Oleh:
APRILIANI FARADILLA
321 19 055
Kelompok 5
3C
Untuk memahami tujuan isolasi disekitar konduktor maka hal tersebut dapat
dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air. Gambar 1. memperlihatkan
perbandingan antara hukum Ohm terhadap pengaliran air. Tekanan air dari pompa
menghasilkan pengaliran air sepanjang pipa, jika pada pipa terdapat kebocoran maka
air akan terbuang dan mengurangi tekanan air dalam pipa.
Semakin kecil tahanan pada penghantar, maka semakin besar arus yang mengalir pada
tegangan yang sama. Seperti dinyatakan dalam hokum Ohm:
V=IxR
Dimana, V = Tegangan dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
R = Tahanan dalam Ohm
Sebagai catatan bahwa tidak ada isolasi yang sempuna – tahanan tak terbatas – jadi
akan ada pengaliran arus melalui isolasi atau melalui ground. Namun sangat kecil (boleh
jadi sekitar satu mikroampere) tetapi itulah dasar dari peralatan pengukuran isolasi.
Semakin besar tegangan yang diberikan ke isolasi maka semakin besar pula arus yang
akan melalui isolasi. Sejumlah kecil arus ini tidak akan membahayakan isolasi yang
masih baik akan tetapi menjadi suatu masalah bagi isolasi yang telah mulai buruk/ rusak
(deteriorated).
Pertanyaannya yang akan muncul “apakah isolasi yang baik itu?” Pada dasarnya
“baik” berarti relatif untuk tahanan yang tinggi tehadap arus, dan untuk bahan isolasi,
“baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga tahanan tinggi. Sehingga,
pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi tentang
bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Serta dengan melakukan pengecekan
tahanan isolasi secara teratur dapat diperoleh kecenderungan terjadinya deteriorated.
Peralatan listrik yang baru seharusnya memiliki tahanan isolasi yang baik
(memenuhi standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan kerjanya). Namun seiring
waktu operasi, ada banyak faktor yang menyebabkan tahanan isolasi menjadi menurun,
antara lain karena kerusakan mekanik, vibrasi, panas atau dingin yang berlebihan,
kotor, minyak, korosif atau hanya karena kelembaban dan semuanya ini akan ter-
kombinasi oleh faktor tekanan listrik (electrical stresses).
Jadi isolasi yang baik itu adalah yang memiliki tahanan yang tinggi sedangkan isolasi
yang buruk cenderung memiliki tahanan yang rendah. Tinggi rendahnya tahanan isolasi
sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Gambar 2,
memperlihatkan rangkaian tipikal untuk
pengukuran tahanan isolasi. Alat ukur
tahanan isolasi (Insulation Resistance
Test) akan mengukur tahanan
isolasi secara langsung dengan
memberikan nilainya dalam satu Ohm. Tahanan isolasi yang baik biasanya terukur
dalam level MegaOhm bahkan sampai dengan GigaOhm.
Gambar 2. Tipikal Alat
Ukur Tahanan Isolasi
Namun dalam percobaan ini, yang akan kita gunakan adalah short- time method.
Dengan pertimbangan keamanan peralatan praktikum, karena pada dasarnya
pengetesan tahanan isolasi adalah pengetesan “merusak”.
- Lebih ringan
- Tidak merusak
Pengukuran tahanan isolasi pada transformator, meliputi:
- Kumparan
sekunder –
ground (r – G, s –
G, t - G)
- Kumparan
sekunder – sekunder (r – s, r – t, s - t)
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase Earth/Ground
Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase E arth/Ground
Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
c. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer – Sekunder
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
P hase E arth/Ground
Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
MODUL TRANSFORMATOR
E arth/Ground
1U 1
2U 1
Phase
1U 3 2U 2
Insulatuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
E arth/Ground
1U 1
2U 1
Phase
1U 3 2U 2
Insu latuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2
1V 1 2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
V. PROSEDUR PERCOBAAN
9,36 x 108 Ω
R= =1.872.000
500 Volt
V
I=
R
500
I= 8
=0,534 x 10−6 A
9,36 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
1,91 x 10 9 Ω 1000Ω
>
500 V 1V
3,09 x 10 9 Ω 1000 Ω
R= >
500 V 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;
V
I=
R
500
I= 9
=0,161 x 10−6 A
3,09 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari ,
1V
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran
arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Titik Pengukuran Tahanan Isolasi Injeksi Arus
1U 1 – 2U 1 3,09 GΩ 0,161 x 10−6 A
1V 1 – 2V 1 3,23 GΩ 0,154 x 10−6 A
1W 1 – 2W 1 3,30 GΩ 0,151 x 10−6 A
Primer - Sekunder
1U 1 – 2V 1 2,51 GΩ 0,199 x 10−6 A
1U 1 – 2W 1 3,23 GΩ 0,154 x 10−6 A
1V 1 – 2U 1 2,92 GΩ 0,171 x 10−6 A
1V 1 – 2W 1 2,48 GΩ 0,201 x 10−6 A
1W 1 – 2U 1 2,83 GΩ 0,176 x 10−6 A
1W 1 – 2V 1 2,91 GΩ 0,171 x 10−6 A
X. Tahanan isolasi antara belitan sekunder dengan inti besi
4,26 x 108 Ω
R= =825.000
500 V
4,26 x 10 8 Ω 1000 Ω
>
500 1V
Untuk mengetahui besaran arus yang diinjeksi yaitu ;
V
I=
R
500
I= 8
=1,168 x 10−6 A
4,26 x 10
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari , maka
1V
kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya kebocoran arus pada
permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan..