Pendaftaran Dan Peralihan Rahasia Dagang
Pendaftaran Dan Peralihan Rahasia Dagang
Pendaftaran Dan Peralihan Rahasia Dagang
Kelas : C
bagi mereka yang memang tidak ingin membuka informasi usahanya yang berada
dalam kontrolnya, dengan beberapa syarat antara lain : (i) informasi tersebut memang
rahasia dalam pengertian bahwa informasi itu bukan seperangkat konfigurasi atau
oleh lingkungan orang yang biasa berurusan dengan informasi tersebut, dan (ii)
meliputi formula-formula, pola, formula atau bahan kimia, proses industry, perawatan
atau pengawetan bahan-bahan, pola mesin atau alat lain, daftar langganan atau alat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Rahasia adalah
sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui oleh orang lain.
Sedangkan dagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli
adalah segala informasi yang sangat strategis sifatnya, memiliki potensi, dan secara
actual mengandung nilai ekonomi yang tinggi karena dapat digunakan untuk alat
informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan
adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus
Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1994 sehingga perlu
diatur tentang rahasia dagang. Di Indonesia rahasia dagang diatur pertama kali melalui
sehat telah diatur oleh rambu-rambu dan norma-norma pada Pasal 1365 KUHPerdata
b. memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia
dagang atau mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk
Berdasarkan pasal ini, pemilik rahasia dagang mempunyai hak monopoli untuk
menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya dalam kegiatan bisnis untuk
memperoleh keuntungan ekonomis. Ketentuan ini juga berarti bahwa hanya pemilik
rahasia dagang yang berhak untuk memberikan ijin kepada pihak lain untuk
menggunakan rahasia dagang yang dimilikinya melalui perjanjian lisensi. Selain itu,
pemilik rahasia dagang juga berhak melarang pihak lain untuk menggunakan atau
samping hak-hak tersebut dalam UU Rahasia Dagang disebutkan pula bahwa pemilik
rahasia dagang juga memiliki kewajiban, yaitu harus bersedia mengungkapkan setiap
bagian dari rahasia dagang serta proses penggunaannya secara lengkap untuk
Menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2, obyek ruang lingkup Rahasia
Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau informasi
lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui
oleh masyarakat umum. Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi
teknik senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari
adanya batas waktu. Jika formula dilindungi hak paten maka akan berakhir paling lama 20
tahun. Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini karena formulanya
anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non teknik. Data
sejatinya bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui
1) Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak
dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat komersial atau dapat
3) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya
selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau
secara spesifik mengenai prinsip yang dianut dalam rahasia dagang sebagai bagian dari
perlindungan hukum yakni: first to file system dan first to use system. First to file system
merupakan sistem pendaftaran ini didasarkan pada pendaftaran pertama. Artinya, jika ada
dua orang mendaftarkan kekayaan intelektual pada hari yang sama dengan objek yang
sama, pihak yang mendaftarkan terlebih dahululah yang dipriotaskan untuk diproses.
Sedangkan first to use system didasarkan pada pengguna pertama. Artinya, pemilik
kekayaan intelektual yang akan didaftar adalah orang pertama yang meggunakan kekayaan
intelektual tersebut.
menganut sistem tersebut karena dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000
tentang Rahasia Dagang menyatakan bahwa rahasia dagang akan mendapat perlindungan
apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara
umum oleh masyarakat. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat
kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha
yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi. Informasi
dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah
Pasal tersebut menjelaskan bahwa rahasia dagang tidak termasuk dalam first to file
system karena tidak ada pembahasan dalam undang-undang rahasia dagang mengenai
pendaftaran. Akan tetapi, apabila ditarik dalam first to use system akan sukar dibuktikan
siapa pemegang haknya apabila terjadi masalah terhadap rahasia dagang. Oleh karena itu
kerahasiaan yang terdapat pada rahasia dagang berbeda dengan hak cipta yang menganut
siapa yang pertama kali memublikasikan ialah pemiliknya. Namun, dalam hal pengalihan
rahasia dagang wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal yang saat ini adalah Dirjen
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM serta diumumkan dalam berita
akan tetapi untuk mendapatkan pengakuan dan pembuktian mengenai kepemilikan rahasia
dagang, ada pemilik rahasia dagang yang mendaftarkan rahasia dagangnya pada Direktorat
30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang tidak mengatur secara jelas mengenai tata cara dan
syarat-syarat pendaftarannya dan tidak juga mewajibkan rahasia dagang untuk didaftarkan.
Adanya pemilik rahasia dagang yang telah mendaftarkan rahasia dagangnya juga untuk
menjaga kerahasiaan rahasia dagang, dengan adanya pendaftaran maka pemilik rahasia
dagang tidak perlu khawatir mengenai pembuktian kepemilikan rahasia dagang apabila
terjadi masalah ke depannya. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual bisa menjadi saksi
merahasiakan rahasia dagangnya supaya tidak diketahui oleh umum dan tetap
tidak diatur secara jelas dalam undang-undang rahasia dagang, mengenai pengalihan
rahasia dagang dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang wajib
dicatatkan pada Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM supaya
Ketentuan mengenai Pelanggaran Rahasia Dagang diatur dalam BAB VII Pasal 13
Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang,
mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk
melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia
yang berlaku. Sistem hukum yang ada di Indonesia mengenai persaingan curang diatur
secara umum dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai
perbuatan melawan hukum. Begitu juga terdapat dalam Pasal 322 jo. Pasal 323 jo. Pasal
382 Kitab undang-undang hukum pidana dan secara khusus diatur dalam Undang-Undang
No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
Pelanggaran rahasia dagang dapat pula dikualifikasikan sebagai suatu bentuk tindak
pidana, yang mengancam pelakunya dengan sanksi-sanksi pidana seperti tersebut dalam
KUHP yang berbunyi sebagai berikut: “Barang siapa dengan sengaja membuka
rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencahariannya, baik yang sekarang
maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
denda dst.”
hal khusus tentang suatu perusahaan dagang, kerajinan atau pertanian, di mana ia bekerja
atau dahulu bekerja, yang olehnya supaya dirahasiakan diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan dst.” Ketentuan KUHP tersebut memiliki makna
sebagai berikut:
1) Bahwa seseorang dilarang membuka rahasia yang wajib disimpannya berdasarkan
jabatannya atau pencahariannya. Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar
kewajiban untuk tidak membocorkan rahasia itu adalah kedudukan atau jabatan yang
diembankannya;
2) Bahwa rahasia itu tidak terbatas pada rahasia saat itu tetapi meliputi juga
3) Hal-hal khusus (informasi) yang menyangkut suatu perusahaan dagang kerajinan, atau
4) Pihak tersebut terikat pekerjaan baik saat ini maupun masa lalu, dalam hal ini harus
ada kejelasan dalam waktu berapa lama seseorang dianggap tidak lagi terikat untuk
hanya berkaitan dengan barang dan jasa semata-mata, tetapi di dalamnya juga terlibat
sumber daya lain berupa informasi yang berguna bagi kegiatan usaha dan bernilai
Berkenaan dengan hal itu maka para investor dan pelaku bisnis merasa sangat
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sesuai dengan standar internasional. Bagi
mereka perlindungan memadai terhadap rahasia dagang pada umumnya merupakan salah
satu dasar pertimbangan untuk melakukan perdagangan dan investasi di suatu Negara.
Dipandang dari sudut pandang hukum hal ini dapat dipahami dan sangat beralasan,
sebab pelanggaran terhadap rahasia dagang pada gilirannya secara ekonomis akan sangat
merugikan para penemu dan pemilik hak tersebut. Rahasia dagang menjadi faktor yang
esensial dalam upaya persaingan dagang yang jujur (fair competition), sekaligus
merupakan komoditas yang sangat berharga dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
F. Penyelesaian Hukum Dalam Rahasia Dagang
1) Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang
dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, berupa:
“Selain penyelesaian gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, para pihak dapat
sengketa.”
atau penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak
No. 1078 K/Sip/1975 dan Mahkamah Agung RI tanggal 17 Oktober 1973 No. 325
K/Sip/1973, gugatan ganti rugi harus dirinci secara jelas. Dan apabila gugatan ganti
rugi tersebut tidak dirinci secara jelas maka haruslah ditolak seluruhnya atau dinyatakan
penggugat atas kerugian yang dialaminya. Seringkali sangat sulit menghitung kerugian
komersial secara akurat yang dialami penggugat sebagai akibat penyalahgunaan
informasi.
Bila terbukti terjadi pelanggaran rahasia dagang hukuman selain adanya ganti rugi
ada sanksi lain yaitu penghentian semua perbuatan berkaitan dengan usaha yang terkait
dengan cara perolehan rahasia dagang yang dengan cara memanfaatkan tanpa hak.
Yaitu apabila seseorang mengambil rahasia dagang dari perusahaan lain kemudian
mendirikan usaha baru sejenis dengan memanfaatkan rahasia dagang yang di dapat dari
perusahaan lain maka bisa saja terjadi sanksi yang demikian. Sedangkan untuk
prosesnya diajukan ke Pengadilan Negeri. Sanksi pidana yang bersifat alternatif dan
kumulatif dicantumkan dengan harapan agar pelaksanaan UU Rahasia Dagang ini dapat
berjalan baik dan memberikan pilihan bagi hakim agar dapat memberikan putusan yang
adil. UU ini juga memberikan kesempatan bagi korban atau pelapor untuk mengajukan
gugatan perdata untuk mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran yang dilakukan
tergugat atau terpidana jika perkara pidana itu telah berkekuatan hukum tetap.
mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang yang
bersangkutan atau apabila ia memperoleh atau menguasai suatu rahasia dagang dengan
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) Delik dalam Tindak Pidana Rahasia Dagang adalah
merupakan delik aduan. Sehingga, bila terjadi perdamaian antara pelaku dan korban,
pelaporan atau pengaduan itu dapat dibatalkan atau ditarik dari kepolisian. Bahwa
dalam delik aduan, pengaduan dapat dibatalkan dan ditarik kembali sepanjang sudah
ada perdamaian.
Selain penyelesaian sengketa melalui pengadilan seperti yang disebutkan dalam Pasal
artinya dapat melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa. Diantaranya dapat
penyelesaian win-win solution karena bisa ditentukan oleh kedua belah pihak bahkan
tanpa aturan yang terkadang bersifat kaku. Penyelesaian secara alternatif penyelesaian
sengketa terkadang merupakan cerminan budaya asli dari sosiologis masyarakat kita
mufakat.
1. Arbitrase
Arbitrase diatur dalam UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
dengan bantuan pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga bertindak sebagai hakim yang
diberi kewenangan penuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa. Oleh
karena itu ia berhak mengambil keputusan (award) yang bersifat final dan mengikat
2. Mediasi
melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral (non
intervensi) dan tidak berpihak (impartial) serta diterima kehadirannya oleh pihak-
pihak yang bersengketa. Pihak ketiga tersebut disebut mediator atau penengah yang
tugasnya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan
Dengan mediasi diharapkan dicapai titik temu dalam menyelesaikan masalah yang
para pihak yang bersengketa. Berkenaan dengan tempat mediasi, Cara ini
3. Konsiliasi
Pasal 1 angka 10 dan alinea 9 Penjelasan Umum, yakni konsiliasi merupakan satu
konsiliasi harus memiliki peran yang cukup berarti. Oleh karena itu, konsiliator
persoalannya.
Daftar Pustaka
Perlindungannya (Studi di Kanwil KEMENKUMHAM Jawa Tengah). Law & Justice Jurnal.
3(2). 77-78
https://sis.binus.ac.id/2018/08/15/perlindungan-hukum-terhadap-rahasia-dagang/
https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/rahasia-dagang-dan-kaitannya-dengan-undang-
undang-nomor-4-tahun-1999-tentang-larangan-praktek-monopoli-dan-persaingan-usaha-
tidak-sehat/