4
Rumusan sederhana definisi kebijakan publik
9
KANDUNGAN KEBIJAKAN
Wewenang membuat kebijakan hanya ada pada jabatan-
jabatan yang tinggi.
Jenjang Jabatan
JK
Kebijakan
1. Kegunaan:
a. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
12
2. Jenis-Jenis Kebijakan Publik
• Kebijakan publik, hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak
dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk dikerjakan.
• Kebijakan publik memilih dan tidak memilih dapat dipahami dalam
“matrik pilihan”
Kegiatan tidak /
Kegiatan Strategis
kurang Strategis
Masyarakat mampu I Pemerintah II Masyarakat
melaksanakan (dgn masyarakat)
Masyarakat tidak IV Pemerintah
III Pemerintahan
mampu untuk (dibiarkan)
melaksanakan
Perumusan
Kebijakan Publik
Isu/ Implementasi
Masalah Publik Kebijakan Publik
Output
Outcome
Evaluasi
Kebijakan Publik
14
Dari siklus skematik tersebut, dapat dijelaskan:
1. Terdapat isu atau masalah publik. Disebut isu apabila
masalahnya bersifat strategis kemudian isu ini diangkat
sebagai agenda politik untuk diselesaikan
Perumusan
2. Isu ini kemudian menggerakan Pemerintah untuk
Kebijakan Publik merumuskan kebijakan publik dalam rangka
menyelesaikan masalah tersebut. Rumusan kebijakan
tersebut akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan
warganya.
3. Setelah dirumuskan, kebijakan publik dilaksanakan baik
oleh Pemerintah, masyarakat, atau Pemerintah bersama
Isu/ Implementasi dengan masyarakat
Masalah Publik Kebijakan Publik
4. Dalam proses perumusan, implementasi dan pasca
Output implementasi, diperlukan evaluasi untuk menilai apakah
kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan
Outcome
benar dan diimplementasikan dengan baik dan benar
pula.
Evaluasi
Kebijakan Publik 5. Implementasi kebijakan bermuara kepada output yang
dapat berupa kebijakan itu sendiri maupun manfaat
langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
6. Dalam jangka panjang kebijakan menghasilkan
outcome dalam bentuk impak kebijakan yang
diharapkan semakin meningkatkan tujuan yang hendak
dicapai dengan kebijakan tersebut.
15
Lanjutan Siklus Skematik Kebijakan Publik
16
Proses Kebijakan Secara Umum
Evaluasi
kebijakan
Monitoring
Kebijakan
Revisi
Kebijakan
Isu
kebijakan Penghentian
(baru) Kebijakan
Lingkungan Kebijakan
17
Tugas pokok/misi organisasi publik
1. Effectiveness (efektivitas)
2. Efficiency (Efisiensi)
3. Adequacy (cukup), yaitu kriteria yang berkaitan dengan variasi
antarsumberdaya dan tujuan yang ingin dicapai:
a. Pencapaian sasaran tertentu dengan biaya tertentu
b. Pencapaian salah satu diantara banyak sasaran dengan biaya tetap
c. Pencapaian tujuan tertentu dengan biaya yang dapat berubah
d. Pencapaian salah satu diantara banyak sasaran dengan biaya yang
dapat berubah.
4. Equity (adil)
5. Responsiveness (terjawab)
6. Approprianteness (tepat)
19
WILAYAH KEBIJAKAN PUBLIK
1. Publik interest (kepentingan publik)
2. Public opinion (opini publik)
3. Public goods (barang-barang publik)
4. Publik law (hukum publik)
5. Public sector (sektor publik)
6. Public health (kesehatan publik)
7. Public transport (transportasi publik)
8. Public education (pendidikan publik)
9. Public sevice broadcasting (siaran layanan publik)
10. Public accountability (akuntabilitas publik)
11. Public toilets (toilet publik)
12. Public order (ketertiban umum)
13. Public debt (utang publik)
20
KARAKTERISTIK KEBIJAKAN PUBLIK
(Peter Bridgmen&Glyn Davis,2000)
5. Bersifat dinamis.
21
PARADIGMA KEBIJAKAN
Pemikiran Reinventing Government (Gaebler & Osborne, 1993)
Terdiri dari 10 prinsip pokok, yaitu Pemerintah:
1. Yang bersifat katalik,
2. Memberdayakan masyarakat
3. Mondorong semangat kompetisi
4. Berorientasi pada misi
5. Mementingkan hasil dan bukan cara
6. Mengutamakan kepentingan pelanggan
7. Berjiwa wirausaha
8. Berupaya memecahkan masalah atau bersifat antisipatif
9. Cenderung desentralisasi
10. Berorientasi pada pasar
22
Dengan 10 prinsip reinventing government maka kebijakan publik di
masa mendatang harus memperhatikan :
23
Lanjutan 10 prinsip reinventing government
24
Masalah Publik
1. Pengertian Masalah Publik
25
Lanjutan 1. Pengertian Masalah Publik
26
Lanjutan pengertian
27
Lanjutan pengertian
29
PERUMUSAN MASALAH
DALAM ANALISIS KEBIJAKAN
PENGENALAN SITUASI
MASALAH MASALAH
PERUMUSAN
PEMETAAN MASALAH SOLUSI
MASALAH KEBIJAKAN
MASALAH
TIDAK
BENAR
YA
PEMECAHAN
MASALAH
TIDAK YA
MASALAH
TERPECAHKAN
30
Agenda Setting
Private Problem Private Problems adalah masalah-masalah yang
mempunyai akibat yang terbatas, atau hanya menyangkut
pada satu atau sejumlah kecil orang yang terlibat secara
langsung.
Public Problems adalah masalah-masalah
Public Problems
yang mempunyai akibat lebih luas termasuk
akibat-akibat yang mengenai orang-orang
yang secara tidak langsung terlibat.
Political Issues
Issues adalah perbedaan pendapat
Systematic Agenda: issue masyarakat tentang solusi dalam
dirasakan oleh lah (policy action) menangani lah (policy action).
semua warga masyarakat politik
yang patut mendapat perhatian Systemic Agenda
publik dan issue tersebut berada
dalam yuridiksi kewenangan
pemerintah.
Institutional Agenda
Institutional Agenda: serangkaian issue yang secara tegas
membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang aktif dan serius
dari pembuat keputusan yang syah/otoritatif.
31
No Tataran Masalah
1 Private MASALAH-MASALAH YANG MEMPUNYAI AKIBAT YANG
Problem TERBATAS, ATAU HANYA MENYANGKUT PADA SATU ATAU
SEJUMLAH KECIL ORANG YANG TERLIBAT SECARA
LANGSUNG.
2 Public Problem MASALAH-MASALAH YANG MEMPUNYAI AKIBAT LEBIH
LUAS TERMASUK AKIBATAKIBAT YANG MENGENAI
ORANG-ORANG YANG SECARA TIDAK LANGSUNG
TERLIBAT.
3 Policy Issue PERBEDAAN PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG SOLUSI
DALAM MENANGANI MASALAH (POLICY ACTION).
4 Systemic Issue ISSUE DIRASAKAN OLEH SEMUA WARGA MASYARAKAT
POLITIK YANG PATUT MENDAPAT PERHATIAN PUBLIK
DAN ISSUE TERSEBUT BERADA DALAM YURIDIKSI
KEWENANGAN PEMERINTAH.
5 Institutional ISSUE DIRASAKAN OLEH SEMUA WARGA MASYARAKAT
Agenda POLITIK YANG PATUT MENDAPAT PERHATIAN PUBLIK
DAN ISSUE TERSEBUT BERADA DALAM YURIDIKSI
KEWENANGAN PEMERINTAH.
32
Tahapan Perumusan Masalah Publik
Meta
Masalah
Situasi Masalah
Masalah Substantif
Masalah
Formal
33
Ilustrasi Tahapan Perumusan Masalah
Tahapan Ilustrasi Contoh
Situasi Implementasi otonomi daerah yang mendasarkan pada undang-
Masalah undang No. 32 Tahun 2004 di bidang manajemen kepegawaian
telah membatasi mobilitas pegawai negeri sipil (PNS) dalam
meniti karirnya.
Meta 1. PNS mengalami kesulitan untuk mutasi/pindah kerja dari
Masalah kabupaten /kota yang lain baik dalam satu propinsi maupun
antar propinsi.
2. Karir PNS yang baik akan cepat menthok (berhenti) di daerah
kerena terbatasnya jabatan eselon yang ada, dan sulit bagi
mereka untuk pindak ke propinsi atau pemerintah pusat.
3. Ada kecendrungan faktor etnik/kesukuan dipertimbangkan
dalam pengangkatan PNS di daerah.
4. Kualitas PNS di daerah tertentu sulit ditingkatkan karena
jumlah anggaran daerah untuk meningkatkan kualitas PNS
terbatas.
5. Sistem rekrutmen yang bersikap lokal dapat mengakibatkan
kualitas PNS yang diterima kurang baik. 34
Lanjutan Ilustrasi Tahapan Perumusan Masalah
Masalah Dengan mendasarkan pada situasi masalah, meta masalah, dan masalah
Formal subtantif, maka manajemen PNS sebaiknya berada pada otoritas siapa?
Apakah pada pemerintah pusat, pemerintah propinsi atau pemerintah
kabupaten/kota.
35
Kendala Merumuskan Masalah Publik
36
Proses Analisis Kebijakan Yang Berorientasi Pada Masalah
(William N. Dunn, 1999)
Kinerja
Kebijakan
Evaluasi
Peramalan
Perumusan
Masalah
Peru
musan Peru
Hasil Masala Masalah musan Masa Depan
Kebijakan h Kebijakan Masala Kebijakan
h
Perumusan
Masalah
Pemantaua Rekomendasi
n
Aksi
Kebijakan
37
Analisis Kebijakan Publik
1. Pengertian
38
Lanjutan Pengertian
39
Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual yang dilakukan dalam
proses politik.
Analisis kebijakan tidak dimaksudkan menggantikan politik dan membangun
elit teknokratis.
Menurut Dunn, (mengutip Thomas R. Dye), analisis kebijakan berupa
interaksi :
Pelaku
Kebijakan
Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Publik
40
Proses Analisis Kebijakan
Ke 1. Merumuskan masalah.
Masalah kebijakan adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang
belum terpenuhi, yang dapat diidentifikasi, untuk kemudian
diperbaiki atau dicapai melalui tindakan publik.
42
3. peramalan penilaian pendapat,
Ramalan yang didasarkan pada penilaian para ahli atau pakar, dan produknya
disebut perkiraan (conjecture).
Teknik yang dapat digunakan antara lain delphi kebijakan, analisis dampak
silang, penilaian fisibilitas (kelayakan).
43
Ke 3, Rekomendasi kebijakan.
Rekomendasi kebijakan mengharuskan analis kebijakan menentukan
alternatif yang terbaik dan alasannya karena prosedur analisis kebijakan
berkaitan dengan masalah etika dan moral.
Rekomendasi pada dasarnya adalah pernyataan advokasi, dan advokasi
mempunyai empat pertanyaan yang harus dijawab, yaitu apakah:
Kriteria Penilaian
• Technical Feasibility
• Economic and Financial Feasibility
• Political Viability
• Administrative Operability
44
KRITERIA PENILAIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK (1)
No Kriteria Keterangan
1 EFEKTIVITAS • APABILA SUATU ALTERNATIF TERTENTU
DAPAT MENGHASILKAN OUTCOMES YANG
DIINGINKAN.
2 EFISIENSI • BESARNYA USAHA DAN UPAYA YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENGHASILKAN
SUATU TINGKAT EFEKTIVITAS TERTENTU,
YANG UMUMNYA DIUKUR DARI BIAYA.
3 ADEQUASI • SEBERAPA JAUHKEMAMPUAN SUATU
TINGKAT EFEKTIVITAS TERTENTU
MEMENUHI KEPERLUAN, NILAI, ATAU
KEMUNGKINAN MENIMBULKAN MASALAH
BARU.
• MENEKANKAN PADA KUATNYA
HUBUNGAN ANTARA ALTERNATIF
KEBIJAKAN DENGAN HASIL YANG
DIHARAPKAN.
45
lanjutan kriteria penilaian analisis kebijakan publik (1)
No Kriteria Keterangan
4 PEMERATAAN •DISTRIBUSI EFEK ATAU
AKIBAT DAN
UPAYA DI ANTARA BERBAGAI
KELOMPOK SASARAN YANG BERBEDA
DALAM MASYARAKAT.
5 RESPONSIVENESS •SEPERAPA JUAH SUATU KEBIJAKAN
MEMENUHI ATAU MEMUASKAN
KEPERLUAN, PREFERENSI, ATAU NILAI-
NILAI SUATU KELOMPOK MASYARAKAT
TERTENTU.
6 APPRORIATENESS •NILAIATAU MANFAAT DARI SUATU
TUJUAN PROGRAM DAN KETAHANAN
SUATU ASUMSI-ASUMSI YANG
MENDASARI TUJUAN.
46
KRITERIA PENILAIAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK (2)
No Kriteria Dimensi
1 TECHNICAL •EFEKTIVITAS, PENCAPAIAN TUJUAN,
FEASIBILITY APAKAH ALTERNATIF KEBIJAKAN
MENCAPAI HASIL (AKIBAT) YANG
DIHARAPKAN, ATAU MENCAPAI TUJUAN
DARI DIADAKAN TINDAKAN.
47
lanjutan kriteria penilaian analisis kebijakan publik (2)
No Kriteria Dimensi
3 POLITICAL VIABILITY. •Acceptability, Apakah alternatif
•Acceptability kebijakan diterima oleh aktor
•Appropiateness
kebijakan dan kelompok sasaran
•Appropiateness, Apakah
•Responsive
kebijakan sesuai dengan nilai-
•Legal suitability
nilai masyarakat.
•Equity
•Responsive, Persepsi
masyarakat, apakah kebijakan
akan memenuhi kebutuhan
mereka.
•Legal suitability, Apakah
kebijakan didukung oleh
perangkat hukum yangmemadai.
•Equity, Apakah efek dan dampak
kebijakan sama dan seimbang
antar kelompok masyarakat.
48
lanjutan kriteria penilaian analisis kebijakan publik (2)
No Kriteria Dimensi
4 ADMINISTRATIVE DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN PADA
OPERABILITY. KONTEKS SOSIAL, POLITIK, DAN
ADMINISTRASI YANG BERLAKU.
49
PENILAIAN ALTERNATIF
NO KRITERIA ALTERNATIF
KET
A B C
1 Technical Feasibility
2 Economic and
Financial Feability
3 Political Viability
4 Adminstrative
Operability
JUMLAH
RANKING
50
TEMUKAN DAN PAHAMI HAKEKAT
PERSOALAN, DAN RUMUSKAN
KAJIAN
MASALAH
RUMUSKAN SECARA JELAS DAN
AN
TERNATIF
DIHADAPI
(3) FISKAL,
(4) GAME, DLL.
KRITERIA
FUNDAMENTAL
LANGKAH-LANGKAH POLICY ANALYSIS
51
AN RE-
EKONOMI.
RUMUSK
KOMEND-
POLA PEMBUATAN KEPUTUSAN
PURE
IDEAL DAN UNIVERSITAS
MODEL
RATIONAL
SAMA DENGAN 1
DITAMBAH
KEPUTUSAN
MODEL
RASIONAL
PALING
ECONOMICAL
EKONOMIS DAN
EFISIEN BUAT
EKSPERIMEN,
MEMPEROLEH
ALTERNATIF
DECISION
PALING EFEKTIF
MODEL-MODEL PERUMUSAN KEBIJAKAN
FOKUS PADA
PROSES PEMILIHAN
ALTERNATI 1 YANG
MODEL
PALING
SEQUENTIAL INCREMEN- SATISFAYING
MEMUASKAN
PEMBUATAN
KEPUTUSAN YANG
SANGAT RASIONAL
EXTRA
MODEL
RATIONAL
PRAKTIS
52
MODEL
OPTIMAL
INTEGRA
MENURUT PROSES, STRUKTUR
ORGANISASI PEMERINTAHAN
ISTITU-
TIONAL
KELOMPOK
DEMANDS SUPPORT
DAN RESAURCES DARI
LINGKUNGAN INPUT
SISTEM
POLITIK
MENJADI OUTPUT.
SIVE MODEL
COMPREHEN-
NING
53
Rekomendasi kebijakan mempunyai enam kriteria utama, yaitu:
57
Model Policy Paper (Willian N. Dunn, 1999)
Ringkasan Eksekutif
A. Deskripsi Alternatif
B. Perbandingan Konsekuensi Kebijakan
C. Dampak Ganda dan Eksternalitas
D. Hambatan dan Fisibilitas Politik
Referensi 59
Policy Paper Model UNDP
1. Introduction
2. Background
3. Reasons for UNDP Support
4. Programme Strategy
5. Execution, Implementation, Coordination, Funding Arrangements
6. Stakeholders and Beneficiaries
7. Development Objective
8. Immediate Objective
9. Inputs
10. Risks
11. Prior Obligation and Pre-Requisites
12. Programme Monitoring, Review, Reporting, and Evaluation
13. Legal Context
14. Budget
60
POLICY PAPER MODEL JOKO WIDODO
I. PENDAHULUAN
II. FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
A. AGENDA SETTING
B. POLICY PROBLEM FORMULATION
C. POLICY DESIGN
1). TUJUAN KEBIJAKAN
2). ALTERNATIF KEBIJAKAN
3). PENYUSUNAN MODEL ALTERNATIF KEBIJAKAN
4). PENILAIAN DAN PERANGKINGAN ALTERNATIF
5.). REKOMENDASI ALTERNATIF
61
Policy Paper Model Ringkas
Ringkasan Eksekutif
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Analisis Situasi, yang berisi analisis tentang isu kebijakan, dengan fokus pada alasan
mengapa isu tersebut diangkat sebagai isu kebijakan, khususnya berkenaan dengan
pembenaran terhadap isu tersebut. Pada bagian ini telah disampaikan tiga alternatif
kebijakan yang dapat diambil.
Bab IV. Rekomendasi terpilih dan Strategi Implementasi, yang berisi pilihan rekomendasi dan
rekomendasi lanjutan apa yang harus dilakukan sebagai tindak lanjutnya.
A. Rekomendasi Terpilih
B. Strategi Implementasi
1. Analisis Kebijakan
2. Evaluasi Kebijakan
• Dilakukan pada perumusan, implementasi kebijakan dan
lingkungan kebijakan
63
SYARAT KECAKAPAN ANALIS KEBIJAKAN
(PATTON & SAVICKY 1993)
64
Lanjutan Syarat Kecakapan Analis Kebijakan
65
KRITERIA PROFESI ANALIS KEBIJAKAN
66
ANALISIS KEBIJAKAN SEBAGAI ILMU
Isu Kebijakan:
Kebijakan Publik Hasil Kebijakan
Problem - Goal
“Analisis
Kebijakan”
67
KEBIJAKAN SEBAGAI PROSES
• Setelah analisis kebijakan, selanjutnya memasuki dimensi paling inti dari
kebijakan publik, yaitu proses kebijakan. Di sini kebijakan publik dilihat
sebagai proses kegiatan
• Dengan demikian kebijakan publik dilihat sebagai satu kesatuan sistem
yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara sinambung, saling
menentukan dan saling membentuk.
• Model proses kebijakan yang paling klasik dikembangkan oleh David
Easton (1995).
ENVIRONMENT ENVIRONMENT
DEMANDS
OUTPUT
A
INPUT
DECISIONS
POLITICAL
SUPPORT OR POLICIES
SYSTEM
FEEDBACK
Pendekatan Sistem dari Easton 68
Proses Kebijakan Menurut Dye
Idebtification Policy
Agenda Policy Policy Policy
of policy Implemen
setting formulation legitimation evaluation
problem tation
Rumusan Kinerja
Kebijakan Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Lingkungan
Kebijakan
Proses Kebijakan
Evaluasi
Proses Politik
Kebijakan
Isu 1 2 3 4
Kebijakan Formulasi Implementasi Kinerja
(Agenda Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Pemerintah)
Lingkungan Kebijakan
70
Proses Kebijakan yang Ideal
SEKIAN