Anda di halaman 1dari 15

Jurnal KESMAS, Vol. 8 No.

3, April 2019 1

ANALISIS PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PENGHUNI DI


LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN MANADO
Stefani G. C. Kemur*, Lydia Tendean *, A.Joy.M.Rattu*

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan seksual merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Beberapa
keadaan mengakibatkan manusia hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya secara
normal, diantaranya yang terjadi pada para penghuni lembaga pemasyarakatan (Lapas).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dilakukan penelitian tentang Analisis Perilaku
Pemenuhan Kebutuhan Seksual Penghuni di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Manado.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif
pada bulan September 2018 – Pebruari 2019 di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP)
Manado. Informan dari penelitian ini terdiri dari 7 informan. Instrumen dalam penelitian ini yaitu
wawancara mendalam yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku pemenuhan
kebutuhan seksual di LPP Manado. Validasi data dengan menggunakan metode Triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kebutuhan seksual penghuni yang belum menikah
adalah berpegangan tangan dan berkhayal melakukan hubungan seksual. Bagi penghuni yang
sudah menikah, cara pemenuhan kebutuhan seksual dengan berpegangan tangan, berkhayal
melakukan hubungan seksual dan masturbasi. Pemenuhan kebutuhan seksual penghuni yang
belum menikah dan yang menikah adalah dengan berpegangan tangan, berkhayal melakukan
hubungan seksual dan masturbasi. Pemenuhan kebutuhan seksual penghuni yang menikah hanya
dengan mengunjungi keluarga (CMK). Saat ini, tidak ada kebijakan pemenuhan kebutuhan
seksual untuk penghuni perempuan.

Kata kunci: Perilaku, Kebutuhan seksual, Narapidana

ABSTRACT
Fulfillment of sexual needs is an important thing in human life. Some conditions cause humans to
barely be able to fulfill their sexual needs normally, including those that occur in prisoners
(Lapas). Based on the description above, a study was conducted on the Analysis of Occupational
Sexual Needs Behavior in the Manado Women's Penitentiary. This research is descriptive
research. The study was conducted with a qualitative method in September 2018 - February 2019
at the Manado Women's Penitentiary (LPP). Information from this study was collected from 7
informans. The instrument in this study was an in-depth interview which lists questions related to
sexual fulfillment behavior at LPP Manado. The data was validated using Triangulation method.
The results showed that the fulfillment of the sexual needs of unmarried residents was holding
hands and sexual fantasy. For married residents, the fulfillment of the sexual needs was holding
hands, sexual fantasy and masturbation. The fulfillment of sexual needs of unmarried and married
residents was by holding hands, sexual fantasy and masturbation. Sexual needs fulfillment of
married residents is only by visiting the family (CMK). Currently, there is no policy of sexual
needs fulfillment to women prisoners.

Keywords: Behavior, Sexual needs, Prisoner

PENDAHULUAN fisiologis, yaitu kebutuhan paling dasar


Pemenuhan kebutuhan seksual manusia disamping makan dan minum.
merupakan hal yang penting dalam Maslow membagi kebutuhan dasar
kehidupan manusia. Maslow (1954) manusia menjadi 5 tingkatan, dimana
dalam Hartono (2010) menggolongkan tingkat yang paling dasar adalah
kebutuhan seksual dalam kebutuhan kebutuhan fisiologis, selanjutnya secara

berturut-turut kebutuhan keselamatan, yaitu kebutuhan aktualisasi diri.


kebutuhan sosial, kebutuhan Kebutuhan dasar manusia menurut teori
penghargaan, dan yang paling tinggi ini harus dipenuhi secara berjenjang.
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 2

Banyak faktor yang narapidana, 7 tahanan), 37 orang


berhubungan dengan perilaku seksual diantaranya sudah menikah. Hasil
menyimpang pada warga binaan di wawancara pendahuluan dengan
lingkungan Lapas dan Rutan. Penelitian beberapa narapidana wanita yang sudah
Cahyaningati dan Martha (2013) di menikah diketahui bahwa terdapat
Rumah Tahanan Kelas IIA Jakarta beberapa penyimpangan perilaku
Timur Tahun 2012 menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan seksual. Sebagian
ada hubungan antara karakteristik lainnya melakukan pemenuhan
responden (orientasi seksual), sikap kebutuhan seksual melalui berfantasi
permisif terhadap perilaku seksual seks.
menyimpang dan dorongan melakukan Pemenuhan kebutuhan seksual
kegiatan seksual, dengan perilaku narapidana bersama dengan suami hanya
seksual menyimpang pada warga dapat dilakukan saat memperoleh cuti
binaan. Penelitian Mashinta dkk (2016) mengunjungi keluarga (CMK) yang
menunjukkan terdapat korelasi stress tidak dapat terlaksana sewaktu-waktu,
psikologis dengan penyimpangan terutama saat hasrat dirasakan
perilaku seksual pada narapidana di mendesak, bahkan tidak dapat dilakukan
Rumah Tahanan Kelas IIB Situbondo. saat kunjungan suami ke Lapas.
Sandi dkk (2015) melaporkan bahwa Berdasarkan uraian tersebut diatas maka
lamanya masa tahanan berhubungan dilakukan penelitian tentang Analisis
dengan perilaku seksual narapidana di Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Seksual
Lapas Kelas IIA Way Hui Bandar Penghuni di Lembaga Pemasyarakatan
Lampung. Perempuan Manado.
Obeservasi awal di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan (LPP) METODE
Manado bulan Agustus 2018 Penelitian ini merupakan penelitian
menunjukkan bahwa jumlah petugas 60 deskriptif. Penelitian dilakukan dengan
orang (45 perempuan, 15 laki-laki) dan metode kualitatif pada bulan September
jumlah penghuni 42 orang 35 2018 – Pebruari 2019 di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan (LPP)
Manado dengan alamat Jln. P.L.
Kaunang Kelurahan Kolongan Satu
Kecamatan Tomohon Tengah Kota
Tomohon.Informan dari penelitian ini
terdiri dari 7 informan. Instrumen dalam

penelitian ini yaitu wawancara Manado. Validasi data dengan


mendalam yang berisi daftar pertanyaan menggunakan metode Triangulasi.
yang berkaitan dengan perilaku
pemenuhan kebutuhan seksual di LPP HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 3

Pemenuhan kebutuhan seksual Lembaga Pemasyarakatan


penghuni yang belum menikah di (Lapas) adalah tempat untuk
Lembaga Pemasyarakatan melaksanakan pembinaan Narapidana
Perempuan Manado dan Anak Didik Pemasyarakatan.
Hasil wawancara mendalam dan Narapidana adalah Terpidana yang
observasi dokumen menunjukkan bahwa menjalani pidana hilang kemerdekaan di
pemenuhan kebutuhan seksual penghuni Lapas. Terpidana adalah seseorang yang
yang belum menikah di Lembaga dipidana berdasarkan putusan
Pemasyarakatan Perempuan Manado pengadilan yang telah memperoleh
adalah dengan berpegangan tangan dan kekuatan hukum tetap (Anonim, 1995).
berkhayal melakukan hubungan seksual. Menurut UU No 12 Tahun 1995
Pemenuhan kebutuhan seksual sangat warga binaan pemasyarakatan jenis
bervariasi tapi masih dalam batas kelamin wanita, penempatannya diatur
fisiologis, tidak ditemukan deviasi pada ruang / tempat terpisah. Pemisahan
sebagaimana dalam teori bahwa tersebut mempunyai tujuan yang
kebutuhan seksual adalah kebutuhan mendasar. Misalnya, terjadi hubungan
dasar manusia berupa ekspresi perasaan gelap antara narapidana perempuan dan
dua orang individu secara pribadi yang laki-laki yang menjadi larangan di
saling menghargai, memperhatikan dan dalam lapas ataupun hal-hal lain yang
menyayangi sehingga terjadi sebuah tidak diinginkan. Hidayat, dan Uliyah
hubungan timbal balik antara dua (2014) dalam buku ”Pengantar
individu tersebut, yang menunjukkan Kebutuhan Dasar Manusia” menyatakan
bahwa, sangatlah penting pemenuhan bahwa dorongan untuk menyalurkan
kebutuhan seksual dalam kehidupan kebutuhan seksual sudah pasti dimiliki
narapidana, meskipun berada dalam oleh setiap manusia yang telah mencapai
keadaan sedang dibatasi ruang geraknya usia akil baligh. Masyarakat telah
untuk melakukan aktivitas. mengenal berbagai mekanisme
penyaluran hasrat seksual. Penyaluran
seksual dapat dilakukan dengan cara-
cara yang normal bagi yang sudah
menikah, namun bagi yang belum
menikah, penyaluran hasrat seksual
dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya masturbasi, berfantasi seks,
oral seks. Pemenuhan kebutuhan seksual

seperti ini tetap dapat dikategorikan disalurkan, narapidana yang sementara


sebagai sesuatu yang normal secara menjalani hukuman dan sedang berada
seksual (Febrian, 2011). Saat dimana dalam lembaga pemasyarakatan,
kebutuhan biologis tidak dapat cenderung berfantasi seks.
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 4

Yap et al (2010) dalam laki yang tidak memiliki riwayat


penelitian “Sexual practices and dental penahanan.
dam use among women prisoners - A Penelitian “Criminal Justice
mixed methods study” menemukan 71 Handbook Series handbook On Women
dari 199 (36%) wanita melaporkan And Imprisonment” melaporkan data
melakukan hubungan seks dengan dari berbagai dunia menunjukkan
narapidana lain. Martins, et al (2018) bahwa, mayoritas tahanan wanita secara
meneliti “Sexual behavior and sexually global adalah ibu. Sebagai contoh:
transmitted diseases among the female Brasil yang adalah penjara wanita
partners of inmates”. Hasil penelitian ini terbesar, 87 persen tahanan wanita
menunjukkan bahwa 40,8% wanita adalah ibu, di Federasi Rusia, 80 persen
melaporkan dalam 12 bulan terakhir wanita terpidana adalah ibu; di Amerika
lebih dari satu pasangan seksual, dan Serikat, sebesar 80 persen tahanan
49,7% dari mereka melaporkan wanita adalah ibu, dengan tiga perempat
mempunyai riwayat IMS sebelumnya. memiliki anak di bawah 18 tahun; di
Hasil ini berbeda dengan yang Inggris, sebanyak 66 persen tahanan
dilaporkan dalam sebuah penelitian yang perempuan adalah ibu, 55 persen
dilakukan pada 175 pasangan wanita memiliki setidaknya satu anak di bawah
dari narapidana di Amerika Serikat, 16 tahun, dan 34 persen adalah orang tua
yang melaporkan bahwa 50% wanita tunggal sebelum masuk penjara;
melaporkan mempunyai pasangan Demikian juga di Lebanon, 49 persen
seksual lain sementara pasangan mereka narapidana wanita memiliki anak di
berada dalam penjara. Laki-laki yang bawah 16, termasuk 13 persen dengan
memiliki riwayat penahanan, lebih anak di bawah 10 ditambah 19 persen
rentan tiga sampai enam kali untuk lebih lanjut dengan anak di bawah 5
tertular HIV dan PMS lain daripada laki- tahun; di Rwanda, sebesar 45 persen
tahanan wanita memiliki anak di bawah
16 tahun, termasuk 15 persen
mempunyai anak di bawah 10 tahun
ditambah 10 persen lebih lanjut dengan
anak di bawah 5 tahun; di Armenia dan
Georgia, sebanyak 78 persen tahanan
wanita adalah ibu. Pada Mei 2013, di
Georgia ada 486 anak dengan ibu di
penjara dan 221 anak di Armenia.

Narapidana dalam pemenuhan Mengunjungi Keluarga (CMK) seperti


kebutuhan biologisnya dapat yang diatur dalam pasal 14 UU Nomor
memanfaatkan beberapa instrumen 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
formal yang ada, seperti hak untuk Cuti dan aturan pelaksanaannya yaitu PP 32
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 5

Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata memperoleh CMK, yaitu: berkelakuan
Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan baik, masa pidana paling singkat dua
Pemasyarakatan (telah diperbaharui belas bulan, telah menjalani setengah
dengan PP 28 Tahun 2006). masa pidana, sudah dilakukan penelitian
Undang-Undang Nomor 12 kemasyarakatan dan pemberitahuan ke
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan kantor wilayah setempat.
dalam Pasal 14 ayat 1 (j) tentang Cuti Penjara dan asrama adalah
Mengunjungi Keluarga (CMK) tempat tinggal bagi laki-laki dan
menyatakan bahwa ”narapidana perempuan secara terpisah sehingga
mempunyai hak untuk mendapatkan dapat menyebabkan terjadinya peristiwa
asimilasi termasuk cuti mengunjungi homoseksual. Narapidana laki-laki dan
keluarga” yaitu kesempatan dapat perempuan, masing-masing hidup dalam
bertemu / berkumpul dengan keluarga di lingkungan yang homogen, sering
tempat kediaman keluarganya dalam mengalami ketidakwajaran perilaku
waktu 2 x 24 jam atau selama dua hari seksual (sexual perversion). (Febrian,
bagi narapidana yang memenuhi syarat. 2011). Kehidupan narapidana dalam
Kesempatan tersebut dapat digunakan penjara menyebabkan hak kemerdekaan
dalam hal pemenuhan kebutuhan seksual mereka hilang, sedangkan hak-hak
bagi pasangan yang sudah menikah. lainnya seperti kebutuhan biologis harus
Syarat-syarat yang harus tetap terpenuhi.
dipenuhi oleh narapidana untuk Penelitian Brahmana (1999)
memperoleh CMK perlu dipermudah dalam Siregar dkk (2012) di Lapas
sehingga mereka tidak kehilangan Tanjung Gusta Medan Tahun 1999
haknya tersebut. Menurut Peraturan menunjukkan bahwa dalam memenuhi
Menteri Kehakiman Tahun 2001, kebutuhan seksual narapidana selama di
terdapat beberapa kriteria yang perlu Lapas, mereka melakukan praktek-
dipenuhi oleh narapidana untuk praktek seksual dalam bentuk
masturbasi (68%), anogenital dan
orogenital (32%). Siregar dkk (2012)
menunjukkan bahwa di Lapas Kelas IIB
Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun
2012 sebagian besar narapidana
melakukan perilaku seksual
menyimpang dan terdapat 3 (tiga)
narapidana melakukan praktek

homoseksual. Cahyaningati dan Martha Banyak faktor yang


(2013) melaporkan terdapat praktek berhubungan dengan perilaku seksual
lesbian di Rumah Tahanan Kelas IIA menyimpang pada warga binaan di
Jakarta Timur Tahun 2012. lingkungan Lapas dan Rutan. Penelitian
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 6

Cahyaningati dan Martha (2013) di laki-laki, termasuk tingginya tingkat


Rumah Tahanan Kelas IIA Jakarta gangguan stres pasca-trauma. Sebelum
Timur Tahun 2012 menunjukkan bahwa memasuki sistem penjara, banyak
perilaku seksual menyimpang pada wanita sudah mempunyai gaya hidup
warga binaan berhubungan dengan sendiri sehingga ketika masuk dalam
karakteristik responden (orientasi penjara, mungkin untuk pertama kalinya
seksual), sikap permisif terhadap mereka tidak memiliki akses ke
perilaku seksual menyimpang dan perawatan kesehatan, dukungan sosial
dorongan melakukan kegiatan seksual. dan konseling. Layanan penjara harus
Penelitian Mashinta dkk (2016) di memperhatikan dengan seksama
Rumah Tahanan Kelas IIB Situbondo kebutuhan khusus wanita, termasuk
menunjukkan bahwa terdapat korelasi kebutuhan perawatan kesehatan khusus.
stres psikologis dengan penyimpangan Menurut Van den Bergh, et al
perilaku seksual pada narapidana. Sandi dalam “Women’s health and the prison
dkk (2015) melaporkan bahwa ada setting” dari populasi penjara di seluruh
hubungan antara lamanya masa tahanan dunia, tahanan perempuan merupakan
dengan perilaku seksual narapidana di kelompok minoritas, dengan jumlah
Lapas Kelas IIA Way Hui Bandar sekitar 2% dan 9% dari populasi penjara
Lampung. di suatu negara. Perempuan dipenjara
Toman (2017) dalam karena melakukan pelanggaran
disertasinya “Female Incarceration And mayoritas adalah tanpa kekerasan dan
Prison Social Order: An Examination Of harta benda atau terkait narkoba.
Gender Differences In Prison Kesehatan yang kompleks khususnya
Misconduct And In-Prison Punishments yang berkaitan dengan kesehatan fisik
“Perempuan di penjara lebih cenderung dan mental menjadi kebutuhan tahanan
memiliki masalah kesehatan mental perempuan. Penelitian melaporkan
daripada populasi umum dan tahanan perempuan memiliki tingkat gangguan
stres pasca-trauma yang tinggi. Trauma
secara tidak langsung dan langsung
terkait dengan jalur kriminal dan dengan
penyakit mental dan fisik.
Narapidana wanita termasuk
kelompok berisiko tinggi untuk penyakit
kesehatan seksual dan reproduksi,
diantaranya kanker dan IMS, terutama

karena latar belakang khas dari para praktik seksual yang tidak aman
wanita ini yang sering kali termasuk (Anonim, 2008). Sistem yang ada di
pengguna narkoba suntikan, pelecehan penjara seringkali tidak bisa memenuhi
dan kekerasan seksual, kerja seks dan kebutuhan khusus perempuan oleh karena
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 7

sesuai aturan telah dirancang oleh dan di Penjara sejak 1995, mendukung
untuk kesehatan wanita dan laki-laki. Negara-negara Anggota dalam
Perempuan di penjara meningkatkan kesehatan masyarakat
membutuhkan akses gratis ke berbagai dengan menangani perawatan kesehatan
layanan kesehatan khusus gender. Harus di penjara dan memfasilitasi hubungan
diakui bahwa perempuan dan laki-laki antara kesehatan penjara dan kesehatan
berbeda dan bahwa perlakuan yang masyarakat.
sama antara laki-laki dan perempuan Criminal Justice Handbook
tidak menghasilkan hasil yang sama. Series (2014) dalam “Handbook On
Tahanan perempuan harus menerima Women And Imprisonment”
informasi dan pendidikan tentang semua menekankan bahwa perempuan rentan
tindakan perawatan kesehatan preventif terhadap pelecehan seksual dan bentuk-
yang relevan. bentuk kekerasan lainnya dalam
Menurut Van den Berg et al, penahanan, hal ini memungkinkan untuk
(2011) kesehatan di penjara adalah memaksa mereka mengakui pelanggaran
bagian tak terhindarkan dari kesehatan yang tidak mereka lakukan. Interogasi
masyarakat dimana ada interaksi intensif oleh laki-laki dalam sekelompok
antara penjara dan masyarakat. masyarakat cenderung untuk
Penanganan kesehatan masyarakat mengintimidasi perempuan yang sampai
termasuk di dalamnya mengatasi sekarang tidak ada hubungan dengan
masalah kesehatan di lapas sangatlah laki-laki yang tidak terkait. Hal ini
penting guna meningkatkan kesehatan mengandung ancaman pelecehan
masyarakat secara keseluruhan. Kantor seksual, terlepas dari apakah ancaman
Regional Organisasi Kesehatan Dunia itu diwujudkan atau tidak.
(WHO) untuk Eropa telah secara khusus Gender Specific Standards to
mengakui hal ini oleh Proyek Kesehatan Improve Health and Wellbeing for
Women in Prison in England yang
dipublikasikan Maret 2018
merekomendasikan agar dalam skrining
kesehatan awal saat masuk dalam
penjara, ditanyakan tentang aktivitas
seksual, kehamilan, penggunaan
kontrasepsi dan siklus menstruasi,
memberikan saran dan intervensi yang
diperlukan jika relevan. Dalam standard

Englang Public Health, penjara harus ditularkan melalui darah. Standar ini
menyediakan pendidikan kesehatan dan didukung oleh American College of
intervensi perilaku mengenai infeksi Obstetricians dan Gynecologists yang
menular seksual (IMS) dan virus yang merekomendasikan riwayat medis untuk
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 8

memuat pertanyaan tentang aktivitas pencegahan perlakuan buruk di penjara.


seksual, penggunaan kontrasepsi dan Karena itu diperlukan upaya yang lebih
siklus menstruasi untuk menilai besar untuk memastikan pemantauan
kebutuhan akan tes kehamilan. penjara yang peka terhadap gender, yang
(Anonim, 2018) disesuaikan dengan potensi masalah
European Committee for the yang dihadapi perempuan di penjara.
Prevention of Torture and Inhuman or Perempuan di penjara
Degrading Treatment or Punishment merupakan kelompok dengan kebutuhan
(CPT) Factsheet January 2018 khusus, biologis dan spesifik gender.
menekankan bahwa, perempuan harus Faktor situasi sosial dan peran budaya
menikmati hak fundamental untuk tidak berpengaruh terhadap kerentanan khusus
didiskriminasi, secara langsung atau beberapa tahanan wanita. Tahanan
tidak langsung, dengan alasan jenis wanita yang merupakan tahanan
kelamin atau gender biologis mereka, minoritas dapat beresiko akan diabaikan
baik saat mereka dipenjara atau tidak kebutuhan khususnya. Penting diingat
dipenjara. Kesetaraan substantif bahwa ketika berhadapan dengan
mungkin memerlukan adopsi langkah- tahanan perempuan, ada sejumlah faktor
langkah khusus untuk mengatasi perlu dipertimbangkan terutama segala
ketidaksetaraan yang ada. Langkah- bentuk kekerasan fisik, seksual atau
langkah tertentu mungkin diperlukan psikologis, termasuk yang mungkin
oleh administrasi penjara, untuk pernah mereka derita sebelum dipenjara
memastikan bahwa perempuan yaitu kekerasan dalam rumah tangga,
menikmati hak yang sama dengan laki- kebutuhan perawatan kesehatan spesifik
laki. Pengakuan yang semakin besar (misalnya, reproduksi), tingkat
tentang manfaat merangkul kesetaraan kebutuhan perawatan kesehatan mental
gender yang substantif di semua bidang yang tinggi, ketergantungan obat atau
pembuatan kebijakan harus diperluas ke alkohol tingkat tinggi, tanggung jawab
pengasuhan untuk anak-anak dan / atau
keluarga mereka, serta kemungkinan
besar viktimisasi dan pengabaian pasca-
pelepasan oleh keluarga mereka.
Selanjutnya,

European Committee for the Prevention


of Torture and Inhuman or Degrading
Treatment or Punishment (CPT)
(2018)

menyimpulkan bahwa untuk dengan keluarga dan teman-teman


mempertahankan hubungan tahanan mereka, terutama dengan pasangan
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 9

mereka atau dengan pasangan dan anak- kebutuhan seksual, dari aspek
anak, maka pada prinsipnya semua psikologis, yang merupakan pandangan
tahanan harus diberi kesempatan untuk terhadap identitas jenis kelamin, sebuah
mempertahankan hubungannya. perasaan dari diri sendiri terhadap
Kelanjutan dari hubungan semacam itu kesadaran identitasnya, serta
dapat menjadi sangat penting bagi memandang gambaran seksual atau
semua pihak, khususnya dalam konteks bentuk konsep diri yang lain dan aspek
rehabilitasi sosial narapidana. Prinsip sosial budaya yang merupakan
panduannya adalah mempromosikan pandangan budaya atau keyakinan yang
kontak dengan dunia luar sesering berlaku di masyarakat terhadap
mungkin. kebutuhan seksual serta perilakunya di
masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan seksual Tjiptanigrum (2009) dalam
penghuni yang sudah menikah di Hargiyati dkk (2016) mengelompokkan
Lembaga Pemasyarakatan perilaku seksual menjadi dua bentuk
Perempuan Manado yaitu perilaku seksual ringan dan
Hasil wawancara mendalam dan perilaku seksual berat. Perilaku seksual
observasi dokumen menunjukkan bahwa ringan mencakup menaksir, berkencan,
pemenuhan kebutuhan seksual penghuni mengkhayal, berpegangan tangan,
yang sudah menikah di Lembaga berciuman ringan (kening, pipi), dan
Pemasyarakatan Perempuan Manado saling memeluk. Perilaku seksual berat
adalah dengan berpegangan tangan, mencakup berciuman bibir/mulut dan
berkhayal melakukan hubungan seksual lidah, meraba dan mencium bagian-
dan masturbasi. Pemenuhan kebutuhan bagian sensitive seperti payudara, alat
seksual sebagian besar tersalur dalam kelamin, menempelkan alat kelamin,
bentuk yang sesuai dimana dari aspek oral seks dan berhubungan seksual
biologis seperti pandangan anatomi dan (senggama).
fisiologi dari sistem reproduksi (seksual) Perilaku pemenuhan kebutuhan
, kemampuan organ seks, dan adanya seksual merupakan tindakan untuk
hormonal serta sistem saraf yang mendapatkan kepuasan terhadap
berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan hasrat seksual, baik tingkat
ringan, diantaranya seperti mengkhayal,
berpelukan, berciuman,
masturbasi/onani, maupun tingkat berat
yaitu meraba dan mencium bagian

sensitif seperti payudara / alat kelamin, Hargiyati, dkk (2016); Hartono (2010))
oral seks, menempelkan alat kelamin Keputusan Menteri Kehakiman
(petting) dan berhubungan seksual Republik Indonesia No. M.02-PK.04.10
(coitus). (Tjiptanigrum (2009) dalam Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 10

Narapidana/Tahanan menunjukkan Cahyaningati dan Martha (2013)


bahwa Lembaga pemasyarakatan adalah dalam penelitian mereka “Faktor-faktor
lembaga pembinaan terhadap seseorang yang berhubungan dengan perilaku
yang melakukan tindak pidana. seksual warga binaan pemasyarakatan
Pembinaan dimaksudkan untuk wanita di Rumah Tahanan Klas IIA
menyadarkan pelanggar pidana agar Jakarta Timur Tahun 2012”
dapat mengubah perilaku dan tidak menunjukkan bahwa pengetahuan yang
mengulangi perbuatan pelanggaran tidak memadai yang dimiliki oleh
pidana tersebut. Hukuman dan narapidana, tentang pemenuhan
pembinaan yang telah mereka jalani seksualitas dapat menyebabkan mereka
diharapkan dapat memberikan dampak mudah terjebak dalam hubungan seks
“positif” sehingga kemudian hari bisa yang berisiko tinggi seperti hubungan
diterima lagi oleh masyarakat luas atau seks bebas yang menyimpang dan tanpa
pada kehidupan sosial mereka. perlindungan. Resiko ini dapat
Lembaga Pemasyarakatan mempengaruhi kelangsungan hidup
(Lapas) adalah tempat untuk narapidana dimasa yang akan datang.
melaksanakan pembinaan narapidana Dalam kehidupan sehari-hari,
dan anak didik pemasyarakatan perempuan yang menjadi warga binaan
(Anonim, 1995). Lembaga pemasyarakatan Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIB
Manado adalah Lapas dengan Manado, tak jauh berbeda dengan lapas-
narapidana dan anak didik lapas yang ada di Indonesia.
pemasyarakatan khusus perempuan yang Keseragaman tersebut disebabkan oleh
seharusnya berlokasi di Ibukota Propinsi aturan-aturan yang ditetapkan oleh
Sulawesi Utara yaitu Kota Manado, pemerintah pusat sebagai landasan untuk
namun untuk sementara saat ini berada dipatuhi warga binaan pemasyarakatan.
di Kota Tomohon. Beberapa perilaku seksual
seperti berpegangan tangan, berciuman,
memuaskan diri sendiri atau bersama-
sama untuk mencapai orgasme
dilakukan guna menjalin hubungan,
kehangatan, cinta dan perasaan diri
secara menyeluruh pada individu.
Keinginan ini disebut dengan
seksualitas. (Febrian, 2016). Narapidana

yang tinggal dalam lingkungan yang mengalami ketidakwajaran seksual


homogen, dalam arti narapidana laki- (sexual perversion). Peristiwa
laki dan narapidana perempuan tinggal homoseksual banyak ditolerkan dalam
di tempat yang berbeda, sering penjara dan asrama yang adalah tempat
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 11

para kaum pria berdiam terpisah dari bahwa beberapa aktivitas seksual yang
kaum wanita. dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan,
Sulistyawan (2010) dalam seperti masturbasi, praktek
penelitiannya “Membangun Model homoseksual, kekerasan seksual sampai
Hukum yang Memperhatikan pada bisnis seks merupakan temuan
Kebutuhan Seksual Narapidana di yang nyata didapatkan di lapangan.
Lembaga Pemasyarakatan: Telaah Keadaan seperti ini diharapkan dapat
Paradigma Konstruktivisme” mendorong pemerintah untuk
menunjukkan keterkaitan erat antara hak memperhatikan kebutuhan seksual
atas kebutuhan seksual dengan hak-hak narapidana melalui suatu model hukum
sipil dasar yang terdapat dalam aturan- yang humanis, misalnya melalui
aturan HAM baik secara nasional penerapan Cuti Mengunjungi Keluarga
maupun internasional. Pengingkaran (CMK).
terhadap adanya kebutuhan biologis bagi Hubungan intim antara
narapidana merupakan pengingkaran narapidana dengan pasangan sahnya
pula terhadap state of nature (sifat merupakan hak asasi yang harus
alamiah) seorang narapidana sebagai dipenuhi diantaranya dengan penyediaan
manusia. Berbagai temuan mengenai fasilitas bilik cinta atau ruang untuk
aktivitas pemenuhan kebutuhan seksual berhubungan intim. Sayangnya, penjara
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia saat ini masih berhadapan
merupakan fenomena yang tidak bisa dengan beberapa permasalahan klasik.
diabaikan. Kelebihan kapasitas, terbatasnya dana
Citrawan, (2013) dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
penelitian mereka “Seksualitas Dalam narapidana, persoalan higienitas dan
Penjara: Studi Tentang Kebutuhan keterbatasan tempat masih menjadi
Biologis Narapidana Dari Perspektif perhatian. Hal ini menyebabkan sulit
Hak Asasi Manusia” menunjukkan diwujudkan penyediaan fasilitas khusus
bagi para narapidana dalam sebuah
kebijakan.
Pembahasan yang menarik
untuk dikaji menurut Demartoto, (2013).
Dalam buku “Seks, Gender, dan
Seksualitas Lesbian” adalah sisi negatif
penjara di Indonesia dengan munculnya
fenomena epidemiologi tumbuh

kembangnya penyimpangan perilaku kali lebih banyak. Hal ini


seksual. Perbandingan dengan populasi menggambarkan puncak gunung es
masyarakat umum, prevalensi dimana timbul permasalahan yang
penyimpangan seksual di penjara, 7,5 bermuara pada kelebihan kapasitas dan
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 12

sumber daya yang minim di penjara. Akibatnya, selalu ada narapidana yang
Jumlah narapidana yang melebihi menjadi korban penyimpangan seks
kapasitas dan kondisi penjara yang tidak tersebut. Narapidana yang usianya
manusiawi Pemandangan umum yang relatif muda menjadi korban pemuas
terjadi di Indonesia adalah kondisi nafsu seks sesama narapidana.
penjara dan jumlah narapidana yang (Sulistyawan, 2010).
melebihi kapasitas sangat tidak Laporan Penelitian Badan
manusiawi sebagaimana diungkapkan Penelitian dan Pengembangan
dalam kumpulan tulisan "Menggugat Kementerian Hukum dan HAM
dari Balik Penjara" Republik Indonesia Tahun 2012 yang
Pemenuhan hasrat biologis merupakan penelitian di lembaga
merupakan kebutuhan pokok manusia pemasyarakatan dan rumah tahanan di
baik laki-laki maupun perempuan, tetapi enam provinsi seluruh Indonesia yang
tentunya pemenuhan ini terganggu dilakukan Pusat Pengkajian dan
ketika berada di dalam penjara. Dalam Pengembangan Kebijakan Depkumham
buku "Di Balik Ruang Praktik", Dr. selama 3 bulan dari 4 Mei hingga 6
Boyke menjelaskan bahwa Agustus 2009, menyebutkan dilihat dari
penyimpangan seks bisa terjadi objek dan cara memperoleh objek,
diakibatkan karena pria mengalami penyimpangan perilaku seksual Warga
sumbatan dalam melepaskan hasrat Binaan Pemasyarakatan sangat
seksnya. Anal seks yang merupakan bervariasi. Penelitian ditujukan kepada
perilaku menyimpang seksual banyak 326 narapidana, 108 responden yang
terjadi dalam penjara dikarenakan terdiri dari Kepala Lapas, Kabid
tersumbatnya saluran seks dari Pembinaan, Kabid Kamtib, Kasi
narapidana. Bukan merupakan barang Binadik, dan Wali Narapidana, serta 22
baru lagi, hubungan seks dengan sesama orang termasuk keluarga narapidana
jenis (homoseksual) di penjara. menunjukkan hasil : 264 narapidana
atau sebesar 81 persen mengatakan
mereka merasa tidak nyaman ketika
kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi.
Sebanyak 78 persen atau 244 narapidana
sering berfantasi seks, 171 narapidana
atau 57 persen melakukan masturbasi
dan 52 persen atau 169 narapidana

melakukan aktivitas seks menyimpang pemenuhan kebutuhan seksual penghuni


ataupun dengan melanggar ketentuan. yang belum menikah dan menikah di
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
KESIMPULAN Manado adalah dengan berpegangan
Hasil penelitian menunjukkan tangan, berkhayal melakukan hubungan
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 13

seksual dan masturbasi. Pemenuhan Menjelang Bebas, dan Cuti


kebutuhan seksual penghuni yang sudah Bersyarat.
menikah hanya dapat terpenuhi sebagian Anonimous. 2008. Handbook for prison
managers and policymakers on
karena terbatasnya ruang gerak di dalam
women and imprisonment.
lapas, dan nanti secara keseluruhan bisa Vienna, United Nations Office
on Drugs and Crime, 2008
terpenuhi di saat memperoleh
(http://www.unodc.
kesempatan Cuti Mengunjungi Keluarga org/documents/justice-and-
prison-reform/women-
(CMK) dengan berbagai syarat yang
harus dipenuhi. Anonim, 1995. Undang-undang RI No.
12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1991. Keputusan Menteri
Anonimous. 2018. Gender Specific Kehakiman Republik Indonesia
Standards to Improve Health No. M.03-PK.04.02 Tahun 1991
and Wellbeing for Women in tentang Cuti Mengunjungi
Prison in England. Published Keluarga bagi Narapidana.
March 2018 PHE publications. Anonim, 1990. Keputusan Menteri
London Kehakiman Republik Indonesia
Anonimous. 2018. Women in prison. . No. M.02-PK.04.10 Tahun 1990
European Committee for the tentang Pola Pembinaan
Prevention of Torture and Narapidana/Tahanan.
Inhuman or Degrading Asmadi. 2008. Teknik Prosedural
Treatment or Punishment (CPT) Keperawatan Konsep dan
Factsheet January 2018. Council Aplikasi Kebutuhan Dasar
of Europe. Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Anonim, 2013. Peraturan Menteri Cahyaningati, S. L. dan Martha E. 2013.
Hukum dan Hak Asasi Manusia Faktor-faktor yang berhubungan
RI No. 21 Tahun 2013 tentang dengan perilaku seksual warga
Syarat dan Tata Cara Pemberian binaan pemasyarakatan wanita
Remisi, Asimilasi, Cuti di Rumah Tahanan Klas IIA
Mengunjungi Keluarga, Jakarta Timur Tahun 2012. On-
Pembebasan Bersyarat, Cuti line. Laman :
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/
2015-08/S-
Made%20Yama%20Wirawan.
Diakses pada 17 September
2018.
Citrawan, H. 2013. Seksualitas Dalam
Penjara: Studi Tentang
Kebutuhan Biologis Narapidana
Dari Perspektif Hak Asasi
Manusia. Widyariset, Vol. 16
No.1, h. 31–38. On-line. Laman
:
http://download.portalgaruda.or
g/article.php?article=351150&v
al=8084&title=SEXUALITY%2 MAN%20RIGHTS%20PERSP
0IN%20PRISON:%20A%20ST ECTIVE. Diakses pada 17
UDY%20ON%20PRISONER% September 2018.
C3%A2%E2%82%AC%E2%84
%A2S%20BIOLOGICAL%20N Demartoto. 2013. Seks, Gender, dan
EED%20FROM%20A%20HU Seksualitas Lesbian. Solo:
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 14

Universitas Negeri Surakarta Martins, D. C., G. B. Pesce., G. M. Silva


Febrian H. 2011. Gambaran Perilaku and C. A. M. Fernandes. 2018.
Seks Narapidana di Lembaga Sexual behavior and sexually
Pemasyarakatan Kelas II A transmitted diseases among the
Muara Padang Tahun 2010. female partners of inmates. Rev.
Padang. On-line. Laman: Latino-Am. Enfermagem.
http://repo.unand.ac.id/id/eprint/ 2018;26:e3043. Universidade
177 Estadual de Maringá, Programa
de Pós-graduação em
Febrian O, Fara. 2016. Perilaku Enfermagem, Maringá, PR,
Pemenuhan Kebutuhan Seksual Brazil. DOI:
pada Narapidana di Rutan http://dx.doi.org/10.1590/1518-
Ponorogo. On-line. Laman: 8345.2568.3043
http://eprints.umpo.ac.id/id/epri
nt/2630 Martopo, N. 2000. Perilaku Seksual.
Jakarta: Rajawali Pers
Hargiyati, I.A., Hayati, S., dan
Maidartati. 2016. Hubungan Mashinta, D., Azza, A., dan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Suryaningsih, Y. 2016.
Perilaku Seks Pranikah Pada Hubungan Stres Psikologis
Remaja Usia (15-18) Tahun di Dengan Penyimpangan Perilaku
SMA X Kabupaten Bandung. Seksual Pada Narapidana di
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. Rumah Tahanan Klas IIb
IV No. 2 h. 129-140. On-line. Situbondo. On-line. Laman :
Laman : http://digilib.unmuhjember.ac.id
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ /download.php?id=3994.
index.php/jk/article/view/311/71 Diakses pada 17 September
0. Diakses pada 17 September 2018.
2018. Miles, M.B. dan Huberman A.M. 2007.
Hartono, B. 2010. Promosi Kesehatan di Analisis Data Kualitatif : Buku
Puskesmas dan Rumah Sakit. Sumber Tentang Metode-
Jakarta: Rineka Cipta metode Baru. Jakarta: UI Press

Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Peden, J., L. McCann., E. O’Moore., E.


Kebutuhan dasar Manusia. Phipps., T. Ford., E. Plugge., J.
Jakarta: Salemba Medika Leaman., S. Sturup-Toft and A.
M. Connolly. 2018. Gender
Hidayat, A.A.A dan Uliyah M. 2014 . Specific Standards to Improve
Pengantar Kebutuhan Dasar Health and Wellbeing for
Manusia . Jakarta: Salemba Women in Prison in England.
Merdeka Wellington House: Public
Health England
Sandi, A.G., Halim, A., dan Manurung I.
2015. Hubungan Lamanya Masa
Tahanan Dengan Perilaku
Seksual Narapidana Narkoba di
Lembaga Pemasyarakatan.
Jurnal Keperawatan, Vol. 11
No. 1. On-line. Laman :
https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/
view/379. Diakses pada 17 A.J.A, 2012. Faktor-faktor yang
September 2018. memengaruhi perilaku seksual
narapidana remaja pria di
Sarwono, S.W. 2007. Psikologi Remaja. Lembaga Pemasyarakatan Kelas
Jakarta: PT Raja Grafindo II B Balige Kabupaten Toba
Persada. Samosir Tahun 2012. On-line.
Siregar N.A.K., Asfriyati dan Arma Laman :
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 3, April 2019 15

http://download.portalgaruda.or Examination of Gender


g/article.php?article=131336&v Differences in Prison
al=4108. Diakses pada 17 Misconduct and In- Prison
September 2018. Punishments. Graduate Theses
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian and Dissertations.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. http://scholarcommons.usf.edu/e
Bandung: Alfabeta td/6966

Sulistyawan, A. Y. 2010. Membangun United Nations Office On Drugs And


Model Hukum yang Crime. 2014. Handbook on
Memperhatikan Kebutuhan Women and Imprisonment: 2nd
Seksual Narapidana di Lembaga edition, with reference to the
Pemasyarakatan: Telaah United Nations Rules for the
Paradigma Konstruktivisme. Treatment of Women Prisoners
Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 4 No. and Non-custodial Measures for
1 h. 213-228. On-line. Laman : Women Offenders (The
https://media.neliti.com/media/p Bangkok Rules) Criminal
ublications/9094-ID- Justice Handbook Series. United
membangun-model-hukum- Nations
yang-memerhatikan-kebutuhan- Van den Bergh Brenda J., A. Gatherer.,
seksual-narapidana-di- A. Fraser & L. Moller. 2011.
lembaga.pdf. Diakses pada 17 Imprisonment and women’s
September 2018. health: concerns about gender
Toman, E L. 2017. Female Incarceration sensitivity, human rights and
and Prison Social Order: An public health. Bulletin of the
World Health Organization;
Type: Policy & practice Article
ID: BLT.10.082842
Yap, L., J. Richters, T. Butler, K.
Schneider, K. Kirkwood, and B.
Donovan. 2010. Sexual
practices and dental dam use
among women prisoners - A
mixed methods study Sexual
Health 05.2010; Vol. 7; No. 2:
P. 170-176. School of Public
Health and Community
Medicine, University of New
South Wales, Sydney, Australia.

Anda mungkin juga menyukai