Makalah Tugas Akhir Kelompok 5 (PENGAMBILAN KEPUTUSAN)
Makalah Tugas Akhir Kelompok 5 (PENGAMBILAN KEPUTUSAN)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kelompok V :
KELAS A
BUSINESS ENGLISH COMMUNICATION
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
1
DAFTAR ISI
KATAG PENGANTAR.............................................................3
A. KONSEP DASAR................................................................5
1.1. Latar Belakang....................................................................5
1.2. Rumusan Masalah...............................................................6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................6
B. URAIAN MATERI.............................................................7
1. Pengertian Pengambilan Keputusan.................................7
2. Dasar Dalam Pengambilan Keputusan.............................8
3. Faktor-faktor Terjadinya Pengambilan Keputusan......10
4. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan...............................11
5. Proses Pengambilan Keputusan.......................................12
6. Gaya Pengambilan keputusan..........................................14
7. Strategi Dalam Pengambilan Keputusan........................16
C. RANGKUMAN..................................................................19
KESIMPULAN.........................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................20
D. PERTANYAAN DISKUSI...............................................21
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen mata kuliah kami dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya.
Penulis
3
A. KONSEP DASAR
Dalam kehidupan sehari-hari kita berulang kali dihadapkan pada keputusan yang
berbeda. Keputusan yang dibuat setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Keputusan
yang diambil harus dapat menguntungkan dan mampu untuk berdampak rendah dan
berisiko rendah, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Pengambilan keputusan merupakan hal sangat penting bagi individu dan suatu
organisasi. Pengambilan keputusan bisa mudah atau sulit. Melihat mudah atau sulitnya
mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia pada saat
pengambulan keputusan. Keberlanjutan suatu organisasi dapat bergantung pada
keputusan yang dibuat. Ketika keputusan yang salah dibuat, kemunduran organisasi
mungkin terjadi dan bahkan teratasi. Oleh karena itu, pemimpim juga harus membuat
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. Semakin banyak alternatif yang tersedia,
semakin sulit keputusannya.
Demikian juga para eksekutif dalam tahap implementasi suatu organisasi harus
membuat banyak keputusan rutin untuk mengendalikan bisnis sesuai dengan rencana
4
dan kondisi yang berlaku. Pada tahap pemantauan serta pengecekan dan evaluasi hasil
pelaksanaan keputusan yang diambil untuk dievaluasi.
Pada akhirnya, proses pengambilan keputusan yang cepat dan akurat merupakan bagian
dari kegiatan administrasi dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di
belakang organisasi atau individu agar dapat lebih efektif. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan memerlukan tahapan atau proses yang cukup panjang. Karena keputusan ini
mempengaruhi kelangsungan suatu individu, organisasi atau perusahaan.
5
B. URAIAN MATERI
Pengambilan keputusan adalah hasil pemecahan masalah, jawaban atas suatu pertanyaan
adalah hukum situasi dan merupakan pemilihan alternatif di antara alternatif-alternatif
yang ada, serta akhir dari situasi. Proses berpikir tentang masalah ataupun masalah yang
bersangkutan. Hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan. Proses pengambilan
keputusan memiliki dua fungsi, yaitu: titik tolak segala aktivitas manusia yang sadar
dan langsung, baik yang terjadi individu maupun kelompok, baik pada tataran
kelembagaan maupun organisasi.
6
Tujuan pengambilan keputusan adalah: tujuan tunggal ketika keputusan yang dihasilkan
hanya menyangkut satu masalah. Artinya, sekali diputuskan, tidak akan ada
hubungannya dengan masalah yang lain, dan tujuan ganda muncul ketika keputusan
yang dihasilkan melibatkan lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang dibuat
secara bersamaan memecahkan dua atau lebih masalah yang saling bertentangan atau
tidak bertentangan.
Elemen proses pengambilan keputusan yang dapat digunakan manajer harus mengkaji
dan mempertimbangkan tujuan keputusan, mengidentifikasi masalah, faktor internal dan
eksternal dalam lembaga/organisasi dan alat pengambilan keputusan yaitu Produksi dan
pemrosesan.
Menurut Terry (2002:16), keputusan itu disebabkan oleh lima dasar hal yaitu:
a. Intuisi (perasaan)
Emosional (emosional) Emosi atau keputusan berdasarkan emosi bersifat
subjektif dan mudah dipengaruhi. Membuat keputusan sendiri memiliki banyak
keuntungan dan kerugian. Manfaatnya meliputi: Untuk masalah keputusan yang
relatif singkat dan terbatas, pembuat keputusan umumnya puas dan kemampuan
pembuat keputusan untuk dapat membuat keputusan sangat penting dan harus
digunakan dengan tepat. Kekurangannya antara lain:
7
pengalaman serta dapat menghitung kekuatan dan kelemahan dari keputusan
yang dihasilkan. Bahkan jika seseorang mampu untuk menemukan solusi hanya
dengan melihatnya, juga mampu mendapatkan pengalaman dapat membantu
memahami suatu masalahnya.
c. Fakta
Keputusan berdasarkan fakta dapat menjadi keputusan yang sehat, solid dan
dapat mengarah pada keputusan yang baik. Fakta juga meningkatkan
kepercayaan pada pembuat keputusan dan memungkinkan orang untuk dapat
melakukan serta juga bersedia menerima keputusan dengan bermartabat.
d. Wewenang
Keputusan berdasarkan wewenang terkadang juga biasanya dibuat oleh
pimpinan terhadapat bawahannya atau orang-orang yang berada pada posisi
yang lebih rendah. Pengambilan keputusan yang diambil secara otoritas juga
dapat memiliki kelebihan dibandingkan kekurangan. Kekuatannya yaitu antara
lain: dapat bersifat rutin, dikaitkan dengan praktik diktraktor sering mengalami
masalah yang dapat diselesaikan dengan cara-cara yang dpat menimbulkan
kebingungan.
e. Rasional
Dalam pengambilan keputusan rasional, keputusan hasil bersifat objektif, logis,
leboh transparan dan sangat konsisten. Sehingga hasil atau kendala tertentu
dapat mendekati kebenaran atau dimaksimalkan sesuai keinginan.
Ada banyak cara untuk membuat keputusan yang rasional, seperti:
1. Terjadinya perkara, kecurigaan dan ketidakjelasan soal;
2. Suatu kesatuan pemahaman tentang tujuan ingin dicapai dan arah tujuan.
3. Pengetahuan alternatif, setiap pengetahuan alternatif diketahui sifat dan
akibatnya.
4. Alternatif yang dapat diklasifikasikan menurut selera dan kriteria yang
jelas.
8
5. Pilihan terbaik berdasarkan dari hasil yang maksimal, hasil ekonomi
yang maksimal. Dalam situasi yang ideal, pengambilan keputusan yang
rasionl sepenuhnya berlaku.
Dalam mengambil suatu keputusan, suatu organisasi tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:
1) Kedudukan atau jabatan
Dalam konteks pengambilan keputusan, kedudukan atau jabatan dapat dilihat
dalam kaitannya dengan:
a) kedudukan jabatan sebagai pengambil keputusan, pengambil keputusan
atau pegawai,
b) peninggian jabatan, seperti strategi, politik, peraturan, organisasi atau
teknis.
2) Masalah
Masalah adalah hambatan untuk mencapai tujuan, yaitu penyimpangan dari apa
yang diharapkan, direncanakan, diinginkan atau dipecahkan. Masalah terbagi
menjadi dua jenis, masalah terstruktur dan masalah tidak terstruktur.
3) Situasi
Situasi adalah jumlah faktor-faktor dalam keadaan dunia yang saling
berhubungan dan yang mempengaruhi kita dan tindakan kita bersama.
4) Kondisi
Kondisi adalah semua faktor yang keseluruhannya menentukan kemampuan kita
untuk bergerak, bertindak, atau bertindak. Salah satunya yaitu sumber daya.
5) Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai didefinisikan atau ditentukan, demikian juga tujuan
individu, tujuan unit (unit), tujuan organisasi dan tujuan perusahaan secara
umum. Tujuan yang ditetapkan dalam proses pengambilan keputusan.
Faktor umum yaitu:
9
1. Pengaruh tekanan eksternal
2. Pengaruh kebiasaan lama
3. Pengaruh karakteristik pribadi
4. pengaruh kelompok luar dan lingkungan social
5. pengaruh keadaan masa lalu
Faktor penting yaitu:
1. Keadaan internal organisasi
2. Ketersediaan informasi yang dibutuhkan
3. Keadaan eksternal dalam organisasi
4. Kepribadian dan kemampuan mengambil keputusan
10
dilakukan oleh seseorang pembuat politik) kebijakan (pedoman yang
menentukan parameter pengambilan keputusan).
b) Pengambilan keputusan yang tidak terjadwal: keputusan yang tidak dibuat
secara rutin dan digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Pengambilan keputusan yang baik memiliki ciri-ciri yaitu:
a) Setiap keputusan yang dibuat dikomunikasikan dengan jelas untuk semua yang
pengambil keputusan
b) Di dalam sekolah, kepala sekolah, panitera dan pegawai lainnya berpartisipasi
penuh dalam proses pengambilan keputusan
c) Keputusan yang dibuat tidak kaku, harus rasional dan sederhana Mendongkrak
dari Keputusan yang diambil harus diikuti dengan pemahaman yang jelas
d) Keputusan yang dibuat sudah tidak tepat lagi, bukan untuk dipaksakan, tetapi
keputusan tersebut diganti.
Pengambilan keputusan merupakan titik awal dari semua kegiatan manajemen, sehingga
fungsi manajemen tidak akan bisa dijalankan tanpa adanya proses untuk pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dan bekerja baik dalam perencanaan dan
pengorganisasian, mobilisasi dan pemantauan. Pengambilan keputusan begitu sangat
penting tidak hanya saat ketika mengembangkan rencana strategis, tetapi juga ketika
melaksanakan tugas operasional dan mengatasi masalah (penyimpangan dari rencana)
yang dihadapi oleh manajer organisasi dan karyawan.
Keputusan dibuat oleh orang-orang dalam situasi saat terjadi pengambilan keputusan.
Manajemen dalam situasi seperti ini dengan melakukannya secara tepat juga
menentukan keberhasilan proses pengambilan keputusan. Situasi pengambilan
keputusan muncul saat individu, pemimpim, dan manajer yang menghadapi masalah
dan berbagai alternatif atau pilihan yang mengatasi masalah tersebut. Selain itu, dari
11
pilihan yang berbeda ini ia mulai berpikir, meramalkan dan mengambil keputusan.
Langkah terpenting adalah keputusan atas pilihan opsi yang telah ada.
Dalam proses pengambilan keputusan. Saat membuat keputusan, sulit atau bisa didengar
sederhana. Muhaimin dkk. menyatakan bahwa pengambilan keputusan tergantung pada
keterlibatan yang dibuat sebelum keputusan itu dibuat. Komitmen oleh Kotler dan
Andreasen ini dapat dibagi menjadi dua tingkatan: komitmen tingkat tinggi dan
komitmen tingkat rendah. Keterlibatan ini berdampak pada saat pertimbangan
pengambil keputusan. Keterlibatan tinggi terjadi ketika keputusan dibuat untuk pertama
kalinya, risiko tinggi, dan ada tekanan eksternal yang kuat. Oleh karena itu, ketika
keputusan sering dibuat, partisipasi yang tinggi ini secara bertahap dapat melemah jika
suatu keputusan terlalu sering dibuat.
12
Evaluasi kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif dalam
memecahkan suatu masalah serta bagaiamana merespon peluang yang ada
merupakan langkah untuk menentukan pilihan.
4. Memiliki dan mengimplementasikan alternatif
Tindakan memilih alternatif terbaik dari sejumlah Alternatif yang disarankan
untuk membantu memecahkan masalah dengan sukses dan menanggapi peluang
dalam pengambulan keputusan suatu organisasi adalah langkah keempat ini.
Pilihan alternatif sekaligus menentukan bahwa ini digunakan sebagai keputusan
yang diambil.
5. Evaluasi alternatif
Keputusan yang ditetapkan dan diimplementasikan harus dinilai apakah telah
mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Jika tidak, ukuran tersebut harus
diperbaiki dengan memeriksa alternatif yang telah diajukan.
Sebagian besar pengambilan keputusan juga dibagi menjadi beberapa fase. Ini dapat
diturunkan dari ide yang dikembangkan oleh Peraih Nobel dan ahli teori keputusan
Herbert A. Simon, yang merancang tiga tahap proses utama dalam pengambilan
keputusan
1. Kegiatan intelijen. Berasal dari gagasan militer tentang "kecerdasan", Simon
menggambarkan tahap awal ini sebagai eksplorasi kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
2. Kegiatan desain. Pada fase kedua adalah langkah-langkah, pengembangan dan
analisis masalah.
3. Kegiatan favorit. Fase ketiga dan terakhir ini adalah pilihan nyata: memilih
tindakan tertentu di antara yang tersedia.
Gaya pengambilan keputusan adalah cara atau tanggapan yang dibuat orang sehubungan
dengan proses pada saat melakukan pengambilan keputusan. Dalam pengertian lain,
13
gaya pengambilan keputusan adalah cara unik bagi seseorang untuk membuat keputusan
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain serta didalam organisasi lainnya.
Segala sesuatu yang tidak masuk akal dan ada hubungannya dengan emosi,
emosi atau fantasi diabaikan. Namun, hal-hal yang juga berkaitan dengan
perencanaan yang matang, perhitungan yang akurat, peramalan yang rasional,
dan pemikiran yang rasional juga tidak terlalu diperhatikan oleh mereka yang
sebagian hanya memiliki gaya pengambilan keputusan rasional ini. Gaya
pengambilan keputusan rasional berfokus pada dasarnya dengan pemikiran
rasional yang sistematis dan langsung.
b) Gaya intuitif
Gaya pengambilan keputusan intuitif ini lebih mengfokuskan pada emosi,
seperti emosi, persepsi, imajinasi dan terkadang begitu terlihat impulsif
(keputusan cepat). Pengambilan keputusan yang intuitif adalah proses
diciptakanya dari pengalaman bawah sadar. Dalam hal ini, bukan berarti analisis
14
rasional tidak bekerja sama sekali, tetapi gerakan, imajinasi, dan rasional saling
eksklusif. Hanya saja sisi emosionalnya lebih dominan.
Pilihan yang dibuat dari intuisi subyektif. Perasaan batin secara subjektif ini
dengan bertahap tercermin seperti saat merasakan dalam sugesti, pengaruh
eksternal, preferensi seseorang (preferensi) dan faktor psikologis lainnya.
15
Menurut Dinklage (Sharf, 1992) terdapat 8 jenis teknik pengambilan keputusan.
Berikut adalah empat petunjuk utama dalam bergerak maju. Yaitu, delaying,
fatalistic, compliant, dan tipe paralytic. Empat jenis lainnya, intuitive, impulsive,
agonizing dan planful, dianggap sebagai metode pengambilan keputusan yang
efektif. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat digunakan saat
mengambil keputusan.
1. Delaying
Pada prinsipnya, jenis teknik ini adalah jenis kemalasan atau prokrastinasi.
Seseorang memutuskan bahwa dia akan membuat keputusan untuk waktu
yang lama. Contoh dari teknik ini melibatkan contohnya seorang yang
menunggu hingga kesempatan terakhir untuk dapat menyelesaikan aktivitas
dan membiarkan aktivitas tersebut sampai kehabisan waktu sehingga
aktivitas tersebut tidak dapat dihentikan.
2. Fatalistic
Tipe ini adalah salah satu tipe yang tidak memutuskan hubungan. Tidak
semua orang bisa melakukan selain memilih-suara.
3. Compliant
Jenis ini terjadi jika memungkinkan seperti jatuh ke dalam hati orang yang di
pilih. Sulit atau kewalahan oleh jumlah kekuatan. Contoh umum: orang tua
membuat keputusan tentang anak-anak mereka.
4. Tipe Paralityc
Jenis nasihat ini terjadi ketika seseorang terlalu takut atau terlalu cemas
untuk dalam membuat keputusan. Ia akan merasa tidak bisa mengambil
keputusan. Dia mungkin merasa tertekan atau bahkan ditekan oleh dirinya
sendiri atau oleh keadaan ekstrenal dalam membuat suatu keputusan, tetapi
dia takut akan konsekuensinya.
5. Intuitive
Proses intuiti ini berhubungan dengan perasaan. hasilnya dari keputusan
intuitif ini merupakan opsi yang kemungkinan sangat bagus, tetapi tidak
16
menganalisis kebutuhan setiap orang seperti contohnya apakah memiliki
keterampilan, kemampuan, keinginan, dll.
6. Impulsive
implusive adalah tindakan dimana saat proses keputusan yang diambil tidak
mempertimbangkan opsi lain. Dalam proses ini, individu cenderung
membuat beberapa keputusan dengan cepat.
7. Agonizing
Aginizing yang berarti sangat sakit. strategi ini biasanya mengacu pada
strategi pengambilan keputusan, yang hasilnya terkadang bisa menyakitkan
atau melelahka. Biasanya terjadi karena mereka tidak memiliki informasi
spesifik tentang keputusan yang telah dibuat.
8. Planful
Strategi ini memungkinkan orang untuk melakukan suatu perencanaan saat
pengambilan keputusan. Berdasarkan rencana ini seorang individua tau
pemimpim membuat keputusan akan memperhitungkan emosi dari hasil
pengambilan keputusan dan pengetahuan tentang keterampilan, bakat, minat
dan nilai-nilai, termasuk keputusan karir.
17
C. RANGKUMAN
KESIMPULAN
Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah pengambilan keputusan.
Para pemimpin ataupun manajer terkadang hanya menghabiskan sebagian besar waktu
mereka mempelajari proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seorang
individu dalam kepemimpinan organisasi, semakin penting tugas pengambilan
keputusan.
Keputusan yang baik adalah keputusan yang melibatkan pemangku kepentingan dalam
proses pengambilan keputusan. Kualitas manajer dapat dilihat dari bagaimana manajer
memutuskan kasus. Setiap pedoman yang ditetapkan melewati proses yang terstruktur
18
dan terukur, karena langkah-langkah manajer membutuhkan pengalaman yang cukup.
Semoga Anda membuat pilihan yang bijak dan bijak.
19
D. PERTANYAAN DISKUSI
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22