I. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu melakukan penentuan kesadahan pada sampel air dengan metoda titrasi
kompleks.
EDTA merupakan suatu senyawa yang membentuk kompleks 1:1 dengan ion
logam, larut dalam air dan karenanya dapat digunakan sebagai titran logam EDTA juga
merupakan ligan seksidentat yang berpotensi, yang dapat berkoordinasi dengan ion
logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. Misalnya dengan
ion kobalt,membentuk kompleks EDTA oktahidrat.
Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah indicator metalokromik yang
merupakan senyawa organic berwarna, yang membentuk kelat dengan ion logam.
Khelatnya mempunyai warna yang berbeda dengan warna indicator bebasnya.
17,1mL +17,3 mL
- V EDTA=¿ ¿ 17,2 mL
2
mg CaC O 3
- ¿ V EDTA . N EDTA
BE CaC O 3
mg 50 mL
0,2 gr x 1000 .
gr 250 mL
100,0869 mg/mmol = 17,2mL . N EDTA
2mek /mmol
200 mg .1 /10
50,04345mg /mek = 17,2 mL . N EDTA
N EDTA = 0,0232356mek/mL
100,0869mg/mmol
= 3,6ml . 0,0 mek/mL .
2 mek /mmol
= 4,178604251mg
mL
1000 . mgCaCO
- mg CaCO3/ liter atau (ppm) = L
mL Contoh
mL
1000 . 4,178604251 mg
= L
50 mL
= 83,57208502mg/L
X. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan analisis air ( Penentuan kesadahan / ion Ca2+¿ ¿), pertama –
tama dilakukan pembuatan larutan EDTA dengan menimbang 2 gr dinatrium
dihidrogen EDTA dihidrat dan 0,05 gr MgCl2.6H2O dan melarutkan keduanya
hingga 500 mL dengan aquadest. Lalu, dilanjutkan dengan membuat larutan
buffer, 6,75 gr ammonium klorida dalam 57 ammonia pekat dan diencerkan
hingga 100 mL. Membuat indikator eriokrom black T dengan melarutkan 0,5 gr
eriokrom black T dalam 100 mL alkohol, dan terakhir membuat larutan 0,2 gr
CaCO3 murni kering dalam 250 mL aquadest dengan keadaan larutan jernih
melalui penambahan HCL 1:1 setetes demi tetes. Setelah semuanya siap, maka
dilakukan standardisasi larutan EDTA dengan mengambil 50 mL alikot CaCO 3
dan menambahkan 5 mL larutan buffer dan 3 tetes indikator eriokrom black T
lalu dilakukan titrasi dan diperoleh volume rata – rata 17,2 mL sehingga didapat
normalitas EDTA sebesar 0,0232356 mek/mL. Selanjutnya disiapkan 50 mL
sampel air ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 1 mL larutan buffer dan 3
tetes indikator eriokrom black T lalu dititrasi dan diperoleh volume rata – rata
3,6 mL sehingga didapat massa CaCO 3 yang terkandung dalam sampel sebesar
4,178604251mg diperoleh CaCO3 (ppm) dalam sampel sebesar 83,57208502 mg/L
XI. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud deengan kompleksometri?
Jawab :
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks. Jadi membentuk hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri
adalah salah satu metode kuantutatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks
antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum adalah EDTA.
3. Sebuah contoh murni CaCO3 seberat 0,2428 gram dilariutkan dalam asam
klorida dan diencerkan menjadi 250 ml dalam suatu botolk ukur. Sebuah aliokot
50 ml memerlukan 42,74 ml. larutan EDTA untuk titrasi, hitung molaritas
larutan EDTA !
Jawab :
Diketahui: gr sampel= 0,2428 gram
Volume sampel = 250 ml
Volume alikot = 50 ml
Volume EDTA =42,74 ml
BM CaCO3 =100,09 gr/mol
BE CaCO3 = 50,045 gr/ek
Ditanya: M EDTA =…?
Jawab:
gr CaC O3
- ¿ V EDTA . N EDTA
BE CaC O3
50 mL
0,2428 gr .
250 mL = 42,74 x 10−3 L . N EDTA
50,045 mg/mek
- N EDTA = M EDTA . n
0,022703 ek/L = M EDTA . 2 ek / mol
M EDTA = 0,011352 mol/L
XII. KESIMPULAN
1. Volume rata – rata yang diperlukan dalam standardisasi larutan EDTA adalah
17,2 mL sehingga diperoleh N EDTA sebesar 0,0232356 mek/mL.
2. Volume rata – rata yang diperlukan dalam penentuan sampel 50 mL air adalah
3,6 mL sehingga diperoleh mg CaCO3 dalam sampel seberat 4,178604251 mg
dan CaCO3(ppm) dalam sample 50 mL air sebesar 83,57208502 mg/L
3. Karena sample 50 mL air memiliki kesadahan sebesar 83,57208502 ppm, maka
sampel termasuk dalam klasifikasi air lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Buret Erlenmeyer
Corong Spatula