Disusun Oleh :
INTAN NURMAINA(19010103031)
ERNAWATI (190101030)
ERIKARNANDI (19010103032)
Disusun Oleh :
INTAN NURMAINA(19010103031)
ERNAWATI (190101030)
ERIKARNANDI (19010103032)
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Ilmu Hadist.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengaaan demikian dapat dinyatakan bahwa periwayatan hadist pada zaman tabi’in telah
semakin meluas. Rangkaian pada periwayat hadist yang beredar di masyarakat menjadi lebih panjang
dengana periode sahabat pada masa tabi’in inilah mulai usaha pembekuan hadist yang dilakukan secara
resmi atas perintah dan permintaan khalifah umar abdul azis memerintah (99-101H/718M), dan berlanjut
terus pada periode berikutya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulumul hadis adalah istilah ilmu hadis didalam tradisi hadis ( ‘ulum al-hadits) ‘ulum al-
hadits terdiri atas dua kata yaitu ‘ulum dan al-hadits. Kata ‘ulumdalam bahasa Arab adalah
bentuk jamak dari ‘ilm yang berarti “ilmu”, sedangkanhadits berarti: “segala sesuatu yang
taqrir atau sifat”. Dengan demikian gabunganantara ‘ulum dan al-hadits mengandung
pengertian “Ilmu yang membahas atauyang berkaitan dengan hadits Nabi Saw”.
Pada dasarnya ulumul hadist telah lahir sejak dimulainya periwayatanhadist di dalam
Islam, terutama setelah Rasul Saw wafat, ketika umat merasakan perlunya menghimpun
hadist-hadist Rasul Saw dikarenakan adanya kekhawatiranhadist-hadist tersebut akan hilang
atau lenyap. Para sahabat mulai giat melakukan
pencatatan dan periwayatan hadist.mereka telah mulai mempergunakan kaidah-kaidah dan
metode-metode tertentu ddalam menerima hadist, namun mereka
belumlah menuliskan kaidah-kaidah tersebut.
Pada abad ke-2 H, ketika hadist telah di bukukan secara resmi atas
prakarsa Khalifah ‘Umar bin Abdul Aziz dan dimotori oleh Muhammad binMuslim bin
Syihab al-Zuhri, para ulama yang bertugas dalam menghimpun dan
membukukan hadist tersebut menerapkan ketentuan-ketentuan ilmu hadist yangsudah ada
dan berkembang sampai pada masa mereka.
Pada abad ke-3 H yang dikenal dengan masa keemasan dalam sejarah perkembangan
hadist, mulailah ketentuan-ketentuan dan rumusan kaidah-kaidah
hadist ditulis dan dibukukan, namun masih bersifat parsial. Pada abad ke-4 danke-5 Hijriah
mulailah ditulis secara khusus kitab-kitab yang membahas tentangilmu hadist yang bersifat
komprehensif. Pada abad-abad berikutnya bermunculanlah karya-karya di bidang ilmuhadist
ini, yang sampai saat sekarang masih menjadi referensi utama dalammembicarakan ilmu
hadist.
DAFTAR PUSAKA
Dr. H. Ramly Abdul Wahid, MA, 2005.Studi Ilmu Hadist . Cita Pustaka MediBandung
Drs. H. Ahmad Izzan, M.Ag 2004.Ulumul Hadist . Bandung:TafakurSyaikh Manna Al-
Qaththan. 2005. PENGANTAR STUDI ILMU HADITS . JakartaMuhammad Dede
Rudliyana, MA. 2004. Perkembangan pemikiran Ulumul
Hadist dari klasik sampai modern. Pustaka Setia: Bandung
11