Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM MENANGANI INTOLERANSI

DI INDONESIA

Pancasila Value Implementation In Handling Intolerence


In Indonesia

NINI ADELINA TANAMAL1, SAPTA BARALASKA UTAMA SIAGIAN2


1
Dosen Tetap, Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
faithadelmoz@gmail.com; Hp. 082299093743
2
Alumni Program Pendidikan Angkatan (PPRA) LIV Lemhannas RI tahun 2016, Pendidikan Theologia
saptapouk@yahoo.co.id; Hp. 082114505248

ABSTRAK: Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila terbukti mampu mengayomi berbagai macam perbedaan yang
ada dalam masyarakat. Namun, aksi intoleransi yang marak terjadi setelah Indonesia mengalami perubahan sistem
pemerintahan, menunjukkan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah untuk mempertahankan Pancasila.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyebab timbulnya sikap intoleransi antar umat
beragama di Indonesia dan bagaimana fungsi pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan kekerasan dan
diskriminasi terhadap sikap intoleransi antar umat beragama di Indonesia guna mengimplementasikan pancasila. Fungsi
pemerintah dan masyarakat harus mampu menyelesaikan intoleransi antar umat beragama, dimana pemerintah
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai aturan-aturan yang menjadi landasan kerukunan antar umat
beragama dalam Pancasila dan UUD 1945 dengan dialog dan musyawarah dengan masyarakat. Maka tulisan ini
memaparkan suatu studi kasus secara deskriftif kualitatif terhadap sikap intoleransi, melalui munculnya radikalisme dan
terorisme yang secara nyata dan terjadi di Indonesia. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menemukan
pemikiran-pemikiran dari pendiri bangsa tentang Pancasila guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
sistem ketahanan Nasional, karena pancasila sebagai dasar negara, dan Pancasila sebagai ideologi yang bisa
menyatukan keragaman (Suku, etnis, agama, budaya, bahasa) untuk kesatuan bangsa.

Kata kunci: Implementasi, Pancasila, intoleransi

ABSTRACT: The values contained in Pancasila are proven to be able to protect various kinds of differences that exist in
society. However, acts of intolerance that have raged after Indonesia changed in the system of government, show the
challenges that must be faced by the government to defend Pancasila. The purpose of this study was to determine how
the causes of intolerance among religious communities in Indonesia and how the government and society function in
resolving violence and discrimination against intolerant attitudes between religious communities in Indonesia to
implement Pancasila. The function of government and society must be able to resolve intolerance between religious
communities, where the government conducts outreach to the community regarding the rules that are the basis for
harmony between religious communities in Pancasila and the 1945 Constitution through dialogue and deliberation with
the community. So this paper describes a qualitative descriptive case study of intolerance, through the emergence of
radicalism and terrorism that is real and occurs in Indonesia. So it can be concluded that this research finds the ideas of
the nation's founders about Pancasila to provide a complete understanding to the public about the National Resilience
system, because Pancasila is the basis of the state, and Pancasila is an ideology that can unite diversity (ethnicity,
ethnicity, religion, culture, etc. language) for the unity of the nation.

Keywords: Implementation, Pancasila, intolerance

408 | v o l u m e 8 n o m o r 3
PENDAHULUAN karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan

Sejak negara ini merdeka, para pendiri Negara dan perikeadilan." Makna pembukaan UUD

Indonesia telah sepakat untuk menempatkan 1945 alinea pertama menjelaskan bahwa a)

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan Keteguhan Bangsa Indonesia dalam membela

falsafah hidup bangsa Indonesia. Ini berarti, kemerdekaan melawan penjajah dalam segala

seluruh sendi kehidupan masyarakat, bangsa bentuk. b) Pernyataan subjektif bangsa

dan Negara Indonesia, termasuk sistem Indonesia untuk menentang dan manghapus

pemerintahan dan tata kelola bernegara, penjajahan di atas dunia. c) Pernyataan

berlandaskan pada kelima sila yang objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan

terkandung dalam Pancasila, yaitu (1) tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri

Ketuhanan yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan keadilan. d) Pemerintah Indonesia

yang adil dan beradab, (3) Persatuan mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa

Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Indonesia untuk berdiri sendiri [1].

hikmat kebijaksanaan dalam Pada pembukaan UUD 1945 alinea

permusyawaratan perwakilan, (5) Keadilan ketiga: "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima Kuasa dan dengan didorongkan oleh

sila/prinsip ini jugalah yang mendasari keinginan luhur, supaya berkehidupan

pemerintah Indonesia dalam mencapai empat kebangsaan yang bebas, maka rakyat

tujuan utamanya yang dipertegas kembali Indonesia dengan ini menyatakan

pada Pembukaan UUD 1945. Ada makna yang kemerdekaannya." Makna pembukaan UUD

terkandung dalam UUD 1945 yang harus 1945 alinea ketiga: a) Motivasi spiritual yang

diketahui, terutama pada bagian pembukaan. luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat

Masyarakat Indonesia bisa menemukan rahmat Allah Yang Maha Kuasa. b) Keinginan

melalui UUD 1945 yaitu falsafah, pedoman, yang didambakan oleh segenap Bangsa

dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan, Indonesia terhadap suatu kehidupan yang

serta kepribadian bangsa [1]. Pembukaan berkesinambungan antara kehidupan

UUD memiliki peranan penting karena material dan spiritual, dan kehidupan di dunia

terdapat makna tersendiri yang telah lama maupun akhirat. c) adanya Pengukuhan

dicita-citakan oleh tokoh perumusan pernyataan proklamasi [2].

pancasila bangsa kita (Founding Fathers). Maka pada alenia pertama dan

Bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea ketiga ingin menepis masalah intoleransi
Pertama: "Bahwa kemerdekaan itu ialah hak yang seringkali menggambarkan secara
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka implisit tentang makna penjajahan yang
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, diperangi melalui konsep hidup

409 | v o l u m e 8 n o m o r 3
keberagamaan yang berbeda pada gereja HKBP Filadelfia di Bekasi dan GKI

(menganggap agamanya yang paling Yasmin di Bogor [2].

benar dan tidak dapat bersikap Kebijakan dan program Implementasi


Nilai Nilai Pancasila dan UUD 1945 Dalam
bertoleransi pada agama yang berbeda),
Menghadapi Radikalisme dan Terorisme, guna
dan dilakukan tanpa melihat dari aturan
meningkatkan Ketahanan Ideologi dalam
dan landasaan visional UUD 1945, yaitu:
rangka Ketahanan Nasional, merupakan
1) melindungi segenap bangsa Indonesia
sebuah program bersama yang melibatkan
dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2)
berbagai pihak yaitu negara, pemerintah dan
memajukan kesejahteraan umum, 3) masyarakat.
mencerdaskan kehidupan bangsa dan 4) Oleh karena itu, artikel ini secara
ikut melaksanakan ketertiban dunia. spesifik akan menggambarkan tentang
Namun, dalam dua dekade terakhir ini, intoleransi beragama yang terjadi antara
bermunculan gerakan-gerakan yang menolak kelompok radikal terhadap kaum minoritas di
Pancasila dan berupaya untuk menggantikan Indonesia, serta menampilkan sejumlah data
Pancasila dan menggunakan ideologi agama yang terkait dengan pengrusakkan dan
untuk menjadi dasar negara Indonesia. penutupan rumah ibadah, khususnya gereja
Bahkan atas nama agama dengan jumlah [2].
pemeluk terbesar di Indonesia, kelompok- Artikel ini bertujuan untuk
kelompok intoleran turut andil dalam menunjukkan pentingnya Pancasila agar
menggoyahkan nilai-nilai dalam Pancasila [2], dipertahankan sebagai falsafah hidup bangsa
terutama sila pertama, “Ketuhanan Yang dan untuk menjamin keutuhan Negara
Maha Esa,” sila kedua, “Kemanusiaan yang Kesatuan Republik Indonesia di mana
adil dan beradab,” dan sila ketiga, “Persatuan rakyatnya terdiri dari berbagai macam suku,
Indonesia.” Kelompok intoleran ini dengan agama dan ras.
sengaja melakukan intimidasi terhadap Hal ini sangat penting karena persoalan
kelompok pemeluk agama lainnya yang kerap radikalisme dan terorisme bukan semata
didukung juga oleh pemerintah setempat. menjadi ancaman dan tanggung jawab
Yang lebih menyedihkan lagi, kelompok ini negara, tapi sudah menjadi ancaman
dapat menghentikan ibadah kelompok agama kemanusiaan yang harus menjadi tanggung
lain dengan cara menutup tempat ibadah dan jawab kita semua untuk mengatasinya.
menarik ijin rumah ibadah dengan Oleh sebab itu, artikel ini menyajikan
mendapatkan dukungan dari masyarakat dan satu pemikiran yang berkaitan tentang
pemerintah setempat, seperti yang terjadi Implementasi Nilai Nilai Pancasila dan UUD

410 | v o l u m e 8 n o m o r 3
1945 yang harus sejalan dengan landasan Sebagai dasar negara dan falsafah
filosofis, landasan konstitusional serta hidup bangsa yang melandasi semua sendi
peraturan terkait lainnya, sehingga pemikiran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
ini bisa mendukung pencapaian tujuan bernegara, Pancasila terbukti mampu
pembangunan nasional. Implementasi Nilai mengayomi dan melindungi seluruh warga
Pancasila dan UUD 1945 dan harus memiliki negara yang berbeda suku, agama dan ras.
landasan moral dan operasional yang sesuai Kelima sila dan 45 prinsip yang
dengan jiwa, semangat dan amanah terkandung dalam Pancasila merupakan
konstitusi. pedoman yang sangat ideal dalam mengatur
perilaku seluruh warga negara Indonesia dan
METODE dalam mereka berhubungan satu dengan yang

Metode yang digunakan dalam lain sebagai bagian dari negara Indonesia,

penulisan ini menggunakan metode Kualitatif serta untuk menjaga keutuhan NKRI.

studi kasus deskriptif, dimana penelitian yang a. Pancasila sebagai Landasan Idiil

menggambarkan suatu keadaan, gejala, fakta Pancasila merupakan landasan idiil

atau realita atas suatu kasus tertentu secara dalam mengatasi persoalan radikalisme dan

lebih mendalam dengan melibatkan terorisme. Gerakan radikalisme dan terorisme

pengumpulan beraneka sumber informasi secara khusus bertentangan dengan tiga sila

yang berhubungan dengan topik/judul. Studi utama dalam pancasila yaitu Sila Ketuhanan

kasus yang digambarkan yaitu bagaimana Yang Maha Esa, sila Kemanusiaan yang Adil

fakta atau realita terjadinya sikap intoleransi dan Beradab dan sila Persatuan Indonesia. Sila

di Indonesia yang akhir-akhir ini terjadi pada Ketuhanan berarti kita harus mempercayai

suatu kepercayaan keagaamaan yang berbeda dan mengimani keberadaan Allah SWT yang

dan dalam kategori minoritas. Hasil analisis Mengajarkan sifat kasih sayang, menolak

kemudian dipaparkan secara deskriptif kekerasan dan toleransi. Gerakan radikalisme

tematis melalui sumber sumber pustaka yang dan terorisme sangat bertentangan dengan

mendukung penulisan melalui buku buku sila Ketuhanan Yang Maha Esa karena

yang ada serta karya ilmiah lainnya. bertentangan dengan sifat ketuhanan yang
tidak boleh memaksakan kehendak dan

HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan cara kekerasan dalam


mencapai tujuan.
Pancasila dan aksi intoleransi di Gerakan radikalisme dan terorisme juga
Indonesia bertentangan dengan Sila Kemanusiaan
karena radikalisme dan terorisme mendorong

411 | v o l u m e 8 n o m o r 3
munculnya tindakan kekerasan, pembunuhan,
kematian yang bertentangan dengan nilai b. UUD 1945 sebagai Landasan
Konstitusional
kemanusiaan dan tidak menghargai Hak Asasi
Manusia. Gerakan radikalisme juga Dalam pembukaan UUD 1945, salah
bertentangan dengan sila Persatuan satu tugas negara adalah melindungi segenap
Indonesia, karena adanya pemaksaan tumpah darah Indonesia, memajukan
kehendak melalui cara cara kekerasan, dan kesejahteraan umum, mencerdaskan
keinginan untuk mengganti dasar negara kehidupan bangsa dan ikut serta menciptakan
Pancasila dengan dasar lainnya, akan merusak perdamaian dunia. Keberadaan gerakan
persatuan dan kesatuan bangsa [3]. radikalisme dan terorisme merupakkan
Seluruh butir yang terkandung dalam ancaman terhadap keamanan dan
lima sila Pancasila sesungguhnya telah keselamatan seluruh warga bangsa. Negara
menjadi landasan ideal bagi seluruh rakyat wajib melindungi warganya dari segala bentuk
Indonesia dalam menjaga keutuhan bangsa. ancaman kelompok kelompok radikal yang
Sayangnya, keadaan tersebut terganggu menggunakan cara cara kekerasan dan
setelah muncul aksi terorisme dan radikalisme terorisme. Penanaman nilai nilai Pancasila dan
yang mendorong terjadinya intoleransi di UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan
negara ini. Kelompok intoleran di Indonesia bernegara, diharapkan bisa memberikan
mulai terlihat melakukan aksinya di akhir imunitas atau kekebalan terhadap warga
tahun 1990-an, bersamaan dengan terjadinya negara, untuk tidak terpengaruh dengan
perubahan signifikan dalam pemerintahan faham faham kelompok radikal yang
Indonesia. Tuntutan untuk mengubah sistem menggunakan cara kekerasan dalam
politik menjadi lebih demokratis dan pencapaian tujuan. Implementasi nilai
transparan pada era reformasi, setelah Pancasila dan UUD 1945 bisa menjadi virus
jatuhnya Presiden Soeharto, mendorong untuk mencegah muculnya radikalisme dan
Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie terorisme (deradikalisasi) secara lebih efektif
mengeluarkan Undang-undang (UU) No. 2 dan efisien [4].
tahun 1999 tentang Partai Politik. UU ini
membuat politik menjadi wilayah publik di c. Wawasan Nusantara sebagai Landasan
Visional
mana setiap orang dapat terlibat di dalamnya
Pada awal kemerdekaan, berdirinya
dan memberikan kesempatan kepada setiap
negara Indonesia tidak didasarkan karena
Warga Negara Indonesia (WNI) untuk
kesamaan etnis, suku, agama, bahasa,
menyampaikan pendapat, berserikat dan
budaya, dan kedaerahan. Akan tetapi
membuat partai politik [4].
berdirinya negara Indonesia karena

412 | v o l u m e 8 n o m o r 3
sebagaimana tercantum dalam pembukaan d. Ketahanan Nasional sebagai Landasan
UUD 1945 adanya keinginan untuk hidup Operasional
bersama sebagai suatu bangsa dalam sebuah Hakikat ketahanan nasional Indonesia
negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
dan makmur. Hal itu juga diperkuat dalam yang mengandung kemampuan
Lambang negara Burung Garuda Pancasila mengembangkan kekuatan nasional untuk
dengan semboyannya Bhinneka Tunggal lka dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa
yang berarti berbeda beda tetapi tetap dalam dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
satu kesatuan juga. Keragaman etnis, suku, Hakikat konsepsi ketahanan nasional
agama, bahasa, dan budaya bukan alasan Indonesia adalah pengaturan dan
untuk kita berpecah belah sebagai sebuah penyelenggaraan kesejahteraan dan
bangsa. Perbedaan dan keragaman keamanan secara seimbang, serasi, dan
merupakan sebuah khazanah kekayaan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
bangsa yang bisa menjadi potensi atau nasional [5].
kekuatan, bukan malah menjadi kendala dan Keberhasilan implementasi Nilai
penghambat terhadap persatuan dan Pancasila dan UUD 1945 dalam konteks
kesatuan. Disinilah urgensinya kita sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam
sebuah bangsa mengelola sebuah keragaman menghadapi gerakan radikalisme dan
dalam semangat persatuan (unity in diversity). terorisme, akan mampu memperkuat
Oleh sebab itu, adanya gerakan radikalisme ketahanan nasional. Nilai nilai Pancasila dan
dan terorisme yang cenderung UUD 1945 yang diyakini kebenarannya,
menyeragamkan perbedaan, menjadi sebuah dihayati dan diamalkan oleh warga negara
ancaman terhadap harmoni sosial dan Indonesia dalam perilaku kehidupan sosial
persatuan nasional. Gerakan radikalisme sehari hari, bisa menjadi kekuatan efektif
keagamaan muncul karena adanya untuk menolak dan menangkal potensi
pemahaman yang sempit terhadap teks munculnya benih benih radikalisme dan
ajaran agama, dan juga masih adanya terorisme. Kekuatan ideologi Pancasila dan
sekelompok kecil yang masih memiliki cita cita UUD 1945 sebagai landasan idiil dan
ideology yang berbeda bahkan berlawanan konstitusional, diharapkan bisa mencegah
dengan cita cita nasional, yaitu keinginan masuknya faham faham radikal dan aksi
mendirikan sebuah negara berdasarkan terorisme yang akan merusak persatuan dan
paham keagamaan satu kelompok tertentu, kesatuan bangsa.
dan mengabaikan keragaman dan perbedaan Kebebasan mengeluarkan pendapat,
dari kelompok lainnya. berkumpul dan berserikat bukan hanya

413 | v o l u m e 8 n o m o r 3
mendorong terbentuknya lebih dari 150 pemerintah Indonsia. JII inilah yang
partai politik di Indonesia pada saat itu, bertanggungjawab atas sejumlah aksi
namun juga memberikan kesempatan kepada pengeboman di Indonesia, termasuk terhadap
warga Indonesia untuk membentuk 24 gereja pada malam natal tahun 2000.
organisasi-organisasi sosial-keagamaan. Kelompok intoleran yang mengatas-
Sayangnya, seperti yang disampaikan oleh namakan agama Islam, memulai aksi mereka
Bahtiar Effendy [6], sejumlah organisasi dengan melakukan pengrusakan gereja di
kemasyarakatan yang dibentuk ini bukan beberapa daerah di Jawa Timur pada tahun
untuk meresponi masalah-masalah sosial, 1996, seperti di Sidotopo, Kediri, dan
ekonomi dan politik di Indonesia melainkan Situbondo, serta di Tasikmalaya, Jawa Barat.
untuk menyampaikan aspirasi keagamaan Hingga akhir Mei 1998, ada 145 gereja di
mereka. Bahkan beberapa di antaranya wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
tumbuh menjadi kelompok agama yang Tangerang, Yogyakarta, Lampung, Madura
militan dan menyebarkan gagasan-gagasan dan Banjarmasin yang mengalami
radikal di dalam masyarakat, seperti misalnya pengrusakan akibat kekerasan yang dilakukan
Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin oleh kelompok-kelompok intoleran
Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia tersebut[4]. Gerakan intoleransi ini tidak
(HTI), Forum Umat Islam (FUI), Gerakan berakhir pada pengrusakan gereja saja,
Reformis Islam (Garis), Aliansi Gerakan Anti namun bahkan menutup gereja-gereja
Pemurtadan (AGAP). tersebut dan menyebabkan sejumlah umat
Dalam menghadapi perbedaan yang Kristen di lingkungan gereja tersebut
ada di sekitar mereka, kelompok-kelompok kehilangan hak mereka untuk beribadah.
militan dan radikal ini tidak segan untuk Jumlah pengrusakan dan penutupan gereja
menggunakan cara-cara yang kasar dan bahkan meningkat pesat di era reformasi.
merusak, bahkan sampai merusak rumah- Hingga tahun 2015, tercatat sedikit nya 641
rumah ibadah dari agama lain yang berbeda gereja di Indonesia yang dirusak dan ditutup.
atau kelompok aliran yang berbeda dari Akibatnya umat anggota gereja tersebut tidak
agama mereka. Hal inilah yang kemudian dapat beribadah atau terpaksa melakukan
memunculkan intoleransi beragama di negara ibadah mereka dengan cara sembunyi-
ini. Beberapa kelompok radikal tersebut di sembunyi. Jumlah ini, di luar jumlah
atas diduga memiliki hubungan dengan pengrusakan tempat ibadah yang terjadi pada
kelompok separatis Darul Islam (DI) dan saat konflik Poso dan konflik Ambon selama
Jemaah Islamiyah Indonesia (JII) yang tahun 1998-2002. Tercatat 192 gereja dan 28
dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh mesjid yang rusak pada saat terjadinya konflik

414 | v o l u m e 8 n o m o r 3
tersebut. Data pengrusakan dan penutupan 42 Brebes 1
43 Pekalongan 2
gereja di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 44 Delanggu 1
[7][8]. 45 Kendal 2
46 Blora 1
Tabel 1 47 Jepara 2
Jumlah Gereja yang Dirusak dan Ditutup di 48 Bojonegoro 2
Indonesia (Juni 1998-Des 2015) 49 Tegal 4
50 Cepu 1
No Propinsi Wilayah Jumlah Total 63
I Jawa Barat Bekasi 87 V Yogyakarta
2 Bandung 81 51 Pugeran 1
3 Bogor 18 52 Sleman 5
4 Cianjur 12 53 Gunung Kidul 2
5 Depok 5 54 Bantul 3
6 Sukabumi 4 55 Baciro 1
7 Subang 2 56 Yogyakarta 8
8 Purwakarta 4 57 Total 20
9 Cirebon 1 Vi Jawa Timur
11 Indramayu 2 58 Jombang 1
12 Garut 3 59 Mojokerto 6
13 Sumedang 10 60 Malang 5
14 Karawang 6 61 Lumajang 2
15 Tasikmalaya 3 62 Surabaya 6
16 Cimalaya 1 63 Sidoarjo 3
17 Cimahi 11 64 Sukolilo 1
18 Lembang 3 65 Lamongan 1
19 Cisarua 2 66 Tuban 1
20 Ciamis 7 67 Blitar 1
21 Cilacap 3 68 Pasuruan 8
22 Sindanglaya 1 69 Lawang 1
23 Rengasdengklok 1 70 Total 36
24 Gresik 1 Vii Sumut
Total 268 71 Tapanuli Selatan 2
Ii Banten 72 Medan 5
25 Banten 5 73 Binjai 2
26 Tanggerang 38 74 Padang Laras 1
Total 43 75 Sibolga 1
Iii Dki Jakarta 76 Asahan 2
27 Jakarta Pusat 17 77 Total 13
28 Jakarta Timur 17 Viii Sumatera
29 Jakarta Barat 14 78 Barat Pasaman 1
30 Jakarta Utara 6 Total 1
31 Jakarta Selatan 3 Ix Aceh
Total 57 79 Singkil 37
Iv Jawa Wonogiri 10 80 Serangen 4
32 Tengah 81 Lhoksaumawe 3
33 Kebumen 2 82 Peunayong 1
34 Semarang 2 83 Seunagan 1
35 Cirebon 5 Total 46
36 Sukoharjo/Solo 9 X Sumatera
37 Sragen 2 84 Selatan Palembang 2
38 Magelang 1 Total 2
39 Purworejo 5 Xi Bengkulu
40 Temanggung 4 85 Kaur 4
41 Klaten/Trucuk 6

415 | v o l u m e 8 n o m o r 3
Total 4 intoleransi beragama tidak hanya terjadi dari
Xii Lampung Lampung 4
Total 4 umat Islam radikal terhadap umat Kristen,
Xiii Riau & melainkan juga terhadap umat beragama
86 Kepulauan
Riau Tembilahan Hulu 1 minoritas lainnya, seperti Ahmadiyah, Baha’i,
87 Pekanbaru 3
Syiah, Falun Gong dan beberapa kelompok
88 Dumai 1
89 Ulu 1 agama tradisional lainnya [9].
90 Kampar 1
91 Kepulauan Riau 1 Aksi intoleransi di Indonesia bukan
92 Rokan Hulu 1
hanya dilakukan oleh kelompok Islam radikal.
93 Teluk Kuantan 1
94 Kuantan Singingi 3 Di wilayah di mana umat Kristen menjadi
Total 13
Xiv Maluku mayoritas, ternyata tindak intoleransi
95 Ambon 2 terhadap warga minoritas lainnya juga terjadi.
Total 2
Xv Sulawesi Di Manado, Sulawesi Utara misalnya, ada
96 Tengah Poso 5
kelompok Brigade Manguni (BM) yang
97 Palu 5
Total 10 dibentuk sejak tahun 1999 dengan tujuan
Xvi Sulawesi
98 Selatan Pangkep 2 untuk menjaga keamanan dan stabilitas di
99 Luwu 6
Sulawesi Utara ketika terjadi kerusuhan di
100 Makasar 14
101 Bulukumba 1 Poso dan di Ambon. Saat ini, ketika konflik di
Total 23
Xvii Kalimantan Poso dan Ambon telah berakhir, BM tetap
Timur Bontang 1 melakukan aktivitas mereka menjaga
103 Kab.Pasir 1
Total 2 keamanan di wilayah Manado, namun mereka
Xviii Jambi
dituding melakukan kekerasan terhadap
104 Kota Baru 2
Total 2 tempat ibadah dan umat Islam yang hendak
Xix Kalimantan
105 Selatan Banjarmasin 3 mendirikan mesjid seperti Masjid Asy-
Total 3 Syuhada di Kompleks Aer Ujang, kelurahan
Xx NTB
106 Bima 1 Girian Permai, di daerah Bitung. Kelompok ini
107 Lombok 15
108 Mataram 13 bahkan merusak mesjid dan rumah sejumlah
Total 29 tokoh agama serta warga lainnya yang
Total 641
beragama Islam. Salah satu bentuk
keberagaman yang terdapat di Indonesia
Berdasarkan Dari data Tabel 1, dapat adalah persoalan agama. Indonesia bukan
kita lihat bahwa aksi intoleransi umat Islam negara sekuler, bukan pula negara agama,
terhadap umat Kristen paling besar terjadi di akan tetapi pengakuan terhadap agama oleh
wilayah Jawa Barat seperti di Bekasi, negara hanya meliputi enam agama saja, yaitu
Bandung, Bogor dan Singkil, Aceh. Namun, Islam, Hindhu, Budha, Kristen, Katolik, dan

416 | v o l u m e 8 n o m o r 3
Kong Hu Chu. Apabila dilihat dari sisi jaminan an, sejumlah gereja di Indonesia pun mulai
kebebasan beragama yang ada dalam mengikuti trend yang sama pada tahun 1970-
konstitusi, sesungguhnya apa yang ditentukan an. Meskipun gereja-gereja aliran
oleh negara ini bertentangan, karena negara fundamentalistik ini tidak melakukan aksi
justru memberikan pembatasan dengan kekerasan, namun semangat penginjilan yang
menentukan jumlah tertentu dari agama yang tinggi serta upaya untuk menarik orang-orang
boleh dipeluk, dengan kata lain agama selain di luar agama Kristen untuk memeluk agama
yang ditentukan itu tak boleh hidup di Kristen menimbulkan masalah tersendiri. Isu
Indonesia. Ini sesuatu yang paradoksa [10]. kristenisasi ini sangat rentan menimbulkan
Aksi intoleransi lainnya juga terjadi di ketegangan antar umat beragama.
Papua pada pertengahan Juli tahun 2015 lalu
Implementasi Nilai Pancasila
di mana Badan Pekerja Gereja Injili di
Implementasi merupakan suatu proses
Indonesia (GIDI) wilayah Toli melarang umat
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
Islam merayakan Idul Fitri di Karubaga,
inovasi dalam suatu tindakan praktis
Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada hari
sehingga memberi dampak, baik berupa
raya Idul Fitri. Kemarahan dan serangan
perubahan pengetahuan, keterampilan
warga gereja terhadap umat Muslim yang
maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford
sedang beribadah Sholat Ied dan merayakan
Advance Learner’s Dictionary dikemukakan
Idul Fitri ini dituding telah menyebabkan
bahwa implementasi adalah “Put something
kekacauan dan menimbulkan ketakutan
into effect”, (penerapan, sesuatu yang
warga setempat. GIDI di wilayah Tolikara ini
memberikan efek atau dampak). Sedangkan
juga dituding telah melarang didirikannya
nilai nilai Pancasila adalah nilai nilai yang
gereja lain di wilayah tersebut serta melarang
terdapat dalam lima sila Pancasila yaitu nilai
umat Kristen yang ada di Tolikara untuk
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
beribadah di gereja lain yang denominasinya
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
berbeda dengan GIDI. Pandangan yang
sosial. Jadi implementasi nilai pancasila
dimiliki oleh GIDI Papua juga dimiliki oleh
adalah sebuah proses penerapan, ide
sejumlah gereja Kristen lainnya di Indonesia
konsep, kebijakan untuk menerapkan atau
yang dianggap fundamental dan
mengaplikasikan lima nilai Pancasila dalam
mendapatkan pengaruh dari para penginjil
kehidupan individu, sosial kemasyarakatan
dari Amerika Serikat. Sejalan dengan
dan kebangsaan.
berkembangnya paham Kristen evangelistik
yang fundamentalis untuk melawan
Radikalisme
moderenisme di Amerika Serikat tahun 1950-

417 | v o l u m e 8 n o m o r 3
Munculnya perilaku radikalisme yang Nilai keagamaan yang dikategorikan
cenderung mengarah kepada kekerasan moderat berpotensi pula untuk menjalankan
ekstrimisme (violent extrime) dari kelompok kekerasan agama yang ekstrem dalam bentuk
kelompok keagamaan, pada dasarnya serangan-serangan individual yang
merupakan sebuah tindakan menyimpang combattan. Hal ini merupakan modeling dari
(deviasi) dari sebuah pemahaman teks suatu penelitian kuantitatif [13], atas
menjadi sebuah tindakan sosial. Deviasi radikalisme yang berada dalam relasi negara
aktualisasi keberagamaan dari spirit damai dan organisasi para-militer dimana terjadi
kepada tindakan radikalisme yang cenderung interaksi kepercayaan dan ketidakpercayaan
menggunakan pendekatan-pendekatan antar negara dan organisasi para-militer dan
kekerasan baik dalam konteks sosial dan internal organisasi para militer.
politik dapat diindentifikasi dari dua aspek, 1) Hubungan antara mayoritas dan
aspek internal, yaitu berupa emosi minoritas dalam masyarakat majemuk
keagamaan yang berdasarkan interpretasi menurut Ted R. Gurr terdiri dari 4 hal yaitu
ajaran agama. dan 2) aspek eksternal, yaitu containment, assimilasi, pluralism dan power
lingkungan budaya, sosial dan politik yang sharing. Containment adalah suatu strategi
membentuk radikalisme keberagamaan, kelompok mayoritas untuk menjaga agar
seperti pada masa represif politik Orde Baru kelompok minoritas tetap terpisah dan dalam
[11]. posisi yang tidak sama dengan kelompok
Dengan demikian, radikalisme dan mayoritas. Asimilasi adalah strategi yang
kekerasan atas nama agama tidak disebabkan ditujukan kepada kelompok minoritas agar
oleh variabel tunggal, yaitu internalisasi nilai meninggalkan identitas kelompoknya dan
keagamaan yang tekstualis (skripturalis), mengadopsi budaya kelompok mayoritas.
melainkan multi variabel yang berinterseksi Sedangkan pluralisme memberikan tempat
[12]. Misalnya menyebut variabel emosi yang lebih besar terhadap hak-hak bersama
negatif yang terepresi. Variabel ini adalah dan kepentingan-kepentingan minoritas.
hasil reduksi dari konsepsi (conception) teori Power sharing adalah tingkat hubungan yang
interaksionisme simbolik dan lainnya. Ia paling seimbang sebab semua kelompok dan
mengamati secara kualitatif bentuk identitas budaya diakui sebagai elemen dasar
radikalisme yang berlandaskan kekerasan dari masyarakat dan diberikan ruang publik
ekstrem dimana pelaku sanggup menjadi yang sama di antara kelompok-kelompok
combattan bagi misi tertentu dengan impuls tersebut [14].
psikis. Studi radikalisme (Kydd-Walter)
menganalisis kekerasan ekstrem yang

418 | v o l u m e 8 n o m o r 3
dilakukan individu Hamas (individu dari Awalnya terorisme dikategorikan
organisasi para-militer) terhadap Israel sebagai kejahatan terhadap negara (Crime
(negara), seperti pada Gambar 1 [13]. Against State) tapi lambat laun berkembang
menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan
(Crime Against Humanity). Terorisme
memiliki berbagai karakteristik, salah satu
karakteristik terorisme adalah semangat
radikalisme agama. Kelompok-kelompok
radikalis agamapun ditengarai menggunakan
metode teror untuk mencapai
Gambar 1. Dari Moderat ke Perilaku
Kekerasan Ekstrim kepentingannya. Kekerasan politik dalam
bentuk teror seringkali dijadikan alat untuk
Salah satu bentuk radikalisme yang
mencapai tujuan. Kelompok jihad Islam di
ekstrem dapat kita lihat dalam peristiwa bom
Mesir, jihad Islam di Yaman National Isamic
bunuh diri yang terjadi beberapa kali di
Front di Sudan, Al-Qaeda yang berbasis di
Indonesia. Perilaku tersebut tak-dapat lagi
Afganistan, Jamaah Islamiyah yang berbasis
dinilai sebagai akumulasi dari tafsir
di Malaysia atau kelompok-kelompok
skripturalis yang kedap kritik, sekaligus
radikal Yahudi seperti Haredi, Bush
menandai jejaring baru dimana komunitas itu
Emunim, Kach Kaheni di Israel adalah
tumbuh dan eksis disamping politik aliran di
sekedar contoh elemen-elemen dengan
Indonesia. “Ideological archaeology is not the
spirit radikalisme agama yang cenderung
answer,” kata Amy Zalman [15].
mengedepankan kekerasan dan teror [18].
Memasuki abad ke 21, modus operandi
Terorisme
terorisme mulai berkembang dengan
Terorisme adalah paham yang
mengadopsi kemajuan teknologi
berpendapat bahwa penggunaan cara-cara
komunikasi, elektronik, transportasi dan
kekerasan dan menimbulkan ketakutan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
adalah cara yang sah untuk mencapai tujuan
kimiawi. Tragedi 11 September 2001
[16]. Oleh sebab itu teror merupakan reaksi
merupakan bukti konkrit dari perkembangan
jahat yang dipandang “lebih jahat” oleh
ini. Dua pesawat komersial Amerika Serikat
pelaku, sehingga bukan merupakan
menabrak gedung kembar World Trade
kejahatan yang berdiri sendiri
Center (WTC), dan salah satu pesawat lagi
(interactionism) dan dapat dikelompokkan
menabrak Pentagon, gedung pusat
kedalam kejahatan balas dendam (hate
pertahanan Amerika Serikat. Politik kambing
crimes) [17].

419 | v o l u m e 8 n o m o r 3
hitam (Scape Goart Theory) pun dilancarkan Pancasila. Model implementasi tidak lagi
untuk mengurangi rasa malu Negara yang bersifat monolog, satu arah tapi sudah lebih
mengaku sebagai adi kuasa. Penahanan dan dialogis dan demokratis. Implementasi nilai
pengadilan terhadap sejumlah individu dan Pancasila tidak lagi bersifat elitis tapi sudah
kelompok di negara-negara Asia Tenggara lebih populis karena sudah menjadi kesadaran
seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan bersama semua rakyat Indonesia. Sebuah
Indonesia atas tuduhan keterlibatan dalam kesadaran baru tentang pentingnya
aksi terorisme mengindikasikan bahwa mengamalkan nilai Pancasila sebagai benteng
kelompok-kelompok tersebut memiliki terakhir menghadapi radikalisme dan
keterkaitan secara regional satu sama lain, terorisme atas nama keyakinan agama.
dan juga dengan kelompok-kelompok radikal Ada tiga faktor yang mempengaruhi
internasional [19]. munculnya radikalisme dan aksi terorisme
Artikel ini merupakan bagian dari upaya diantaranya: (1) pemahaman teks suci
deradikalisasi melalui pemahaman kembali keagamaan yang sempit, literalis dan
nilai nilai Pancasila dan UUD 1945, dalam tekstualis. Pemahaman sempit ini dilatar
menghadapi munculnya faham faham belakangi oleh bahan bacaan, lingkungan
radikalisme dan terorisme di masyarakat. pergaulan, latar belakang pendidikan.
Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi bagian Keberagamaan sempit ini membuat mereka
dari 4 konsensus dasar yang bersumberkan mudah menganggap orang lain yang tidak
dari nilai ajaran agama, kebudayaan, nilai-nilai sealiran sebagai kelompok yang sesat, kafir,
yang berkembang di masyarakat diharapkan sekuler dan labelling negative lainnya. (2)
bisa menjadi budaya kearifan lokal dalam rezim pemerintahan negara yang dianggap
melakukan counter radikalisme melalui memusuhi kelompok agamanya. Negara
pelaksanaan nilai Pancasila. dianggap musuh agama yang harus dilawan.
Tentunya konsep implementasi Dasar negara yang tidak sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945 menggunakan keyakinannya harus dilawan dan tidak ditaati.
pendekatan berbeda dibandingkan program Muncul upaya untuk melawan negara dan
sejenis yang pernah ada selama Orde Baru. menggantikannya dengan rezim yang
Program implementasi Pancasila tidak hanya seagama dan se-ideology. Mereka akan
sekedar menyentuh aspek kognitif melakukan tindakan radikal ekstrimis dan
(pengetahuan) tapi juga sudah menyentuh teroris dalam rangka memperjuangkan cita
level attitude dan psikomotorik, sehingga bisa cita ideologinya. (3) transformasi pemikiran,
menimbulkan kesadaran baru tentang gagasan, ide dan gerakan dari luar negeri yang
urgensinya kembali kepada nilai nilai mencoba diadopsi dan direplikasi untuk

420 | v o l u m e 8 n o m o r 3
diterapkan di Indonesia. Pemikiran politik menghalalkan segala cara, menolak
keagamaan yang trans-nasionalisme ini tidak keberagaman, pro terhadap kekerasan dan
sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia tindakan kekejaman lainnya. Dengan
sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan kesadaran nilai nilai Pancasila dan UUD 1945,
UUD 1945. maka tidak ada lagi radikalisme dan terorisme
Penamanan nilai nilai Pancasila dan yang muncul atas nama agama, memaksakan
UUD 1945 dengan model pendekatan yang kehendak untuk mengubah dasar negara
lebih menarik, intelektual, akademis dengan keyakinan ideology lain. Karena
diharapkan bisa menjadi counter wacana dengan Pancasila-lah, ideology yang bisa
terhadap pemahaman keberagamaan yang merancang dan menjadi arsitektur dalam
sempit. Pancasila tidak hanya sekedar teoritis membangun demokrasi bangsa ini sesuai
belaka yang tidak bisa dilaksanakan, tapi dengan cita cita awal para pendiri bangsa
ajaran Pancasila sudah hidup, menjadi [22].
perilaku dan akhlak para pendiri bangsa. Para Konsep ketahanan nasional merupakan
founding father bangsa ini telah gabungan antara gatra ilmiah (trigatra) dan
memperaktekkan nilai nilai Pancasila dan gatra dalam kehidupan sosial masyarakat dan
menjadi mata air keteladanan yang layak politik (Pancagatra) yang meliputi ideology,
diteladani oleh generasi muda bangsa politik, ekonomi, sosial budaya dan
Indonesia [20]. Karena dalam Pancasila kita pertahanan keamanan (Ipoleksosbud dan
belajar dan memahami pentingnya nilai nilai Hankam). Aksi aksi radikalisme berdampak
ketuhanan dengan sifat kasih sayangnya yang dan mengancam ketahanan nasional
sangat menghormati HAM, kita belajar nilai khususnya pada Panca Gatra yaitu:
kemanusiaan, keadilan dan keberadaban, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
sosial. Kelima nilai Pancasila tersebut selama a. Ancaman terhadap Ideologi Pancasila
dan UUD 1945
ini terbukti mampu menjaga keutuhan bangsa
sejak dulu hingga sekarang. Gagasan para Karena jelas aksi radikalisme dan
pendiri bangsa tentang Pancasila seolah terorisme merupakan sarana/tindakan antara
menjadi roh dasar dalam pembangunan karena tujuan akhir adalah merebut
kebangsaan yang sangat progresif dan kekuasaan dan mengganti ideology negara
revolusioner [21]. Pancasila dan UUD 1945 diganti dengan dasar
Kelima nilai Pancasila tersebut sangat negara yang bersumber dari idologi maupun
kontra dengan nilai nilai kelompok ajaran keagamaan. Seperti yang dikatakan
radikalisme terorisme yang cenderung oleh Abu Bakar Baasyir, Amir Majelis

421 | v o l u m e 8 n o m o r 3
Mujahidin Indonesia berpendapat bahwa karena mereka menjadi mudah terhasut dan
Pancasila adalah rekayasa pihak terprovokasi. Dari aspek budaya, aksi
Kristen/Katolik untuk menghancurkan institusi radikalisme dan terorisme bisa merusak
Islam di Indonesia [23]. Jadi radikalisme tatanan budaya masyarkat Indonesia yang
merupakan ancaman terhadap Pancasila dan selama ini dikenal sangat toleran, beradab,
UUD 1945. sopan santun, lemah lembut menjadi budaya
b. Ancaman terhadap Keutuhan Politik, yang beringas, kasar, barbar dan biadab.
Aksi radikalisme bisa mengancam e. Pertahanan dan Keamanan,
ketahanan nasional karena menimbulkan Aksi radikalisme dan terorisme telah
instabilitas politik, menurunkan kepercayaan mengakibatkan korban luka dan kematian
negara negara luar terkait jaminan keamanan bagi mereka yang tidak bersalah. Dari aspek
investasi dan rasa aman didalam negeri. Kasus pertahanan, aksi radikalisme terorisme
Bom Bali, Bom Kedubes Australia, Bom Polres membuat kekuatan pertahanan lebih banyak
Cirebon memperlihatkan bahwa sasaran dikonsentrasikan untuk menghadapi
terorisme sudah sangat beragam tidak lagi kelompok radikalis teroris, ketimbang
rakyat sipil, tapi sudah kepada aparatur menghadapi serangan dari luar. Dari sisi
negara, kedutaan asing dan warga asing di keamanan, aksi radikalisme telah
Indonesia. menciptakan gangguan instabilitas keamanan
c. Stabilitas Perekonomian terganggu, karena akan menimbulkan rasa cemas,
Aksi radikalisme dan terorisme bisa ketakutan orang untuk berada di kawasan
mengganggu perekonomian karena umum karena khawatir ada serangan bom
mempengaruhi nilai tukar rupiah, harga bunuh diri dan lainnya. Orang mulai
rupiah menjadi anjlok dan dolar naik. mencurigai dan menjadi paranoid terhadap
Akibatnya harga kebutuhan menjadi semakin setiap orang asing di wilayahnya.
mahal, daya beli rakyat melemah, investor
ketakutan bahkan mereka menarik modalnya
Kontribusi Nilai Pancasila Terhadap
dari Indonesia, PHK dimana mana, sehingga Ketahanan Nasional
timbul kekacauan dimana mana Dengan penanaman nilai Pancasila yang
d. Sosial Budaya, terus menerus, intensif, massif, terkoordinasi
Aksi radikalisme dan terorisme bisa dan terintegrasi dengan baik, akan membuat
merusak tatanan budaya masyarakat dan faham dan gerakan radikal menjadi mati dan
mengganggu kohesifitas sosial. Masyarakat tidak berkembang. Gerakan radikal mati
menjadi mudah curiga terhadap orang lain, karena sudah tidak ada lagi orang yang mau
tidak ada lagi rasa toleransi dan perdamaian, terlibat dan berjuang bersamanya. Mereka

422 | v o l u m e 8 n o m o r 3
tidak mau dibodohi dengan ideologi maut tahun 2020, No. 690 Tahun 2020, No. 264
yang membuat mereka mati sia sia. Tahun 2020, No. KB/3/XII/2020, No. 320
Dengan matinya gerakan dan ideologi Tahun 2020 tentang larangan kegiatan,
radikal, maka akan berdampak terhadap penggunaan simbol dan atribut serta
suasana kehidupan sosial masyarakat yang penghentian kegiatan Front Pembela Islam
lebih tenang, damai, aman dan tanpa ada rasa tertanggal 30 Desember 2020 untuk
ketakutan. Suasana ini akan berdampak dibubarkan, ini adalah keputusan yang terbaik
terhadap ketahanan ideologi Pancasila karena yang diambil oleh pemerintah guna
ajaran Pancasila semakin bisa dipercaya dan melaksanakan dan menerapkan Implementasi
dirasakan kebenarannya. Ketahanan ideologi pancasila dan UUD 1945 demi kesejahteraan
Pancasila pada akhirnya akan berdampak dan keamanan Negara Republik Indonesia
terhadap ketahanan nasional bangsa yang bertoleransi dan bermartabat.
Indonesia.
Oleh sebab itu perlu sebuah kebijakan SIMPULAN
yang komprehensif dan terpadu dalam Munculnya aksi aksi radikalisme dan
penanaman Nilai-Nilai Pancasila dan UUD terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi

1945 sehingga hasilnya bisa lebih optimal. kelangsungan ideologi Pancasila dan keutuhan
Kebijakan tersebut harus didukung oleh NKRI. Ideologi radikal yang menggunakan
dengan langkah-langkah strategis dan upaya cara-cara kekerasan, teror, menebar
upaya teknis untuk melaksanakan strategi ancaman, kebencian telah menimbulkan
tersebut pada tingkat operasional. Dengan instabilitas politik dan keamanan,
Kebijakan, Strategi dan Upaya yang lebih mengganggu perekonomian Indonesia karena
kongkrit, pemerintah dan jajarannya bersama membuat investor luar takut untuk datang
masyarakat dapat bersinergi melakukan dan berinvestasi, jatuhnya nilai tukar rupiah,
penanaman Nilai-Nilai Pancasila dan UUD tidak adanya jaminan kepastian hukum dan
1945 sebagai bagian deradikalisasi dalam keamanan serta mengancam persatuan dan
menghadapi radikalisme dan terorisme. Maka kesatuan. Ideologi radikalisme juga
pemerintah dalam hal ini Menteri Dalam bertentangan dengan Nilai-Nilai Pancasila
Negeri RI, Menteri Hukum dan Hak Asasi yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
Manusia RI, Menteri Komunikasi dan persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
Informatika RI, Jaksa Agung RI, Kepala sosial.
Kepolisian Negara RI, Kepala Badan Nasional Ancaman terhadap ideologi Pancasila
Penanggulangan Terorisme memutuskan No. dan UUD 1945 secara langsung berdampak
220-4780 Tahun 2020, No. M.HH-14.HH.05.05 terhadap ketahanan nasional. Dengan tidak

423 | v o l u m e 8 n o m o r 3
adanya Pancasila sebagai dasar negara, maka pendekatan yang dialogis, demokratis dan
tidak ada lagi ideologi yang bisa menyatukan partisipatif.
keragaman (Suku, etnis, agama, budaya,
bahasa) sehingga mengancam persatuan dan DAFTAR PUSTAKA
kesatuan bangsa. Pancasila tidak lagi
berfungsi sebagai simbol pemersatu bangsa
[1] Stev Koresy Rumagit, (2013). Kekerasan
karena sudah digantikan dengan ideologi lain.
Dan Diskriminasi Antarumat Beragama
Kondisi ini akan berdampak terhadap
Di Indonesia, Jurnal Lex Administratum,
ketahanan nasional karena bisa mengganggu
Vol.I/No.2/Jan-Mrt
dan menghancurkan eksistensi sebuah bangsa
[2] Cahyo Pamungkas, (2014). Toleransi
yang bernama Indonesia.
Beragama Dalam Praktik Sosial Studi
Kebijakan program penanaman nilai
Kasus Hubungan Mayoritas dan
Pancasila dan UUD 1945 saat ini dipandang
Minoritas Agama di Kabupaten
penting dan memiliki relevansi mengingat
Buleleng, jurnal Epistemé, Vol. 9, No. 2,
kondisi bangsa yang masih menghadapi
Desember
ancaman dari kelompok kelompok radikal
[3] Devi Ariyani. (2015). Fenomena
teroris. Penanaman nilai Pancasila tentunya
Gerakan Radikalisme ISIS di Indonesia:
berbeda dengan apa yang pernah dilakukan di
Analisis Isi terhadap pemberitaan
era Orde Baru. Penanaman nilai Pancasila
media online Mengenai Gerakan ISIS di
yang sekarang ini dilakukan pada era
Indonesia, Surakarta: FKIP Universitas
demokrasi yang penuh kebebasan dan
Muhammadiyah
keterbukaan. Tujuannya bukan untuk
[4] Singh, Bilveer, (2001). Habibie and The
mempertahankan rezim negara, tapi untuk
Democratisation of Indonesia, Sydney:
menjaga keutuhan bangsa, menciptakan
Book House
kondisi negara yang damai, aman, tenteram,
[5] Tim Pokja, (2016) Geo Strategi dan
toleran, menghargari perbedaan dan
Konsep Ketahanan Nasional, Lemhanas
keragaman
RI
Kebijakan penanaman nilai Pancasila
[6] Effendy, Bahtiar. (2003). Islam and the
harus dilakukan secara sinergi dan koordinatif
State in Indonesia, Singapore: ISEAS
dengan melibatkan berbagai sektor yang ada,
[7] Kampschulte, Theodor. (2001), Situasi
dan konten materinya harus komprehensif,
HAM di Indonesia: Kebebasan
integral dan berkelanjutan dengan
Beragama dan Aksi Kekerasan,
memperhatikan kondisi sasaran peserta, latar
Internationales Katholicsches
pendidikan, pengalaman, usia dengan metode

424 | v o l u m e 8 n o m o r 3
Missioswerk e.v Fachstelle [16] Muchamad Ali Syafa’at, (2003). Tindak
Menschenrechte Pidana Teror Belenggu Baru bagi
[8] Persatuan Gereja-gereja di Indonesia. Kebebasan dalam “terrorism, definisi,
(2016). PGI Laporan Tahunan tentang aksi dan regulasi”, Jakarta : Imparsial
Intoleransi Beragama (1998-2015). [17] Nasir Abas, ( 2 0 1 2 ) , Kajian tentang
Jakarta: Terorisme, Makalah disampaikan pada
[9] Alternative Report of Indonesia’s ICCPR Diskusi Kajian tantang Terorisme di

State Report (2012) Ditjenstarahan Kemhan tanggal 16

[10] Rini Fidiyani, (2013). Kerukunan Umat Januari


[18] Luqman Hakim, (2004). Terorisme
Beragama Di Indonesia (Belajar
Indonesia, Forum Studi Islam,
Keharmonisan dan Toleransi Umat
Surakarta: Surakarta FSIS
Beragama Di Desa Cikakak, Kecamatan
[19] Azyumardi Azra, (2012). Islam Politik
Wangon, Kabupaten Banyumas), Jurnal
Radikal di Indonesia : Akar Ideologi
Dinamika Hukum, Volume 13, Nomor 3
Terorisme, Makalah disampaikan pada
[11] Syamsul Bakrie,(2004). Islam dan Diskusi Kajian tentang Terorisme di
Wacana Radikalisme Agama Ditjenstrahan Kemhan tanggal 16
Kontemporer, DINIKA Vol. 3 No. 1, Januari
Januari [20] Yudi Latif, (2014). Mata Air
[12] Jonathan H. Turner, (2005). Self, keteladanan: Pancasila Dalam
Emotions, and Extreme Violence: Perbuatan, Bandung. Mizan
Extending Symbolic Interactionist [21] Hariyono, (2014). Ideologi Pancasila; Roh

Theorizing.” Symbolic Interaction, Vol. Progresif Nasonalisme Indonesia,

30, Issue 4 Malang: Instrans Publishing


[22] Haryono, (2013). Arsitektur Demokrasi
[13] Ted Robert Gurr, (1998), Minorities at
Indonesia, Malang: Setara Press
Risk, A Global View of Ethnopolitical
[23] A.M. Hendropriyono, (2009), Terorisme:
Conflicts, Washington DC: United State
Fundamentalisme Kristen, Yahudi, dan
Institute of Peace Press
Islam, Jakarta: Kompas gramedia
[14] Andrew Kydd; Barbara F. Walter, (2002)
Sabotaging the Peace: The Politics of
Extremist Violence, International
organization, Vol. 56, No. 2.
[15] Amy Zalman, (2008). Countering Violent
Extremism: Beyond Words, Policy Paper
5, The EastWest Institute

425 | v o l u m e 8 n o m o r 3

Anda mungkin juga menyukai