Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kelompok V :

1. Muhammad Naufal Putra Audy Mul (2005126020050)


2. Sri Puji Rahayu (200512602015)
3. Azhifa Aldriani (200512602025)
4. Muh. Qayyum Taswadi (200512602035)
5. Nur Auliya Sucika Haidir (200512602045)

KELAS A
BUSINESS ENGLISH COMMUNICATION
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

1
DAFTAR ISI
KATAG PENGANTAR.............................................................3
A. KONSEP DASAR................................................................5
1.1. Latar Belakang....................................................................5
1.2. Rumusan Masalah...............................................................6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................6
B. URAIAN MATERI.............................................................7
1. Pengertian Pengambilan Keputusan.................................7
2. Dasar Dalam Pengambilan Keputusan.............................8
3. Faktor-faktor Terjadinya Pengambilan Keputusan......10
4. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan...............................11
5. Proses Pengambilan Keputusan.......................................12
6. Gaya Pengambilan keputusan..........................................14
7. Strategi Dalam Pengambilan Keputusan........................16
C. RANGKUMAN..................................................................19
KESIMPULAN.........................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................20
D. PERTANYAAN DISKUSI...............................................21

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen mata kuliah kami dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya.

Makassar, 23 Oktober 2021

Penulis

3
A. KONSEP DASAR

1.1. Latar Belakang

 
Dalam kehidupan sehari-hari kita berulang kali dihadapkan pada keputusan yang
berbeda. Keputusan yang dibuat setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Keputusan
yang diambil harus dapat menguntungkan dan mampu untuk berdampak rendah dan
berisiko rendah, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Pengambilan keputusan merupakan hal sangat penting bagi individu dan suatu
organisasi. Pengambilan keputusan bisa mudah atau sulit. Melihat mudah atau sulitnya
mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia pada saat
pengambulan keputusan. Keberlanjutan suatu organisasi dapat bergantung pada
keputusan yang dibuat. Ketika keputusan yang salah dibuat, kemunduran organisasi
mungkin terjadi dan bahkan teratasi. Oleh karena itu, pemimpim juga harus membuat
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. Semakin banyak alternatif yang tersedia,
semakin sulit keputusannya.

Kepemimpinan seseorang biasanya ditunjukkan melalui dengan kemampuannya dalam


memecahkan suatu masalah serta bagaimana mengambil suatu keputusan dengan cara
yang tepat. Keputusan yang dimaksud merupakan keputusan yang berbobot dan dapat
diterima oleh bawahan. Pengambilan keputusan sangat juga diperlukan di semua tahap
kegiatan organisasi dan manajemen. Dalam proses perencanaan bertujuan pada
pemilihan alternatif program dan prioritas. Dalam pengambilan keputusan tersebut,
kegiatannya meliputi mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan memilih
alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang dicatat.

Demikian juga para eksekutif dalam tahap implementasi suatu organisasi harus
membuat banyak keputusan rutin untuk mengendalikan bisnis sesuai dengan rencana

4
dan kondisi yang berlaku. Pada tahap pemantauan serta pengecekan dan evaluasi hasil
pelaksanaan keputusan yang diambil untuk dievaluasi.

Pada akhirnya, proses pengambilan keputusan yang cepat dan akurat merupakan bagian
dari kegiatan administrasi dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di
belakang organisasi atau individu agar dapat lebih efektif. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan memerlukan tahapan atau proses yang cukup panjang. Karena keputusan ini
mempengaruhi kelangsungan suatu individu, organisasi atau perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pengambilan Keputusan?


2. Apa dasar dalam Pengambilan Keputusan?
3. Apa faktor terjadinya pengambilan Keputusan?
4. Apa jenis-jenis Pengambilan Keputusan?
5. Bagaimana tahapan proses Pengambilan Keputusan?
6. Bagaimana gaya Pengambilan Keputusan?
7. Apa saja strategi dalam Pengambilan Keputusan?
 
1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian Pengambilan Keputusan


2. Mengetahui dasar dalam Pengambilan Keputusan
3. Mengetahui faktor-faktor terjadinya pengambilan keputusan
4. Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan
5. Mengetahui tahapan proses Pengambilan Keputusan
6. Mengetahui gaya Pengambilan Keputusan
7. Mengetahui Strategi Pengambilan Keputusan

5
B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah hasil pemecahan masalah, jawaban atas suatu pertanyaan
adalah hukum situasi dan merupakan pemilihan alternatif di antara alternatif-alternatif
yang ada, serta akhir dari situasi. Proses berpikir tentang masalah ataupun masalah yang
bersangkutan. Hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan. Proses pengambilan
keputusan memiliki dua fungsi, yaitu: titik tolak segala aktivitas manusia yang sadar
dan langsung, baik yang terjadi individu maupun kelompok, baik pada tataran
kelembagaan maupun organisasi.

Salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpinan yaitu pengambilan keputusan,


seorang pemimpin akan selalu menghabiskan sebagian besar waktu, perhatian dan
pikirannya untuk mempelajari pengambilan keputusan. Semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas
utama yang perlu dilakukan. Perilaku serta cara seorang pemimpin dalam model
pengambilan keputusan sangat mempengaruhi perilaku dan sikap stafnya.

Pengambilan keputusan adalah cara mengungkapkan dan menafsirkan pendapat yang


dapat memecahkan suatu masalah dengan cara atau teknik tertentu sehingga lebih dapat
diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. Ada beberapa perbedaan antara proses
pengambilan keputusan yaitu: Keputusan yang diambil setiap orang dipengaruhi oleh
banyak hal, seperti, Latar belakang, pengalaman, kebutuhan dan sebagainya. Untuk
lebih memahami dan lebih mengerti secara spesifik tentang pengambilan keputusan,
seorang pengambil keputusan perlu belajar lebih banyak mengenai pengambilan
keputusan dan berbagi pengalaman dengan orang lain sehingga mereka dapat
menemukan cara terbaik untuk membuat keputusan dan meminimalkan hal-hal yang
tidak diinginkan.

6
Tujuan pengambilan keputusan adalah: tujuan tunggal ketika keputusan yang dihasilkan
hanya menyangkut satu masalah. Artinya, sekali diputuskan, tidak akan ada
hubungannya dengan masalah yang lain, dan tujuan ganda muncul ketika keputusan
yang dihasilkan melibatkan lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang dibuat
secara bersamaan memecahkan dua atau lebih masalah yang saling bertentangan atau
tidak bertentangan.

Elemen proses pengambilan keputusan yang dapat digunakan manajer harus mengkaji
dan mempertimbangkan tujuan keputusan, mengidentifikasi masalah, faktor internal dan
eksternal dalam lembaga/organisasi dan alat pengambilan keputusan yaitu Produksi dan
pemrosesan.

2. Dasar Dalam Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (2002:16), keputusan itu disebabkan oleh lima dasar hal yaitu:
a. Intuisi (perasaan)
Emosional (emosional) Emosi atau keputusan berdasarkan emosi bersifat
subjektif dan mudah dipengaruhi. Membuat keputusan sendiri memiliki banyak
keuntungan dan kerugian. Manfaatnya meliputi: Untuk masalah keputusan yang
relatif singkat dan terbatas, pembuat keputusan umumnya puas dan kemampuan
pembuat keputusan untuk dapat membuat keputusan sangat penting dan harus
digunakan dengan tepat. Kekurangannya antara lain:

Meskipun penentuan yang dihasilkan relatif buruk, alat pembanding sulit


ditemukan. Dengan demikian, seringkali sulit untuk mengukur keadilan dan
akurasi, seringkali mengabaikan faktor-faktor lain dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Pengalaman
Pengambilan keputusan dengaqn berdasarkan pengalaman mempunyai manfaat
dari pengetahuan langsung karna dapat mengevaluasi segala sesuatu berdasarkan

7
pengalaman serta dapat menghitung kekuatan dan kelemahan dari keputusan
yang dihasilkan. Bahkan jika seseorang mampu untuk menemukan solusi hanya
dengan melihatnya, juga mampu mendapatkan pengalaman dapat membantu
memahami suatu masalahnya.
c. Fakta
Keputusan berdasarkan fakta dapat menjadi keputusan yang sehat, solid dan
dapat mengarah pada keputusan yang baik. Fakta juga meningkatkan
kepercayaan pada pembuat keputusan dan memungkinkan orang untuk dapat
melakukan serta juga bersedia menerima keputusan dengan bermartabat.
d. Wewenang
Keputusan berdasarkan wewenang terkadang juga biasanya dibuat oleh
pimpinan terhadapat bawahannya atau orang-orang yang berada pada posisi
yang lebih rendah. Pengambilan keputusan yang diambil secara otoritas juga
dapat memiliki kelebihan dibandingkan kekurangan. Kekuatannya yaitu antara
lain: dapat bersifat rutin, dikaitkan dengan praktik diktraktor sering mengalami
masalah yang dapat diselesaikan dengan cara-cara yang dpat menimbulkan
kebingungan.
e. Rasional
Dalam pengambilan keputusan rasional, keputusan hasil bersifat objektif, logis,
leboh transparan dan sangat konsisten. Sehingga hasil atau kendala tertentu
dapat mendekati kebenaran atau dimaksimalkan sesuai keinginan.
Ada banyak cara untuk membuat keputusan yang rasional, seperti:
1. Terjadinya perkara, kecurigaan dan ketidakjelasan soal;
2. Suatu kesatuan pemahaman tentang tujuan ingin dicapai dan arah tujuan.
3. Pengetahuan alternatif, setiap pengetahuan alternatif diketahui sifat dan
akibatnya.
4. Alternatif yang dapat diklasifikasikan menurut selera dan kriteria yang
jelas.

8
5. Pilihan terbaik berdasarkan dari hasil yang maksimal, hasil ekonomi
yang maksimal. Dalam situasi yang ideal, pengambilan keputusan yang
rasionl sepenuhnya berlaku.

3. Faktor-faktor Terjadinya Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil suatu keputusan, suatu organisasi tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:
1) Kedudukan atau jabatan
Dalam konteks pengambilan keputusan, kedudukan atau jabatan dapat dilihat
dalam kaitannya dengan:
a) kedudukan jabatan sebagai pengambil keputusan, pengambil keputusan
atau pegawai,
b) peninggian jabatan, seperti strategi, politik, peraturan, organisasi atau
teknis.
2) Masalah
Masalah adalah hambatan untuk mencapai tujuan, yaitu penyimpangan dari apa
yang diharapkan, direncanakan, diinginkan atau dipecahkan. Masalah terbagi
menjadi dua jenis, masalah terstruktur dan masalah tidak terstruktur.
3) Situasi
Situasi adalah jumlah faktor-faktor dalam keadaan dunia yang saling
berhubungan dan yang mempengaruhi kita dan tindakan kita bersama.
4) Kondisi
Kondisi adalah semua faktor yang keseluruhannya menentukan kemampuan kita
untuk bergerak, bertindak, atau bertindak. Salah satunya yaitu sumber daya.
5) Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai didefinisikan atau ditentukan, demikian juga tujuan
individu, tujuan unit (unit), tujuan organisasi dan tujuan perusahaan secara
umum. Tujuan yang ditetapkan dalam proses pengambilan keputusan.
Faktor umum yaitu:

9
1. Pengaruh tekanan eksternal
2. Pengaruh kebiasaan lama
3. Pengaruh karakteristik pribadi
4. pengaruh kelompok luar dan lingkungan social
5. pengaruh keadaan masa lalu
Faktor penting yaitu:
1. Keadaan internal organisasi
2. Ketersediaan informasi yang dibutuhkan
3. Keadaan eksternal dalam organisasi
4. Kepribadian dan kemampuan mengambil keputusan

4. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Pada dasarnya, keputusan dapat dibagi menjadi dua jenis:


a. Keputusan strategis
Setiap organisasi menghasilkan kebijakan dan keputusan organisasi yang
berbeda. Kebijakan dan manajemen organisasi adalah keputusan strategis.
Kebijakan memiliki dampak besar pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisasi dan menjadi perhatian khusus manajer puncak.
b. keputusan operasional
Informasi tentang keputusan organisasi yang biasanya terkait dengan manajemen
Organisasi harian. Keputusan operasional memiliki dampak besar pada
efektivitas keputusan strategis yang dibuat oleh manajer puncak.

Keputusan yang didasarkan oleh Simon (1995) dibuat menjadi 2 bagian:


a) Pengambilan keputusan terencana: pengambilan keputusan rutin dan berulang
dengan cara yang dapat ditentukan untuk memecahkan masalah melalui:
Prosedur (serangkaian langkah yang saling terkait dan berurutan yang dilacak).
pembuat keputusan), aturan (spesifikasi tentang apa yang harus dan tidak boleh

10
dilakukan oleh seseorang pembuat politik) kebijakan (pedoman yang
menentukan parameter pengambilan keputusan).
b) Pengambilan keputusan yang tidak terjadwal: keputusan yang tidak dibuat
secara rutin dan digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Pengambilan keputusan yang baik memiliki ciri-ciri yaitu:
a) Setiap keputusan yang dibuat dikomunikasikan dengan jelas untuk semua yang
pengambil keputusan
b) Di dalam sekolah, kepala sekolah, panitera dan pegawai lainnya berpartisipasi
penuh dalam proses pengambilan keputusan
c) Keputusan yang dibuat tidak kaku, harus rasional dan sederhana Mendongkrak
dari Keputusan yang diambil harus diikuti dengan pemahaman yang jelas
d) Keputusan yang dibuat sudah tidak tepat lagi, bukan untuk dipaksakan, tetapi
keputusan tersebut diganti.

5. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan titik awal dari semua kegiatan manajemen, sehingga
fungsi manajemen tidak akan bisa dijalankan tanpa adanya proses untuk pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dan bekerja baik dalam perencanaan dan
pengorganisasian, mobilisasi dan pemantauan. Pengambilan keputusan begitu sangat
penting tidak hanya saat ketika mengembangkan rencana strategis, tetapi juga ketika
melaksanakan tugas operasional dan mengatasi masalah (penyimpangan dari rencana)
yang dihadapi oleh manajer organisasi dan karyawan.

Keputusan dibuat oleh orang-orang dalam situasi saat terjadi pengambilan keputusan.
Manajemen dalam situasi seperti ini dengan melakukannya secara tepat juga
menentukan keberhasilan proses pengambilan keputusan. Situasi pengambilan
keputusan muncul saat individu, pemimpim, dan manajer yang menghadapi masalah
dan berbagai alternatif atau pilihan yang mengatasi masalah tersebut. Selain itu, dari

11
pilihan yang berbeda ini ia mulai berpikir, meramalkan dan mengambil keputusan.
Langkah terpenting adalah keputusan atas pilihan opsi yang telah ada.

Dalam proses pengambilan keputusan. Saat membuat keputusan, sulit atau bisa didengar
sederhana. Muhaimin dkk. menyatakan bahwa pengambilan keputusan tergantung pada
keterlibatan yang dibuat sebelum keputusan itu dibuat. Komitmen oleh Kotler dan
Andreasen ini dapat dibagi menjadi dua tingkatan: komitmen tingkat tinggi dan
komitmen tingkat rendah. Keterlibatan ini berdampak pada saat pertimbangan
pengambil keputusan. Keterlibatan tinggi terjadi ketika keputusan dibuat untuk pertama
kalinya, risiko tinggi, dan ada tekanan eksternal yang kuat. Oleh karena itu, ketika
keputusan sering dibuat, partisipasi yang tinggi ini secara bertahap dapat melemah jika
suatu keputusan terlalu sering dibuat.

Setiap manajer, pemimpin harus memahami Langkah proses terjadinya pengambilan


keputusan yang digariskan oleh Mondy dan Premeaux (1995). Ada lima langkah yang
meliputi:
1. Identifikasi masalah dan peluang
Selidiki atau identifikasi apa masalahnya atau peluang apa yang harus diambil
organisasi untuk dapat memperkuat perannya untuk masa yang akan datang.
Oleh karena itu, faktor-faktor penyebab suatu masalah atau peluang harus
diidentifikasi sedemikian rupa melalui analisis yang rasional dan sistematis.
2. Buat alternatif
Buat beberapa opsi yang diharapkan Sangat penting untuk menjadi jawaban atas
masalah tersebut. Berbagai alternatif dibuat karena dapat memilih manakah yang
paling hemat dan mudah untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Ada juga
beberapa pilihan alternatif yang dapat membuat keputusan tentang masa depan
organisasi untuk mempelajari cara yang lebih baik untuk memajukan organisasi.
3. Evaluasi alternatif

12
Evaluasi kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif dalam
memecahkan suatu masalah serta bagaiamana merespon peluang yang ada
merupakan langkah untuk menentukan pilihan.
4. Memiliki dan mengimplementasikan alternatif
Tindakan memilih alternatif terbaik dari sejumlah Alternatif yang disarankan
untuk membantu memecahkan masalah dengan sukses dan menanggapi peluang
dalam pengambulan keputusan suatu organisasi adalah langkah keempat ini.
Pilihan alternatif sekaligus menentukan bahwa ini digunakan sebagai keputusan
yang diambil.
5. Evaluasi alternatif
Keputusan yang ditetapkan dan diimplementasikan harus dinilai apakah telah
mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. Jika tidak, ukuran tersebut harus
diperbaiki dengan memeriksa alternatif yang telah diajukan.

Sebagian besar pengambilan keputusan juga dibagi menjadi beberapa fase. Ini dapat
diturunkan dari ide yang dikembangkan oleh Peraih Nobel dan ahli teori keputusan
Herbert A. Simon, yang merancang tiga tahap proses utama dalam pengambilan
keputusan
1. Kegiatan intelijen. Berasal dari gagasan militer tentang "kecerdasan", Simon
menggambarkan tahap awal ini sebagai eksplorasi kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
2. Kegiatan desain. Pada fase kedua adalah langkah-langkah, pengembangan dan
analisis masalah.
3. Kegiatan favorit. Fase ketiga dan terakhir ini adalah pilihan nyata: memilih
tindakan tertentu di antara yang tersedia.

6. Gaya Pengambilan keputusan

Gaya pengambilan keputusan adalah cara atau tanggapan yang dibuat orang sehubungan
dengan proses pada saat melakukan pengambilan keputusan. Dalam pengertian lain,

13
gaya pengambilan keputusan adalah cara unik bagi seseorang untuk membuat keputusan
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain serta didalam organisasi lainnya.

Perbedaan individu sangat dapat mempengaruhi pada saat terjadinya proses


pengambilan keputusan. Perbedaan serta karakteristik tiap individu yang begitu sangat
menentukan langkah pengambilan keputusan yang akan mereka akan diambil. Seperti
setiap individu, mereka memiliki gaya pengambilan keputusan dan juga tingkat
perkembangan moral yang begitu berbeda, dan memiliki pola pikir dan latar belakang
yang berbeda. Menurut Didin Kurniadin dan Imam Machali14, terdapat dua gaya yang
biasanya terjadi dalam proses terjadinya pengambilan keputusan:

a) Gaya yang rasional


Gaya pengambilan keputusan yang rasional ini Keamanan yang masuk akal,
akurat dan rasional, kemampuan perencanaan yang tinggi, dan keandalanya yang
juga terkadang tinggi cenderung melakukan tugas dengan tingkat control tinggi.
Atas dasar inilah saat gaya pengambilan keputusan rasional diketahui cenderung
merumuskan keputusan dengan penekanan pada pemikiran rasional.

Segala sesuatu yang tidak masuk akal dan ada hubungannya dengan emosi,
emosi atau fantasi diabaikan. Namun, hal-hal yang juga berkaitan dengan
perencanaan yang matang, perhitungan yang akurat, peramalan yang rasional,
dan pemikiran yang rasional juga tidak terlalu diperhatikan oleh mereka yang
sebagian hanya memiliki gaya pengambilan keputusan rasional ini. Gaya
pengambilan keputusan rasional berfokus pada dasarnya dengan pemikiran
rasional yang sistematis dan langsung.
b) Gaya intuitif
Gaya pengambilan keputusan intuitif ini lebih mengfokuskan pada emosi,
seperti emosi, persepsi, imajinasi dan terkadang begitu terlihat impulsif
(keputusan cepat). Pengambilan keputusan yang intuitif adalah proses
diciptakanya dari pengalaman bawah sadar. Dalam hal ini, bukan berarti analisis

14
rasional tidak bekerja sama sekali, tetapi gerakan, imajinasi, dan rasional saling
eksklusif. Hanya saja sisi emosionalnya lebih dominan.

Pilihan yang dibuat dari intuisi subyektif. Perasaan batin secara subjektif ini
dengan bertahap tercermin seperti saat merasakan dalam sugesti, pengaruh
eksternal, preferensi seseorang (preferensi) dan faktor psikologis lainnya.

Bagi Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, dalam pengambilan keputusan,


ada empat gaya yang ditampilkan eksekutif saat berkomunikasi dengan
bawahannya: gaya berbicara, gaya penjualan, gaya keterlibatan, dan gaya
delegasi. Efektivitas gaya kepemimpinan tergantung pada sejauh mana ia
beradaptasi dengan kematangan bawahan. Pada prinsipnya konsep yang
dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard adalah:
1. Telling Style. Prilaku Pemimpin Yang Tinggi serta Pengarahan yang
Rendah Dukungan. Gaya ini memiliki kemungkinan paling efektif untuk
disesuaikan jika disesuaikan dengan bawahan yang matangnya relatif
rendah.
2. Selling Style. Prilaku pimpinan yang tinggi pengarahan dan dukungan
tinggi. Gaya ini memiliki kemungkinan paling tinggi jika dapat untuk
disesuaikan dengan bawahan yang kematangannya relative sedang.
3. Participating Style. Dukungan tinggi dan perilaku kepemimpinan yang
hanya memiliki sedikit arahan. Gaya ini lebih mungkin untuk diadaptasi
secara lebih efektif bila disesuaikan dengan bawahan yang matang.
4. Delegating Style. Perilaku kepemimpinan dengan dukungan dan
pengawasan yang tidak memadai. Gaya ini kemungkinan besar cocok lebih
efektif dengan bawahan yang relatif ambisius.

7. Strategi Dalam Pengambilan Keputusan

15
Menurut Dinklage (Sharf, 1992) terdapat 8 jenis teknik pengambilan keputusan.
Berikut adalah empat petunjuk utama dalam bergerak maju. Yaitu, delaying,
fatalistic, compliant, dan tipe paralytic. Empat jenis lainnya, intuitive, impulsive,
agonizing dan planful, dianggap sebagai metode pengambilan keputusan yang
efektif. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat digunakan saat
mengambil keputusan.
1. Delaying
Pada prinsipnya, jenis teknik ini adalah jenis kemalasan atau prokrastinasi.
Seseorang memutuskan bahwa dia akan membuat keputusan untuk waktu
yang lama. Contoh dari teknik ini melibatkan contohnya seorang yang
menunggu hingga kesempatan terakhir untuk dapat menyelesaikan aktivitas
dan membiarkan aktivitas tersebut sampai kehabisan waktu sehingga
aktivitas tersebut tidak dapat dihentikan.
2. Fatalistic
Tipe ini adalah salah satu tipe yang tidak memutuskan hubungan. Tidak
semua orang bisa melakukan selain memilih-suara.
3. Compliant
Jenis ini terjadi jika memungkinkan seperti jatuh ke dalam hati orang yang di
pilih. Sulit atau kewalahan oleh jumlah kekuatan. Contoh umum: orang tua
membuat keputusan tentang anak-anak mereka.
4. Tipe Paralityc
Jenis nasihat ini terjadi ketika seseorang terlalu takut atau terlalu cemas
untuk dalam membuat keputusan. Ia akan merasa tidak bisa mengambil
keputusan. Dia mungkin merasa tertekan atau bahkan ditekan oleh dirinya
sendiri atau oleh keadaan ekstrenal dalam membuat suatu keputusan, tetapi
dia takut akan konsekuensinya.
5. Intuitive
Proses intuiti ini berhubungan dengan perasaan. hasilnya dari keputusan
intuitif ini merupakan opsi yang kemungkinan sangat bagus, tetapi tidak

16
menganalisis kebutuhan setiap orang seperti contohnya apakah memiliki
keterampilan, kemampuan, keinginan, dll.
6. Impulsive
implusive adalah tindakan dimana saat proses keputusan yang diambil tidak
mempertimbangkan opsi lain. Dalam proses ini, individu cenderung
membuat beberapa keputusan dengan cepat.
7. Agonizing
Aginizing yang berarti sangat sakit. strategi ini biasanya mengacu pada
strategi pengambilan keputusan, yang hasilnya terkadang bisa menyakitkan
atau melelahka. Biasanya terjadi karena mereka tidak memiliki informasi
spesifik tentang keputusan yang telah dibuat.
8. Planful
Strategi ini memungkinkan orang untuk melakukan suatu perencanaan saat
pengambilan keputusan. Berdasarkan rencana ini seorang individua tau
pemimpim membuat keputusan akan memperhitungkan emosi dari hasil
pengambilan keputusan dan pengetahuan tentang keterampilan, bakat, minat
dan nilai-nilai, termasuk keputusan karir.

17
C. RANGKUMAN

KESIMPULAN

Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting adalah pengambilan keputusan.
Para pemimpin ataupun manajer terkadang hanya menghabiskan sebagian besar waktu
mereka mempelajari proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seorang
individu dalam kepemimpinan organisasi, semakin penting tugas pengambilan
keputusan.

Pengambilan keputusan adalah tindakan seorang manajer, pemimpim untuk


menemukan alternatif pemecahan masalah organisasi/institusi dan menentukan salah
satu dari banyak alternatif sebagai cara yang dianggap tepat untuk menyelesaikannya.
Keputusan manajer dibuat dalam proses yang terstruktur dan tidak rumit serta
dipikirkan dengan matang. Pengambilan keputusan melibatkan mengadopsi solusi
dalam menyelesaikan kasus atau mendefinisikan, untuk semua terlibat didalam hasil
proses pengambilan keputusan, dan pedoman ini memiliki implikasi jangka panjang.

Keputusan yang baik adalah keputusan yang melibatkan pemangku kepentingan dalam
proses pengambilan keputusan. Kualitas manajer dapat dilihat dari bagaimana manajer
memutuskan kasus. Setiap pedoman yang ditetapkan melewati proses yang terstruktur

18
dan terukur, karena langkah-langkah manajer membutuhkan pengalaman yang cukup.
Semoga Anda membuat pilihan yang bijak dan bijak.

Pengambilan keputusan adalah cara mengungkapkan pendapat yang dapat memecahkan


suatu masalah dengan cara atau metode tertentu dan membuatnya dapat diterima oleh
semua pihak. Beberapa perbedaan antara keputusan virtual atau model dan bagaimana
keputusan dibuat dalam praktik atau teori. Keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya yaitu: Latar belakang, pengalaman, kebutuhan, dll. Untuk
pemahaman keputusan yang lebih akurat, pengambil keputusan yang baik adalah
dengan cara mempelajari lebih banyak tentang keputusan, berbagi pengalaman dengan
orang lain, saat membuat pengambilan keputusan, dan meminimalkan niat yang tidak
diinginkan. dan perlu menemukan cara untuk menyelesaikannya

19
D. PERTANYAAN DISKUSI

1. Sebutkan dan jelaskan kemampuan manusia dalam proses


pengambilan keputusan!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori pengambilan keputusan dan


fungsi pengambilan keputusan!

3. Bagaimana menilai bahwa keputusan yang diambil sudah baik dan


berkualitas?

4. Buatlah alur proses pengambilan keputusan ?

5. Apa inti dalam pengambilan keputusan?

20
DAFTAR PUSTAKA

Lipursari, A. (2013, Februari). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam


Pengambilan Keputusan. Jurnal Stie Semarang, 5(2013), 26-37.

Atika ANdriani, H. A. (2019). Teori Dalam Pengambilan Keputusan. 1-3.

Alwizra, A. H. (2020). Jurnal Menata. Manajemen Pengambilan Keputusan, 96-111.

Haudi, S. M. (2021). Teknik Pengambilan Keuputusan. Sumatra Barat: Insan Cendikia


Mandiri.

21
22

Anda mungkin juga menyukai