bubur tim yang dilumatkan,
makanan lumat (bubur lumat, sayuran, daging dan buah
yang dilumatkan, makanan yang dilumatkan, biskuit dll).

Jenis § Cara pemberian MP-ASI: Berikan ASI dulu, kemudian MP-


ASI, berikan makanan selingan 2 kali sehari, contohnya
Asupan bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan kue lain.
Jika menggunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara
Nutrisi pakainya, perhatikan tanggal kadaluarsanya.

pada •

Umur 9-11 tahun
Teruskan berikan ASI
Bayi • Berikan MP-ASI yang lebih padat. Contohnya bubur nasi,
nasi tim dan nasi lembek.
• Balita (12-59 bulan)
jj. Teruskan berikan ASI
kk. Beri makanan seperti orang dewasa 3-4 kali sehari
ll. Berikan makanan selingan 2 kali sehari

Jenis mm. Jangan berikan makanan manis sebelum waktu


makan, sebab bisa mengurangi nafsu makan
Asupan
Nutrisi • Anak Pra-Sekolah (60 -72 bulan)

pada a) Diberikan makanan seperti orang dewasa 3 kali sehari dan

Balita beri makanan selingan.


Pemberian makanan secara oral adalah pemberian
makanan dan minuman secara langsung melalui mulut.
Cara pemberian nutrisi secara oral:
§ Persiapan Alat
§ Piring

§ Sendok
§ Garpu
Metode Pemberian Nutrisi
(Oral, Enternal dan § Gelas dengan penutupnya
Parenteral) § Serbet
§ Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
Pemberian Nutrisi
Secara Oral § Pengalas/ BIP
§ Meja untuk
§ Mangkok cuci tangan
§ Tempat cuci tangan
§ Pipet jika perlu
§ Pisau jika perlu

§ Obat jika ada


Langkah Kerja:

• Mendekatan alat – alat

• Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

• Mencuci tangan

• Mengatur posisi pasien (pasien mencoba) dengan posisi semi fowler setengah
duduk sesuai kondisi pasien.

• Memasang pengalas/ serbet di bawah dagu.


Pemberian Nutrisi • Menawarkan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa sebelum makan)
Secara Oral • Menanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi.

• Membantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan
berikan minuman setelah makan .

• Bila selesai makan, membersihkan mulut pasien

• Jika ada obat melanjutkan pemberian obat

• Setelah makan, minum dan pemberian obat menganjurkan pasien untuk duduk
sejenak sebelum kembali berbaring

• Merapikan alat dan kembalikan ke tempatnya

• Mencatat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat apa
jumlah/porsi makanan yang dihabiskan).
• Mencuci tangan setelah setelah
prosedur dilakukan.
Pemberian nutrisi enteral merupakan pemberian nutrient
melalui saluran cerna dengan menggunakan sonde (tube
feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-
pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya
secara volunter melalui asupan oral. Jenis pemberian nutrisi
Pemberian Nutrisi enteral:
secara Enteral
§ Nasogastrik
§ Gastrostomi
§ Jejunostomi
Cara pemberian nutrisi enteral,

Peralatan :

8. Naso Gastrik Tube

9. Lubrikan
10. Kateter Tip
11. Plester
12. Segelas Air dan Sedotan

Pemberian Nutrisi 13. Sarung Tangan

secara Enteral 14. Pinset

15. Semprit Irigasi Berukuran 20 ml-50 ml


§ Langkah Kerja :
• Mengecek identitas pasien dan menjelaskan prosedur penggunaan

• Menyiapkan alat alat


• Menempatkan pasien pada posisi duduk atau fowler tinggi dengan leher
hiperekstensi. Jika klien koma, menempatkan dengan posisi semi fowler.

• Melakukan pengukuran
• Mencuci tangan
Pemberian Nutrisi • Memakai sarung tangan
secara Enteral • Lubrikasi selang 10-20 cm

• Memasukkan secara lembut hingga ke posterior nasofaring

• Merefleksikan kepala setelah selang masuk ke nasofaring, merelaksasikan


pasien.

• Mendorong klien untuk menelan


• Jangan memaksa untuk memasukkan

• Melepaskan sarung tangan dan memasang plester

• Mengecek pemasangan dengan auskultasi lambung (pemasangan benar


terdengar suara udara) dan aspirasi isi lambung.
§ Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan Cara pemberian nutrisi parenteral:

Peralatan :

• Alat steril

• Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril

• Infus set steril

Pemberian Nutrisi • Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai

Secara Parenteral • Korentang dan tempatnya

• Kom tutup berisi kapas alcohol

• Alat tidak steril

• Standart infus

• Perlak dan alasnya

• Pembendung (tourniquet)

• Gunting verban

• Bengkok

• Jam tangan
• Obat-obatan

• Alcohol 70%

• Cairan sesuai advis dokter


§ Cara Kerja :

• Mengisi selang infus:

• Mencuci tangan

• Memeriksa etiket

• Desinfeksi karet penutup boton

• Menusukkan infus set ke dalam botol infuse

• Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawah tempat tetesan

• Menggantungkan botol infuse

Prosed •


Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampai terendam)

Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan udaranya

ur kerja
8. Memasang torniket di sebelah proksimal vena yang akan dipungsi
9. Meletakkan perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang akan dipunksi
10. Menentukan vena yang akan dikateter bila perlu dipalpasi
11. Melakukan tindakan antisepsis dengan kapas alkohol 70% pada lokasi
vena tempat masuk kateter dan sekitarnya.
12. meregangkan kulit kearah distal. Menusukkan jarum dengan sudut
Melakukan 200 terhadap permukaan kulit. Lubang menghadap keatas. Memasukkan
jarum sesuai dengan arah garis vena
kateterisasi vena 13. Menahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampak darah keluar berarti
(prosedur kanula telah masuk ke vena. Menahan jarum dan mendorong kanula
kateter.
kateterisasivena di 14. Melepaskan torniket, menempelkan kapas ditempat pungsi.
lengan bawah) 15. Memasang selang infus berisi cairan infus yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
16. Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester.
17. Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
18. Menutup kulit dengan kassa steril.
19. Merapikan pasien
20. Mencuci tangan
21. Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macam cairan
§ Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu
berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi
yang diproduksi sejak masa kehamilan (Wiji, 2013).
§ ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6
bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2015).
ASI, MPASI, Susu formula

ASI
§ Menurut World Health Organization (WHO), makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) merupakan sebuah proses penting yang mengedepankan kesiapan bayi dalam
menyambut makanan yang akan dikonsumsinya.

§ Sedangkan menurut Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia, bahwa MP-


ASI adalah pemberian makanan pendamping kepada bayi usia 6-24 bulan guna
memnuhi kebutuhan gizi selain ASI.

MPA
SI
§ Susu formula menurut WHO (2004) yaitu susu yangdiproduksi oleh industri
untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu formula kebanyakan
tersedia dalam bentuk bubuk. Perlu dipahami susu cair steril sedangkan susu
formula tidak steril.

§ Pemberian susu formula diindikasikan untuk bayi yang karena sesuatu hal tidak
mendapatkan ASI atau sebagai tambahan jika produksi ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya meminta nasehat
kepada petugas kesehatan agar penggunaannya tepat.

Susu
Formula
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan
ASI dengan baik dan mencegah masalah- masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
• Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi
dari payudara ibunya.
• Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui
Pera bayinya sendiri.

n dan
Fungs
i
Bidan
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan
• Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama
beberapa jam pertamamenyusu dini (early initiation) atau permulaan
menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi
dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan
tujuan dapat memberikan kehangatan.
• Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.Tujuan dari perawatan
payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah

Dukung
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran asi lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak
menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah
an •
mulai dilakukan.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASIMembantu ibu
Bidan segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting.
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran

: asi juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan
memberikan rangsangan pada hipofisis untuksegera mengeluarkan
hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI.
• Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan
bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama
dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses
laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi
maupun medis.
• Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. Pemberian ASI sebaiknya
sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan
keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya.
Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan

Dukung •
ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Memberikan kolustrum dan ASI saja. ASI dan kolustrum merupakan

an makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat
sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu

Bidan yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga
sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai

: •
dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga
Menghindari susu botol dan dot. Pemberian susu dengan botol dan
kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau
hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari
puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
• Edukasi tentang Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI.
Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu
hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya.

Edukasi Nutrisi Ibu


dan Keluarga
• Edukasi tentang Komposisi ASI
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

§ Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir

§ ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.

§ ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan

Edukasi seterusnya

Nutrisi Ibu
dan
Keluarga
• Karbohidrat

§ Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak


konsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti beras
merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung.
• Protein

Edukasi Cara § Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang,


pengelolaan kerang, tempe dan tahu. Pilih sumber protein yang mudah,
makanan bayi di murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.

usia 6 bulan • Vitamin Dan Mineral


§ Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin
hijau waran sayuran, makin banyak vitaminya. Semakin
kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya
semakin kaya.
1. Kerjasama ibu dan anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
3. Mengatur sendiri.

Edukasi Faktor- Dampak Kekurangan Dan Kelebihan Gizi Pada Bayi


Faktor Yang § Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan
Mempengaruhi zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
Pemberian Pemberian makanan yang kelebihan akan energi
Makanan Pada Bayi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi
esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan
penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi
tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D
dan hiperkalemi.
§ Menu seimbang ibu nifas adalah susunan makanan yang diperlukan oleh
ibu nifas dengan kebutuhan yang di perlukan dalam tubuh supaya tubuh
dalam keadaan sehat

Tujuan pemberian makanan pada ibu nifas :

1. Memulihkan tenaga ibu


2. Pembentukan asi yang bernilai gizi tinggi

Edukasi 3. Mempercepat peyembuhan

kebutuhan dasar 4. Mempertahankan kesehatan


(fisik) ibu masa
nifas
1. Nutrisi adalah zat bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk
metabolisme. Kebutuhan nutrisi dan cairan merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi/balita.
2. Secara fisiologi, semua bayi mengalami penurunan berat badan dalam perioe
singkat sesudah lahir, yang bisa diperberat oleh keadaan sakit dan pemakaian
energi yang meningkat.
3. Metode pemberian makanan pada bayi dibagi yaitu dengan cara oral, enteral
RANGKUM dan juga parenteral
4. Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
AN § Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
§ Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya
sendiri.
Manajemen
Asuhan
Kebidanan
pada
Neonatus,
Bayi dan
Baita
Septi Indah Permata Sari, SST, M.Keb
A. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Pengertian Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir


§ Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal
yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia
PENGUMPULAN luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi
DATA DAN dalam keadaan normal dan memeriksa adanya
PENGKAJIAN FISIK penyimpangan/ kelainan pada fisik, serta ada atau
tidaknya refleks primiti.
BARU LAHIR
§ Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil,
biasanya 6 jam setelah lahir.
§ Pada pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara
menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan
trauma dari tindakan yang kita lakukan.
§ Jangan lupa untuk melakukan inform consent terlebih dahulu
kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat
gabungkan bersama ibunya.
• Untuk menentukan status kesehatan
• Mengidentifikasi masalah
Tujuan Pemeriksaan • Mengambil data dasar untuk menentukan rencana
Fisik pada Bayi Baru tindakan
Lahir
• Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera.
• Untuk menentukan data objektif dari riwayat
kesehatan klien.
• Informed Concent.
• Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan .
• Pastikan pencahayaan baik.
Prinsip Pemeriksaan
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka
Fisik Bayi Baru Lahir
bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan
segera selimuti kembali dengan cepat.
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
§ Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu dilakukan
pengkajian pada bayi baru lahir antara lain: faktor
lingkungan, faktor genetic, faktor ibu/maternal, factor
perinatal. Peralatan dan perlengkapan yang perlu
dipersiapkan antara lain:
• Tempat tidur pemeriksaan
• Stetoscope
• Termometer

Pengkajia •

Pita pengukur
Timbangan bayi

n Fisik •

Sarung tangan
Penunjuk waktu/jam

Bayi Baru •

Lampu
Sabun
Lahir •

Handuk
Air mengalir
16 Pengkajian segera BBL
• Penilaian, Nilai kondisi bayi :

Prosed §
§
Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?

ur
Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?

§ Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?

Pelaksan
aan
17 Pemeriksaanfisik
Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :

• Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam
keadaan normal berkisar 32-37 cm, lingkar dada 34-36 cm, panjang badan
48-52 cm, berat badan bayi 2500-4000 gram.
• Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi
dalam berespon terhadap lingkungan. Suhu bayi dalam
keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C pada
pengukuran diaxila.
• Nadi, Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140
kali permenit.
• Pernafasan, Pernafasan pada bayi baru lahir tidak
teratur kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya
bervariasi dari 40 sampai 60 kali permenit.
• Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe)
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir di mulai dari:

• Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura
yang berjarak lebar mengidentifikasikan yang preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding atau moulase.

Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol,
hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi
akibat dehidrasi.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput
suksedaneum, cephalhematoma, perdarahan subaponeurotik
/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan
congenital seperti :anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya.
• Anencefali: tidak ada tulang tengkorak
• Encefalokel: tidak menutupnya fontanel occipital
• Fontanel anterior menutup: 18 bulan
• Fontanel posterior: menutup 2 – 6 bulan
• Caput succedeneum: berisi serosa , muncul 24 jam
pertama dan hilang dalam 2 hari
• Cepal hematoma: muncul 24 – 48 jam dan hilang 2 – 3
minggu
§ Distribusi rambut dan warna
Jika rambut berwarna/kuning dan gampang tercabut
merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi.
§ 4. Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari
bagian frontalkebagian occipital.
• Telinga
u. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada
bayi cukup bulan dengan melipat daun telinga, apabila
lama baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang
rawan masih lunak.
v. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas.
w. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
x. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini
dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
y. Starter refleks : tepuk tangan dekat telinga, mata akan
berkedip
• Mata
§ Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna.
§ Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil
berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
§ Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
§ Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
• Hidung atau mulut
q. Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya
harus rata dan simetris. bibir dipastikan tidak adanya
sumbing dan langit-langit harus tertutup.
r. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan.
s. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih 2,5 cm.
t. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan
nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
• Leher
• Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan
tebal.
• Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas
kromosom.
• Periksa kesimetrisannya.
• Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
• Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pada fleksus brakhialis, lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.
• Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
• Adanya lipatan kulit yang berlebihan dibagian belakang
leher menunjukan adanya kemungkinan trisomi 21.
• Dada
nn. Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat
dan simetris.
oo. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat
membesar, karena pengaruh hormone wanita dari darah
ibu.
pp. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika
qq. Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan.
• Bahu, lengan dan tangan
• Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika
gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur.
• Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau
sidaktili.
• Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang
hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21.
• Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan
perdarahan.
• Perut
§ Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan tali
pusat.

§ Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan


gerakan dada saat beernafas.

§ Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan


terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit kemungkinan
karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya.

§ Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel


atau duktus omfaloentriskus persisten.
• Kelamin
16. Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan
smegma (kelenjar kecil yang terletak dibawah prepusium
mensekresi bahan yang seperti keju) pada lekukan.
17. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris
normalnya menonjol.
18. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu
disebut juga psedomenstruasi, normalnya terdapat umbai hymen.
19. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan
kedua testis turun kedalam skrotum.
20. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis.
21. Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi
meatus berada dipermukaan dorsal.
22. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
ventral penis.
• Ekstermitas atas dan bawah
• Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik dengan
gerakan yang simetris.
• Refleks menggengam normalnya ada.
• Kelemahan otot parsial atau komlet dapat menandakan trauma
pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis normalnya ada.
• Ekstermitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan
fleksi dengan baik.
• Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
• Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh telapak kaki.
• Talipes: kaki bengkok kedalam.
• Clubfoot: otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh kedepan
• Refleks babinsky
• Refleks Chaddok
• Punggung dan Anus
1) Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-
tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukan adanya
abnormalitas medulla spinalis atau kolumna vertebrata.
• Kulit
• Verniks (tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau
bercak-bercak hitam, tanda- tanda lahir.
• Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat
pada bayi kurang bulan.
Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau
ciri-ciri dan perilaku yang khusus. Diantaranya:
22. Bernafas dan menangis spontan, terjadi sekitar 30 detik
setelah lahir dengan frekuensi 40-60x/menit
23. Frekuensi jantung berkisar 180x/menit, kemudian turun
menjadi 140-120x/menit
24. Warna kulit kemerah-merahan dan terkadang terdapat
PENAMPILAN verniks casseosa
DAN PERILAKU 25. Lemak subkutan cukup tebal
BAYI BARU LAHIR
26. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
27. Aktiitas/gerakan aktif, ektremitas biasanya dalam
keadaan fleksi
28. BB berkisar antara 2500-3000 gram
29. PB antara 50-55 cm
30. Ukuran lingkar kepala, antara lain: Fronto Oksipital 34 cm,
31. Mento Oksipital 35 cm, Suboksipito Bregmatika 32 cm
• Anus (+) dalam 24 jam pertama dapat mengeluarkan
mekonium
• Dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK dengan volume
20-30 ml/hari
• Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, testis
sudah turun ke dalam skrotum
• Sensitif terhadap cahaya terang, yang menyebabkan
mata bayi akan berkedip, dapat mengenali pola-pola
hitam putih tang tercetak tebal dan bentuk wajah
manusia. Jarak focus adalah sekitar 15-20 cm
• Bayi akan bereaksi dengan menggerakan matanya bila
mendengar suara-suara yang nyaring. Ia lebih menyukai
suara yang lembut dengan pola yang sama. Jika
mendengar suara yang tiba-tiba, bayi akan bereaksi
dengan menggerakan anggota tubuhnya
• Bayi baru lahir sudah dapat membedakam aroma susu
manusia/ibunya dengan aroma susu dari wanita lain,
bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan
memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis
• Bayi baru lahir sangat sensitive terhadap sentuhan dan
sangat menyukai kontak langsung antara kulit dengan
kulit
• Adalah normal bila dalam 2 minggu pertama bayi
banyak tidur
• Tangisan bayi berbeda-beda disesuaikan dengan apa
yang dirasakannya, seperti sakit, merasa tidak nyaman
karena basah, dingin, lapar, merasa kesepian dll.
Sedangkan beberapa perilaku bayi baru lahir diinterpretasikan dalam bentuk
releks-refleks seperti:
• Refleks hisap : dilihat pada waktu bayi menyusu
• Refleks genggam : dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan
dengan gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat
• Refleks Plantar : tekan permukaan plantar kaki di bawah ibu jari, dalam
keadaan normal ibu jari akan fleksi kearah plantar.
• Refleks moro : tangan pemeriksa menyangga bayi dan punggung posisi
45° , dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10°. Pada keadaan normal
akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
• Refleks Tonik neck : letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke
satu sisi dengan badan ditahan, ekstremitas pada sisi kemana kepala
diputar terekstensi, tapi ekstremitas pada sisi lain terefleksi. Pada keadaan
normal bayi akan berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke
sisi pengujian syaraf asesori.
• Refleks Muntah : Menunjukkan fungsi neurology glosofaringeal dan syaraf
fagus normal.
• Refleks kedipan : merupakan respon terhadap cahaya terang yang
menunjukkan normalnya syaraf optic.
• Langkah I : Pengkajian Data
• Langkah II : Diagnosa masalah
• Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa dan potensial
Manajemen masalah
Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru • Langkah IV : Identifikasi tindakan segera
Lahir • Langkah V : Merencanakan asuhan kebidanan bayi
baru lahir
• Langkah VI : Implementasi Asuhan bayi baru lahir
• Langkah VII : Evaluasi
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk evaluasi pasien.
• Data dasar ini termasuk: Riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik
apabila perlu, tinjau catatan saat ini atau catatan lama dari rumah
sakit. Tinjauan singkat dari data laboratorium dan pemeriksaan
tambahan lainnya, semua informasi pasien dari semua sumber yang
berhubungan dengan kondisi pasien. Bidan kumpulan data awal
yang menyeluruh walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan
diajukan kepada dokter konsulen. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penungjang bila perlu.
Langkah I : • Anamnesa, meliputi tanya jawab untuk memperoleh meliputi riwayat
kesehatan ibu, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu,
Pengkajian riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data, social,
Data ekonomi dan psikologi serta meliputi HPHT, HTP, pergerakan janin,
umur kehamilan, sakit perut tembus kebelakang sejak kapan dan
ada pelepasan lendir dan darah.
• Pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan tanda-tanda vital bayi,
keadaan umum klien, dan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi
meliputi : tubuh dan kaki bayi teraba dingin, tampak lesu,
konjungtiva pucat serta aktifitas berkurang.
§ Dikembangkan dari data dasar : interpretasi dari data ke masalah atau
diagnosa khusus yang teridentifikasi. Kedua kata masalah maupun
diagnosa dipakai, karena beberapa masalah tidak dapat didefenisikan
sebagai diagnosa tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat
wacana yang menyeluruh untuk pasien.

Langkah
II :
Diagnos
a
masala
h
§ Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lainnya berdasarkan
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi, pencegahan
apabila perlu menunggu dengan waspada dan persiapan untuk suatu
pengakhiran apapun. Pada langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, sangat
Langkah III : diharapkan oleh bidan jika masalah potensial benar- benar terjadi

Mengidentifikasi dilakukan asuhan yang aman.

diagnosa dan
masalah potensial
§ Merefleksikan proses manajemen yang sifatnya terus menerus tidak hanya
pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi
juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu
bersalin. Data baru terus dikumpulkan dan dievaluasi.

Langkah IV :
Merencanakan
asuhan kebidanan
bayi baru lahir
§ Membuat suatu rencana asuhan yang komprehensif, ditentukan oleh
langkah sebelumnya, adalah suatu perkembangan dari masalah atau
diagnosa yang sedang terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk
mengumpulkan informasi tambahan atau tertinggal untuk data dasar.

§ Suatu rencana asuhan yang komprehensif tidak saja mengcakup apa yang
Langkah V : ditentukan oleh kondisi pasien dan masalah yang terkait, tetapi juga
menggaris bawahi bimbingan yang terantisipasi (anticipatory guinde)
Merencana untuk seperti apa yang diharapkan terjadi berikutnya.

kan asuhan
kebidanan
bayi baru
lahir
§ Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanannya (yaitu : memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan

Langkah VI : berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen


asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung
Implementasi jawab terhadap pelaksanaan manajemen asuhan klien agar penanganan
Asuhan bayi baru kasus dengan hipotermi dapat berhasil dan memuaskan.
lahir
§ Evaluasi langkah terakhir ini sebenarnya adalah merupakan pengecekan
apakah rencana asuhan tersebut, yang meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanannya dan dianggap tidak efektif jika memang tidak
efektif. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif
sedang sebagian tidak.

§ Sekali lagi, dengan mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini

Langk merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk

ah
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Sudarti &
Fauziah, 2013:177-182).
VII :
Eva
luas
i
CONTOH KASUS HIPOTERMI PADA NEONATUS
§ Pemeriksaan fisik meliputi : pemeriksaan tanda-tanda vital bayi,
keadaan umum, dan pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi
meliputi : tubuh dan kaki bayi teraba dingin, tampak lesu, konjungtiva
pucat serta aktifitas berkurang.
§ Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5oC, yang terbagi atas : hipotermi
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5oC, hipotermi sedang
yaitu suhu antara 32- 36oC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh
<32oC (suhu ketiak).
§ Bayi tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau
Langkah I : mengantuk saja, tubuh bayi teraba dingin, dalam keadaan berat,
Identifikasi Data denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
(sklerema).
Dasar § Tanda-tanda hipotermi sedang (stress dingin) yaitu : aktifitas
berkurang, letargis, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata (cutis
marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin.
Tanda-tanda hipotermi berat (cidera dingin) sama dengan hipotermi
sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan
tidak teratur, bunyi jantung lambat dan selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia dan asidosis metabolik. Tanda-tanda stadium lanjut
hipotermi yaitu muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang,
bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras merah dan timbul
oedema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema).
§ Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5oC, yang terbagi atas : hipotermi
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36- 36,5oC, hipotermi sedang yaitu
suhu antara 32-36oC dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32oC. Bayi
tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau mengantuk saja,
tubuh bayi dalam keadaan dingin, dalam keadaan berat, denyut jantung
bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).

2) Langkah
Ke II :
Identifika
si
Diangnosa/Masa
l ah Aktua
§ Pada kasus hipotermi biasanya dapat menyebabkan terjadinya
hipoglikemia. Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir
karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak.
Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada
susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. Glukosa merupakan
sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses

Langkah III : persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stres yang terjadi
mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan
Identifikasi penggunaan cadangan glukosa misalnya pada asfiksia, hipotermi,
hipertermi dan gangguan pernafasan.
Diagnosa/Masala
h Potensial
§ Akibat yang ditimbulkan hipotermi yaitu Hipoglikemia-Asidosis
Metabolik, karena vasokontriksi perifer dengan metabolisme
anaerob, kebutuhan oksigen yang meningkat, metabolisme
meningkat sehingga pertumbuhan terganggu, gangguan pembekuan
sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai
hipotermi berat, syok, apnea dan perdarahan Intra Ventricular
(Rukiyah & Yulianti, 2013:284).
§ Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan tubuh bayi
menurut (Indrayani & Djami, 2013:318-320).
§ Mengeringkan bayi secara seksama dengan memastikan tubuh bayi
dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
secara evaporasi, selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih,
kering dan hangat karena bayi yang diselimuti kain yang sudah
basah dapat terjadi kehilangan panas secara konduksi, tutup bagian
kepala dimana bagian kepala bayi merupakan permukaan yang
relatif luas dan cepat kehilangan panas, anjurkan ibu untuk memeluk
dan menyusui bayinya, tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
jangan segera memandikan bayi baru lahir.
§ Merefleksikan proses manajemen yang sifatnya terus menerus tidak hanya
pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal tetapi
juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu
bersalin. Data baru terus dikumpulkan dan dievaluasi. Jika terjadi kasus
hipotermi berat (cidera dingin) sama dengan hipotermi sedang, bibir dan
kuku kebiruan, pernafasan lambat, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung
lambat dan selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
metabolik. Harus dilakukan tindakan segera seperti menempatkan bayi

Langkah IV : pada incubator, menyelimuti bayi dengan kain hangat dan melakukan
metode kanguru agar bayi tetap hangat didekap ibunya.

Tindakan
Segera/Kolabo
rasi
§ Berdasarkan kasus hipotermi terkhusus hipotermi ringan maupun sedang ini
bisa ditolong di puskesmas dengan cara menghangatkan bayi didalam
inkubator atau dibawah penyinaran lampu, melakukan metode kanguru
untuk menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu, memeriksa suhu tubuh
bayi setiap jam, mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian
yang hangat, memakai topi dan selimut hangat. Hindari paparan panas dan
posisi bayi sering diubah.
§ Jika pada bayi aterm : letakkan BBL pada Radiant Warmer, keringkan untuk
menghilangkan panas melalui evaporasi, tutup kepala, bungkus tubuh

Langkah V : segera, bila stabil dapat segera rawat gabung sedini mungkin setelah lahir
bayi dapat disusukan. Jika pada bayi preterm : seperti prosedur diatas

Rencana masukkan ke inkubator dengan servo control atau radiant warmer dengan
servo controle. Jika pada bayi dengan BBLR menurut (Maryunani, 2013:278-
279) yaitu :
Asuhan § Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan
kering, memakai topi dan selimut, periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian,
Kebidanan bila suhu naik pada batas normal (36,5-37,5oC), berarti usaha
menghangatkan berhasil, anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering, bila
suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta
tidak ada masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi tidak usah
dirujuk, dan nasehati ibu cara merawat bayi lekat/metode kanguru dirumah.
§ Melaksanakan perencanaan asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk
mengarahkan pelaksanannya (yaitu : memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
Langkah berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen
asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung

VI : jawab terhadap pelaksanaan manajemen asuhan klien agar penanganan


kasus dengan hipotermi dapat berhasil dan memuaskan.

Implement
asi
Asuhan
Kebidana
n
Langkah VII : Evaluasi
§ Beberapa hal yang di evaluasi : apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan, apakah ibu sudah melakukan apa yang telah di anjurkan dan telah diajarkan,
bagaimana keadaan umum bayi, mengukur tanda-tanda vital bayi untuk memantau
keadaan bayi, apa kecemasan pada ibu teratasi, apakah kasus neonatus dengan
hipotermi dapat teratasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai