Anda di halaman 1dari 12

DKI JAKARTA

SEJARAH
SUNDA KALAPA
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kalapa,
berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan
Padjadjaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari
perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan
Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini
disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut
dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti "ibu kota") dalam tempo dua
hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga
pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang
disebut Sundapura (bahasa Sanskerta yang berarti "Kota Sunda").

Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal
dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-
barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar
dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Jayakarta (1527–1619)
Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja
Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai
perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya
permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita
pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, di mana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya
yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang
dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22
Juni oleh Sudiro, wali kota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan pendudukan Pelabuhan Sunda Kalapa
oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti
"kota kemenangan", Jayakarta berasal dari dua kata Sanskerta yaitu Jaya yang berarti "kemenangan"
dan Karta yang berarti "dicapai." Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan
pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang menjadi sultan
di Kesultanan Banten.

Batavia (1619–1942)
Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta
pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten.
Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan
pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda,
Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak
mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali , Sulawesi , Maluku
, Tiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk
komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat
ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat
Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis
pendatang, pada zaman kolonialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di
Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, Pekojan, Kampung Melayu, Kampung
Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.

Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan
terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap
Belanda. Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan.
Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan
Meester Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru
bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis
(Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.

Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem
desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom
provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan
surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326,
1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan
dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.

Djakarta (1942–1945)
Pendudukan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk
menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan
tahun 1949.

Jakarta (1945-sekarang)
Sejak kemerdekaan sampai sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada
tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah wali kota ditingkatkan
menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama
ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan
langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi
Daerah Chusus Ibukota (DCI, sekarang dieja Daerah Khusus Ibukota/DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh
Sumarno.

Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja
kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari
dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran
Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun
secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.

Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung
Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-
Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-
Salemba-Jatinegara. Pusat permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta
adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan
menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan
pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan
masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat
transportasi umum yang memadai.

PROVINSI DKI JAKARTA


Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdiri pada tanggal 10 Februari 1965 berdasarkan UU No.1/1961. Terletak di
Pulau Jawa, luasnya 666,62 km2. DKI Jakarta berada pada posisi 60 - 70 LS dan 1070 - 1080 BT, Beribukota
Jakarta.

LAMBANG PROPINSI DKI JAKARTA

Monumen Nasional Indonesia adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan di lambang ini. Tugu
Nasional ini juga sebagai lambang kemegahan, daya juang dan cipta. Pintu gerbang melambangkan kota, dan
kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar-masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional.
Kemudian kapas dan padi melambangkan kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan
sandang dan pangan warganya. Tali emas melambangkan pemersatuan dan kesatuan. Gambar gelombang
melukiskan lokasi Jakarta di pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan. Perisai segi lima
melambangkan Pancasila. Serta seloka "Jaya Raya" yang merupakan slogan perjuangan Jakarta.

Adapun simbolisme warna-warnanya adalah sebagai berikut:

 Warna emas di pinggir perisai, adalah lambang kemuliaan .


 Warna merah di seloka, adalah lambang kepahlawanan.
 Warna putih di pintu gerbang, adalah lambang kesucian.Pancasila
 Warna putih di Tugu Nasional, adalah lambang kemegahan kreasi mulia.
 Warna kuning di padi, serta hijau dan putih pada kapas, adalah lambang kemakmuran dan keadilan.
 Warna biru, adalah lambang angkasa bebas dan luas.
 Warna putih di ombak, adalah lambang alam laut yang kasih.

Suku Bangsa : Betawi, Jawa, Sunda, Batak, Madura, Bugis, dll

Rumah Tradisional : Rumah Kebaya

Senjata Tradisional : Badik, Parang, Golok


TARIAN-TARIAN DAERAH DKI JAKARTA
1. Tari Topeng : Tari yang ditampilkan untuk menyambut Tamu Agung

2. Tari Yapong : Tari yang ditampilkan untuk menyambut Tamu-tamu Negara

3. Tari Sembah : Tari yang ditampilkan untuk penyambutan tamu secara adat Betawi

SUNGAI DI DKI JAKARTA


KALI CILIWUNG

Ci Liwung, atau biasa ditulis Ciliwung adalah salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan, Pulau Jawa -
Indonesia; terutama karena melalui wilayah ibu kota, DKI Jakarta, Panjang aliran utama sungai ini adalah
hampir 120 km dengan daerah tangkapan airnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km². Sungai ini relatif lebar
dan di bagian hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan. Wilayah yang
dilintasi Ci Liwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta.

Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur,
atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota
Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki
wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Ci Liwung bermuara di daerah
Luar Batang, di dekat Pasar Ikan sekarang. Di sebelah barat, DAS Ci Liwung berbatasan dengan DAS Ci
Sadane, DAS Kali Grogol dan DAS Kali Krukut. Sementara di sebelah timurnya, DAS ini berbatasan dengan
DAS Kali Sunter dan DAS Kali Cipinang.

KALI ANGKE

Kali Angke atau Cikeumeuh adalah nama sebuah sungai di Jakarta, Indonesia. Sungai sepanjang 91,25
kilometer (56,70 mi) ini berhulu di daerah Bogor, melintasi wilayah Jawa Barat, Banten dan Jakarta sampai
bermuara di Laut Jawa dekat Muara Angke, Jakarta Barat serta melalui Cengkareng Drain.

KALI PESANGGRAHAN

Kali Pesanggrahan adalah sungai yang mengalir dari Kabupaten Bogor, melintasi Kota Depok, Jakarta
Selatan, hingga akhirnya ke Tangerang, Banten. Sungai ini berhulu di wilayah Kecamatan Tanah Sareal, dan
melewati Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Limo, Kecamatan Kebayoran Lama,
Kecamatan Pesanggrahan, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Kebon Jeruk, hingga akhirnya ke Cengkareng.

KALI CIPINANG

Kali Cipinang (atau Ci Pinang) adalah sebuah sungai yang melintasi kota Jakarta, Indonesia. Kali Cipinang
bermuara di Kali Sunter, di dekat Jalan I Gusti Ngurah Rai dan Jalan Cipinang Muara Ilir, Jakarta, tetapi di
tengah terpotong pada permulaan Banjir Kanal Timur (KBT), di dekat Jalan Cipinang Besar Selatan dan Jalan
IPN, Jakarta. Kali Cipinang ini terletak di kawasan Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Di bantaran kali ini
terdapat sejumlah bangunan rumah warga.
TRANPORTASI
Transjakarta

Sejak tahun 2004, Pemerintah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal
dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada dua belas
koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu:[32]

- Koridor 1 Blok M - Kota - Koridor 2 Pulogadung – Harmoni


- Koridor 3 Kalideres - Pasar Baru - Koridor 4 Pulogadung - Dukuh Atas
- Koridor 5 Kampung Melayu - Ancol - Koridor 6 Ragunan - Latuharhary - Dukuh Atas
- Koridor 7 Kampung Rambutan - Kampung Melayu - Koridor 8 Lebak Bulus – Harmoni
- Koridor 9 Pluit - Pinang Ranti - Koridor 10 Cililitan - Tanjung Priok
- Koridor 11 Kampung Melayu - Pulo Gebang - Koridor 12 Pluit - Tanjung Priok
- Koridor 13 Tendean - Ciledug

TEMPAT WISATA DI JAKARTA


1. KOTA TUA
 Di sudut kota metropolitan Jakarta ada satu kawasan yang menyimpan nilai historis tinggi tetapi juga jadi
tempat wisata hits, Kota Tua namanya. Banyaknya gedung-gedung tua bergaya kolonial yang masih
kokoh berdiri memberikan nuansa seolah kembali ke masa lampau. Karenanya Tak heran jika hari libur
atau akhir pekan tiba, kawasan ini selalu ramai dipadati pengunjung.
 Saat mengunjungi tempat wisata di Jakarta yang satu ini, ada banyak hal yang bisa Anda jelajahi. Ada
Museum Fatahilah yang jadi saksi sejarah perjuangan bangsa untuk meraih kemerdekaan. Lalu ada
Gedung Merah, Museum Wayang, Museum Bank Indonesia, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa
hingga Stasiun Kereta Api Kota.
Informasi:
 Nama: Kota Tua Jakarta
 Alamat: Jl. Taman Fatahillah No.1, RT.7/RW.7, Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, Jakarta

2. TAMAN MINI INDONESIA INDAH


Jika jalan-jalan ke Jakarta, destinasi yang tak boleh terlewat ialah Taman Mini Indonesia Indah. Taman dengan
luas hingga 150 hektar ini bisa dikatakan sebagai miniaturnya Indonesia. Berbagai jenis budaya daerah yang ada
di tanah air bias Anda temui di taman ini, seperti rumah-rumah adat. Tak hanya itu, di kawasan taman tersebut
juga berdiri lebih dari belasan museum, puluhan taman dengan tema yang atraktif, gedung teater hingga taman
bermain seru.
Karenanya tempat wisata di Jakarta ini sangat cocok sebagai destinasi wisata edukatif yang menyenangkan
untuk anak dan keluarga. Beberapa wahana seru di Taman Mini Indonesia Indah ini seperti teater Keong Mas
dengan bioskop 4 dimensinya yang atraktif. Ada juga Taman Legenda yang berisi hewan-hewan yang telah
punah seperti dinosaurus dan masih banyak wahana menarik lainnya.
Informasi:
 Nama: Taman Mini Indonesia Indah
 Alamat: Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta
3. TUGU MONUMEN NASIONAL ( MONAS )
Menjelajahi kota Jakarta rasanya belum lengkap kalau tak mampir ke Monas atau Tugu Monumen Nasional.
Destinasi yang dibangun di atas tanah seluas 80 hektar ini merupakan sebuah bangunan monumental yang
dibangun untuk memperingati dan mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan. bentuk monumen bersejarah
ini pun memiliki makna yang mendalam.

Dengan menjelajahi setiap sudut Monas, Anda akan diajak mengenal bagaimana perjalanan sejarah masa demi
masa bangsa Indonesia hingga masa modern secara singkat namun cukup atraktif. Jika Anda ingin melihat kota
Jakarta lebih jelas, maka Anda bisa naik ke bagian puncak monumen yang memiliki ketinggian lebih dari 100
meter tersebut. Tak perlu takut kelelahan sebab ada lift dengan kapasitas 11 orang yang bisa membawa Anda ke
puncak tertinggi Monas.

Informasi:
 Nama: Tugu Monumen Nasional
 Alamat: Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta

4. MUSEUM PRANGKO
Salah satu museum unik yang ada di Jakarta, Museum Perangko. Di museum ini terdapat banyak koleksi
perangko dengan beragam sejarahnya yang unik.
Museum Perangko mulai beroperasi di tahun 1983, dan di resmikan langsung oleh Ibu Tien Suharto.

Informasi
 Nama : Museum Prangko
 Alamat : Jalan Taman Mini Indonesia Indah, Cipayung, RW.2, Kota Jakarta Timur,

5. KEBUN BINATANG RAGUNAN


Salah satu kebun binatang tertua di Indonesia, Kebun Binatang Ragunan bisa jadi tujuan liburan keluarga di
Jakarta.

Informasi
 Nama : Kebun Binatang Ragunan
 Alamat : Jl. Harsono RM No. 1, Ragunan, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan

6. MUSEUM FATAHILLAH
Dahulu gedung ini dibangun oleh colonial belanda sebagai balai kota dan staduis. Pembangunan gedung ini
dilakukan oleh gubernur jenderal jan pieterszoon Coen pada tahun 1620. Kemudian, diresmikan oleh gubernur
jenderal Abraham van riebeek pada tahun 1710.
Informasi:
 Nama : Museum Fatahillah
 Alamat: Jl. Taman Fatahillah No.1, RT.7/RW.7, Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, Jakarta
PEMERINTAHAN DI JAKARTA
Pemerintahan di DKI Jakarta terdiri dari 1 Kabupten dan 5 Kotamadya

Kabupaten/kota Bupati/wali kota


No. Pusat pemerintahan Kecamatan
administrasi[9] administrasi

Kabupaten Administrasi Kepulauan


1 Pulau Pramuka Junaedi 2
Seribu

2 Kota Administrasi Jakarta Barat Kembangan Uus Kuswanto 8

3 Kota Administrasi Jakarta Pusat Menteng Irwandi (Plt.) 8

4 Kota Administrasi Jakarta Selatan Kebayoran Baru Marullah Matali 10

5 Kota Administrasi Jakarta Timur Cakung Muhammad Anwar 10

6 Kota Administrasi Jakarta Utara Koja Ali Maulana Hakim 6

Ketua :
Anies Baswedan
Kota Administrasi Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 44
Pusat
Wakil Ketua :
Ahmad Riza Patria

KESENIAN JAKARTA

1. LENONG
Lenong adalah kebudayaan khas Betawi berupa lantunan Gambang Kromong yang disertai dengan lawakan
tanpa plot cerita.

2. ONDEL – ONDEL
Ondel-ondel adalah patung raksasa yang dijadikan sebagai ikon kota Jakarta.
Ondel-ondel ini biasanya tampil berpasangan, ada pria dan wanita.
Cara memebedakannya, pria mengenakan topeng berwarna merah dengan kumis dan cambang serta pakaian
berwarna gelap.
Sementara wanita mengenakan topeng putih dengan gincu merah dan menggunakan pakaian berwarna terang.
Namun, keduanya dihiasi Kembang Kelapa, hiasan kepala khas Melayu.

3. TANJIDOR
Adat istiadat Jakarta ini memang tidak asing. Dulunya, tanjidor adalah musik betawi yang dimainkan o leh orang-orang
yang ingin mempersembahkan pertunjukkan untuk menir-menir Belanda.

4. GAMBANG KROMONG
Gambang kromong adalah seni musik tradisional Betawi dengan perpaduan alat musik gamelan dan alat musik Tionghoa.
GUBERNUR JAKARTA DARI MASA KE MASA

Gubernur
No. Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Gubernur
(lahir–mati)

Soewirjo
1 23 September 1945 21 Juli 1947 N/A
(1903–1967)

(1) Soewirjo 30 Maret 1950 2 Mei 1951 N/A

Sjamsuridjal
2 29 Juni 1951 9 November 1953 N/A
(1903–1964)

9 November 1953 25 Februari 1958 N/A


Sudiro
3
(1911–1992)
25 Februari 1958 29 Januari 1960 N/A

Soemarno Sosroatmodjo
4 8 Februari 1960 26 Agustus 1964 Henk Ngantung
(1911–1991)

Henk Ngantung • Soewondo


5 26 Agustus 1964 15 Juli 1965 • Satoto Hoepoedio
(1927–1991)
(1964–66)

28 April 1966 14 Februari 1972 • RHA Wiriadinata


Ali Sadikin • Soewondo
(1966–74)
(1927–2008)
6 • Urip Widodo
14 Februari 1972 11 Juli 1977 (1974–77)
• Sapi’ie
• Prajogo

RHA Wiriadinata
(1977–79)
• Haki Chourmain
(1979–82)
• Urip Widodo
(1977–79)
Tjokropranolo • Sardjono Soeprapto
(1928–1998) (1979–82)
7 29 September 1977 29 September 1982 • Sapi’ie
(1977–79)
• Asnawi Manaf
(1979–82)
• Prajogo
(1977–79)
• Piek Mulyadi
Adikusumo
(1979–82)

• Haki Chourmain
(1982–84)
• Eddie Marzuki
Nalapraya
(1984–87)
• Sardjono Soeprapto
Soeprapto (1982–84)
(1924–2009) • Anwar Ilmar
8 29 September 1982 6 Oktober 1987 (1984–87)
• Asnawi Manaf
(1982–84)
Piek Mulyadi
Adikusumo
(1982–84)
• Bunyamin Ramto
(1984–87)

• Eddie Marzuki
Nalapraya
Wiyogo Atmodarminto (1987)
9 (1922–2012) 6 Oktober 1987 6 Oktober 1992 • Basofi Sudirman
(1987–92)
• Anwar Ilmar
(1987–91)
• RS Museno
(1991–92)
• Bunyamin Ramto
(1987–88)
• Herbowo
(1988–92)

• Basofi Sudirman
(1992–93)
• M. Idroes
(1993–97)
Soerjadi Soedirdja • RS Museno
10 6 Oktober 1992 6 Oktober 1997
(1939–2021) • Herbowo
(1992–93)
• Tubagus
Muhammad Rais
(1993–97)

tampil
Sutiyoso 6 Oktober 1997 7 Oktober 2002
11 (1944–) 1997–2002:

7 Oktober 2002 7 Oktober 2007 Fauzi Bowo

Fauzi Bowo
(1948–)
12 7 Oktober 2007 7 Oktober 2012 Prijanto

Joko Widodo
(1961–) Basuki Tjahaja
13 15 Oktober 2012 16 Oktober 2014
Purnama

Basuki Tjahaja Purnama


(1966–)
Djarot Saiful
14 19 November 2014 9 Mei 2017
Hidayat

Djarot Saiful Hidayat


15 15 Juni 2017 15 Oktober 2017
(1962–)
Jabatan kosong
15 Oktober 2017 16 Oktober 2017
Anies Baswedan
(1969–) Sandiaga Uno
16 (2017–2018)
16 Oktober 2017 petahana
Ahmad Riza Patria
(2020–)
KULINER KHAS JAKARTA
1. Soto Betawi
Makanan khas dari Betawi yang pertama yaitu soto Betawi. Nampaknya soto menjadi salah satu makanan khas
nusantara lantaran ada di berbagai daerah. Meskipun demikian pasti ada bedanya. Soto Betawi terbuat daeri
jeroan sapi yang dicampur dengan kuah santan dan susu. Santan dan susu inilah yang menjadi pembedanya.
Meskipun menggunakan bahan yang berlemak, makanan ini tetap nikmat disantap karena ada campuran rempah
yang membuat rasanya semakin kaya.

2. Kerak Telor
Berbeda dengan soto yang hampir semua daerah ada, kerak telor hanya berasal dari Jakarta. Makanan ini terbuat
dari nasi yang dicampur dengan telur, dan serundeng. Kemudian dibakar di atas tunggu api. Telur yang
digunakan bisa telur ayam atau telur bebek sesuai dengan selera.

3.Gado-gado
Makanan ini bukan hanya menjadi kesukaan masyarakat Betawi, juga disukai masyarakat dari daerah lain.
Gado-gado cocok untuk yang sedang mengurangi daging atau produk hewani lainnya. Tak jarang orang juga
menyebutnya sebagai salad tradisional. Gado-gado terbuat dari aneka sayur mulai dari kacang panjang, tauge,
kangkung, kubis, dan sayuran lain. Sebagai sausnya, makanan ini disiram sambal kacang sehingga rasanya
gurih dan manis sesuai dengan lidah orang Indonesia. Ada juga yang menambahkan gado-gado dengan tempe,
tahu, dan telur rebus.

KUE KHAS BETAWI


1. Roti buaya
Roti buaya menjadi makanan khas daerah Betawi yang biasanya ditemukan pada acara pernikahan. Meskipun
saat ini sudah jarang yang menghadirkan roti buaya dalam acara penikahan, popularitas makanan ini tetap
terjaga sebab saat ini roti buaya hadir dengan berbagai varian rasa sesuai dengan selera konsumennya. Untuk
versi originalnya, roti buaya tidak terdapat isian dan rasanya cenderung tawar.

2. Kue Dongkal
Kue khas Betawi selanjutnya yang wajib Anda cicipi saat berkunjung ke Jakarta yaitu kue dongkal. Kue yang
satu ini berbentuk mirip seperti tumpeng dan terbuat dari tepung beras dan kelapa parut. Adonan kue ini dibuat
berlapis dengan isian gula merah kemudian dikukus. Sekilas kue ini mirip dengan kue putu yang biasanya dijual
keliling, akan tetapi kue dongkal memiliki bentuk yang berbeda dan tidak berwarna seperti kue putu. Rasa
manis dari gula merah dan gurih dari kelapa serut membuat siapa saja ketagihan untuk mencicipi makanan
tradisional ini.

3. Kue Rangi
Makanan khas Betawi selanjutnya yaitu kue rangi. Banyak orang yang tidak mengenal kue ini, dan lebih
mengenal kue pancong dan pukis. Berbeda dari pukis atau pancong, kue rangi dibuat dari tepung sagu, kelapa
parut, dan santang kemudian dipanggang di atas bara sampai matang. Selanjutnya rangi disiram saus manis
yang terbuat dari gula jawa. Rasanya garing, gurih, dan manis.
Dari PSBB hingga PPKM Darurat
Perjalanan Panjang Jakarta Lawan Pandemi Covid-19

PSBB

Pada tanggal 4 April 2020 Gubernur Anies Baswedan mengirimkan surat berisi usulan kepada Menteri
Kesehatan saat itu, Terawan Agus Putranto, untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
pada wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Pada tanggal 7 April 2020, Menkes memberikan izin dan Pemprov DKI segera mempersiapkan segala aturan
terkait pemberlakuan PSBB. Pemberlakuan PSBB Jakarta dimulai pada 10 April 2020.

Selanjutnya PSBB yang semula hanya 14 hari diperpanjang berulang kali hingga Juni

PSBB Transisi
Setelah penyebaran virus corona di ibukota dianggap sudah menurun, Pemprov DKI Jakarta mencabut
pemberlakuan PSBB dan menerapkan PSBB transisi. Transisi tersebut bertujuan untuk beradaptasi dengan
kebiasaan baru yang kemudian disebut new normal.

Pada mulanya, PSBB transisi berlangsung 5 Juni-2 Juli 2020. Dilanjutkan dengan masa pelonggaran yang
terbagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama jatuh pada tanggal 5-18 Juni 2020, dimana kegiatan di tempat ibadah,
aktivitas perkantoran, dan mal boleh dibuka.

Pada tahap kedua, semakin banyak izin buka untuk tempat umum seperti taman rekreasi, salon, hingga kebun
binatang. Tetapi karena kasus Covid-19 belum benar-benar berhasil ditekan, pemberlakuan PSBB Transisi ini
diperpanjang sampai 5 kali, yaitu pada 3-16 Juli 2020, 17-30 Juli 2020, 30 Juli-14 Agustus 2020, 14-27
Agustus 2020, dan 27 Agustus-10 September 2020.

PSBB Ketat

Akibat melonjaknya kasus aktif, pemakaman pasien Covid-19, serta menurunnya ketersediaan tempat tidur
untuk pasien Covid-19, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk kembali memperketat PSBB pada 13
September 2020.

Selanjutnya Anies Baswedan injak rem darurat dengan memperketat PSBB

PSBB pengetatan inilah yang disebut Gubernur Anies dengan istilah “rem darurat”. PSBB ketat ini
berlangsung selama 2 pekan, sejak 14-27 September 2020.

Keputusan untuk kembali PSBB pengetatan ini diambil usai terjadi peningkatan kasus aktif, lonjakan
pemakaman pasien Covid-19, dan menipisnya ketersediaan tempat tidur isolasi. Setelah dua minggu berlalu,
PSBB pengetatan ini diperpanjang 2 minggu hingga 11 Oktober 2020.

PSBB transisi berlaku kembali

Usai PSBB pengetatan berlangsung satu bulan, PSBB transisi berlaku kembali pada 12-25 Oktober 2020.
PSBB transisi diperpanjang hingga 5 kali, yaitu pada 26 Oktober-8 November 2020; 9-22 November 2020; 23
November-6 Desember 2020; 7-21 Desember 2020; 22-3 Januari 2021; 4-17 Januari 2021.

PPKM

Pada tanggal 11 Januari 2021, Gubernur Anies memutuskan untuk kembali menarik rem darurat alias kembali
menerapkan PSBB ketat. Hal ini sesuai dengan putusan pemerintah pusat untuk menerapkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Jawa-Bali dalam periode 11-25 Januari 2021. Dalam poin
peraturannya, PPKM lebih ketat ketimbang PSBB transisi. PPKM ini dilanjutkan pada 26 Januari-8 Februari
2021.
PPKM Mikro

Pada 3 Februari 2021, Presiden Joko Widodo bertemu dengan lima gubernur untuk penerapan PPKM mikro
ini. Salah satunya adalah Gubernur Anies Baswedan. PPKM Mikro mewajibkan semua daerah sampai level
unit terkecil, yakni kampung, desa, RT dan RW, untuk membentuk pos komando (posko) penanganan Covid-
19.

Aturan ini berlaku mulai 9-22 Februari 2021, kemudian diperpanjang 23 Februari-8 Maret 2021; 9-22 Maret
2021; 23 Maret-5 April 2021; 6-19 April 2021; 20 April-3 Mei 2021; 4-17 Mei 2021; 18-31 Mei 2021; 1-14
Juni 2021; 15-28 Juni 2021.

PPKM Darurat

Berbagai pihak sudah mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk segera menarik rem darurat karena
lonjakan kasus Covid-19 tajam di Jakarta. Akhirnya pada Kamis 1 Juli, 2021, Presiden Jokowi
mengumumkan PPKM Darurat pada pulau Jawa-Bali dalam periode 3-20 Juli 2021.

Peraturan dalam kebijakan ini lebih ketat ketimbang kebijakan-kebijakan sebelumnya. Meskipun begitu,
kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih melonjak tajam dalam 10 hari penerapan PPKM Darurat. Maka dari itu
muncul wacana perpanjangan sampai 6 minggu.

Anda mungkin juga menyukai