Anda di halaman 1dari 9

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org


2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan dan Nilai Perusahaan dengan Green Accounting Disclosure
sebagai Variabel Moderasi

Sari Kartika1* Wiwik Utami2


1. Program Studi Akuntansi, Universitas Mercu Buana, Jl. Raya Meruya Selatan Kembangan Barat
Jakarta, Indonesia.

2. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, Jl. Raya Meruya Selatan
Kembangan Jakarta Barat, Indonesia.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja
keuangan dan nilai perusahaan dengan green accounting disclosure sebagai variabel moderasi. Penelitian dilakukan
pada perusahaan sub sektor perhotelan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan analisis regresi
termoderasi (MRA). Hasil penelitian pada uji pengaruh langsung menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance
yang diproksikan oleh kepemilikan asing dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
dan nilai perusahaan. Frekuensi rapat komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan. Kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan tidak dapat
memediasi kepemilikan asing dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan dapat
memediasi frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan akuntansi hijau telah terbukti
memoderasi (melemahkan) kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: mekanisme tata kelola perusahaan; kinerja keuangan, nilai perusahaan, akuntansi hijaupenyingkapan
DOI: 10.7176/RJFA/10-24-16Tanggal
penerbitan: 31 DesemberNS 2019

1. Perkenalan
Seiring bertambahnya jumlah destinasi wisata dan kunjungan wisatawan ke Indonesia dapat menjadi peluang bagi perusahaan
perhotelan yang telah go public. Perusahaan yang go public selalu dapat memberikan informasi kinerja keuangan sebagai sinyal
kepada calon investor, dengan pemilihan investasi yang tepat dapat membantu meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi menjadikan nilai perusahaan tinggi dan menggambarkan peningkatan kesejahteraan pemiliknya. Dalam menjalankan
usahanya, perusahaan seringkali dihadapkan pada kondisi penurunan harga saham akibat kinerja yang rendah, sehingga dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Berikut daftar 5 perusahaan yang menjadi top losers dalam perdagangan di Bursa Efek
Indonesia:

Tabel 1. Daftar Perusahaan Top Losers (Bursa Efek Indonesia, 2017)


Kode Harga (Rp) Depresi (%)
RUMAH 296 - 94 - 24,10

INTD 210 - 48 - 18,60

EMTK 9.200 - 1.800 - 16,36

TBMS 1.215 - 210 - 14,74

KBLV 1.210 - 140 - 10,37

Pada awal perdagangan indeks harga saham gabungan dibuka pada 5.768,16 per saham dan ditutup pada 5.723,64 per saham
yang menunjukkan penurunan sebesar 0,14%. Tabel 1 menunjukkan posisi terendah yang ditempati oleh perusahaan di sektor
perhotelan. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) mengalami penurunan harga saham yang cukup signifikan di tahun 2017.
Harga saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) turun sebesar 24,10% pada harga Rp. 296 per

150
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

Bagikan. Hal ini disebabkan penurunan laba bersih perusahaan sebesar 160,83%. Penyebab turunnya laba bersih adalah
karena adanya provisi yang harus dibayar perusahaan akibat perubahan dan penambahan pinjaman dari bank.

Nilai perusahaan akan tinggi jika dapat menerapkan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik. Mekanisme tata kelola perusahaan
adalah proses atau struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dan akuntabilitas perusahaan
dengan memperhatikan kepentingan solder lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika, Adrian (2012).

Bukti empiris dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(Khouri, et.al (2004); Aydin, et.al (2007). Namun, penelitian yang dilakukan oleh Kristie dan Robin (2016) menunjukkan hasil bahwa
asing kepemilikan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suhartanti, et. al (2015) dan Vitalia, et.al (2016) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Jennings (2002), yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dezoort et.al (2002), Coleman (2007), Bouaziz dan Triki (2012) dalam penelitiannya menunjukkan frekuensi rapat komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Yahya, et.al (2012) menunjukkan hasil bahwa frekuensi rapat
komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Investor dapat memberikan kepercayaan penuh kepada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang baik agar dapat
menghasilkan kinerja keuangan yang sesuai dengan tujuan dan keinginan pemiliknya. Kinerja keuangan yang diukur dengan
return on assets (ROA) dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan
laba, Eduardus (2010).

Agus (2017) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan ROA dapat
memediasi corporate governance terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2011) yang menunjukkan
hasil bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan ROA tidak dapat memediasi corporate governance
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Meilinda (2015) dan Thaharah (2016) menunjukkan bahwa good
corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan tetapi ROA tidak dapat memediasi corporate governance terhadap nilai
perusahaan.

Untuk dapat bertahan, tumbuh dan mempertahankan kesuksesan bisnis, perusahaan harus memperhatikan
pengungkapan akuntansi hijau. Akuntansi hijau adalah salah satu konsep kontemporer dalam akuntansi yang
mendukung gerakan hijau di perusahaan atau organisasi dengan mengenali, mengukur, mengukur dan
mengungkapkan kontribusi lingkungan terhadap proses bisnis, Bell dan Lehman (1999).
Penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Ida (2014) menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela lingkungan dapat memoderasi pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Muhammady (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pengungkapan
lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat fenomena dan adanya inkonsistensi dari hasil penelitian sebelumnya (research
gaps) yang terjadi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Hal ini membuat penulis
tertarik untuk menganalisis dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan dengan
menambahkan pengungkapan akuntansi hijau sebagai variabel moderasi. Sehingga peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Dengan
Green Accounting Disclosures Sebagai Variabel Moderating.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kepemilikan Asing atas Kinerja Keuangan.
Kepemilikan asing dalam suatu perusahaan merupakan pihak yang dianggap menjadi perhatian untuk perbaikan tata kelola perusahaan.
Kepemilikan asing atas saham suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada investor bahwa manajemen tidak akan
memanipulasi, menggelapkan atau menginvestasikan dana yang diinvestasikan oleh investor ke dalam proyek yang tidak menguntungkan.
Oleh karena itu, manajemen harus lebih meningkatkan kinerja keuangan perusahaan karena adanya pengawasan dari investor asing
tersebut. Tapi Yulius, dkk. Al. (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Hal ini dikarenakan pihak asing yang berinvestasi memiliki sistem manajemen, teknologi, inovasi, keahlian dan pemasaran yang baik
sehingga dapat membawa pengaruh positif bagi perusahaan.

2.2 Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan


Kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam meminimalkan konflik keagenan yang terjadi antara pemegang
saham dan manajer (Jensen dan Meckling, 1976). Kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan optimal

151
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

pengawasan kinerja keuangan karena investor institusional memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memantau tindakan
manajemen sehingga situasi ini membuat manajemen perusahaan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kinerja
keuangan dapat memberikan hasil yang memuaskan jika investor institusional mampu menyelaraskan kepentingan manajemen
dengan kepentingan stakeholders lainnya. Sebagaimana dijelaskan dalam teori stewardship bahwa steward akan berusaha
bekerja sama untuk kebaikan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Hasil penelitian Angri, et.al (2016) mendukung konsep
yang menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan karena kepemilikan institusional
merupakan pihak luar manajemen yang memiliki kekuatan untuk memonitor.

2.3 Frekuensi Rapat Komite Audit tentang Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan dapat dipantau oleh komite audit. Komite audit bertanggung jawab kepada dewan
komisaris karena komite audit merupakan kepanjangan tangan dari dewan komisaris untuk membantu
tugas melaksanakan fungsi pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, manajemen risiko,
pelaksanaan audit penerapan tata kelola perusahaan. di perusahaan. Komite audit perlu melakukan rapat
komite audit secara konsisten agar kinerja keuangan dapat mencapai tujuan perusahaan. Namun,
penelitian dari Yahya, et. al (2012) menunjukkan bahwa frekuensi pertemuan komite audit tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Jika kuantitas rapat komite audit tidak dibarengi dengan kualitas,
frekuensi rapat komite audit menjadi tidak efektif dan tidak dapat mempengaruhi kinerja. Hasil ini
dibantah oleh penelitian Bouaziz dan Triki (2012) dan Aryan (2015) yang menyatakan bahwa frekuensi
rapat komite audit dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Menurut Bouaziz dan Triki (2012), frekuensi
rapat komite audit menunjukkan aktivitas komite audit dalam menerapkan dan mengendalikan jalannya
tata kelola perusahaan yang baik untuk mencapai kinerja keuangan yang maksimal.

2.4 Kepemilikan Asing atas Nilai Perusahaan.


Kepemilikan asing sebagai steward akan berusaha bekerja sama untuk kepentingan bersama untuk
mencapai tujuan bersama. Pengawasan yang efektif dapat berkontribusi untuk meningkatkan kinerja
keuangan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor
terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Perusahaan dengan persentase
kepemilikan asing yang lebih besar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Terjadi inkonsistensi antar teori
dengan hasil penelitian Kristie dan Robin (2016) yang menunjukkan bahwa kepemilikan asing tidak
mempengaruhi nilai perusahaan karena kepemilikan asing sering mengalami asimetri informasi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Khouri, et. al (2004), Aydin, dkk. al, (2007) menunjukkan bahwa
kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.5 Kepemilikan Institusional atas Nilai Perusahaan.


Perusahaan akan berusaha melakukan transparansi publik untuk meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional
memiliki peran penting dalam meminimalkan konflik keagenan karena investor institusional dapat mengontrol perilaku
oportunistik oleh manajemen. Lembaga akan memantau kinerja keuangan secara optimal sehingga manajemen dapat
menghindari perilaku yang merugikan prinsipal. Dengan demikian harga saham naik dan nilai perusahaan akan meningkat. Hasil
penelitian Suhartanti, et. al (2015) dan Vitalia, et. al (2016) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya pengendalian yang kuat, manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan
kebangkrutan.

2.6 Frekuensi Rapat Komite Audit tentang Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan yang tinggi tidak terlepas dari peran komite audit. Komite audit dibentuk sebagai upaya untuk
memperbaiki cara manajemen, terutama cara pengawasan manajemen yang akan menjadi penghubung antara
manajemen perusahaan dengan dewan komisaris dan pihak eksternal lainnya. Hal ini sesuai dengan Kep.29/PM/2004,
yang menyatakan bahwa dewan komisaris membentuk suatu komite yang menjalankan tugas mengawasi pengelolaan
perusahaan yang disebut komite audit. Rapat komite audit merupakan kesempatan bagi manajemen dan auditor
eksternal untuk menyampaikan masalah atau temuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Semakin sering rapat komite
audit, semakin detail pembahasan hal-hal yang dibahas. Dengan demikian manajemen dapat melakukan perbaikan guna
menaikkan harga saham yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh DeZoort, et.al.
(2002), Coleman (2007) mendukung konsep di atas yang menunjukkan bahwa frekuensi rapat komite audit berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan karena pengendalian corporate governance dalam meningkatkan nilai
perusahaan dapat tercermin dari frekuensi rapat yang diadakan.

152
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

2.7 Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan.


Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu keharusan bagi perusahaan agar tetap menarik bagi
investor sehingga nilai perusahaan meningkat. Apabila perusahaan mampu memberikan informasi yang transparan,
lengkap dan jelas sebagai alat akuntabilitas manajemen kepada investor, maka dapat mencerminkan kinerja perusahaan
yang baik. Informasi yang diberikan oleh perusahaan akan ditangkap oleh investor sebagai sinyal sebagaimana
dijelaskan dalam teori sinyal. Investor akan menangkap sinyal yang diberikan dengan melihat return yang diberikan oleh
perusahaan. Return yang maksimal akan diperoleh jika perusahaan mampu meningkatkan harga saham yang akan
memberikan kemakmuran bagi pemegang saham. Situasi ini merupakan gambaran dari posisi nilai perusahaan.
Menurut hasil penelitian Obradovich, et. Al. (2013) dan Wiwik,

2.8 Kinerja Keuangan Memediasi Kepemilikan Asing pada Nilai Perusahaan


Kinerja keuangan yang baik dapat meningkatkan harga saham sehingga nilai perusahaan menjadi tinggi. Nilai perusahaan yang
tinggi dapat menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang mendorong investor untuk berinvestasi melalui pembelian
saham. Tata kelola perusahaan berkembang berdasarkan teori stewardship, yaitu bekerja sama untuk mengelola dan memantau
perusahaan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian Ratih
(2011), Meilinda (2015) dan Thaharah (2016) menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak dapat memediasi hubungan
kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan. Alasan untuk ini adalah karena hambatan geografis dan perbedaan bahasa, yang
menciptakan hambatan dalam pemantauan. Sedangkan penelitian Yulius, et. Al. (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan Heder, et. al (2017) menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung dengan adanya kepemilikan asing maka kinerja keuangan
lebih terpantau dan dapat memberikan hasil yang baik untuk menaikkan harga saham yang berdampak pada nilai perusahaan.

2.9 Kinerja Keuangan Mediasi Kepemilikan Institusional pada Nilai Perusahaan


Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan laba untuk meningkatkan nilai
perusahaan sehingga kesejahteraan stakeholders dalam perusahaan dapat diukur dengan tingginya nilai perusahaan. Kepemilikan
institusional dapat membantu mengungkapkan informasi manajemen suatu perusahaan dalam laporan tahunan sebagai bentuk
transparansi kepada pemangku kepentingan. Kinerja keuangan yang semakin baik dapat menggambarkan pencapaian nilai perusahaan.
Konsep di atas tidak sejalan dengan hasil penelitian Ratih (2011), Meilinda (2015) dan Thaharah (2016) yang menyatakan bahwa kinerja
keuangan tidak dapat memediasi kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agus
(2017) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan kinerja keuangan
sebagai variabel intervening.

2.10 Mediasi Kinerja Keuangan Frekuensi Rapat Komite Audit pada Nilai PerusahaanLaporan keuangan yang
memiliki kredibilitas tinggi dapat menarik calon investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
Tercapainya fungsi komite audit mempengaruhi transparansi kinerja keuangan yang dapat dipercaya sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya komite audit wajib
mengadakan rapat rapat minimal 4 kali dalam satu tahun sesuai dengan pedoman piagam komite audit. Semakin
sering diadakan rapat, komite audit semakin mudah mengontrol kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian Bouaziz dan Triki (2012) dan Aryan (2015) yang mendukung konsep di atas dan menyatakan
bahwa frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan yang baik dapat
memberikan sinyal kabar baik bagi calon investor dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

2.11 Pengungkapan Akuntansi Hijau Memoderasi Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Konsep Triple Bottom Line (People, Planet, and Profit) atau 3P yang dipopulerkan oleh Elkingkton (1997) dapat diterapkan
pada perusahaan agar dapat bertahan (going concern). Saat ini perusahaan harus memperhatikan dan terlibat dalam
pemenuhan kesejahteraan masyarakat yang tercermin dalam aspek sosial (people) dan berkontribusi aktif dalam
melestarikan lingkungan (planet). Investor sangat menyukai informasi yang transparan dan lengkap sebagai sinyal
mereka untuk memutuskan suatu investasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Ida (2014); Erna, et.al (2017)
tentang pengungkapan sukarela lingkungan terbukti mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, peneliti dapat membuat kerangka pemikiran
secara logis untuk memahami hubungan antara mekanisme corporate governance, kinerja perusahaan,

153
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

nilai perusahaan dan pengungkapan akuntansi hijau. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

2.12 Hipotesis
Dalam penelitian ini dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan :
H2 Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
H3 : Frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan
H4 : Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. :
H5 Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H6 : Frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. : Kinerja
H7 perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H8 : Kepemilikan Asing melalui kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. :
H9 Kepemilikan Institusional melalui kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. :
H10 Frekuensi rapat komite audit melalui kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H11 : Pengungkapan akuntansi hijau dapat menjadi moderator kinerja keuangan terhadap nilai-nilai perusahaan

3. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode pengembangan yang digunakan adalah cross
sectional dengan desain post ex facto post research. Rancangan post ex facto disetujui pada saat diskusi dilakukan mengenai hal
tersebut. Populasi yang digunakan adalah sektor perhotelan dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
sehingga diperoleh 9 perusahaan selama 5 tahun (n = 45).

Nilai perusahaan dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel terikat yang diukur dengan Price book value (PBV). Rumus
perhitungan PBV mengacu pada Sukirni (2012) sebagai berikut:

Untuk variabel bebas yang digunakan antara lain :


a. Kepemilikan Asing
Ukuran proporsi kepemilikan asing mengacu pada Farooqueet. dkk. (2007) dengan rumus sebagai
berikut:

B. Kepemilikan Institusi
Pengukuran kepemilikan institusional mengacu pada Angriet.al (2016) dengan rumus sebagai berikut:

C. Frekuensi Rapat Komite Audit


Pengukuran mengacu pada Djoko (2010) dengan rumus sebagai berikut:

FACM = pertemuan yang dilakukan dalam 1 tahun

154
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on assets (ROA) sebagai variabel intervening.

Rumus ROA mengacu pada Sudana (2011: 22) sebagai berikut:

Pengungkapan akuntansi hijau digunakan sebagai variabel moderasi. Pengukuran mengacu pada GRI-G3 berdasarkan
perbandingan antara indeks pengungkapan pada indikator lingkungan masing-masing perusahaan dan total aspek
lingkungan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Informasi:
GADIj = Indeks Pengungkapan Akuntansi Hijau perusahaan j=
Xij jumlah item yang diungkapkan
nj = jumlah item dalam aspek lingkungan

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Alanysis) dan Moderated Regression Analysis (MRA).
Sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:
ROA = +1xFO +2xsaya +3xFMKA + PBV = +1xFO +2xsaya
+3xFMKA+4ROA +ɛ PBV = +1ROA +2ROA*GADIj
+

4. Hasil
Berikut hasil uji statistik deskriptif pada tabel 2. Tabel 2-
Statistik Deskriptif (diolah dengan SPSS)
n min Maks Berarti Std. Deviasi
PBV 45 . 01 14.53 1.76 2.74
Kepemilikan Asing 45 . 01 . 62 . 30 . 17
Kepemilikan Institusional 45 . 00 . 98 . 57 . 31
FACM 45 1.00 14.00 4.68 2.66
ROA 45 . 02 40.91 3.71 7.04
GADIj 45 . 10 . 57 . 24 . 17
Valid N (listwis) 45

Price book value (PBV) bidang perhotelan dari tahun 2013 – 2017 senilai 1,76 kali lipat dari harga buku dengan standar
deviasi 2,74 kali. Nilai maksimal yang dimiliki oleh PT. Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) dengan harga saham 14,53
kali lipat dari harga sebenarnya pada tahun 2013. Sedangkan nilai minimum adalah pada PT. Mas Murni Indonesia Tbk
(MAMI) dengan harga saham 0,01 kali lipat dari harga sebenarnya tahun 2013.

Kepemilikan asing pada 2013-2017 rata-rata 3% dengan standar deviasi 17%. Kepemilikan asing terbesar dimiliki oleh PT
Bayu BuanaTbk (BAYU) pada tahun 2016 sebesar 62%. Sedangkan nilai minimal yang dimiliki oleh PT. Pembangunan
Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) pada tahun 2017 sebanyak 1%.

Kepemilikan institusional dari tahun 2013-2017 rata-rata sebesar 57% dengan standar deviasi sebesar 31%. Nilai
maksimal yang menunjukkan proporsi kepemilikan institusional sebesar 98% dimiliki oleh PT. Indonesian Paradise
Property Tbk (INPP) dari tahun 2013-2017. Sedangkan nilai minimum pada PT. Jakarta International Hotel & Development
Tbk (JIHD) tahun 2013-2017 sebesar 0%.

Frekuensi Rapat Komite Audit (FACM) sepanjang tahun 2013 – 2017 rata-rata 4,6 kali rapat dengan standar deviasi 2,66
kali dalam satu tahun. FMKA memiliki nilai maksimal 14 kali pertemuan yang ditunjukkan oleh PT. Pembangunan Graha
Lestari Indah Tbk (PGLI) pada tahun 2014. Sedangkan nilai minimum pada PT. Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) baru
mengadakan pertemuan pada tahun 2013.

155
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

ROA sepanjang 2013-2017 memiliki rata-rata 3,7% dengan standar deviasi 7,04%. Nilai ROA maksimum diwakili
oleh PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) pada tahun 2013 sebesar 40,91%. Sedangkan nilai
minimum diwakili oleh PT. Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) pada tahun 2015 sebesar 0,02%.
Green Accounting (GADIj) tahun 2013-2017 memiliki rata-rata 24% dengan standar deviasi 17%. Nilai maksimum terdapat
pada PT. Jakarta International Hotel & Development Tbk (JIHD) yang melakukan pengungkapan 57% sepanjang tahun
2013-2017. Nilai minimum 10% ditunjukkan oleh PT BayuBuanaTbk (BAYU) pada tahun 2013-2017, PT. Island Concepts
Indonesia Tbk (ICON) pada tahun 2013-2015, PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) dan PT. Hotel Sahid Jaya
International Tbk (SHID) pada tahun 2013-2014.

Tahap selanjutnya kami menguji efek langsung, efek tidak langsung dan moderat menggunakan analisis jalur dan MRA.
Hasil ini diringkas dalam tabel 3.

Tabel3. Ringkasan Analisis Jalur dan Koefisien MRA(diproses dengan SPSS, 2019)
Standar
Regresi Koefisien T Tanda tangan. Penjelasan
Kesalahan

Kepemilikan Asing ROA 1,861 6.445 . 289 . 774 Tidak signifikan

Kepemilikan Institusional ROA 1.051 3.647 . 288 . 775 Tidak signifikan

FACM ROA 1.687 . 328 5.142 . 000 Penting


Kepemilikan Asing PBV - 4.668 2.594 - 1.800 . 079 Tidak signifikan

Kepemilikan Institusional PBV . 526 1.467 . 358 . 722 Tidak signifikan

FACM PBV - . 426 . 169 - 2.517 . 016 Penting


ROA PBV . 284 . 063 4.530 . 000 Penting
ROA GADIj PBV - . 656 . 201 - 3.263 . 002 Sedang

Pengaruh langsung diperoleh dari hasil koefisien beta dari hasil regresi. Sedangkan besarnya pengaruh tidak
langsung dapat dihitung dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui (Ghozali, 2012). Rangkuman
pengaruh langsung (DE) dan pengaruh tidak langsung (IE) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Koefisien Hubungan Langsung dan Tidak Langsung(diproses dengan SPSS, 2019)
Luar negeri Kelembagaan
FMKA ROA
Variabel Kepemilikan Kepemilikan

DE YAITU DE YAITU DE YAITU DE YAITU

ROA 1,861 - 1.051 - 1.687 - - -


PBV - 4.668 0,528 0,526 0,298 - . 426 0,479 0,284 -

Untuk menguji signifikansi mediasi dapat dilakukan dengan pendekatan alternatif menggunakan teknik bootstaping.
Hasil bootstrap adalah sebagai berikut:
A. Kepemilikan Asing melalui ROA pada PBV
Pengujian signifikansi efek tidak langsung dengan bootstrap diperoleh perkiraan efek tidak langsung yang benar mulai dari
(-1,8125) hingga (1,2998) pada interval kepercayaan 95%. Karena nol terdapat dalam selang kepercayaan, maka tidak ada
pengaruh tidak langsung yang signifikan pada taraf signifikansi 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan tidak dapat memediasi kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan
B. Kepemilikan Institusional melalui ROA pada PBV
Pengujian signifikansi efek tidak langsung dengan bootstrap diperoleh perkiraan efek tidak langsung yang benar mulai dari
(-0,9093) hingga (1,4540) pada interval kepercayaan 95%. Karena nol terdapat dalam selang kepercayaan, maka tidak ada
pengaruh tidak langsung yang signifikan pada taraf signifikansi 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan tidak dapat memediasi kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
C. FACM melalui ROA pada PBV
Pengujian signifikansi efek tidak langsung dengan bootstrap diperoleh perkiraan efek tidak langsung yang benar mulai dari
(0,0598) hingga (1,3584) pada interval kepercayaan 95%. Karena nol tidak termasuk dalam rentang selang kepercayaan 95%,
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan pada taraf signifikansi 5%.

156
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat memediasi frekuensi rapat komite
audit berkaitan dengan nilai perusahaan.

5. Kesimpulan
Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan asing dan kepemilikan institusional tidak
mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap kinerja
keuangan dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah negatif.
Kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan tidak dapat memediasi hubungan
antara kepemilikan asing, kepemilikan institusional dan nilai perusahaan. Namun, kinerja keuangan dapat memediasi
hubungan antara frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Dan kemudian pengungkapan akuntansi hijau
dapat memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Namun, pengungkapan akuntansi hijau sebagai variabel
moderasi dapat melemahkan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Referensi
AAAyu TB& Ida, BPA 2014. Moderasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Pengaruh Kinerja Keuangan
Pada Nilai Perusahaan. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 8(2), 136-151.
Agus, S. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis, Jember.

Akpan, E. 2015. Rapat Dewan Perusahaan dan Kinerja Perusahaan: Bukti Empiris Dari Nigeria
Perusahaan yang Dikutip. Jurnal Global Perspektif Perdagangan dan Manajemen.4(1), 75-82.

Al-Khouri R., A. Magableh, dan HM Aldamen. (2004).Kepemilikan Asing dan Penilaian Perusahaan. Sebuah Empiris
Penyelidikan. Keuangan India, 18(2), 779-799.

tanpa nama. 2004.Peraturan Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
(Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004). Jakarta: Bapepam-LK.
Anonim, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Angri, W.R, Raharjo, K; Andini, R. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance, Kepemilikan Kelembagaan,
Leverage, Independensi dan Rentabilitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi.2 (2).

Aryan, A, Laith. 2015. Hubungan Karakteristik Komite Audit, Kualitas KAP, dan
Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Keuangan & Akuntansi Asia. 7(2), 215-226.
Aydin, N, Sayim, M; Yalama, A. 2007. Kepemilikan Asing dan Kinerja Perusahaan: Bukti dari
Turki.Jurnal Penelitian Internasional Keuangan dan Ekonomi.2, 103-111.
Bambang, S dan Deri, R. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Melalui
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. 13(1), 1-35.

Bell, F dan Lehman, G. 1999. Tren Terkini dalam Akuntansi Lingkungan: Seberapa Hijau Apakah Anda?
Akun.Forum Akuntansi.
Bouaziz, Z, Triki, M. 2012. Dampak Direksi Terhadap Kinerja Keuangan Tunisia
Perusahaan.Jurnal Universal Riset Pemasaran dan Bisnis. 1(2), 56-71.
Coleman, AK 2007. Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Perusahaan di Afrika: Data Panel Dinamis
Analisis.Makalah Penelitian untuk Konferensi Internasional tentang Tata Kelola Perusahaan di Pasar
Berkembang. 32 (2), 1-24.
DeZoort, F.T, Hermanson, D.R; Archambeault, D.S; Reed, SA 2002. Efektivitas Komite Audit: A
Sintesis Literatur Komite Audit Empiris.Jurnal Sastra Akuntansi. 21(38).
Djoko, S, Purwanto, Sari, K; Erna Setiani. (2018). Tata Kelola Perusahaan dan Pengungkapan Sosial: A
Studi Banding Industri Perhotelan Terdaftar di Asia Tenggara. Perdagangan Jurnal Internasional
dan Pasar Global. 11(1/2), 21-30.
Farooque, OA, Tony, VZ; Keitha, D; AKM Waresul K. 2007. Tata Kelola Perusahaan di Bangladesh: Link
Antara Kepemilikan dan Kinerja Keuangan, Blackwell Publishing Ltd. Kompilasi Jurnal. 15(6),
1453-1468.
Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

157
Jurnal Penelitian Keuangan dan Akuntansi ISSN www.iiste.org
2222-1697 (Makalah) ISSN 2222-2847 (Online)
Vol.10, No.24, 2019

Imam Ghozali. 2012.Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Heder, Priyadi, MP 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate
Pemerintahan sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.6 (7).
Saya Membuat Sudana. (2011).Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.

Jennings, WW (2002). Bukti Lebih Lanjut Tentang Kepemilikan Institusional Dan Nilai Perusahaan. Kertas Kerja. kita
Akademi Angkatan Udara.

Jhon Elkington. 1997. Kanibal dengan Garpu: Garis Tiga Botton dari Bisnis Abad ke-21. Oxford.
Inggris: Capstone.

Kristie, O., & Robin. 2016. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.Bina Ekonomi. 20(1),1-
22.
Mardiyanti Umi, dkk. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan.Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3( 1). 1-17.
Meilinda, SH 2015. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Modal Terhadap Perusahaan
Nilai Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Kertas MPRA No. 77038.
Biarawan, RAG, Minow, N. 2011. Tata Kelola Perusahaan: Edisi Kelima. Inggris: John Wiley & Sons.

Muhammady, Faddly Akbar El. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 1
Obradovich, J, Gill, A. 2013. Dampak Tata Kelola Perusahaan dan Leverage Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Amerika.Jurnal Penelitian Internasional Keuangan dan Ekonomi. 91, 1-14.

Tandelilin, Eduardus. 2010.Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama.Yogyakarta : Kanisius
Thahara Nina. 2016. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. 5(2)
Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel Intervensi.Jurnal Kewirausahaan. 5(2), 18-24.
Riza, Bernandhi, Abdul, M. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Kelembagaan, Kebijakan
Dividen, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Diponegoro. 3(1), 1-14.
Suhartanti, T, Asyik, NF 2015. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Keuangan sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi.4(8), 1-14.
Sukirni, D. 2012. Analisis Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Deviden, dan
Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Analisis Akuntansi. 1(2), 2252-6765.
Suwardjono. 2014.Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, edisi ketiga cetakan
kedelapan.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Vitalia, A, Widyawati, D. 2016. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Properti Di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(1), 1-20.
Widiarjo, W, Bandi; Hartoko, S. 2010.Pengaruh Retensi Kepemilikan, Investasi Dari Hasil, dan Reputasi
Auditor Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional sebagai Variabel
Pemoderasi.Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Wiwik Utami.2015. Kinerja Keuangan dan Kualitas Pengungkapan Keberlanjutan Berbasis Global
Inisiatif Pelaporan: Studi Relevansi Nilai di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial
Mediterania. 6(5), 243-248.
Yahya AA, dkk. 2012. Direksi, Karakteristik dan Kinerja Komite Audit Arab Saudi
Perusahaan yang terdaftar. Tinjauan Internasional Manajemen dan Pemasaran. 2(4), 241-251.

Yulius, AW, & Yeterina, WN 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 15(1), 15-26.

158

Anda mungkin juga menyukai