Anda di halaman 1dari 37

STIKES IMMANUEL BANDUNG

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


KLIMAKTERIUM

BUDY SETYANTO
NIM. 1420121079

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA 1


STIKI IMMANUEL BANDUNG
jln. Kopo no 161 Bandung 40232
Tahun 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIMAKTERIUM

A.    DEFENISI
1. Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya
fungsi reproduksi seorang wanita.

2. Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum
mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-
reproduktif. Klimakterium biasa terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

3. Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. (Baziad, 2003)

B.     MASA – MASA KLIMAKTERIUM

1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai
timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi
perdarahan tak teratur.

2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan
hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.

C. Tanda dan gejala

1. Tidak mendapat haid


2. Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga mudah terjadi
iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium mengecil/atrofi. Bertambahnya
pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh akibat menurunnya kadar estrogen dan efek
androgen dalam sirkulasi yang tidak terimbangi.
3. Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan setelah menopause.
4. Perubahan Pola Perdarahan
Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran menstruasi,
menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa wanita akan
mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya refleksi dan
produksi estrogen folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi
5. Hot flash
Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan perasaan panas,
sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan kadang-kadang diikuti dengan
demam.
6. Gangguan tidur
Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot flash.
Wanita menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko gangguan tidur.
7. Perubahan Atropik
Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium vagina dan
serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan yang terputus-putus.
Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya produksi mukus yang dapat
menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga menunjukkan perubahan setelah
menopause. Gejalanya dapat meliputi kering atau gatal pada vulva dan vagina atau
dispareunia.
8. Perubahan Psikofisiologis
Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan menopause
adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual. Terdapat perbedaan
antara insomnia sejati dengan perubahan tidur yang dikaitkan dengan keringat malam
berlebihan. Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan
depresi atau ansietas.
9. Perubahan Berat Badan
Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan pada wanita usia
paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet sehat yang meliputi
pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat untuk wanita seiring pertambahan usia
mereka.
10. Perubahan Kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa menopause adalah
kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit kering, banyak berkeringat,
pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan penurunan penyembuhan luka.
11. Seksualitas
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita, maka minat
seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang mengalami menopause
alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme
dan penurunan potensi seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses
penuaan.
12. Perubahan Fungsi Tiroid
Fungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.

b.      Faktor – faktor yang mempengaruhi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu:
1. Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan konsumsi yang
sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal dapat dilakukan dengan
menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengonsumsi makanan
yang baik misalnya sejak masih muda rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai,
kacang merah, bengkoang, atau pepaya (Baziad. A, 2010).
2. Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami.
Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan
termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
3. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin
(FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.

C.    ETIOLOGI
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya
sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen.
Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros
hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon
seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing
hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH
ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara
bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa
follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan
menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut
ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung
saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur
dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid
lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium
semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa
tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada
ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan
menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini
akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama
yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.
Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH.
Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk
mendiagnosis sindrom klimakterik.
Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang
dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada
pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan
gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif,
gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya
gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium.
Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat
banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik
yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).

2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan


klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-
rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

D.    PATOFISIOLOGI
Seiring dengan pertambahan usia, sistem neurohormonal tidak mampu untuk berstimulasi
periodik pada sistem endokrin yang menyebabkan ovarium tidak memproduksi progesterone
dalam jumlah yang bermakna. Estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil melalui aromatisasi
androsteredion dalam sirkulasi. penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium mengecil dan
akhirnya folikel juga menghilang.
Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab timbulnya perubahan-perubahan
pasca menopause, misalnya: kekeringan vagina, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
sewaktu berhubungan seks, dan atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik
lainnya. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki dorongan seks karena androgen adrenal
mereka. Masih tidak jelas apakah gejala-gejala emosional yang berkaitan dengan fungsi ovarium,
misalnya depresi dan iritabilitas, disebabkan oleh penurunan estrogen akan merupakan reaksi
psikologis terhadap dampak menopause.
PATHWAY MENOPAUSE

Sclerosis vaskuler Aktifitas


Sensitifitas ovarium thd stimulasi dAktivitas sintesa
sintesa
gonadotropin↓/ hilang hormone steroid seks↓
hormone
steroid seks ↓
disfungsi folikuler

Jml folikel primordial ↓

me↓ fungsi hormone estrogen

me↓umpan balik negative thd


hipotalamus

Hipergonadotropin (FSH dan LH↑)


me↑ produksi gonadotropin

Siklus menstruasi tidak teratur

MENOPAUSE
Perubahan
Perubahan fisik
psikologis Siklus menstruasi berhenti
Uterus Kepadata
Mudah marah, mengecil n tulang↓
Sensasi rasa Kenaikan kehilangan
kurang percaya panas BB kendali
diri,,gelisah, putus (hotflash), terhadap
asa berkeringat, kandung
palpitasi kencing
Selaput Osteo- kurang
vv lendir porosis percaya diri
rahim ↓

Kekeringan MK: MK: MK: Frek uensi


vagina RESIKO GAANGGUA GANGGUA berkemih
MK: CEMAS CIDERA N POLA N CITRA ↑/beser
TIDUR TUBUH
Nyeri saat
senggama MK:
INKONTIN
EN-SIA
Libido ↓ URIN

MK:
DISFUNGSI
SEKSUAL
E.     MANIFESTASI KLINIS
Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala
yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan
sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini
biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah,
mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di
tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang
sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan
ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup:
iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi
vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan
vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status
fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat
menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan hilang minat seksual.
Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan
elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan
seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah
ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas,
insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup
: masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang
diganggu oleh keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan
dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular,
menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos. Meskipun
kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria
mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70.
F.     PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah
klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan
pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan
memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang
baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan
harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara
pengobatan yang terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.
2. Pengobatan hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan
defisiensi estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen,
sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan
tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan
kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku
lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi
estrogen dan akan tetap begitu sepanjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat
menyebabkan berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin
perwujudan psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang
dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan
nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-gejala vasomotor
melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis.
G.    PENCEGAHAN
1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-inflamasi, seperti
whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, dan memasak
dengan minyak zaitun. Hindari konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti
margarin.
2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah deposit lemak.
3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena bersifat pro-inflamasi dan
merusak jaringan yang sehat.
4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.
5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses inflamasi kronik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

Biodata
1. Identitas klien (Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat)       
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini (Keluhan Utama)
3. Riwayat Penyakit
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5.  Klien pertama kali haid (menarche)
6. Riwayat Obstetrik dan abortus
7.  Riwayat Kesehatan Keluarga
8. Riwayat Psikospritual (kecemasan, harapan, hubungan dengan keluarga, keagamaaan,
hubungan dengan masyarakat)
9. Kebutuhan dasar
10. Pola sehari hari (pola makan, tidur, eliminasi)
11. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : TTV     


b. Kulit: mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan.
c.  Kepala: simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, kulit kepala bersih, rambut
mulai beruban.
d. Muka: tampak cemas, kemerahan, hangat, tumbuh bercak-bercak kecoklatan.
e. Mata: ikterus (-), pupil isokhor kiri dan kanan, anemis (-), palpebra hitam
f. Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu.
g. Hidung: bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (-) tidak ditemukan
darah/cairan keluar dari hidung.
h. Mulut: bibir agak kering, sianosis (-), lidah dapat dijulurkan dengan maksimal dan
dapat bergerak bebas.
i. Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dapat digerakkan dengan bebas.
j. Dada: bentuk dan gerakan simetris, tidak ada nyeri tekan.
k. Abdomen: tidak ada pembesaran hati, limpa
l. Tungkai/ekstremitas: simetris kiri dan kanan, dapat melakukan aktivitas dengan baik
m. Kuku: pendek, bersih
12. Pemeriksaan penunjang
B.    Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash
3. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses penyakit
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM

RESUM HARI PERTAMA

Nama Mahasiswa : Budy setyanto


NPM : 1420121079
Tanggal Pengkajian : Sabtu, 15 januari 2022 (hari pertama)

A. IDENTITAS
Klien
1. Nama : Ny. H
2. Tempat tanggal lahir : karawang, 5 mei 1961
3. Usia : 60 tahun
4. Agama : Kristen protestan
5. Alamat : Jln. RM saleh no 53, sadamalun, karawang
6. Pendidikan : S1
7. Tanggal pengkajian : 15 Januari 2022
8. Kunjungan ke 1 : 15 januari 2022

B. Keluhan utama
Sudah sejak 5 tahun yang lalu siklus menstruasi mulai tidak normal, usia 58 tahun
sudah tidak menstruasi, nyeri saat berhubungan, sehingga sudah malas berhubungan
sexual dengan suaminya, kalau malam muka terasa panas dan sering keluar keringat
pada malam hari, 2 tahun terakhir kurang tidur, klien mengatakan cemas dengan
perubahan yang terjadi 2 tahun terakhir.
C. Anamnesa riwayat kesehatan
Riwayat menstruasi terdahulu klien pertama kali menstruasi usia 13 tahun siklusnya
teratur, lamanya sekitar 5-6 hari, dan dahulu sebelum menstruasi sering merasa
pegal pegal, dan sakit perutnya (dismenorhe)
Riwayat kehamilan
Klien belum pernah hamil,
D. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE) :
1. Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN Ny. H
FISIK
UMUM  
1. Penampilan  
Umum
Kesadaran Compos mentis
Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih


Postur dan cara Postur tubuh simetris. Berjalan tanpa bantuan
berjalan
Bentuk dan ukuran Proporsional sesuai dengan tinggi badan
tubuh TB : 160 cm, BB : 62 kg
Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 20 x/menit
2. Status mental dan  
cara berbicara :
Status emosi Stabil
Orientasi Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang
Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam
berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN Kulit terlihat bersih, bebas dari bau badan , warna putih,
KULIT elastis, tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul,
tajam baik
Kuku Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik

PEMERIKSAAN
KEPALA  
Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien merasakan benda
tumpul, tajam (N V), gerakan pipi, rahang,alis simetris
(NVI,VII

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam bercampur uban
Distribusi tidak rata (tipis), tidak mudah dicabut

Mata Terdapat lingkaran hitam seputar mata, konjungtiva merah


muda
Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan
, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar

Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak


ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, dan manis dengan baik, klien tampak
sering menguap saat wawancara
Leher Simetris,warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
JVP, tiroid.Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas,
dan bawah.
Dada (Pernafasan) Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan
abnormal dapat bergerak seimbang ke atas, nafas 20 X/i, tactil
fremitus sama kiri dan kanan
Dada Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness,
(Cardiovaskuler) BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur

PERUT Inspeksi : Perut datar , warna sama dengan kulit.

Palpasi : Perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak


teraba massa, hepar tidak teraba.
Auskultasi : Bising usus (+)

Perkusi : suara timpani.


GENETALIA DAN Klien mengeluhkan vagina terasa kering
ANUS

EKSTREMITAS  
Ektremitas Atas dan Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
bawah tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik,
refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela
normal kiri dan kanan, kekuatan otot ;

555 555
555 555

E. KEBIASAAN HIDUP SEHARI-HARI


1. Istirahat :
Ny. H mengeluh susah tidur baik pada siang ataupun malam hari, lama
tidur dalam sehari sangat sedikit, biasanya antara 4-5 jam.
2. Kegiatan
Ny. H tinggal bersama suami dan ibu kandung, klien memiliki klinik
pengobatan, membereskan rumah mencuci dan lain-lainya dibantu oleh
Asisten Rumah Tangga.
F. PENGKAJIAN KEBUTUHAN SEKSUAL

1. Klien mengatakan sudah tidak tertarik untuk berhubungan sexual


karena terasa nyeri saat berhubungan
2. Bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual klien dan pasangannya?
Klien tetap berhubungan tetapi jarang
G. PEMERIKSAAN PENUNJUANG

Tidak ada

ANALISA DATA

Data Patofisiologi Masalah keperawatan


DS: Perubahan fisiologis Gangguan pola tidur
- Ny. Hmengatakan seluruh system (D.005)
sulit tidur Tubuh
- Biasanya tidur
kurang lebih 4-5
jam saja
Perubahan system
DO:
hormonal
- Lingkaran mata
tampak hitam
- Kunjung tiva merah
muda
Penurunan produksi
- Klien tampak sering
hormone
menguap
Etrogen

Peningkatan sensitifitas
kulit terhadap panas :
Hot flashes

Rasa tidak nyaman saat


tidur

Sulit tidur/insomnia

Gangguan pola tidur


DS; Menopause Disfungsi sexual
- Klien mengatakan
malas berhubungan
- Klien mengatakan
nyeri saat Penurunan kadar
berhubungan estrogen dan
- Klien mengatakan progesteron
perubahan frekuensi
berhubungan setelah
menopause
- Klien mengatakan Vagina mengering
vagina kering
DO:
-
Daerah sensitif sulit
dirangsang

Nyeri ( dispareunia)

Sulit mencapai orgasme

Gangguan aktivitas
sexual

Perubahan fungsi sexual

Disfungsi sexual

S; Menopouse Ansietas ( D.0080)


- klien mengatakan
cemas dengan keadaan
yang dialaminya Perubahan psikologis
- klien menanyakan
apakah yang
dialaminya adalah Cemas, khawatir, tidak
sesuatu yang wajar percaya diri
O:
- klien tampak sering
bertanya tentang cemas
keadaan yang
dialaminya apakah
normal
- klien menunjukkan
ekspresi kecemasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan kurang kontrol tidur


ditandai dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh tidur hanya 4-5 jam sehari,
daerah sekitar mata tampak hitam, klien tampak sering menguap
2. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kebutuhan tidak terpenuhi, krisis
situasional, ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan klien tampak sering
bertanya tentang keadaan yang dialaminya apakah normal, klien menunjukkan
ekspresi kecemasan, klien mengatakan cemas dengan keadaan yang dialaminya klien
menanyakan apakah yang dialaminya adalah sesuatu yang wajar.
3. Disfungsi sexual (D.0069) berhubungan dengan perubahan fungsi / struktur
tubuh (menopause) ditandai dengan klien mengeluh malas berhubungan, klien
mengatakan nyeri saat berhubungan sexual, klien mengatakan vagina kering.

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana keperawatan


keperawatan
Gangguan pola Edukasi aktivitas/istirahat
tidur (D.0055) Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik;
2. Sediakan materi dan nedia pengaturan
aktivitas dan istirahat
3. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
Edukasi:
5. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/olah raga secara rutin
6. Anjurkan terlibat dalam aktivitas lain
7. Anjurkan menyusun jadwal istirahat
8. Anjurkan menidentifikasi kebutuhan
istirahat
9. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai kemampuan.

Anxietas Reduksi anxietas


Observasi
1. Identifikasi tingkat ansietas
2. Identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
3. Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
4. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
5. Pahami situasi yang menimbulkan ensietas
6. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
7. Beri edukasi tentang klimakterium
8. Fasilitasi leaflet untuk pembelajaran
Disfungsi sexual Konseling sexualitas
(D.0069) Observasi:
1. Identifikasi tingkat pengetahuan , masalah
sistem reproduksi, masalah sexualitas
2. Identifikasi waktu disfungsi sexual dan
penyebab
3. Monitor stres, kecemasan, depresi,
penyebab disfungsi sexual
Terapeutik:
4. Fasilitasi komunikasi dan pasangan
5. Beri kesempatan pasangan menceritakan
permasalahan sexual
6. Beri pujian terhadap perilaku yang benar
7. Beri saran sesuai kebutuhan pasangan
dengan bahasa yang mudah dipahami ,
diterima, tidak menghakimi
Edukasi :
8. siapkan SAP tentang klimakterium
9. buat leaflet tentang klimakaterium
10. lakukan edukasi tentang klimakterium

RESUM HARI KEDUA

Nama Mahasiswa : Budy setyanto


NPM : 1420121079
Tanggal implementasi dan evaluasi :minggu, 16 januari 2022 (hari kedua )

NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA


TANGAN
1 Melakukan edukasi S:
1. Jelaskan - klien mengatakan
pentingnya mengerti manfaat aktivitas
melakukan dan olah raga pada siang
aktivitas haro
fisik/olah raga - klien mengatakan
secara rutin mengerti tentang penyebab
2. Anjurkan terlibat kurang tidur
dalam aktivitas O:
lain - klien mampu menjelaskan
3. Anjurkan pentingnya olah raga
menyusun jadwal secara rutin
istirahat - klien mampu menjelaskan
4. Anjurkan tentang penyebab kurang
mengidentifikasi tidur
kebutuhan - klien mampu menyusun
istirahat identifikasi kebutuhan
istirahat
- klien mampu menyusun
jadwal istirahat
- kemampuan beraktivitas
klien skor 5
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Hentikan intervensi

2,3 1. siapkan SAP S:


tentang - klien mengatakan
klimakterium mengetahui proses
2. buat leaflet menopause dan efek yang
tentang ditimbulkan
klimakaterium - O:
3. lakukan edukasi - klien mampu menjelaskan
tentang kembali tentang
klimakterium pengertian kliamkterium,
efek-efek yang
ditimbulkan,
- mencari informasi tentang
kepuasan sexual
meningkat skor 5
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Lanjutkan evaluasi tentang

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HARI / TANGGAL : Minggu, 16 januari 2022


WAKTU : 16.00-16.30
JUDUL /TOPIK : Klimakterium
SASARAN :Ny. H dan suami
TEMPAT : Rumah Ny. H

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU):


Setelah mengikuti penyuluhan Ny. H dan suami mengetahui tentang klimakterium
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian klimakterium
2. Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala klimakterium
3. Peserta mampu menjelaskan cara mengontrol
4. Peserta mampu menjelaskan cara mengatasi gangguan fisik
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian Klimakterium
2. Tanda dan gejala
3. Cara mengontrol klimakterium
4. Cara mengatasi gangguan fisik

D. PROSES PELAKSANAAN PENYULUHAN


Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Metode Media
Didik
Pra  Menyiapkan
kegiatan perlengkapan
media
 Mengatur ruangan
 Menyiapkan daftar
hadir
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Metode Media
Didik
Kegiatan  Melakukan  Memperhatikan  Ceramah
pembuka perkenalan
 Menjelaskan  Menyimak  Ceramah
tujuan
pembelajaran dan
menanyakan
peserta didik
berkaitan dengan
materi yang akan
disampaikan
Menjelas  Menjelaskan  Memperhatikan  Ceramah leaflet
kan pengertian
materi klimakterium
 Menanyakan tanda  Memperhatikan  Tanya jawab leaflet
dan gejala  Memberikan
klimakterium pendapat
 Menjelaskan tanda  Memperhatikan  Ceramah
dan gejala leaflet
klimakterium
 Menjelaskan Fase-  Memperhatikan  Ceramah Leflet

fase klimakterium
 Menjelaskan cara Leflet
 Memperhatikan  Ceramah
mengontrol
 Cara mengatasi Leflet
 Memperhatikan  Ceramah
gangguan fisik
Kegiatan  Menutup  Memperhatikan  Ceramah
penutup pertemuan
 Memperhatikan  Ceramah
 Menyimpulkan
materi secara  Ceramah
singkat  Memperhatikan
 Menanyakan
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Metode Media
Didik
seputar materi  Memperhatikan  Ceramah
yang telah
diberikan
 Mengucapkan
salam penutup

E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
F. MEDIA PENYULUHAN
- Leaflet

G. EVALUASI
PERTANYAAN LISAN
1. Apa pengertian klimakterium ?
2. Sebutkan 3 tanda dan gejala klimakterium?
3. Sebutkan minimal 2 fase klimakterium?
JAWABAN
1. Klimakterium adalah
2. Tanda dan gejala klimakterium
3. FAse klimakterium

EVALUASI – 2 ( INSTRUMEN CHECK LIST)


Check List
No. Aspek Yang Dinilai (jika tindakan
dilakukan )
1.
Peserta yang hadir 2 orang

2.
Semua peserta antusias mendengarkan penyuluhan

3.
Peserta yang mengajukan pertanyaan seputar materi
4. peserta yang dapat menjelaskan kembali pengertian
klimakterium
5. peserta yang dapat menjelaskan kembali tanda dan gejala
klimakterium
6.
peserta dapat menyebutkan fase-fase klimakterium

7.
Peserta mampu menyebutkan cara mnegontrol

8.
Peserta mampu menyebutkan cara mengatasi gangguan fisik

H. LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

MATERI

A. Pengertian
Masa klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif menjadi
tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormone dan menimbulkan gejala klinis
(Manuaba, 2004).
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir
pada masa senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan
berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif (Sarwono, 1999)

B. Tanda dan gejala


 Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur.
Biasanya datang dengan interval waktu yang lebih lambat atau lebih sedikit.
 Darah haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
 Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada
pembuluh-pembuluh darah.
 Merasa pusing-pusing , disertai sakit kepala terus menerus.
 Berkeringat banyak.
 Neuralgia, dan gangguan saraf lain
 Gejolak panas ( hot flushes)
 Jantung berdebar – debar
 Gangguan tidur
 Depresi
 Mudah tersinggung, berasa takut, gelisah dan lekas marah
 Sakit kepala
 Cepat lelah, sulit konsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga
 Berkunang-kunang
 Kesemutan
 Gangguan libido
 Obstipasi
 Berat badan bertambah
 Nyeri tulang dan otot
C. Fase
Klimakterium dibagi menjadi 4 fase:
1. Pramenopause/ klimakterium
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium
2. Perimenopause
3. Menopouse
4. Pasca Menopouse
D. Cara mengontrol
1. Mengubah gaya/pola hidup
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan
sayuran.
4. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
5. Menghindari merokok.
6. Olahraga Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia
menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu, 2002)
7. Terapi penggantian hormon (HRT) Penggantian estrogen tunggal bisa
dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau menghilangkan rasa panas,
dapat membantu pencegahan osteoporosis.
8. Terapi sulih hormon (TSH)Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan
keluhan atau sindrklimakterium menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga berbagai keluhan
yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang
kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga
dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon
estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian
TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada
keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan
E.

E. Cara mengatasi gangguan fisik


1. Untuk mengatasi gatal-gatal dan rasa terbakar pada vulva : bicarakan dengan
pemberi perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis
untuk mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
2. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) :
gunakan lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau
foam kontrasepsi
3. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot
perineal seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan
bebaskan.

LAMPIRAN FOTO PENGKAJIAN


HARI PERTAMA : 15 JANUARI 2022
LAMPIRAN PELAKSANAAN HARI KEDUA
Lampiran log book
NAMA MAHASISWA : BUDY SETYANTO
NIM : 1420121079
TEMPAT PRAKTEK ; RUMAH NY. H (JLN. RM. SALEH NO 59, KARAWANG)

HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN YANG DILAKUKAN TTD TTD KLIEN


MAHASISWA KELOLAAN
15 JANUARI JAM 14.00 - MELAKUKAN
2022 KUNJUNGAN
- MEMBINA HUBUNGAN
SALING PERCAYA NY. H
BUDY S
- MELAKUKAN
PENGKAJIAN DENGAN
WAWANCARA DAN
PEMERIKSAAN FISIK
- MELAKUKAN KONTRAK
WAKTU UNTUK HARI
MINGGU TANGGAL 16-
01-2021
16 JANUARI JAM 14 - MELAKUKAN
2022 IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN UNTUK
DIAGNOSA 1,2, DAN 3 BUDY S NY. H
- MELAKSANAKAN
PENYULUHAN
MENOPAUSE
- MELAKUKAN EVALUASI

DAFTAR PUSTAKA
Pramono, N. (2001). Penatalaksanaan dan Kontroversial Terapi Hormonal Pada
Wanita Post Menopouse. Semarang : UNDIP dan POGI.

Prawirohardjo, Sarwono (2001). Menopause dan Andropause. Jakarta : YBPSP

Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi


dan Indikator Diagnostik.,Edisi 1 cetakan II, 2017

Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi


dan Tindakan Keperawatan , Edisi 1 cetakan II, 2018

Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 cetakan II, 2018
3. Berdebar-debar, karena terjadi

Klimakterium
peningkatan denyut jantung
4. Sakit kepala
5. Tangan dan kaki terasa dingin
Apa Itu Klimakterium ??
6. Vertigo
7. Cemas
8. Gelisah
9. InsomniaInsomnia sering terjadi pada
Klimakterium merupakan suatu proses penuaan waktu menopause, tetapi hal ini mungkin
yang dialami oleh wanita dari masa reproduktif ke ada kaitannya dengan rasa tegang akibat
masa nonreproduktif. yang ditandai dengan berkeringat malam hari, wajah memerah,
penurunan aktivitas ovarium pada saat 6 tahun dan perubahan yang lain.
sebelum menopause sampai 6-7 tahun setelah 10. Keringat waktu malam
menopause. 11. Pelupa
12. Tidak dapat konsentrasi
13. Lelah
14. Penambahan berat badan
15. Gejala yang paling sering :Ketidakstabilan
vasomotor yang manifestasi sebagai : hot
flushes, vertigo, keringat banyak, rasa
kedinginan
16. Tanda yang khas : kulit menjadi merah
dan hangat, terutama pada kepala dan
leher
DISUSUN OLEH :
Budy Setyanto
1420121079 TANDA DAN GEJALA....

STIKI IMMANUEL
BANDUNG 1. Ketidakteraturan siklus haid
2022 2. Hot flushes (panas pada kulit)Rasa panas
pada kulit diakibatkan penurunan hormon
estrogen sehingga pembuluh darah
membesar, serta gangguan umpan balik
pada hipotalamus. Munculnya hot flushes
ini sering diawali pada daerah dada, leher
atau wajah, dan menjalar ke beberapa
daerah tubuh yang lain.
dan lotion kulit
e. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan
kalsium dengan meminum suplemen kalsium dan
Cara Mengontrol susu yang dapt membantu untuk memperlambat
proses osteoporosis
f.  Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum
1. Mengubah gaya/pola hidup 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin C(500 mg)
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran
kalsium. kemih yang berhubungan dengan atrofi uretra
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung g.  Aktivitas seksual yang sering dapat
vitamin seperti buah-buahan dan sayuran. membantuuntuk mempertahankan elastisitas
4.  Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman vagina ( Brunner & Suddarth, 2001)
soda, dan alkohol.
5. Menghindari merokok.
6. Olahraga Jenis-jenis olahraga yang bisa
dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu tua tidak harus renta
jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu,
2002)
7. Terapi penggantian hormon (HRT) Penggantian Cara Mengatasi
estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT Gangguan Fisik
dapat menurunkan atau menghilangkan rasa
panas, dapat membantu pencegahan
osteoporosis.
8. Terapi sulih hormon (TSH)Untuk mengurangi
keluhan pada wanita dengan keluhan atau
sindrklimakterium menopause dalam masa a. Untuk mengatasi gatal-gatal dan rasa terbakar
premenopause dan postmenopause. Selain itu, pada vulva : bicarakan dengan pemberi perawatan
TSH juga berguna untuk menjaga berbagai kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas
keluhan yang muncul akibat menopause, seperti dermatologis untuk mendapatkan resep krim
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan pelumas/hormonal
gangguan pada saluran kandung kemih. b.  Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika
Penggunaan TSH juga dapat mencegah berhubungan seksual) : gunakan lubrikan yang
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon
hormon estrogen, seperti osteoporosis dan atau foam kontrasepsi
jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH c. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol
adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti kandung kemih dengan mempraktikkan latihan
hormon yang ada pada keadaan normal untuk Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot
mempertahankan kesehatan perineal seperti ketika mnghentikan ketika
berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.
d. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim

Anda mungkin juga menyukai