Anda di halaman 1dari 15

BUDAYA DALAM KONTEKS ISLAM

MAKALAH

KELOMPOK IV

Yunissa : 205120070 Niftahul Janna : 205120060

Rika Nuroktaviani : 205120021 Aqmal Aqza : 205120059

Siti Herniati : 205120023 Asriandi : 205120019

Sukmawati : 205120044 Ahmad Fachri : 205120065

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji syukur tiada hentinya kami


haturkan kehadirat Allah swt., yang Maha Pemberi petunjuk, anugerah dan nikmat
yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
Alat Analisis dalam Ilmu Ekonomi” .

Makalah ini disusun berdasarkan arahan dari dosen, sehingga penyususnan


makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang alat
analisis dalam ilmu ekonomi.

Kami yakin bahwa penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan .


untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak, kami
harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................ 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II: PEMBAHASAN......................................................................................... 6

A. Pengertian Islam Dan Kebudayaan............................................................ 6


B. Kebudayaan Dalam Islam ........................................................................... 6
C. Wujud Kebudayaan Islam .......................................................................... 7
D. Akulturasi Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Indonesia .................... 9
E. Konsep Kebudayaan Islam ......................................................................... 9
F. Prinsip-prinsip Kebudayaan Islam ............................................................ 10
G. Sejarah Intelektual Islam .......................................................................... ` 11
H. Masjid Sebagai Pusat Peradaban ............................................................. 12
I. Perkembangan Kebudayaan Islam ............................................................ 13

BAB III: PENUTUP................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh umat manusia


dan sebagai keseluruhan gagasan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kebudayaan itu melekat
pada diri manusia, artiya manusia yang menciptakan kebudayaan. Sejak zaman
dahulu hingga sekarang.

Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia, karena yang akan
menjadi sasaran bimbigannya adalah umat manusia. Misinya yaitu memberikan
bimbingan kepada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayaannya tidak
melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan. Sbagaimana sabda-Nya yang berarti:

“ sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak”. Dalam


mengawali tugasnya Nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang kemudian
berkembang menjadi peradaban Islam. Dakwa islam terjadi dalam proses yang
panjang dan rumis karena terjadi asimilasi budaya-budayasetempat dengan nilai-nilai
Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang
menjadi sesuatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

Untuk mengetahui konsep kebudayaan dalam konteks Islam, maka kami akan
membahas materi tersebut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan?
2. Bagaimana kebudayaan dalam islam?
3. Sebutkan wujud kebudayaan islam?
4. Bagaimana akulturasi kebudayaan Indonesia dan kebudayaan islam?
5. Jelaskan konsep kebudayaan islam?
6. Jelaskan pinrip-prinsip kebudayaan islam?
7. Perkembangan kebudayaan islam?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan
2. Untuk mengetahui kebudayaan dalam islam
3. Untuk mengetahui wujud kebudayaan islam
4. Untuk mengetahui akulturasi Indonesia dan kebudayaan islam
5. Untuk mengetahui konsep kebudayaan islam
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsipkebudayaan islam
7. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: " budaya" adalah


pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan" adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan
tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir
manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia.
Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga
lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan.
Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.
Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Casirer membagi kebudayaan menjadi
lima aspek :

1. Kehidupan Spiritual,
2. Bahasa dan Kesusastraan,
3. Kesenian,
4. Sejarah,
5. Ilmu Pengetahuan.

B. Kebudayaan dalam Islam

Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari
pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan oleh
Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk
jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapi agama-agama
(yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memang kebudayaan, sebab
agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya pemikiran manusia walaupun
bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong, bahkan turut mengatur
penganutnya untuk berkebudayaan. Agama Islam.

Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan itu
bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa

6
bentuk sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang benar-
benar dinamakan kebudayaan (tamadun) Islam.

Jika ajaran agama Islam ini diamalkan seungguh-sungguh, umat Islam akan
jadi maju, Dan dengan kemajuan yang dihasilkan itu, lahirlah kebudayaan atau
tamadun. Semakin banyak umat Islam mengamalkan hukum Islam, semakin banyak
kemajuan dihasilkan dan semakin banyak pula kebudayaan atau tamadun Islam yang
lahir.

C. Wujud/Bentuk Kebudayaan Islam

Bentuk atau wujud kebudayaan Islam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Wujud Ideal (gagasan)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-


ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan yang sifatnya abstrak. Wujud
kebudayaan ini terletak di dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan idealitu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis
warga masyarakat tersebut.

Kebudayaan Islam yang berwujud ideal diantaranya:

a. Pemikiran di bidang hukum islam muncul ilmu fiqih


b. Pemikiran di bidang agama muncul ilmu Tasawuf dan ilmu Tafsir
c. Pemikiran dibidang sosial politik muncul sistem KhilafahIslam (
pemerintah islam) yang di prakarsai oleh Nabi Muhammad dan diteruskan
oleh Khulafaurrosyidin
d. Pemikiran dibidang ekonomi muncul peraturan zakat, pajakjizyah (pajak
untuk non Muslim), pajak Kharaj (pajak bumi), peraturan hanimah (harta
rampasan perang)
e. Pemikiran di bidang ilmu pengetahuan muncul ilmu sejarah, filsafat,
kedokteran, ilmu bahasa dan lain-lain.

2. Wujud Aktifitas

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari


manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

7
mengadakan kontak serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dapat diamati dan didokumentasikan.

Kebudayaan islam yang berwujud aktivitas adalah sebagai berikut:

a. Pemberlakuan hukum islam seperti potong tangan bagi pencuri dan


hukum rajam bagi pezina.
b. Penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan Islampada
masa Dinasti Umayyah ( masa khalifah Abdul Malik bin Marwan)
memunculkan gerakan ilmu pengetahuan dan penterjemahan ilmu-ilmu
yang berbahasa Persia dan Yunani kedalam Bahasa Arab, Grakan ilmu
pengetahuan mencapai puncaknya pada masa Dinasti Abbasiyah, dimana
kota Baghdad dan Iskandariyah menjadi pusat ilmu pengetahuan ketika
itu.

3. Wujud Artefak ( benda)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraha, dilihat, dan didokumentasikan, Sifatnya paling konkret
diantara ketiga wujud kebudayaan. Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk hasil
karya di antaranya: seni ukiran kaligrafi yang terdapat di masjid-masjid, arsitektur-
arsitektur masjid dan lain sebagainya." Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,
antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain.

Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Contoh Kebudayaan Islam lainnya
adalah sebagai berikut:

a. Di bidang Seni : Syair, Kaligafi, Hikayat, Suluk, Babad, Tari Saman, tari
Zapin,
b. Dibidang Fisik:Masjid, Istana, Keraton, Di Bidang Pertunjukan:Sekaten,
Wayang Hadrah, Qasidah,
c. Dibidang Tradisi Aqiyah, Khitanan, Halal Bihalal, Sadranan, Beranzi

8
D. Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak


kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya
Islam, Indonesia kembali mengalami prosesakulturasi (proses bercampurnya dua atau
lebih kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi),
yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia.

Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang.
Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat
kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.

Salah satu hasil akulturasi kebudayaan tersebut dapat kita lihat pada beberapa
bangunan masjid yang ada di Indonesia yang atapnya bersusun semakin ke atas
semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3
atau 5. Hal itu menunjukkan bahwa bangunan masjid tersebut adalah hasil dari
penggabungan kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Islam

E. Konsep Kebudayaan Islam

Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal,


budi,mciptarasa, karsa, dan karya manusia. Kebudayaan pasi tidak lepas dari nialai-
nilai ketuhanan.

Kebudayaan yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal


berkembang menjadi peradaban. Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh
wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Disini agama
Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya
sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradabatau berperadaban Islam.

Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilainilai


ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama di sini
semakinjelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu
sendiri mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya
sendiri, disini sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu.
Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi

9
sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad
diangkat sebagai Rasul adalah menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.

Mengawali tugas utamanya, Nabi meletakkan dasardasarkebudayaan Islam


yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam.

Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah Arab, kemudian tersebar keseluruh
dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi (penyesuaian)
budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan
kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui
kebenarannya secara universal.

F. Prinsip-prinsip Kebudayaan Islam

Islam datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada


kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk
menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat akan tetapi dalam waktu
yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari
hal-hal yang tidak bermanfaat dan membawa mudarat di dalam kehidupannya,
sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di
masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi
derajat kemanusiaan.

Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwaiisi Undang-undang Dasar


Negara Indonesia pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat
perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32,
disebutkan : " Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adah, budaya dan
persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Dari situ, Islam telah membagi budaya menjaditiga macam.


Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam, seperti : kadar besar
kecilnya mahar dalam pernikahan di kalangan masyarakat Aceh, misalnya keluarga
wanita biasanya menentukan jumlah maskawin sekitar 50-100 gram emas.
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam. Contoh
yang paling jelas adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-

10
cara yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti thowaf di Ka'bah dengan
telanjang. Ketiga : Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, Seperti, budaya
ngaben "yang dilakukan oleh masyarakat Bali.

G. Sejarah Intelektual Islam

Diskusi sains dan Islam ada baiknya dimulai dari satu peristiwa monumental
yang menandai lahirnya sains modern, yakni Revolusi Ilmiah pada abad ke 17 di
Eropa Barat yang menjadi "cikal bakal" munculnya sains moderns sebagai sistem
pengetahuan universal. Dalam historiografi sains, salah satu pertanyaan besar yang
selalu menjadi daya tarik adalah: Mengapa Revolusi ilmiah tersebut tidak terjadi di
peradaban Islam yang mengalami masa kejayaan berabadabad sebelum bangsa Eropa
membangun sistem pengetahuan mereka?

Sekarang mari kita menengok ke sejarah yang lebih awal tentang peradaban
Islam dan sistem pengetahuan yang dibangunnya. Catatan A.I. Sabra dapat kita
jadikan salah satu pegangan untuk melihat kontribusi peradaban Islam dalam sains.
Dalam pengamatannya, peradaban Islam memang mengimpor tradisi intelektual dari
peradaban Yunani Klasik. Tetapi proses ini tidak dilakukan begitu saja secara pasif
melainkan dilakukan melalui proses penyesuaian dengan nilainilai Islam. Dengan
demikian peradaban Islam mampu mengambil mengolah, dan memproduksi suatu
sistem pengetahuan yang baru, unik, dan terpadu yang tidak pernah ada sebelumnya.

Ada dua hal yang dicatat Sabra sebagai kontribusi signifikan peradaban Islam
dalam sains. Pertama adalah dalam tingkat pemikiran ilmiah yang diilhami oleh
kebutuhan dalam sistem kepercayaan Islam. Penentuan arah kiblat secara akurat
adalah salah satu hasil dari konjungsi ini . Kedua dalam tingkat institusionalisasi
sains. Sabra merujuk pada empat institusi penting bagi perkembamngan sains yang
pertama kali muncul dalam peradaban Islam, yaitu rumah sakit, perpustakaan umum,
sekolah tinggi, dan observatorium astronomi. Semua kemajuan yang dicapai ini
dimungkinkan oleh dukungan dari penguasa pada waktu itu dalam bentuk pendanaan
dan penghargaan terhadap tradisi ilmiah.

Lalu mengapa sains dalam peradaban Islam tidak berhasil mempertahankan


kontinyuitasnya, gagal mencapai titik Revolusi Ilmiah, dan justru mengalami
penurunan' Salah satu tesis yang menarik datang dari Aydin Sadili. Seperti dijelaskan
di atas bahwa keunikan sains dalam Islam adalah masuknya unsur agama dalam

11
sistem pengetahuan. Tetapi, menurut Sadili, disini jugalah penyebab kegagalan
peradaban Islamin mencapai Revolusi Ilmiah. Dalam asumsi Sadili, tradisi intelektual
Yunani Klasik yang diwarisi oleh peradaban Islam baru dapat menghasilkan
kemajuan ilmiah jika terjadi proses rekonsiliasi dengan kekuatan agama. Rekonsiliasi
antara sains dan agama tersebut terjadi di peradaban Eropa, tetapi tidak terjadi
diperadaban Islam."

H. Masjid sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Masjid pada umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah


khusus, seperti shalat padahal fungsi masjid lebih luas dari itu. Pada zaman
Rasulullah, masjid berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi mensucikan jiwa kaum
muslimin, mengajar Al-qur'an dan Al-hikmah, bermusyawarah berbagai
permasalahan umat hingga masalah upaya-upaya peningkatan kesejahteraan umat
Dan hal tersebut berjalan hingga 700 tahun. Sejak Nabi mendirikan masjid yang
pertama, fungsi masjid dijadikan simbol persatuan umat dan masjid sebagai pusat
peribadatan dan peradaban.

Sekolah-sekolah dan universitas-universitas kemudian bermunculanjustru dari


masjid. Masjid Al Azhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang dapat dikenal
oleh umat Islam di Indonesia maupun dunia. Masjid ini mampu memberikan bea
siswa bagi para pelajar dan mahasiswa bahkan pengentasan kemiskinan merupakan
program nyata masjid.

Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki
program nyata di bidang pencerdasan keberagamaan umat Kita (mungkin) tidak
menemukan masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan
keberagamaan umat Terlebih-lebih lagi masjid yang menyediakan beasiswa dari
upaya pengentasan kemiskinan.

Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar


untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh
kesadaran umat akan pentingnya peranan masjid untuk mencerdaskan
mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran Islam masjid memiliki dua fungsi utama
yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual, dan (2) berfungsi sebagai pusat ibadah sosial.
Dari kedua fungsi gersebut titik sentralnya bahwa fungsi masjid sebagai pusat
pembinaan umat Islam.

12
I. Perkembangan Kebudayaan Islam

Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalah hidup manusia
yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia.dikerjakanya
(mereka berdoa). "Ya Tuhan Kami, janganlah Engka hukum Kami jika Kami lupa
atau Kami tersalah Ya Tuhan Kami, janganlah Engka bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya beri ma'uflah kami ampunilah kami dan rahmatlah kami. Engkaulah
penolong Karmi, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Qur'an,2:286)

J. Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia

Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam lahir dan
berkembang dari negeri Arab, maka Islam yang masuk ke Indonesia tidakterlepas dari
budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah Islam ke Indonesia dirasakan
sangat sulit membedakan mana ajaran Islam dan mana budaya Arab, Masyarakat
awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang arab dengan
perilaku ajaran Islam. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh orang arab itu semua
mencerminkan ajaran Islam, bahkan hingga kini budaya arab masih melekat pada
tradisi masyarakat Indonesia.

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia, para da’i mendakwahkan


ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah
jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran Islam dengan
bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam
telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan seharihari mereka. Lebih jauh lagi
bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara ada dan dalam penggunaan
bahasa sehari-hari Bahasa al-Qur'an arab sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah
bahkan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa
yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan
pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan
tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir
manusia Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan
tenaga lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk
perbuatan. Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.

Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia, para da’i mendakwahkan


ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah
jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa
budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk
dan menjadi tradisi dalam kehidupan seharihari mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-
nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan
mereka. Seperti dalam upacara-upacara ada dan dalam penggunaan bahasa sehari-
hari. Bahasa al-Qur'an arab sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah bahkan
kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang
dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam

B. Saran

Berdasarkan penjelasan sebelumnya aka diharapkan mahasiswa dapat


memahami konsep budaya dalam pandangan islam. Dan mahasiswa memahami
bahwa budaya yang mengikut pada agama bukan agama yang mengikut pada budaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kesalah dan jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami mengharapkan masukan dari
pembaca yang sifatnya membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Muhammad, Ilmu sosial Budaya, Bandar Lampung Anggota IKAPI.
1898.

Munhoha dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UI Press. 1998

Blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-pandang-islam-terhadap-kebudayaan.htmi

15

Anda mungkin juga menyukai