Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM POWER SYSTEM

PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI & TAHANAN BELITAN TRAFO

Oleh:

APRILIANI FARADILLA
321 19 055
Kelompok 5
3C

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2021/2022
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo.
2. Untuk mengetahui kemungkinan adanya ganguan hubung singkat
3. Untuk memastikan transformator cukup aman untuk diberi dioperasikan

II. TEORI DASAR


Setiap kawat listrik dalam suatu sistem tenaga listrik - baik itu motor, generator,
kabel, switch, transfrmator, dan lain-lain yang dilindungi atau ditutupi oleh suatu isolasi
listrik. Kawat yang digunakan biasanya tembaga (copper) atau aluminium, yang dikenal
sebagai penghantar listrik yang baik. Isolasi adalah kebalikan dari konduktor, dimana
isolasi tahan terhadap arus dan tetap menjaga agar arus mengalir pada konduktor saja.

Untuk memahami tujuan isolasi disekitar konduktor maka hal tersebut dapat
dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air. Gambar 1. memperlihatkan
perbandingan antara hukum Ohm terhadap pengaliran air. Tekanan air dari pompa
menghasilkan pengaliran air sepanjang pipa, jika pada pipa terdapat kebocoran maka
air akan terbuang dan mengurangi tekanan air dalam pipa.

Dalam listrik, tegangan bertindak seperti tekanan pompa, menyebabkan pengaliran


listrik sepanjang kawat tembaga/ aluminium. Dan seperti halnya pada pipa, maka akan
ada tahanan pengaliran, namun jauh lebih kecil dibandingkan tahanan sepanjang isolasi.

Gambar 1. Perbandingan pengaliran air (a) dan arus listrik (b).

Semakin kecil tahanan pada penghantar, maka semakin besar arus yang mengalir pada
tegangan yang sama. Seperti dinyatakan dalam hokum Ohm:
V=IxR
Dimana, V = Tegangan dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
R = Tahanan dalam Ohm

Sebagai catatan bahwa tidak ada isolasi yang sempuna – tahanan tak terbatas – jadi
akan ada pengaliran arus melalui isolasi atau melalui ground. Namun sangat kecil (boleh
jadi sekitar satu mikroampere) tetapi itulah dasar dari peralatan pengukuran isolasi.
Semakin besar tegangan yang diberikan ke isolasi maka semakin besar pula arus yang
akan melalui isolasi. Sejumlah kecil arus ini tidak akan membahayakan isolasi yang
masih baik akan tetapi menjadi suatu masalah bagi isolasi yang telah mulai buruk/ rusak
(deteriorated).

Pertanyaannya yang akan muncul “apakah isolasi yang baik itu?” Pada dasarnya
“baik” berarti relatif untuk tahanan yang tinggi tehadap arus, dan untuk bahan isolasi,
“baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga tahanan tinggi. Sehingga,
pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi tentang
bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Serta dengan melakukan pengecekan
tahanan isolasi secara teratur dapat diperoleh kecenderungan terjadinya deteriorated.

Peralatan listrik yang baru seharusnya memiliki tahanan isolasi yang baik
(memenuhi standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan kerjanya). Namun seiring
waktu operasi, ada banyak faktor yang menyebabkan tahanan isolasi menjadi menurun,
antara lain karena kerusakan mekanik, vibrasi, panas atau dingin yang berlebihan,
kotor, minyak, korosif atau hanya karena kelembaban dan semuanya ini akan ter-
kombinasi oleh faktor tekanan listrik (electrical stresses).

Jadi isolasi yang baik itu adalah yang memiliki tahanan yang tinggi sedangkan isolasi
yang buruk cenderung memiliki tahanan yang rendah. Tinggi rendahnya tahanan isolasi
sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Gambar 2,
memperlihatkan rangkaian tipikal untuk
pengukuran tahanan isolasi. Alat ukur
tahanan isolasi (Insulation Resistance
Test) akan mengukur tahanan
isolasi secara langsung dengan
memberikan nilainya dalam satu Ohm. Tahanan isolasi yang baik biasanya terukur
dalam level MegaOhm bahkan sampai dengan GigaOhm.
Gambar 2. Tipikal Alat
Ukur Tahanan Isolasi

Untuk alat ukur tahanan


isolasi analog, maka
skala pengukurannya
akan terlihat seperti gambar 3.

Gambar 3. Tipikal skala suatu alat ukur tahanan


isolasi

Tipe-Tipe Pengujian Tahanan


Isolasi
1. Short-Time atau Spot-Reading Test
Method
Dalam metode ini, kita
menghubungkan alat ukur dengan terminal yang akan dites dan dioperasi secara
singkat (biasanya direkomendasikan selama 60 detik). Seperti pada gambar 4., maka
tahanan isolasi semakin lama semakin meningkat, sampai dengan 60 detik, baca dan
catat hasil pengukura. Perlu diketahui bahwa hasil pembacaan ini dipengaruhi oleh
suhu dan kelembaban.
Gambar 4. Tipikal kurva
tahanan isolasi dengan metod
pengetesan short
time atau spot reading

2. Time- resistance Method


Metode ini tidak dipengaruhi
oleh suhu dan dapat
memberikan kita informasi pasti akan kondisi isolasi peralatan tanpa membutuhkan
data pengetesan yang lampau/ sebelumnya. Kita hanya melakukan pembacaan pada
interval waktu tertentu, lihat gambar 4.5. Pengetesan ini terkadang didasari pada
pengetesan penyerapan (absortion test). Tahanan isolasi yang baik akan memiliki
kurva pembacaan yang meningkat dan tidak terputus, namun jika isolasi telah
terkontaminasi, maka aka nada arus bocor tinggi, sehingga pembacaan tahanan
menjadi rendah (R = V/I).

Gambar 5. Tipikal kurva tahanan isolasi dengan “time-resistance test” (biasanya


digunakan pada motor dengan belitan besar)

Namun dalam percobaan ini, yang akan kita gunakan adalah short- time method.
Dengan pertimbangan keamanan peralatan praktikum, karena pada dasarnya
pengetesan tahanan isolasi adalah pengetesan “merusak”.

Untuk memudahkan penentuan baik tidaknya tahanan isolasi, para professional


pemeliharaan telah lama menggunakan aturan bahwa “tahanan isolasi seharusnya
mendekati 1 megaohm untuk setiap 1000 Volt tegangan operasi, dengan nilai
minimum 1 megaohm.

Tegangan Pengujian Tehadap Rating peralatan

Umumnya pengujian tahanan isolasi menggunakan tegangan DC dengan besar


tegangan tergantung rating tegangan peralatan , seperti pada tabel di bawah ini”
Tabel 1.

Penggunaan tegangan dc ini dikarenakan kelebihannya dibandingkan pengetesan


dengan tegangan ac , yakni:
- Biaya yang lebih murah

- Lebih ringan

- Ukuran yang lebih kecil

- Tidak merusak
Pengukuran tahanan isolasi pada transformator, meliputi:

- Kumparan primer – Ground (R – G, S – G, T – G)

- Kumparan primer – primer (R – S, R – T, S – T)

- Kumparan primer – sekunder (R – r, R – s, R – t, S – r, S – s, S – t, T – r, T – s, T – t)

- Kumparan
sekunder –
ground (r – G, s –
G, t - G)

- Kumparan
sekunder – sekunder (r – s, r – t, s - t)

III. ALAT DAN BAHAN


a. 1 unit transformator 3 fase
b. Alat ukur tahanan isolasi

c. Kabel penghubung secukupnya

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

a. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer - Ground

MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase Earth/Ground

Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1

1U 2
3U 2

1V 1
2V 1

1V 3 2V 2

3V 1

1V 2
3V 2

1W 1
2W 1

1W 3 2W 2

3W 1

1W 2
3W 2

b. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer - Primer

MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase E arth/Ground

Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1

1U 2
3U 2

1V 1
2V 1

1V 3 2V 2

3V 1

1V 2
3V 2

1W 1
2W 1

1W 3 2W 2

3W 1

1W 2
3W 2
c. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer – Sekunder

MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1

P hase E arth/Ground

Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1

1U 2
3U 2

1V 1
2V 1

1V 3 2V 2

3V 1

1V 2
3V 2

1W 1
2W 1

1W 3 2W 2

3W 1

1W 2
3W 2

d. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Sekunder – Ground

MODUL TRANSFORMATOR
E arth/Ground

1U 1
2U 1

Phase
1U 3 2U 2
Insulatuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2

1V 1
2V 1

1V 3 2V 2

3V 1

1V 2
3V 2

1W 1
2W 1

1W 3 2W 2

3W 1

1W 2
3W 2

e. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Sekunder – Sekunder


MODUL TRANSFORMATOR

E arth/Ground
1U 1
2U 1

Phase
1U 3 2U 2
Insu latuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2

1V 1 2V 1

1V 3 2V 2

3V 1

1V 2
3V 2

1W 1
2W 1

1W 3 2W 2

3W 1

1W 2
3W 2

V. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Menyiapkan alat dan bahan


b. Memastikan modul transformator tidak bertegangan
c. Memeriksa kondisi battery dari insulation tester, jika telah kurang dari 50%,
selanjutnya menghubungkan power supplay ke alat test
d. Membuat rangkaian seperti pada rangkaian percobaan, dimulai dengan tahanan
isolasi primer – ground.
e. Memilih tegangan injeksi sesuai tegangan operasi transformator (pilih 500 Vdc
atau maksimal 1000 Vdc)
f. Menekan tombol test, perhatikan display alat ukur, setelah pembacaan mencapai
waktu periode injeksi, selanjutnya membaca dan mencatat hasil pengukuran
(perhatikan satuan pengukuran, MOhm atau GigaOhm)
g. Mengulangi langkah 4 – 6 untuk titik percobaan selanjutnya
h. Menganalisa data dan menyimpulkan

VI. HASIL PERCOBAAN


Tabel 1. Data Hasil Percobaan
No. Titik Pengukuran Tahanan Isolasi (MΩ atau GΩ)
(1) (2) (3)
1. Primer – Ground 1U1 - G 936 MΩ
1V1 - G 970 MΩ
1W1 - G 978 MΩ
1U1 – 1V1 1.91 GΩ
2. Primer - Primer 1U1 – 1W1 1.97 GΩ
1V1 – 1W1 2,07 GΩ
1U1 – 2U1 3.09 GΩ
1V1 – 2V1 3.23 GΩ
1W1 – 2W1 3.30 GΩ
1U1 – 2V1 2.51 GΩ
3. Primer - Sekunder 1U1 – 2W1 3.23 GΩ
1V1 – 2U1 2.92 GΩ
1V1 – 2W1 2.48 GΩ
1W1 – 2U1 2.83 GΩ
1W1 – 2V1 2.91 GΩ
2U1 – G 426MΩ
4. Sekunder - Ground 2V1 – G 618 MΩ
2W1 - G 463 MΩ
5. Sekunder - Sekunder 2U1 – 2V1 2.44 GΩ
(1) (2) (3)
2U1 – 2W1 3.06 GΩ
5. Sekunder - Sekunder
2V1 – 2W1 3.35 GΩ

VII. ANALISIS HASIL PERCOBAAN


1. Tahanan isolasi antara belitan primer dengan inti besi

9,36 x 108 Ω
R= =1.872.000
500 Volt

9,36 x 108 Ω 1000 Ω


>
500 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu :

V
I=
R

500
I= 8
=0,534 x 10−6 A
9,36 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.

Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Arus Injeksi


1U 1 – G 936 MΩ 0,534 x 10−6
Primer - Ground 1V 1 – G 970 MΩ 0,515 x 10−6
1W 1 – G 978 MΩ 0,511 x 10−6
VIII. Tahanan isolasi antara belitan primer dengan belitan primer
1,91 x 109 Ω
R= =3.820 .000
500V

1,91 x 10 9 Ω 1000Ω
>
500 V 1V

Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;


V
I=
R
500
I= 9
=0,261 x 10−6 A
1,91 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran
arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Arus Injeksi
1U 1 – 1V 1 1,91 GΩ 0,261 x 10−6 A
Primer - Primer 1V 1 – 1W 1 2,07 GΩ 0,241 x 10−6 A
1U 1 – 1W 1 1,97 GΩ 0,253 x 10−6 A
IX. Tahanan isolasi antara belitan primer dengan belitan sekunder
3,09 x 10 9 Ω
R= =6.180 .000
500 V

3,09 x 10 9 Ω 1000 Ω
R= >
500 V 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;
V
I=
R
500
I= 9
=0,161 x 10−6 A
3,09 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran
arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Injeksi Arus
1U 1 – 2U 1 3,09 GΩ 0,161 x 10−6 A
1V 1 – 2V 1 3,23 GΩ 0,154 x 10−6 A
1W 1 – 2W 1 3,30 GΩ 0,151 x 10−6 A
Primer - Sekunder
1U 1 – 2V 1 2,51 GΩ 0,199 x 10−6 A
1U 1 – 2W 1 3,23 GΩ 0,154 x 10−6 A
1V 1 – 2U 1 2,92 GΩ 0,171 x 10−6 A
1V 1 – 2W 1 2,48 GΩ 0,201 x 10−6 A
1W 1 – 2U 1 2,83 GΩ 0,176 x 10−6 A
1W 1 – 2V 1 2,91 GΩ 0,171 x 10−6 A
X. Tahanan isolasi antara belitan sekunder dengan inti besi
4,26 x 108 Ω
R= =825.000
500 V

4,26 x 10 8 Ω 1000 Ω
>
500 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;
V
I=
R
500
I= 8
=1,168 x 10−6 A
4,26 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari , maka
1V
kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran arus pada
permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan..

Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Arus Injeksi


2U 1 – G 426 MΩ 1,168 x 10−6 A
XI. Sekunder - Ground 2V 1 – G 618 MΩ 0,809 x 10−6 A
2W 1 – G 463 MΩ 1,07 x 10−6 A
Tahanan isolasi antara belitan sekunder dengan belitan sekunder
2,44 x 109 Ω
R= =4.880 .000
500 V

2,44 x 109 Ω 1000 Ω


>
500 V 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;
V
I=
R
500
I= 9
=0,204 x 10−6 A
2,44 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran
arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.

Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Arus Injeksi


2U 1 – 2V 1 2,44 GΩ 0,204 x 10−6 A
Sekunder – Sekunder 2V 1 – 2W 1 3,35 GΩ 0,149 x 10−6 A
2U 1 – 2W 1 3,06 GΩ 0,163 x 10−6 A

Anda mungkin juga menyukai