Anda di halaman 1dari 92

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342144696

Panen Lestari&Manfaat Madu Hutan

Book · September 2017

CITATIONS READS

0 2,480

3 authors, including:

Nazaruddin Nazaruddin
Universitas Riau
65 PUBLICATIONS   35 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Evaporator Vacuum View project

Mobil Hemat Energi View project

All content following this page was uploaded by Nazaruddin Nazaruddin on 13 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bab I
Sejarah Lebah Madu

Madu adalah cairan alami yang umumnya memiliki rasa


manis yang diahasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman
(floral nektar) atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar)
atau ekskresi serangga. (Badan Standar Nasional, 2004).
Madu Hutan merupakan salah satu jenis Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) yang dihasilkan oleh jenis lebah Apis
dorsata. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) mencakup semua
keanekaragaman biologi selain kayu yang digali dari hutan untuk
keperluan manusia. Hasil-hasil hutan ini termasuk makanan, obat-
obatan, bumbu-bumbu, damar, karet, tanaman hias, hewan dan
produk-produk yang dihasilkan oleh hewan (misalnya sarang
burung walet, madu, dan lainnya), rotan, bambu dan serat-serat
(misalnya: pandan yang dapat dianyam menjadi tikar).
(Departemen Kehutanan (DEPHUT). 2007. Peraturan Menteri
Kehutanan No. 35 Tahun 2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu.)
Lebah Apis dorsata membuat sarang pada pohon-pohon
besar dengan karakteristik tinggi 40-50 meter atau lebih, diameter
lebih dari 2 meter, pada umumnya pohon memiliki daun yang
sedikit. Jenis pohon yang sering dijadikan tempat bernaung bagi
lebah madu ini adalah; Benuwang (Octomeles sumatrana),
Cempedak air (Artocarpus maingayi), Tualang (Koompassia
Halaman | 1
Parvifalia), Kedundung hutan (Spondias spp), Balau
(Parashorea spp), Kruing (Dipterocarpus spp), pohon Ara
(Ficus racemosa L), dan Rengas (Gluta aptera), Terap (Ficus
pumnila) dan Keranji (Dialium indum). Masyarakat Indonesia
mengenal pohon tersebut dengan berbagai istilah yaitu; Pohon
Sialang (sebutan masyarakat Sumatera), Pohon Boan (sebutan
masyarakat Nusa Tenggara, Sumbawa), sedangkan di dalam
bahasa suku Dayak-Kalimantan pohon tersebut dikenal dengan
nama Pohon Lomu.

A. Sejarah Madu

Sejak lama manusia telah mengenal dan mengambil


manfaat dari lebah dalam kehidupan sehari-hari. Madu yang
dihasilkan lebah dimanfaatkan sebagai nutrisi, obat dan untuk
perawat kecantikan. Madu disebut-sebut sebagai rahasia kejayaan
kekaisaran Romawi dan Mesir Kuno. Tidak salah jika madu
sudah populer sejak ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi dibalik
kepopuleran madu tersebut, tidak terlepas dari jerih payah
sekelompok hewan superorganisme yaitu lebah madu. Dalam
perananaya lebah madu secara naluriah mengumpulkan madu
sebagai zat makanan bagi mereka sendiri dalam jumlah yang
cukup besar.

Halaman | 2
Pada awalnya madu diperoleh dengan cara perburuan
sarang-sarng lebah. Lama kelamaan manusia mulai mengenal
beberapa jenis lebah yang bisa dijinakan untuk dilakukan
budidaya guna diambil madunya. Saat ini telah dikenal beberapa
jenis lebah yang sudah dibudidayakan secara moderen
(menggunakan stuep). Namun untuk lebah madu hutan Janis Apis
dorsata sampai detik ini manusia belum mampu menjinakan sifat
liarnya, sehingga lebah jenis ini masih hidup secara liar di alam
bebas.

A. Lebah hewan prasejarah

Lebah adalah spesies serangga yang hidup secara sosial


dalam koloni yang terorganisir terdiri dari lebah ratu, lebah
jantan, dan lebah pekerja. Ada sekitar 20.000 jenis spesies lebah
yang tersebar diseluruh penjuru belahan benua kecuali benua
Antartika. Saat ini diketahui ada 9 spesies lebah yang
menghasilkan madu, sebagian besar spesies tersebut terdapat di
benua Asia.
Dalam sejarah umur bumi telah terjadi sejumlah
kepunahan beberapa spesies. Hal ini tercatat dalam bukti-bukti
ilmiah dari berbagai temuan fosil. Dari sejumlah fosil makhluk
purba, spesies dinosaurus dan sejenisnya hidup dibumi selama
jutaan tahun sebelum akhirnya terjadi kepunahan di zaman

Halaman | 3
Mesozoic antara 64-66 juta tahun lalu atau sekitar 65 juta tahun
lalu. Apakah ada spesies lebah dizaman itu?
Ahli arkeologi menemukan bukti ilmiah dari fosil
serangga di jaman Mesozoic ternyata fosil tersebut adalah spesies
lebah dari sub family trigona seperti yang ada sekarang telah pula
ada di jaman itu. Lalu pertanyaanya apa yang luar biasa dari
perihal tersebut? Jika kita saat ini hanya bisa melihat temuan
fosil-fosil dinosaurus dan sejenisnya, itu adalah hal yang biasa.
Karena spesies tersebut telah musnah dizamanya. Namun dengan
temuan fosil lebah dari sub family trigona tadi dapat disimpulkan
bahwa lebah adalah salah satu hewan purba yang masih hidup
sampai saat ini. Ini merupakan hal yang luar biasa bukan?
Kalau kita cermati terdapat hal yang menarik ketika kita
mengetahui lebah adalah makhluk purba. Tidak sebatas kata
menarik yang dapat disematkan kepada hewan yang satu ini,
melainkan ada kalimat kekaguman dan penghargaan yaitu “hewan
yang sangat istimewa dan luar biasa”. Kami pikir kita semua
setuju dengan kalimat itu.

B. Kehidupan Lebah di Zaman Kuno


Keistimewaan lebah tidak hanya sebatas bukti ilmiah
bahwa mereka adalah makhluk purba yang masih hidup sampai
saat ini, akan tetapi lebah merupakan hewan pilihan yang
membawa misi penting dimuka bumi ini. Tidak dapat dipungkiri
Halaman | 4
ada kisah-kisah dan bukti otentik mengenai lebah. Dalam Islam
lebah ditorehkan namanya menjadi salah satu Surah dalam Al
Qur’an pada 1400 tahun yang lalu atau sekitar tahun awal
Hijriyah atau tahun 550 M.
Lebih jauh lagi dari 1400 tahu yang lalu, manusia sudah
mengenal dan mengambil manfaat dari lebah yaitu madu. Madu
adalah maha karya yang dihasilkan dalam koloni lebah. Pada
zaman Mesir kuno lebah dikenal dengan makhluk sakral sebagai
simbol kesucian. Menurut kepercayaan yang meraka anut, lebah
adalah tempat bersemayam dan penjelmaan roh-roh nenek
moyang yang sudah mati. di zaman itu Mesir dipimpin oleh
seorang Raja Mesir yang digelari dengan nama Fir’aun.
Kejayaan Fir’aun dimulai pada dinasti 1-2 pada tahun
3000 SM. Kala itu sebagian masyarakat menggunakan madu pada
upacara keagamaan.Pada zaman Mesir Kuno lebah diabadikan
dalam bentuk simbo-simbol pictogram dalam tulisan
hieroglipihic. Makna dari simbol lebah tersebut adalah kesuburan,
kerajinan dan ketaatan pada masa pemerintahan Fir’aun. Tulisan
Hierogliphic dibadikan pada dinding-dinding pyramid dalam
bentuk ukiran gambar lebah dan tempayan tempat menyimpan
madu serta tempat lebah bersarang.

Halaman | 5
Gambar 1. a) Fosil lebah madu raksasa, ditemukan di Pulau Iki, Jepang.
Ditaksir usianya 19 juta tahun. b) Fosil lebah berusia lebih dari 100 juta tahun
dari Asia Tenggara, c) Simbol pictogram dalam tulisan hieroglipihic di dinding
pyramid, d) Simbol pictogram dalam tulisan hieroglipihic di obelisk di Mesir.

Halaman | 6
C. Kehidupan Lebah di Abad Moderen

Belum diketahui secara pasti bangsa manakah yang lebih


dahulu membudidayakan lebah. Akan tetapi berdasarkan sejarah
dapat disimpulkan bahwa peradaban bangsa Arab memiliki
kecenderungan lebih terdahulu mengenal dan memanfaatkan hasil
lebah madu dalam kehidupan. Hal ini ditunjukan dari
pemanfaatan madu di masyarakat Mesir sejak 4000 tahun SM.
Pada abad ke-10 yaitu sekitar tahun 890-1037 madu sudah
digunakan dalam pengobatan berbagai macam penyakit.
Kajian khasiat madu secara ilmiah telah dikaji oleh saintis
Muslim terkemuka di era keemasan Islam yaitu Ibnu Sina. Bapak
Kedokteran dunia dan pemikir Muslim agung pada abad ke-10 M
itu tercatat sebagai doktor yang melihat mengenai khasiat madu
dari segi kesehatan dan pengobatan.
Lebah penghasil madu baru dikenal di Amerika setelah
Spanyol, Belanda, Inggris memperkenalkannya pada abad ke-17.
Mulai abad ke-17 lebah pengasil madu mulai diternakan dari jenis
tertentu kecuali lebah hutan atau lebah liar, karena sifat liarnya
lebah jenis ini sangat sulit dijinakan. Sehingga mereka tidak
begitu mendapat perhatian bagi peternak lebah. Seiring dengan itu
lebah penghasil madu mulai diperkenalkan di Asia.
Informasi lebah madu diseluruh dunia penyebaranya
condong dibawa oleh pedagang Muslim Arab. Hal itu sangat
Halaman | 7
beralasan karena pedagang Muslim Arab membawa misi
penyebaran agama Islam ke berbagai belahan benua mulai abad
ke-5. Pendudukan kekuasaan dibeberapa negeri oleh negara-
negara yang berkuasa disinyalir adalah salah satu akses masuknya
informasi mengenai lebah yang dapat diternakan.
Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai
dirintis dan dipelopori oleh RIJKEUNS, seorang bangsa Belanda
pada tahun 1841. Namun, perkembangannya sangat jauh
tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti;
Australia, Jerman, Rumania, Mexico, India, Jepang dan China.
Hal ini disebabkan bidang perlebahan kurang mendapat perhatian,
budidayanya masih sangat tradisional dan sebagian besar
produksinya diperoleh dengan cara merusak atau membakar
sarangnya.

D. Klasifikasi ilmiah

Lebah madu adalah salah satu jenis serangga dari sekitar


20.000 spesies lebah. Saat ini ada sekitar sembilan spesies lebah
madu yang sudah dikenal dengan rincian sekitar 44 subspesies.
Semua spesies ini termasuk dalam genus Apis. Berikut adalah
klasifikasi ilmiah dari Lebah madu:

Halaman | 8
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Bangsa : Apini
Genus : Apis (Linnaeus, 1758)
Spesies : Apis andreniformis (lebah madu kerdil)
Apis cerana (lebah Asia)
Apis dorsata (lebah madu hutan raksasa)
Apis florae (lebah madu kurcaci)
Apis koschevnikovi (lebah merah Kalimantan)
Apis laboriosa (lebah pegunungan Himalaya)
Apis mellifera, (lebah madu barat)
Apis nigrocincta (lebah madu lokal Sulawesi)
Apis nuluensis (lebah gunung)

Didunia ini ada tujuh species lebah madu yang sudah


diketahui sama seperti yang disebutkan pada klasifikasi ilmiah di
atas, yaitu: Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis
florea, Apis koschevnikovi, Apis mellifera, dan Apis laboriosa.
Dari tujuh spesies lebah madu di atas lebah madu yang ada di

Halaman | 9
alam Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A.
dorsata, serta khusus di Kalimantan terdapat A. koschevnikovi.
Namun akhir-akhir ini telah ditemukan lagi species lebah
madu baru yaitu Apis nigrocincta di Sulawesi dan Apis nuluensis
di Kalimantan. Akan tetapi Jenis lebah Apis nuluensis masih
menjadi perdebatan keberadaannya di Indonesia. Sejauh ini sudah
dilaporkan keberadaanya di dataran tinggi Serawak, Malaysia.
Maka dengan ditemukannya dua species baru, jenis lebah madu
yang telah dilaporkan ada sembilan. Indonesia dikenal sebagai
negara yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di dunia. Hal
ini merupakan salah satu kekayaan sumberdaya alam yang sangat
berharga bagi negeri ini.
Lebah dibagi menjadi beberapa kelas untuk mudah
dikenali, akan tetapi dalam buku ini tidak diuraikan secara
terperinci klasifikasi lebah tersebut satu per satu. Dalam
kesempatan ini penulisan secara khusus membahas lebah dari
Famili Apidae (lebah madu). Klasifikasi lebah berdasarkan
jenisnya diantaranya adalah sebagai berikut ini:

1. Andrenidae : Lebah tana tanah (mining bees)


2. Megachiledae : Lebah pemotong daun (leaf cutting bees)
3. Xylocopidae : Lebah tukang kayu (carpenter bees)
4. Bombida : Lebah pembunuh (bumble bees)
5. Apidae : Lebah madu (honey bees)
Halaman | 10
E. Lebah Madu Hutan

Pada kesempatan kali ini kami hanya mengupas tentang


jenis lebah madu hutan dari spesies Apis dorsata, secara khusus
membahas tentang madu hutan. Apis dorsata hanya berkembang
di Asia seperti; India, Philipina, China dan Indonesia. Madu dari
spesies ini dikenal sebagai madu liar atau madu hutan. Di
Indonesia spesies lebah madu tersebut hanya terdapat di pulau
Sumatera, Maluku, Irian Jaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Apis dorsata menyukai pepohonan dan tempat yang tinggi
dengan instensitas cahaya yang terang. Pada umumnya tempat
mereka sulit dijangkau oleh predator madu (beruang madu,
musang, ternggiling, dan termasuk manusia). Mereka membangun
sarang secara tunggal dengan sisiran sarang hanya selembar
dengan lebar mencapai 1-2 meter dan panjang 2 meter. Sarang
tersebut menggantung dicabang pohon atau tebing batuan. Pada
setiap pohon terdapat sarang 40-100 sarang. Produksi madunya
dalam satu periode pemanenan dapat menghasilkan 15 - 25 kg
madu per koloni. Dari semua jenis lebah madu mereka adalah
jenis lebah madu yang paling produktif.
Di kawasan hutan Indonesia Apis dorsata paling sering
bersarang di pohon Sialang. Jenis pohon sialang juga tersebar di
seluruh Asia. Pohon tersebut memiliki ketinggian lebih dari 40

Halaman | 11
meter. Meskipun pada kenyataanya ada juga terlihat koloni Apis
dorsata yang membuat sarang pada ketinggian yang terkatagori
rendah. Akan tetapi hal itu memiliki catatan khusus. Berdasarkan
pengamatan tim penulis, di beberapa daerah terdapat jenis Apis
dorsata yang mau bernaung di pepohonan yang rendah, hanya
berjarak 5-10 meter dari permukaan tanah. Ternyata wilayah
tersebut memiliki sumber pakan yang sangat melimpah.
Tingginya pepohonan memang sangat menguntungkan
bagi kelangsungan hidup mereka. Selain sulit dijangkau oleh
predator, ketinggian pohon juga sebagai mercusuar pemantau arah
angin. Dari arah angin tersebut mereka mampu mendeteksi
wilayah mana yang sedang musim bunga berlimpah.
Apis dorsata tidak begitu digemari oleh peternak lebah.
Karen sifatnya yang liar, agresif dan tidak dapat menyesuaikan
diri di kerendahan dan kotak- kotak (steuep) untuk budidaya
modern. Kendati demikian Apis dorsata madunya paling diincar
oleh pecinta madu. Karena madu dari jenis Apis dorsata adalah
lebah madu yang paling produktif dan memiliki keistimewaan
untuk kesehatan tubuh dan berkhasiat mengobati berbagai
penyakit.

Halaman | 12
Gambar 2. Jenis lebah; a) Apis andreniformis , b) Apis cerana, c) Apis dorsata,
d) Apis florae , e) Apis koschevnikovi .(Sumber: www.flicker.com).

Halaman | 13
Gambar 3. Jenis lebah; f) Apis laboriosa, g) Apis mellifera, h) Apis
nigrocincta, i) Apis nuluensis. (Sumber: www.flicker.com).

Halaman | 14
Bab II
Karakteristik Madu Hutan

A. Potensi Daerah Produsen Madu Hutan

Madu hutan merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu


(HHBK) yang dapat diperdagangkan secara bebas oleh
masyarakat sekitar hutan. Seperti sebutanya, Madu hutan tentunya
hanya diperoleh dari kawasan hutan yang merupakan sumber
ekonomi bagi masyarakat setempat.
Tingginya tingkat degradasi hutan akibat penebangan
pohon secara membabi buta berimplikasi kepada menurunya
produkstifitas madu hutan di beberapa wilayah Indonesia. Belum
lagi perluasan izin pembukaan lahan untuk agroindusutri
perkebunan kelapa sawit, hal itu mengakibatkan madu hutan
semakin sulit diperoleh dikarenakan jenis pohon Sialang
populasinya semakin sedikit.
Berdasarkan sebaranya wilayah yang memilki potensi
mengahasilkan madu hutan dalam jumlah besar ialah; Sumatera
(Provinsi Sumatra Selatan, Jambi dan Riau), Kalimantan, Nusa
Tenggara Barat, dan Sulawesi. Di beberapa daerah madu hutan
sudah mulai dikelolah secara lestari. Hal itu didasari atas
kesadaran masyarakat akan kelestarian madu hutan.

Halaman | 15
Gambar 4. Eksploitasi huta dan kebakaran hutan penyebab kerusakan hutan di
Indonesia

Gambar 5. Alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit mengancam


kepunahan pohon Sialang di Suamatera dan Kalimantan.

Halaman | 16
B. Pohon Sialang dan Kearifan Lokal
Pohon Sialang merupkan jenis pohon khusus yang identik
dengan lebah madu. Dimana ada pohon sialang disana pasti
terdapat sarang lebah madu. Pohon sialang yang dimaksud ialah
dari jenis pohon Benuwang (Octomeles sumatrana), Cempedak
air (Artocarpus maingayi), Tualang (Koompassia parvifalia),
Kedundung hutan (Spondias spp), Balau (Parashorea spp),
Kruing (Dipterocarpus spp), pohon Ara (Ficus racemosa L),
Rengas (Gluta aptera), Terap (Ficus pumnila) dan Keranji
(Dialium indum).
Secara Adat pohon sialang terikat hukum yang sangat ketat.
Barang siapa menebang pohon Sialang maka akan diberikan
sangsi yang cukup berat. Di pedalam Provinsi Riau sangsi yang
diberikan kepada orang yang menebang pohon sialang ialah
dihukum dengan cara dibunuh atau diberikan sangsi membayar
denda. Denda yang dikenakan bagi orang yang menebang ataupun
merusak Sialang berupa uang atau dalam bentuk kerbau
berjumlah 1 ekor atau sesuai ketetapan pemangku adat setempat.
Tidak hanya itu bagi masyarakat yang didapati merusak
Sialang ia akan diberikan sangsi membuat pesta adat dengan
tujuan memberikan makan kepada masyarakat sekampung sampai
kenyang, dan menganti pohon sialang dengan kain kafan
sepanjang Sialang yang dirusak atau ditebang berukuran dari
pangkal pohon sampai ke ujung pohon sialang. Adanya penerapan
Halaman | 17
hukum adat tersebut setidaknya sebagai ancaman serius bagi
masyarakat agar tidak menebang dan merusak pohon Sialang.
Pohon sialang memiliki filosopi yang mendalam bagi
masyaraakat adat. Kepemilikan pohon sialang sudah diatur
sedemikian rupa. Pohon sialang adalah milik seluruh masyarakat
diwilayah hutan sekitar Sialang tumbuh dan dikuasakan kepada
pemanjat sialang atau pawang Sialang. Di Sumatera umunya
Pemanjat Sialang digelari nama sebagai “Juragan Mudo”.
Jika pohon sialang itu terdapat di wilayah tak bertuan, maka
secara mutlak ia dikuasai oleh Juragan Mudo. Sedangkan pohon
Sialang yang tumbuh dilahan yang bertuan, maka sang empunya
lahan memiliki hak bagian hasil madu yang diambil oleh
pemanjat. Pembagian hasil madu yang diambil tersebut posrsinya
dibagi 3, yaitu 1 bagian untuk pemilik lahan dan 2 bagian untuk
juragan mudo, ada juga bagian untuk masyarakat yang disisihkan.
Biasanya masyarakat secara langsung datang membantu
pemanenan madu dan diberi hasil madu secukupnya. Ada kalanya
sang Juragan Mudo meyerahkan bagian tersebut kepada tetua adat
setempat untuk dibagikan kepada masyarakat jika saat panen
madu melimpah.

Halaman | 18
(a)

(b)

Gambar 6. a) Pohon Sialang jenis pohon Terap (Ficus pumnila), b) Pohon


Sialang jenis Kedundung hutan (Spondias spp).

Halaman | 19
C. Siafat Fisik Madu Hutan

Madu hutan memiliki karakteristik yang sangat khas


dibandingkan dengan madu ternak. Pada umumnya madu hutan
memiliki kadar air yang cukup tinggi (24-28%), itu sebabnya
madu hutan cenderung lebih encer dibandinggkan madu ternakan.
Hal itu bukan berarti madu hutan tidak baik kualitasnya.
Kualitas madu dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma
madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang
tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai
ditutup oleh lebah. Selain itu, kadar air yang terkandung dalam
madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas madu. Madu
yang baik dalah madu yang mengandung kadar air sekitar 17-21
persen (Sihombing, 1997). Bervariasinya kadar air dalam madu
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kelembapan udara,
jenis nektar, proses produksi dan penyimpanan. (Suranto, 2007).
Warna dan rasa madu hutan tidaklah selalu sama, hal itu
bergantung pada musim dan keanekaragaman nektar yang dihisap
lebah. Madu hutan memiliki aroma yang sangat khas, hal itu
dapat menjadi pembeda madu hutan dan madu ternak berdasarkan
aromanya saja. Umumnya madu memiliki rasa manis. Rasa manis
madu disebapkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan glukosa,
dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula. Namun

Halaman | 20
ada juga madu yang memiliki rasa pahit dan keasaman. Madu
hutan bisa beranekaragam warnanya, mulai warana kuning
keemasan, merah kecoklatan, hitam pekat, bahkan ada juga yang
berwarna putih bening.
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa
dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium,
Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga
mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya
berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari
yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat
pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga
beberapa jenis hormon. (Sarwono, 2001).

Gambar 7. Varian warna madu dari terang hingga gelap.

Halaman | 21
D. Kandungan Nutrisi

Kandungan Nutrisi madun hutan dapat berbeda-beda, hal


ini tergantung asal nektar yang dihisap lebah. Zat-zat yang
terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini telah
diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung
dalam madu. Dari jumlah tersebut karbohidrat merupakan
komponen terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu berkisar
lebih dari 75%. Jenis karbohidrat yang paling dominan dalam
hampir semua madu adalah dari golongan monosakarida yang
biasanya terdiri levulosa dan dekstrosa. Levulosa dan dekstrosa
mencakup 85%-90% dari total karbohidrat yang terdapat dalam
madu, sisanya terdiri dari disakarida dan oligosakarida
(Sihombing, D.T.H, 1997). Berikut adalah kandungan nutrisi
secara umu pada madu dan fungsinya bagi tubuh:

a. Karbonhidrat (glukosa dan fruktosa)


Kandungan karbohidat berupa gula glukosa dan
fruktosa pada madu dapat diserap darah secara instan, berbeda
dengan gula biasa dengan kandungan dasar sukrosa harus
melalui proses pencernaan. Oleh sebab itulah madu asli
memiliki toleransi terhadap penderita Diabetes, meskipun
terjadi peningkatan kadar gula darah, namun kalori yang
berasal dari madu dapat secara langsung digunakan tubuh

Halaman | 22
menjadi energi. Nilai kalori pada madu sangat besar 3.280
kal/kg, setara dengan kalori 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu.

b. Mineral

Madu sangat kaya akan kandungan mineral penting


bagi tubuh, diantaranya adalah; Kalsium (Ca), Besi (Fe),
Magnesium (Mg), Fosfor (P), Kalium (K), Natrium (Na) dan
Seng (Zn). Kalsium (Ca), adalah salah satu mineral penting
untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda.
Zat besi (Fe) berperan dalam pusat pengaturan
molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Sedangkan
Magnesium (Mg) bertindak sebagai katalisator reaksi yang
berkaitan dengan metabolisme energi, karbohodrat, lemak,
protein, dan asam nukleat. Selanjutnya ada Fosfor (P) yang
bertanggungjawab terhadap proses mineralisasi tulang dan
gigi. Lain halnya dengan Kalium atau Potasium (K), mineral
ini berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta
sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama
dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein.
Sejalan dengan fungsi Kalium ada Natrium atau sodium (Na),
fungsi utama natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan
tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga
berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi
glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membran
Halaman | 23
sel. Seng (Zn) berperan dalam proses kekebalan tubuh,
memelihara kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi
risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan
mempercepat proses penyembuhan luka.

c. Vitamin

Madu mengandung beberapa Vitamin kompleks dan


berbagai macam enzim yang sangat penting bagi tubuh
manusia. Berdasarkan tabel nutrisi madu mengandung
Riboflavin (Vitamin B2), Niacin (Vitamin B3), Asam
Pantothenat (Vitamin B5), Viatamin B6, Folat (Vitamin B9)
dan Vitamin C.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi Vitamin
secara mandiri. Padahal fungsi dari vitamin sangat diperlukan
dalam tubuh. Oleh karenanya diperlukan asupan bahan
makanan yang memilki kandungan vitamin. Madu merupakan
hasil sekresi hewani yang mampu menyediakan vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia.

d. Enzim

Salah satu pembeda madu asli dan palsu adalah enzim


yang terkandung didalam madu. Enzim penting yang terdapat
dalam madu adalah enzim diastase,invertase, glukosa
oksidase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase adalah enzim
Halaman | 24
yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi
karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase
adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah
enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam
peroksida. Enzim peroksidase melakukan proses oksidasi
metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses
metabolisme tubuh (Suranto, 2004).
Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam
glutamat. Sedangkan asam organik yang terdapat dalam madu
adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat,
malat, proglutamat, sitrat dan piruvat. Madupun mengandung
perangsang biogenik yang berperan meningkatkan kesegaran.
Enzim peroksidase yang terdapat pada madu hutan membantu
mempercepat oksidasi metabolisme peroksida yang
merupakan limbah metabolism. Ahli kesehatan berpendapat
bahwa peroksida adalah faktor yang dapat mempercepat
penuaan. Selain sebagai nutrisi kulit, madu sebagai pelembab
alami kulit dan berperan dalam perawatan rambut. Ini
terbukti, telah digunakannya madu pada produk perawatan
kulit dan rambut.
Madu mengandung biose atau zat pengatur tumbuh yang
mempercepat pertumbuhan akar, tunas, serta pembuangan
pada tanaman, selain zat antibakteri, sehingga bisa membantu
Halaman | 25
mempercepat pulihnya jaringan yang luka serta mencegah
infeksi. Zat antibakteri dalam madu dapat menyembuhkan
jerawat. Hidrogen feroksida juga sangat efektif untuk
membersihkan kulit. Beberapa asam organik madu (asam
asetat, butirat, formiat, suksinat, glokolat, malat, sitrat,
piruvat). Dalam madu juga terdapat hormone gonadotropin
yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu
dalam proses pematangan telur (Suranto, 2004).

Table 1. Kandungan Nutrisi madu secara umum

Nilai Nutrisi Madu per 100 g (3.5oz)


Energi 1.272 kJ (304 kcal)
Karbohidrat 82.4 g
Gula 82.12 g
Serat pangan 0.2 g
Lemak 0g
Protein 0.3 g
Air (Kadar Air 17%) 10 g
Riboflavin (Vit. B2) 0.038 mg (3%)
Niacin (Vit. B3) 0.121 mg (1%)
Asam Pantothenat (Vit. B5) 0.068 mg (1%)
Piridoksin (Vit. B6) 0.024 mg (2%)
Folat (Vit. B9) 2 μg (1%)
Vitamin C 0.5 mg (1%)
Kalsium (Ca) 6 mg (1%)
Besi (Fe) 0.42 mg (3%)
Magnesium (Mg) 2 mg (1%)
Fosfor (P) 4 mg (1%)
Kalium (K) 52 mg (1%)
Natrium (Na) 4 mg (0%)
Seng (Zn) 0.22 mg (2%)
Sumber: Data Nutrisi USD

Halaman | 26
Bab III
Proses Produksi Madu Hutan

Pemanen madu hutan secara tradisional sebenarnya sudah


mengaplikasikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup,
yaitu dengan mengutamakan perlindungan lebah madu dan
kelestarian hutan untuk menjamin keberlanjutan kehidupan lebah
madu hutan. berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan,
dalam melakukan aktifitas kegiatan ekonomi secara umum
masyarakat sekitar hutan sangat paham bagaimana melestarikan
hutan. karena bagi mereka hutan adalah tumpuan tempat mereka
mencari nafkah.
Masyarakat tradisional yang masih memegang prinsip
dasar adat setempat menentukan waktu pemanenan berdasarkan
perhitungan kalender Islam atau Hijriyah. Pada umumnya
pemanenan madu hutan dilakukan pada malam hari, namun ada
juga masyarakat yang melakukan pemanenan di waktu siang hari.
samapai saat ini masyarakat lebih menyukai melakukan
pemanenan di malam hari.
Pemanenan malam hari dilakukan disaat bulan gelap, yang
berarti kalender hijriah menunjukan pada awal-awal pergantian
bulan. Pada saat itu kondisi alam sekitar cenderun bercuaca cerah,
dengan angin yang bertiup sedang. Sehingga sangat mendukung

Halaman | 27
untuk melakukan pemananen madu hutan. Untuk mendapatkan
madu hutan yang berkualitas tinggi salah satunya adalah
menghindarkan madu dari kontaminasi air. Sedikit air mampu
merusak dan menurunkan kualitas madu hutan.
Sebelum melakukan pemanenan ada tahapan yang penting
untuk dipersiapkan. Tahapan pemanenan dibagi atas tiga tahapan
yaitu; tahap survey, Persiapan peralatan, dan Pemanenan.

A. Tahap Survey

Survey lokasi pemanenan sangat penting dilakukan


sebelum menentukan Sialang mana yang harus dijemput
madunya. Tujuan dari survey ialah untuk mengetahui kondisi
lingkungan menuju lokasi Sialang, jumlah sarang yang siap untuk
dipanen, dan sekaligus membuat jalan baru atau sekedar
merapikan jalan yang sudah biasa dilalui. Saat inspektor survey
telah menentukan lokasi Sialang layak untuk dituju maka
persiapan akan dilakukan ke arah lokasi Sialang yang dimaksud.
Tahapan survey ini sangat menentukan keberhasilan pemanenan.

B. Tahap Persiapan

Setelah ditentukan lokasi Sialang yang akan dituju, maka


perlu dilakukan persiapan yang matang. Persiapan tersebut ialah
persiapan secara fisik, peralatan pemanenan madu dan perbekalan

Halaman | 28
makanan dan minuman. Hampir seluruh lokasi pohon sialang
jaraknya memakan waktu dan tenaga. Kondisi medan hutan
menuju lokasi Sialang yang berat membutuhkan kesehatan yang
prima. Peralatan pemanenan madu yang dipersiapkan untuk
pemanenan madu pada malam hari diantaranya adalah sebagi
berikut ini;

a. Tunam, Tunam dalah kulit kayu jangkang yang sudah


dikeringkan diikat jadi satu seperti obor yang menghasilkan
asap dan bara api jika dibakar. Alat ini digunakan untuk
memanipulasi lebah dari pijaran bara api dengan tujuan
menjauhkan gerombolan lebah dari sarang. Jika pemanenan
dilakukan di siang hari lebah akan pergi meninggalkan
sarang karena Tunam menghasilkan asap yang tidak
disukai oleh lebah.
b. Tali Tambang, Tali yang dimaksud dapat berupa tali
berbahan plastik (polyethilen) atau tali serat (bahan serat
Abaca). Ukuran tali yang dibutuhkan dengan panjang
mencapai 100 m. diameter tali yang baik adalah 18 mm.
tali digunakan untuk menurunkan ember plastik berisi
madu dari atas pohon, dalam bahasa melayu disebut juga
dengan Tali Bintik. Selain itu ada juga Tali Kalang dahan;
tali ini biasanya langsung disematkan dikedua sisi ember
penampung madu. Masing-masing dengan panjang 75cm-
Halaman | 29
100cm. Tali kalang dahan berfungsi untuk
menggantungkan ember penampung madu ke dahan dekat
sarang madu.
c. Lantak; Lantak terbuat dari kayu atau bambu sebesar
lengan pria dewasa, dengan panjang sekitar 40cm. ujung
lantak dibuat meruncing untuk dipakukan/dipantek ke
batang Sialang yang brfungsi sebagai anak tangga untuk
memanjat. Lantak hanya dipersiapkan untuk Pohon Sialang
yang baru dan belum pernah dipanjat. Ada tiga alternative
jalan untuk memanjat yaitu dengan Lantak, dengan
memasang Lias dengan Sungkit (anak tangga) atau Sungkit
yang dirangkai menjadi anak tangga menggunkan tali. Hal
itu tergantung kondisi Sialang yang hendak dipanjat.
Lantak lebih cenderung dipakai pada pohon Sialang
bertekstur lembut dan berkulit tebal. Lias dengan Sungkit
(anak tangga) lebih cocok dengan pohon Sialang yang
kayunya keras.
d. Lias; phon kayu berdiameter 10-12 cm yang ditegakkan
pada pohon Sialang sebagai jalur pemasangan anak
tangga/sungkit. Lias diikat dengan rotan atau di paku ke
Pohon Sialang.
e. Sungkit (anak tangga); kayu berdiamter 7-8cm atau sebesar
lengan orang dewasa, dengan panjang 50-75 cm dibuat
bersusun secara vertikal dipakukan/diikat dengan rotan
Halaman | 30
sehingga membentuk anak tangga sampai ke Dahan
Jambang (dahan pertama pohon sialang).
f. Pisau Kalang Dahan; Pisau ini terbuat dari kayu atau
bambu yang ditajamkan dikedua sisinya. Panjangnya
sekitar 50-60cm, dengan lebar dua jari orang dewasa.
Fungsi dari Pisau Kalang ialah untuk memotong kepala
sarang berisi madu saat pemanenan. Biasanya Kalang atau
disebut juga dengan istilah Sudip diikat pada Ember
penampung madu. Jadi masyarakat adat tidak memotong
kepala sarang dengan menggunakan pisau atau parang.
g. Terpal; Terpal digunakan untuk membuat tenda pelindung.
h. Tembalang ; Ember yang digunakan berbahan plastik tebal
yang kuat atau bisa juga terbuat dari Jerigen yang telah
dimodifikasi. Ember digunakan untuk menampung madu
yang dipanen dari atas pohon Sialang lalu diturunkan
dengan menggunakan seutas tali tambang ke dasar tanah.
Dipersiapkan juga ember penampung madu.
i. Jerigen; Jerigen yang digunakan adalah jerigen yang
bersih, tidak berbau, dan tidak mengandung air.
j. Corong Plastik; Corong digunakan untuk mempermudah
memasukan madu kedalam Jerigen.
k. Lampu kepala dan Senter; alat tersebut digunakan untuk
penerangan. Masing-masing anggota pemanjat memiliki 1
buah penerangan.
Halaman | 31
l. Sarung Tangan Karet; digunakan untuk memeras kepala
sarang berisi madu agar tetap steril (hasil madu dengan
sistem peras langsung)
m. Pemantik/korek api; untuk menyalakan Tunam.
n. Karung Palstik/Goni; dipergunakan untuk tas gendong
untuk mengangkut Jerigen berisi madu ke luar lokasi
pohon Sialang. Karung ini biasanya sudah dibuat
sedemikian rupa membentuk tas praktis.
o. Pisau Stainlesteel; pisau ini untuk mengiris dan mencacah
kepala sarang berisi madu.
p. Kain saring; kain saring terbuat dari bahan polyetilen
dengan mesk kasar.
q. Parang/Mandau; berguna untuk berbagai macam keperluan
dihutan.
r. Palu dan Paku untuk pembuatan tangga di pohon Sialang
atau hanya sekedar merekondisi tangga yang rusak dan
telah lapuk.

Halaman | 32
Gambar 8. Persiapan alat tradisional pemanenan madu hutan.
Keterangan gambar: a) Akar Jangkang bahan pembuat Tunam, b) akar
Jangkang dibuat serat, c) serat dijemur sampai kering, d) teknik mengikat
tunam, e) Tunam siap pakai, f) Tunam yang baik mengeluarkan asap dan bara
saat dibakar, g) Ember penampung madu dan Pisau Kalang.

Halaman | 33
Gambar 9. Persiapan alat tradisional pemanenan madu hutan.
Keterangan gambar: h) Ember penampung madu diikat dengan Tali Kalang
Dahan, i) Sarung tangan karet, j) Jerigen, corong dan ember penampung
perasan madu, k) Karung untuk tas gendong, l) Terpal digunakan untuk tenda
dan talang peras madu.

Halaman | 34
C. Tahap Pemanenan Madu Hutan

Tata cara pemanenan madu hutan sangat menentukan


kualitas madu yang diperoleh. Satu koloni madu hutan dapat
dipanen sebanyak 4-6 kali dalam 1 tahun. Secara tradisional
sarang lebah berisi madu dipanen setiap 60 hari. Pemahaman
tentang sarang yang layak dipanen sangat diperlukan. Karena
sangat berkaitan dengan kualitas madu dan keberlanjutan siklus
hidup lebah madu hutan itu sendiri. Adapun kriteria sarang lebah
madu hutan yang siap di panen ialah sebagai berikut ini;

a. Ukuran sarang besar dan tebal, sarang yang berukuran


kecil kemungkinan jenis lebah selain Apis dorsata yang
membuat sarang dipohon sialang yang sama.
b. Kepala sarang sudah berwarna putih yang berarti rongga
sel-sel madu sudah ditutupi lilin oleh lebah. Kondisi
tersebut adalah saat terbaik untuk dipanen, karena kadar
air madu cukup rendah (<24%).

Sedangkan ciri-ciri dari sarang lebah madu yang


belum layak dipanen adalah;

a. Ukuran sarang kecil dan masih tipis


b. Kepala sarang masih belum sempurna ditutupi lilin, mulut
sel-sel masih tampak berongga.

Halaman | 35
c. Warna sarang masih tampak hitam.
d. Diasaat seperi ini mencirikan madu masih muda dan
memiliki kadar air yang cukup tinggi >24%.

Tahapan pemanenan lebah madu secara tradisional dengan


memperhatikan asas kelestarian dan konservasi lingkungan hidup
ialah sebagai berikut ini:

1. Membuat Jalan untuk memanjat pohon Sialang. Jika


pohon Sialang belum pernah dipanjat maka pekerjaan
pertama ialah membuat jalan baru dengan menancapkan
Lantak atau membuat Lias yang diberi Sungkit. Lantak
yang dipersiapkan jumlahnya bervariasi tergantung
ketinggian Sialang, begitupun dengan pemasangan
Lantak. Lantak atau Lias yang telah terpasang mampu
bertahan 1-2 tahun, tahap selanjutnya ialah perawatan
saja. Jika ada bagian tangga yang lapuk atau tidak kuat
maka harus diganti yang baru demi keselamatan pemanjat
(juragan mudo).

2. Membuat tenda naungan untuk memeras madu untuk


antisipasi hujan sekaligus untuk beristrahat (jika
bermalam di hutan).

3. Mempersiapkan peralatan memanjat madu diposisisnya


masing-masing.
Halaman | 36
4. Memanjat madu dimalam hari memerlukan ketelitian dan
kewaspadaan penuh. Waktu pemanjatan dilakukan jam 9-
12 Malam. Bila masih banyak sarang yang belum dipanen
maka harus istrahat menjelang jam 1 dini hari dan
dilanjutkan mulai dari jam 1 sampai menjelang subuh
(jam 4). Ketikan sudah mulai terang pemanjatan harus
sudah diselesaikan.

5. Tali untuk menurunkan Tembalang (ember berisi madu)


diikatkan ketubuh pemanjat, Tunam dinyalakan
menggunakan korek. Lalu bersiap untuk melakukan
pemananjatan.

6. Sebelum melakukan pemanjatan harus dilakukan do’a dan


ritual khusus yang berisikan puji-pujian Kepada Allah
SWT dan Nabi Muhammad SAW. Selebihnya adalah
kalimat-kalimat yang diucapkan kepada makhluk selain
manusia khususnya yang ada di lingkungan pohon
Sialang. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kearifan
lokal dalam berinteraksi dengan alam sekitar yang terdiri
dari unsur manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk
sakral. Hal ini masih tetap dilakukan untuk melestarikan
kearifan lokal yang semakin hari semakin terkikis oleh
budaya luar yang tidak begitu peduli dengan adat istiadat
dan kebiasaan masyarakat setempat.
Halaman | 37
7. Setelah itu pemanjatan mulai dilakukan secara hati-hati
dengan penerangan lampu senter yang diikatkan di kepala.
Selama memanjat sampai tiba diatas Sialang puji-pujian
masih terus disenandungkan.

8. Setelah pemanjat tiba diatas pohon, maka tali tambang


diturunkan kebawah. Tali tersebut diikatkan ke
Tembalang yang sudah lengakp dengan Pisau kalang oleh
anggota yang bertugas menyambut Tembalang.
Tembalang ditarik kembali keatas pohon.

9. Tembalang yang telah diberi Tali Kalang Dahan diikatkan


ke dahan pohon dekat kepala sarang, untuk mempermudah
pemanenan. Setelah itu tahap pemanenan akan dimulai.

10. Hal pertama yang dilakukan ialah menjauhkan


gerombolan lebah dari sarangnya dengan menggunakn
Tunam. Tunam disapukan dikedua sisi sarang agar
lebahnya menyingkir. Untuk memanipulasi gerombolan
lebah Tunam dipukulkan ke dahan pohon dan akan
menimbulkan percikan api kecil seperti kembang api yang
terjatuh kearah bawah pohon. Efek ini akan memancing
gerombolan lebah untuk mengejar kembang api yang
berjatuhan tersebut sehingga kebawah. Dalam posisi ini

Halaman | 38
gerombolan lebah sudah berkurang dan kepala sarang siap
dipanen.

11. Pemanenan dilakukan dengan memotong kepala sarang


berisi madu dengan Pisau Kalang. Kepala sarang diambil
hanya ¾ bagian saja, harus disisakan ¼ bagian untuk
makanan anak lebah yang beberapa hari setelah
pemanenen segera bisa terbang. Bila Kepala sarang
diambil keseluruhan, maka tidak ada persediaan makanan
untuk anak lebah, hal ini akan mengancam kelangsungan
hidup lebah hutan itu sendiri. Lebah akan kembali
membangun kepala sarang dan mengisi sel-sel sarang
tersebut dengan madu dalam waktu 20-25 hari. sehingga
pemanjat dapat memanen kembali diwaktu tersebut secara
berkelanjutan.

12. Kepala sarang berisi madu yang telah diiris dimasukkan


kedalam Tembalang, lalu diturunkan perlahan dengan
seutas tambang. Proses menurunkan Tembalang tidak
boleh tergesa-gesa untuk menghindari tali terpilin dan
tersangkut di dahan yang menyebabkan Tembalang
tumpah. Tembalang yang diturunkan siap disambut oleh
penyambut Tembalang yang bersiaga dibawah Sialang.

13. Tembalang berisi madu dipindahkan kedalam ember


penampung yang telah disiapkan diterima oleh anggota
Halaman | 39
penyambut, lalu tembalang ditarik kembali oleh Pemanjat
keatas untuk melakukan pemanenan sarang selanjutnya.
Tembalang langsung dibawa ke tenda pemerasan untuk
dibersihkan dan diperas.

14. Sebelum dilakukan pemerasan madu, kepala sarang harus


diperiksa secara seksama. Kepala sarang dibersihkan dari
lebah yang masih menempel, ranting dan daun pepohon.
Hal yang harus diperhatikan ialah sel-sel anak lebah yang
tidak sengaja teriris oleh pemanjat harus dibuang jangan
sampai ikut terperas. Kepala sarang lebah madu biasanya
terdapat Pollen yang berwarna kuning. Pollen ini rasanya
asam, biasanya disebut oleh masyarakat sebagi “Cik
Masam”, harus dipisahkan dari madu.
Benda-benda yang tadi disebutkan harus dibersihkan
karena dapat mempengaruhi kualitas madu yang
dihasilkan nantinya. Setelah kepala sarang dibersihkan,
kepala sarang dibelah dengan menggunakan pisau
Stainlisteel lalu dipotong kecil-kecil untuk selanjutnya
dilakukan pemerasan. Penggunaan Sarung Tangan karet
adalah satu kewajiban bagi anggota pemanjat yang
mengeksekusi pemerasan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari agar madu tidak bersentuhan dengan tangan

Halaman | 40
secara langsung, sehingga kontaminasi madu oleh keringat
dapat dicegah.

15. Proses pemerasan madu dapat dilakukan dengan dua cara;


yaitu dengan cara pemerasan langsung bersama sarangnya
dan pemerasan dengan sistem tiris.

 Pemerasan Secara Langsung


Pemerasan manual dilakukan dengan cara meremas
sarang berisi madu yang telah dipotong-potong
menjadi bagian kecil. Pemerasan seperti ini memiliki
kelebihan tersendiri, yaitu kandungan propolis pada
dinding sarang terlarut di dalam madu. Namun, hal itu
perlu penelitian lebih mendalam untuk membuktikan
seberapa besar kandungan propolis yang terakumilasi
dalam madu dengan cara tersebut.

 Pemerasan sistem tiris


Pemeran ini dilakukan dengan cara membiarkan madu
menetes secara perlahan diatas tempat yang terbuat
dari bambu yang disusun sejajar dan diberi
penampung atau talang dibawahnya agar madu dapat
mengalir langsung ke ember penampung madu yang
telah diberi penyaring. Cara tersebut biasanya
memakan waktu cukup lama dan memiliki resiko
madu terkontaminasi zat lain dan terpapar udara secara
Halaman | 41
langsung sehingga memperburuk kualitas madu,
karena salah satu sifat madu ialah menyerap
kandungan air di udara (absorber).

16. Kepala sarang yang telah terpisah dari madu dikumpulkan


dalam suatu tempat untuk dibawa menjadi produk
sampingan bernilai ekonomis yang cukup tinggi yaitu
malam lebah/lilin.

17. Madu yang telah diperas sesegera mungkin dimasukan


kedalam jerigen steril dengan menggunakan corong yang
telah diberi penyaring, lalu ditutup sementara sampai
menunggu madu selanjutnya siap untuk dimasukan lagi
sampai penuh.

18. Setelah pemanenan dianggap selesai pemanjat madu akan


memberikan kode bahwa ia akan turun. Tali tambang
diturunkan bersama Tembalang terlebih dahulu.
Selanjutnya pemanjat kembali mendendangkan puji-
pujian dan do’a sembail bergerak turun menyusiri anak
tangga ataau lantak sambil menyapu-nyapukan Tunam ke
pohon Sialang untuk mengusir lebah yang hinggap disana.
Sampai tiba dibawah pohon Sialang pemanjat
memanjatkan do’a syukur atas hasil yang diperoleh dan
keselamatan selama proses pemanenan. Proses pemanena

Halaman | 42
dianggap selesai ditandai oleh pemanjat telah mematikan
Tunam.

19. Tunam telah dipadamkan, maka selanjutnya kelompok


pemanjat akan merapikan semua peralatan untuk beranjak
pulang menuju rumah penampungan madu dan beristrahat.

20. Madu yang telah berhasil dipanen akan dibawa oleh


anggota secara bergantian sampai tiba dilokasi
penampungan madu. Kondisi medan yang terjal dan
berbukit-bukit menyusuri gelapnya malam bukanlah hal
yang mudah. Selain dibutuhkan kesehatan yang prima
dibutuhkan juga kebiasaan terhadap kondisi tersebut.
Jarak yang ditempuh dari lokasi pemanenan cukup jauh.
Madu yang telah dimasukan kedalam jerigen dipikul atau
digendong oleh anggota pemanjat.

21. Setibanya dirumah penampungan madu madu didiamkan


terlebih dahulu beberapa jam sambil menunggu waktu
beranjak siang. Selanjutnya madu segera disaring dengan
menggunakan penyaring yang halus. Lalu dimasukkan
kedalam jerigen kembali dan ditutup dengan rapat. Tahap
berikutnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui
berapa hasil panen yang diperoleh. Madu yang telah
ditimbang dibawa ke ruangan proses pemurnian dan
standarisasi madu hutan.

Halaman | 43
Gambar 10. Kegiatan membuat jalan pohon Salang. a) mempersiapkan anak
lias dan anak tang, b) memasang lias dan anak tangga, c) Jalan menuju Sialang
telah selesai, siap untuk melakan pemanenan.

Halaman | 44
(a) (b) (c)

Gambar 11. a) Pemanjat menyalakan Tunam, b) Pemanjat berdo’a dan


bersholawat sebelum memanjat Sialang, d) Pemanjat memanjat Sialang.

(a) (b) (c)

Gambar 12. a) Proses pengasapan untuk pengusir lebah dari sarang, b) Sarang
sudah bersih dari lebah siap di panen, c) Tembalang berisi madu diturunkan
dan disambut anggota.

(a) (b) (c)

Gambar 13. a) Tembalang dibawa ke tempat pemerasan, b) kepala sarang


dipindahkan ke ember penampung, c) kepala sarang dibersihkan dari benda
asing.
Halaman | 45
Gambar 14. Proses pemerasan manual; a) Larva lebah yang tak sengaja
terpotong, b) Sarang sudah dibersihkan dari larva, c) Srang yang banyak
pollen/cirik masam, d) Cirik masam dipisahkan tidak boleh tercapur madu, e)
Sarang yang sudah bersih diperas, f) Madu yang telah diperas segera
dimasukan ke jerigen.

Halaman | 46
Gambar 15. Pemerasan madu hutan dengan sitem tiris, madu dibiarkan
menetes diatas celah-celah media tiris dari bambu. (Sumber gambar: Madu
Hutan Tesso Nilo, WWF Indonesia-Tesso Nilo)

Halaman | 47
Gambar 16. a) Madu sebelum proses kadar air berbuih; b) Mesin pengurang
kadar air madu Evaporator Vaccum; c) pengukur kadar air manual
Refractometer RHB-32-ATC; d) Sample madu diperiksa denga Refractometer;
e) Sample madu yang berkualitas; f) Skala parameter Refarctometer ; g) Madu
setelah proses kadar air tanpa buih dan lebih kental.

Halaman | 48
Bab IV
Teknologi Pasca Panen
dan Manajemen Mutu Madu Hutan

A. Penanganan Pasca Panen

Madu yang berkualitas baik dilihat dari bagaimana proses


pemanenan dan penangana pasca panenya. Sebutan madu asli
adalah madu yang baru dipanen tanpa proses apapun, yang berarti
madu tersebut dalam kondisi segar atau desebut juga madu
mentah. Namun madu asli tidak mampu bertahan lama.
Tingginya kadar air yang dimiliki oleh madu hutan merupkan
faktor utama penyebab madau hutan tidak mampu bertahan lama
akibat terfermentasi lebih cepat. Oleh sebab itu diperlukan
penanganan pasca panen yang tepat. Sedangkan sebutan madu
murni ialah madu yang telah diberi perlakuan secara fisik dengan
tujuan meningkatkan mutu madu tanpa penambahan unsur lain
kedalam madu tersebut.
Perlakuakn fisik yang dimaksud pada umumnya adalah
untuk menjernihkan madu dari zat asing selain madu. Proses
penjernihan dilakukan dengan cara penyaringan. Selain itu
perlakuan fisiknya ialah mengurangi kadar air madu agar dapat
disimpan lebih lama dengan proses Evaporasi atau Dehumifikasi.

Halaman | 49
Penambahan unsur lain ke dalam madu merupakan upaya untuk
memperkaya kandungan nutrisi madu. Penambahan unsur lain ke
dalam madu murni dapat merubah komposisi, citarasa, warna dan
aroma madu itu sendiri.
Ruang lingkup penanganan pasca panen madu hutan
meliputi beberapa hal yaitu;
1) Penyaringan
2) Proses Pengurangan Kadar Air
3) Pengemasan
4) Penyimpanan

Pemanfaatan teknologi moderen diperlukan untuk


membantu proses penanganan pasca panen madu hutan. Sebelum
masyarakat mengadopsi teknologi moderen untuk penanganan
pasca panen, madu hutan diperlakukan dengan cara-cara
tradisional seperti misalnya; untuk menyaring digunakan alat
saring sederhana, sedangkan untung mengurangi kadar air madu
hutan dilakukan pemasakan. Proses tersebut terlihat memiliki
banyak kelemahan. Penyaringan dengan alat yang sederhana
menghasilkan madu yang masih keruh dan tidak higienis.
Pengurangan kadar air dengan cara dimasak secara langsung
dapat merusak kandungan nutrisi madu yang sensitiv terhadap
pemanasan.

Halaman | 50
Saat ini ada beberapa metode penangan pasca panen yang
dapat mempertahankan kualitas madu hutan tanpa merusak nilai
gizi yang terkandung dalam madu itu sendiri. Penyaringan madu
dilakukan dengan penyaring berbahan poliethylen mesh 200-400
micron atau 0.2-0.4 mm. Pengurangan kadar air diproses dengan
metode Evaporasi/penguapan tertutup dalam kondisi vakum.
Metode lain pengurangan kadar air dengan cara
Dehumifikasi/pengeringan dengan suhu thermal.

A.1. Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan partikel atau zat
yang tidak diinginkan tercampur ke dalam madu. Partikel yang
dipisahkan diantaranya yaitu; bulu dan kaki lebah, benda-
benda berpartikel halus yang tercampur, pollen yang tak
sengaja tercampur, dan partikel lilin yang terikat oleh madu.
Dengan dilakukan penyaringan diharapkan meningkatkan
kualitas madu yang bersih dan jernih.
Penyaringan dilakukan dengan alat saring. Bahan yang
baik digunakan adalah poliethylen. Berbagai bentuk peralatan
pendukung yang digunakan dalam proses penyaringan ini,
salah satunya ialah alat penyaring yang disebut Filterbox. Alat
ini bekerja secara alami dengan memanfaatkan gaya gravitasi
bumi. Cara kerjanya cukup menuangkan madu ke Filterbox,
selanjutnya madu akan tersaring dengan sendirinya ke ember

Halaman | 51
penampung madu yang telah tersaring. Alat ini dilengkapi
dengan tiga box penyaring dengan ukuran mesh yang berbeda,
mulai dari mesh kasar (0.5-1mm), mesh sedang (0.4-0.8mm),
dan mesh halus (0.2-0.4mm). keunggulan dari alat ini efektif,
efesien, dan higienis.
Madu hutan yang telah disaring selanjutnya didiamkan
dalam tempat yang tertutup berbahan Stainlisteel (SS304) atau
wadah plastik bermutu baik (bahan Polyethilen). Tujuan dari
pengendapan ini ialah untuk mengurangi buih yang
ditimbulkan pada saat proses filtrasi. Karakteristik madu hutan
ialah menimbulkan buih/busa ketika bergerak atau tergoncang.
Umumnya peroses stabilisasi madu dari buih ini memakan
waktu 3-4 Jam. Setelah madu sudah terlihat jernih dan
meninggalkan sedikit buih, maka selanjutnya buih yang
tertinggal diambil dengan alat penyaring dan siap untuk
diproses pengurangan kadar air.

A.2. Proses Pengurangan Kadar Air


Madu hutan memiliki kandungan kadar air yang cukup
tinggi yaitu 24-28%. Kandungan kadar air yang tinggi
merupakan salah satu faktor yang mempercepat kerusakan
madu akibat proses fermentasi. Madu yang terfermentasi akan
merubah nilai nutrisi madu itu sendiri, bahkan citarasa dan
aroma madupun ikut berubah. Dengan demikian tentunya
Halaman | 52
kualitas madu akan menurun, dan sulit bertahan lama sehingga
tidak memungkinkan untuk disimpan dalam jangka waktu
yang panjang. Madu yang terfermentasi ditandai dengan
terciumnya aroma ethanol, rasa madu berubah dari aslinya, dan
madu sering meletup akibat gas yang terakumulasi di dalam
kemasan. Hal ini tentunya merupakan kendala utama yang
harus dicarikan jalan keluarnya agar madu tetap bermutu baik.
Madu hutan diperlukan perlakuan khusus untuk
mengurangi kadar airnya. Metode yang digunakan untuk
mengurangi kadar air madu hutan ialah Evaporasi/penguapan
dengan alat Honey Evaporator Vacuum Screw Pump. Prinsip
kerja alat ini ialah menguapkan madu dengan pemanasan tidak
langsung melalui media air. Suhu yang mampu ditoleransi
madu ialah berkisar 38-45 0C. Alat ini dilengkapi dengan
dulble jacktet sehingga madu tidak secara langsung terkena
sumber pemanas. Pemanasan madu harus tepat agar jangan
merusak madu. Madu yang berlebihan dipanasi warnanya
makin gelap dan rasanya zaperti zat terbakar. pemanasan yang
berlebihan juga dapat menghilangkan aroma (Sihombing,
D.T.H.1997).
Proses pengurangan kadar air dapat dipercepat dengan
adanya kondisi vakum. Kondisi vakum diciptakan oleh pompa
vakum yang secara otomatis bekerja menarik uap air keluar

Halaman | 53
dari ketel evaporasi madu. Sehingga proses pengurangan kadar
air dapat dipersingkat lebih cepat.
Dengan alat Evaporator Vakum ini madu yang diturunkan
kadar airnya memiliki kandungan gizi yang sangat terpelihara,
secara fisik tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap
rasa, warna dan aroma madu. Alat ini bekerja secara otomatis,
terdapat fitur panel control yang dapat disetting sesuai
keinginan.
Madu hutan diproses dengan alat Evaporator Vakum
selama 4-5 jam. Kadar air dapat diturunkan hingga 25-30%
dari kadar air semula. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI), kadar air madu maksimal adalah 22%. Sedangkan kadar
madu yang baik adalah 17-21%. Dengan kandungan air 17-
21%, usia simpan madu dapat bertahan lebih lama. Berikut ini
adalah keunggulan proses pengurangan kadar air dengan
metode evaporasi menggunakan alat Honey Evaporator
Vaccum Screw Pump ialah sebagai berikut;

 Kandungan gizi madu terpelihara dengan baik/tidak rusak


 Madu steril dan hygienis karena diproses dalam ruangan
tertutup (ketel evaporasi), terhidar dari kontaminasi udara
kotor (volutan).
 Proses pengurangan kadar air sangat cepat sebab
dimaksimalkan dengan system vakum dan srew pump.
Halaman | 54
 Daya listrik yang digunakan lebih hemat karena alat
berdaya listrik sedang 1600-1800 Watt.
 Ketel Evaporasi terbuat dari bahan Stainlisteel berkualitas
terbaik (SS316) sehingga mudah dibersihkan dan anti
karat.
 Elemen pemanas type slot, yang dapat diganti dengan part
yang baru jika terjadi kerusakan.

Madu yang telah diturunkan kadar airnya dimasukan ke


tempat penampungan sementara untuk selanjutnya dilakukan
prose pengemasa madu hutan murni. Evaporator vakum yang
telah digunakan dibersihkan dengan air mengalir dan
ditiriskan.

A.3. Pengemasan
Pengemasan madu bertujuan agar madu dapat dengan
mudah dibawa dan didsitribusikan. Bentuk kemasan
tergantung dengan keperluan yang diinginkan. Madu untuk
keperluan industri biasanya dikemas dalam kemasan besar
seperti Jerigen atau tong plastik dengan berbagai ukuran.
Sedangakan madu untuk keperluan retail dikemas dalam
tempat berukuran ekonomis.
Kemasan madu harus dipilih secara bijak dengan
memperhatikan kualitas, kekuatan, dan efesiensi kemasan.
Halaman | 55
Umumnya kemasan madu terbuat dari bahan kaca, kemasan ini
menguntungkan dari sisi performance yang tampak ekslusif.
Disisi lain kemasan ini memiliki kekurangan dari segi resiko
pecah dan beban yang berat. Sebagai bahan alternative yang
murah, kuat dan efisien ialah botol plastik.
Bahan yang baik untuk pengemasan madu ialah botol
plastic transparan terbuat dari Polliethylen. Kemasan madu
harus transparan sehingga konsumen dapat melihat kualitas
madu secara langsung. Selain itu kemasan harus memiliki
tutup yang kuat, sebaiknya pilih botol yang memiliki tutup
dengan drat/screw segel.
Madu hutan yang dikemas dengan kemasan tidak
transparan harus diwaspadai. Hal ini bisa jadi upaya pedagang
untuk menutupi kelemahan dari kualitas produk madu itu
sendiri. Madu kotor, warna keruh dan lain sebagainya
merupakan ciri madu berkualitas buruk. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman dan ketelitian sebelum memutuskan untuk
membeli madu yang sudah dikemas.
Proses pengemasan secara sederhana dapat dilakukan
secara manual. Ada beberapa hal yang haru diperhatikan pada
tahap pengemasan madu hutan, yaitu sterilisasi botol dan
kebersihan ruangan pengemasan. Botol yang akan digunakan
untuk pengemasan perlu disterilkan. Sterilisasi botol plastic
berbeda dengan botol kaca, botol plastic dicuci dengan air
Halaman | 56
bersih lalu ditiriskan dibawah sinar matahari. Botol yang telah
steril siap digunakan untuk mengemas madu.
Pengemasan dilakukan didalam ruangan yang tertutup dan
steril, terhindar dari debu dan air. Pekerja yang melakukan
pengemasan menggunakan perlengkapan kerja (masker, sarung
tangan, dan penutup kepala). Hal itu bertujuan agar madu yang
dikemas tetap steril dan higienis. Madu hutan ditungkan
kedalam botol secara perlahan dibantu dengn corong yang
bersih. Lalu ditutup rapat. Setelah tahapan pengisian selesai
botol dibersihkan dengan kain lap yang bersih, selanjutnya
diberi label produk.

A.4. Penyimpanan
Madu hutan yang telah dikemas sebaiknya disimpan
diruang yang bersih dengan suhu ruang 20-220 C. Jauhkan
produk madu yang telah dikemas dari terkena sinar matahari
langsung. Karena dapat mempengaruhi kualitas madu. Madu
yang telah diproses kadar air memiliki daya simpan cukup
lama bisa mencapai 5 tahun. madu yang memilki kadar air
<15% usia simpanya dapat mencapai puluhan tahun.

Halaman | 57
Gambar 17. Mesin penyaring dang Evaporator Vakum

Gambar 18. Kemasan Botol Plastik dan botol kaca

Halaman | 58
B. Produk Ikutan Madu Hutan

Selain madu ada hasil lain yang bernilai ekonomis tinggi


yang dapat dimanfaatkan. Hasil ikutan yang bisa dimanfaatkan
tersebut ialah Malam/lilin lebah. Ada tiga jenis lilin yang dikenal
di alam, yakni yang berasal dari hewan, tumbuhan dan petrolium
atau mineral. Lilin asal hewan yakni malam (beeswax) adalah
salah satu lilin yang kimianya stabil dan terkenal sepanjang
sejarah perdagangan dunia (Sihombing, 1992).
Malam adalah hasil sekresikan oleh kelenjar lilin (wasx
grands) yang terdapat pada bagian bawah dari perut lebah pekerja.
Malam lebah biasanya tidak begitu mendapat perhatian dari
petani lebah hutan. Sehingga malam tersebut biasanya hanya
dibuang begitu saja. Padahal dengan sedikit ketekunan malam
tersebut akan bernilai ekonomis yang cukup tinggi. Malam lebah
dapat dijual untuk keperluan indutri pembuatan lilin.
Penggunaan malam tidak hanya terbatas pada bidang
industri lilin saja, tetapi telah meluas pada industri-industri
lainnya seperti industri kosmetika dan industri farmasi. Selain itu
malam lebah yang sudah diproses juga dibutuhkan sebagai bahan
untuk batik tradisional dan modern. Namun sedikit kendala
mengganjal ketika malam lebah ditawarkan kepada dunia
industri, pelaku industri kurang begitu menyukai malam lebah
dari jenis lebah liar (Apis dorsata, Apis koschevnikovi, dan Apis

Halaman | 59
nigrocincta). Alasanya ialah kualitas malam sangat rendah.
Industri lebih senang menggunakan malam impor atau dari hasil
lebah ternakan. Karena malam yang dihasilkan memiliki mutu
yang sangat baik dan pasokanya kontinyu. Padahal hal itu bisa
saja trjadi pada lilin lebah hutan, dengan pemahaman yang baik
tentunya dapat dihasilkan lilin lebah yang berkualitas baik.
Terdapat dua golongan kualitas malam yaitu: 1) Lilin
lebah kualitas pertama, diperoleh dari sarang lebah yang masih
baru dan belum pernah diisi madu atau tepung sari oleh
penghuninya. Malam yang diperoleh dari sarang demikian ini
warnanya putih dan bersih. 2) Lilin lebah kualitas kedua yaitu
malam yang diperoleh dari sarang lebah yang telah diisi madu
serta telah diambil madunya. (Sarwono, 2001).
Untuk memenuhi permintaan pasar terhadap lilin lebah
maka perlu dilakukan penanganan dengan cara yang tepat. Proses
pengolahan lilin lebah sebenarnya sangat sederhana sekali. Lilin
lebah diperoleh dengan merebus sarang lebah pada suhu 65 0C,
lilin lebah akan mengapung di permukaan air. Kemudian lilin
lebah tersebut dipindahkan pada wadah perebus lain dan direbus
lagi pada suhu 90 0C dan didinginkan sehingga diperoleh lilin
lebah yang lebih murni dan bersih (Selvita, 2011).
Proses pembuatan malam/lilin lebah tidak memerlukan
criteria khusus. Namun untuk mempermudahkan pengukuran
berat dan kepraktisan saat pendistribusian produk, maka lilin
Halaman | 60
lebah harus dicetak dalam bentuk tertentu. Pada umumnya produk
jadi lilin lebah berbentuk persegi empat, dengan berat 500g.
bentuk segi empat mempermudah pengemasan dan
memaksimalkan voluminous ruang packing. Saat ini lilin lebah
hutan kualitas A (pertama) dihargai Rp 15.000-20.000/kg,
sedangkan kualitas B (kedua) dihargai Rp 8.000-10.000/kg.

Gambar 19. a) Malam kualitas terbaik dari sarang yang masih kosong, b) hasil
olahan malam dalam bentuk balok, c) olahan produk berupa lilin terapi malam
lebah.

Halaman | 61
C. Manajemen Mutu Madu Hutan
Madu hutan memiliki persepsi yang cukup riskan. Kata
“hutan” yang disandangnya mengesankan produk yang tidak
modern, sering dipalsukan dan terkesan sangat langka. Tidak
seperti halnya dengan madu hasil budidaya, namanya sudah
mendunia. Ini merupakan paradigma yang harus klrasifikasi.
Madu hutan merupakan produk yang istimewa.
Ditengah-tengah demam “back to nature” yang
mengisyaratkan masyarakat dunia untuk hidup kembali sealami
mungkin, merupakan kesempatan emas untuk mendongkrak
paradigma negative madu hutan menjadi madu yang paling dicari
oleh masyarakat. Dengan demikiann perlu ada pembenahan
kualitas madu hutan.
Pada umumnya masyarakat pengelolah madu hutan
melakukan kegiatan usaha dari pemanena sampai pasca panen
secara tradisional tanpa memperhatikan bagaimana kualitas madu
yang baik tersebut. Seiring pekembangan ilmu pengetahuan
masyarakat tersebut sudah mulai mau menerima dan menerapkan
system manajemen mutu produk madu hutan. Meskipun tidak
mudah untuk merubah ada kebiasaan masyarakat, dari pola tradisi
kepada pola moderen yang tetap mempertimbangkan nilai-nilai
kearifan lokal sebagai ciri khas masing-masing daerah.
Dalam pengelolaan usaha produksi madu hutan ada
beberapa faktor yang menetukan kualitas produk. Hal itu
Halaman | 62
meliputi rantai kegiatan yang panjang dari hulu hingga hilir.
Untuk itulah penting adanya penerapan manajemen mutu madu
produk madu hutan. berikut ini adalah poin penting dalam
aplikasi Manajemen mutu produksi madu hutan, yaitu; 1)
Prosedur Kerja Panen Lestari meliputi hal-hal; (Inventarisir
Pohon Sialang, Kalender Pemanenan Madu, Pemanenan madu
hutan, Proses pasca panen, dan Prosedur keselamatan kerja). 2)
Pengawasan Mutu.

C.1. Prosedur Kerja Panen Lestari


Standar operasional prosedur pemanenan madu hutan
dalam buku ini untuk menciptakan atmosfir baru diantara
kearifan lokal dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Tujuanya tetaplah sama yaitu dalam rangka mengupayakan
sistem panen madu hutan secara lestari. Panen lestari yang
dimaksud ialah untuk menjaga kelestarian keseimbangan
lingkungan hidup secara global. Adapun prosedur standar
yang harus diaplikasikan dalam hal ini ialah sebagai berikut;

a. Inventarisir Pohon Sialang


Pendataan pohon Sialang berdasarkan kepemilikan
Sialang, lokasi tumbuh, jenis pohon Sialang, Dimensi dan
Sialang merupakan hal yang sangat penting dilakukan.
Hal ini untuk mengetahui secara pasti mengenai pohon

Halaman | 63
Sialang secara detail. Data inventarisir ini dapat
digunakan sebagai navigasi pemanjat Sialang untuk
mempersiapkan segala hal yang sesuai dengan informasi
data yang tercatat.

b. Kalender Pemanenan
Pencatatan jadwal pemanena berdasarkan kalender
bertujuan untuk mendapatkan perkiraan yang tepat kapan
jadwal pemanenan madu pada tiap-tiap pohon sialang
yang ada. Hal ini sangat mendukung kualitas madu yang
dipanen karena mudah ditentukan apakah sarang madu
hutan sudah matang atau belum. Perhitungan waktu yang
tidak tepat pada saat pemanenan mengakibatkan kualitas
madu yang diperoleh tidak konsisten.

c. Pemanenan madu hutan


Berikut ini adalah prosedur dalam proses pemanenan
madu yang sangat penting diantaranya;
 Menentukan jadwal pemanena sarang lebah
berdasarkan catatan kalender yang telah dibuat.
 Melakukan survey terhadap pohon Sialang yang akan
dipanjat berdasarkan perhitungan kalender.
 Mempersiapkan perlengkapan pemanenan dengan
baik.

Halaman | 64
 Tidak boleh melakukan pemanenan disaat hujan atau
dalam keadaan gerimis.
 Pemanenan dapat dilakukan pada malam hari atau
siang hari.
 Peralatan penampung madu harus bebas dari air, steril
dan bersih.
 Membaca do’a agar diberikan keselamatan.
 Hanya memanen sarang lebah yang sudah tua ditandai
dengan kepala sarang sudah tertutup lilin.
 Hanya memanen kepala sarang berisi madu ¾ bagia
saja, dan menyisakan ¼ bagian untuk cadangan
makanan calon anak lebah.
 Tidak merusak sarang lebah dan pohon Sialang.
 Tidak menyalakan api pada saat dilakukan pemanenan
di bawah pohon Saialang karena dapat membunuh
lebah secara masal.
 Menggunakan sarung tangan karet dan masker pada
saat dilakukan kegiatan proses pemerasan madu.
 Kepala sarang berisi madu dibersihkan dari lebah,
larva lebah yang tak sengaja terpotong, bagian pollen
dan benda asing lain, baru dilakukan pemerasan.
 Menyaring madu agar bersih.
 Madu dimasukan ke dalam jerigen bersih dengan
menggunakan corong plastik.
Halaman | 65
 Jerigen penampung madu ditutup rapat.
 Proses dilakukan dengan cepat dan cermat.
 Mengumpulkan malam/lilin lebah untuk dibawa
pulang.
 Mengendapkan Madu stelah dilakukan penyaringan
ulang.
 Membuang endapan busa yang timbul setelah proses
pengendapan.
 Madu selalu disimpan dalam tepat yang tertutup

d. Proses Pasca Panen


 Melakukan pengecekan kadar air madu dengan alat
manual atau digital (Refraktometer brix atau Honey
moustirizer)
 Melakukan tahap penyaringan halus dengan alat kain
saring berbahan polyethylen mesh akhir 0,2mm
 Menggunakan perlengkapan Sarung tangan karet,
masker dan penutup kepala.
 Proses pengurangan kadar air dengan alat Evaporator
Vakum. Panas suhu tidak boleh melampaui suhu 500C.
 Pengukuran ulang kadar air madu hingga mendekati
kisaran toleransi 17-22%.
 Meniriskan hasil madu yang telah diproses kadar air
dalam wadah yang tertutup.
Halaman | 66
 Mempersiapkan kemasan steril dan bersih.
 Madu dikemas dan ditimbang.
 Melakukan penyimpanan ditampat yang aman.
 Peralatan yang telah digunakan dicuci bersih dan
dikeringkan.

C.2. Pengawasan mutu


Langkah pengawasan mutu produk madu hutan harus
dilakukan secara ketat. Tujuan dari pengawan mutu madu ini
ialah untuk menjaga kualitas produk madu agar tetap
konsisten sesuai dengan karakteristik produk madu yang
dihasilkan. Dalam pengawasan mutu ini harus dilakukan
beberapa prosedur yaitu;
a. Pengujian rasa dan aroma.
b. Pengujian kadar air madu sebelum diproses dan setelah
diproses. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi indikasi
pemalsuan madu dan untuk mengetahuai persentasi kadar
air madu setiap periode pemanenan.
c. Membuat kelas madu berdasarkan kualitasnya masing-
masing.
d. Melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan
Standarisasi madu berkualitas sesuai SNI.

Halaman | 67
Tabel 2. Standar mutu madu secara umum berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI 01-3545-2004).

Standar Mutu Madu Berdasarkan SNI 01-3545-2004


Aktivitas Enzim Diastase minimal 3DN.
Hidroxi Methyl Furfural (HMF)
50mg/kg
maksimal
Kadar air maksimal 22%b/b
Gula Pereduksi minimal 65%b/b
Sukrosa maksimal 5%b/b
Keasaman maksimal 50ml N NaOH/kg
Padatan Tak Larut maksimal 0,50%b/b
Abu maksimal 0,50%b/b
Cemaran Logam Timbal (Pb) maksimal 1,0mg/kg
Cemaran Logam Tembaga (Cu) maksimal 5,0mg/kg
Cemaran Logam Arsen (As) maksimal 0,50mg/kg
Sumber: Standar Nasional Indonesia

Madu yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan


Standar Nasional Indonesia (SNI 2004). Adapun untuk
menembus pasar dunia madu harus memenuhi sertifikasi standar
madu berdasarkan Codex Alimentarius Standar. Standarisasi
Codex Alimentarius Standar berlaku diseluruh dunia. Standar
Nasional Indonesia (SNI 2004) tidak jauh berbeda dengan Codex
Alimentarius Standar.

Halaman | 68
Bab V
Kajian Madu Hutan Secara Islam dan Ilmiah

A. Madu Berdasarkan Kitab Suci Al-Qur’an

Madu memiliki keterkaitan erat dalam sejarah peradaban


manusia. Di dalam Islam madu memiliki makna yang sangat
dalam. di dalam Al-Qur’an, Allah SWT secara langsung
mengisyaratkan perintah kepada makhluk pilihanNya yaitu lebah
untuk memproduksi. Madu pun selalu menghiasi keterangan
tentang “Surga”. Berikut ini kutipan Firman Allah SWT yang
menyebutkan perihal madu dan lebah dalam Al-Quran;

Allah berfirman dalam surah An Nahl, Ayat 68;

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah


sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia”. (QS. An Nahl [16:68])

Allah berfirman dalam surah An Nahl, Ayat 68;

“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-


buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
Halaman | 69
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-
orang yang memikirkan” (QS. An Nahl [16:69])

Ayat tersebut membuktikan bahwa salah satu misi lebah


adalah memproduksi madu yang dapat dipergunakan sebagai obat
yang menyembuhkan berbagai macam penyakit bagi manusia.
Sebagai tanda keimanan dalam Islam hal itu wajib untuk diyakini.

B. Madu Berdasarkan Hadist

Segala tingkah laku baik perkataan maupun perbuat


Rasulallah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah suri tauladan bagi
umat musli. Dalam hidupnya Rasulallah Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah mengisyaratkan perihal madu kepada para
sahabatnya, yaitu sperti kumpulan dan keterangan lain dari Ulama
besar sebagai berikut;

 Rasulallah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda, "Ambillah / pergunakanlah olehmu sekalian
akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-Qur'an."
(Hadis riwayat Ibnu Majah)

 “Dari Aisyah Radiyallahu Anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi


wa sallam, amat gemar pada makanan yang manis-manis
dan madu (Hadist Riwayat, Bukhari)
Halaman | 70
 Diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah Radiyallahu
Anhu. katanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. amat
gemar makanan manis-manis dan madu. Rasulullah telah
bersabda ” Barang siapa yang menelan (minum sedikit)
madu tiga kali (di waktu pagi) setiap bulan, ia tidak akan
terkena penyakit berat”

 “Dari Abu Sa’id Radiyallahu Anhu; “Ada seseorang


menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia
berkata: „Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.‟
Nabi berkata: „Minumkan ia madu.‟ Kemudian orang itu
datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: „Minumkan ia
madu.‟ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi
tetap berkata: „Minumkan ia madu.‟ Setelah itu, orang itu
datang lagi dan menyatakan: „Aku telah melakukannya
(namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).‟
Nabi bersabda: „Allah Maha benar dan perut saudaramu
itu dusta. Minumkan lagi madu.‟ Orang itu
meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”
(HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731)

 Dari Ibnu Umar Radiyallahu Anhu., sesungguhnya Nabi


Muhammad s.a.w. telah bersabda: “Nikmat yang pertama-
tama kali akan diangkat dari bumi ialh madu”( Dari Kita
As-Bahan terjemahan oleh Ahmad Al-Hasan)
Halaman | 71
 Dari Ibnu Abbas Radiyallahu Anhu, Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Kesembuhan dari penyakit
itu adalah dengan melakukan tiga perkara i)Berbekam,
2)Minum Madu, 3) Bakar dengan besi panas. Tetapi aku
melarang umatku membakar dengan besi panas itu”.
(Hadis riwayat Bukhari).

 Abu Hurairah Radiyallahu Anhu, dari pada Nabi


Muahammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
berkata, “Semua serangga dalam api neraka Allah SWT.
sebagai azab bagi penghuni neraka kecuali lebah”
(Dinukilkan oleh At-Tarmizi dan Al-Hamim dari Kitab
Nawadir Usul).

 Al-Baihaqi dari Mujahid dari Umar Radiyallahu Anhu,


yang didengarnya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata, “Perumpamaan orang mukmin adalah seperti
lebah, jika kamu mendampinginya ia akan memberi
manfaat kepada kamu dan jika kamu bermesyuarat
dengannya ia akan memberi manfaat kepada kamu dan
setiap hal ihwalnya akan memberi manfaat kapada
kamu”. Begitulah juga setiap hal ihwal lebah itu
mempunyai manfaat yang banyak.

Halaman | 72
 Telah berkata Imam Ibnu Qaiyim. “Dan petunjuk
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang
minuman ialah baginda suka meminum madu yang
dicampurkan dengan air sejuk”.

 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meminum madu


itu sebelum makan pagi yang dibantu dengan air. (air yang
hendak digunakan untuk dicampurkan dengan madu itu
hendaklah disimpan semalaman di dalam suatu bekas
sebagaimana yang disukai oleh Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam).

 Diriwayatkan dari pada Ali Karramallahu Wajhahu,


bahawa beliau berkata ” Kehinaan untuk dunia, semulia-
mulia pakaian manusia di dalam kehidupan dunia adalah
dari air liur sejenis rongga (kain sutera dari ulat sutera)
dam semulia-mulia minuman adalah apa yang keluar dari
mulut lebah.”

 Ibnu Juraih berkata, “Hendaklah kamu minum madu


kerana sangat baik untuk menguatkan daya hafaz
(ingatan)”.

 Ibnu Al-Asir berkata, “Adapun diumpamakan orang


mukmin itu dengan lebah lantaran kebijaksanaannya
kurang memberi mudharat, usahanya di siang hari

Halaman | 73
kegigihannya dan sentiasa menjauhkan diri dari hal yang
kotor. Makanannya dari benda yang bai-baik dan
sesungguhnya ia tidak makan dari benda hasil dari usaha
orang lain. Ketaatanya kepada ketuanya tidak berbelah
bagi”.

 Abdullah bin Umar telah menggunakan madu untuk


mengobati luka (dengan cara disapukan di atas tempat
luka) dan ternyata luka tersebut dapat sembuh dalam
waktu yang singkat.

 Dalam kitab Ath-thibb minal Kitab was Sunnah,


Muwafiquddin Al Baghdadi mengatakan, “Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa minum madu setiap
hari, yaitu madu yang dicampur air. Beliau meminumnya
di pagi hari ketika perut masih kosong”

(Shubhi Sulaiman, 2007).

Dari penjelasan tentang madu berdasrkan Al-Qur’an dan


Hadist yang telah dikemukankan, kita dapat simpulkan bahwa
madu merupakan makanan sunah yang mengandung banyak
manfaat untuk kesehatan dan pengobatan berbagai jenis penyakit
sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Quran, wallahu’alam
bissawab.

Halaman | 74
B. Madu Berdasarkan Ilmiah
Pada abad ke-10 Masehi yaitu sekitar tahun (890-1037)
madu sudah digunakan dalam pengobatan berbagai macam
penyakit. Kajian madu secara ilmiah telah dikaji oleh saintis
Muslim terkemuka di era keemasan Islam yaitu Ibnu Sina.
Ibnusian ialah Bapak Kedokteran dunia dan pemikir Muslim
agung. Ia mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan di
dalam dunia kedokteran.
Menurutnya madu mampu menyembuhkan berbagai
penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan
darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu
badan serta menyediakan dan mengatur rembesan, sehingga dapat
menghilangkan penyakit demam. Madu lebah juga dapat
menguatkan semangat, menambah kerajinan dan, menjaga awet
muda dan melancarkan percakapan.
Pada tanggal 20-26 September 1993 diselenggarakan
Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) di
Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para dokter
Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin
lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti
wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit
lainnya.

Halaman | 75
Bab. VI
Manfaat Madu

A. Aplikasi Pemanfaatan Madu

Sejak ribuan tahun yang lalu madu sudah dikenal dan


dimanfaatkan manusia sebagai untuk berbagai macam keperluan.
Kandungan kompleks yang terdapat didalam madu merupakan
komposisi organik unik yang hanya mampu dibuat oleh spesies
lebah madu. Dalam aplikasi kehidupan manusia madu telah
dimanfaatkan untuk berbagi macam keperluan diantaranya;

1. Kesehatan
Madu sudah sejak lama digunakan manusia sebagai
bahan herbal berkhasiat untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan
madu seperti; Madu hutan sangat efektif untuk mengatasi
penyakit kuit (kudis, kurap/eksim, herpes dan masalah
jerawat). Penyakit degenerativ (Hipertensi, Jantung, diabetes,
dan lain-lain) terbukti mampu diredam dengan mengkonsumsi
madu hutan secara teratur. Madu hutan asli sangat aman
dikonsumsi penderita diabetes sebagai pengganti pemanis
buatan, akan tetapi tetap harus dibawah pengawasan ahli
kesehatan.
Halaman | 76
2. Bahan Campuran Makanan dan Minuman
Madu tidak hanya sebatas herbal instan yang dapat
langsung dikonsumsi. Sejak lama manusia sudah
memanfaatkan madu sebagai pemanis makan dan minuman.di
Eropa dan Inggris masyarakat penggemar madu menyediakan
madu untuk memoles roti gandum sebagai menu sarapan pagi.
Perkembangan industri makanan dan minuman telah
beralih memanfaatkan madu sebagai pemanis pengganti gula.
Hal itu sebagai upaya untuk menekan biaya produksi dari
fluktuasi harga gula tebu yang selalu membengkak setiap
tahunya. Madu yang digunakan dalam kegiatan usaha industri
makan dan minuman dapat berupa madu murni (pure honey)
dengan kualitas terbaik atau dalam bentuk madu bubuk
(honey powder). Industri susu adalah produsen yang
menggunakan bahan baku madu dalam jumlah yang sangat
besar.
Perindustrian makanan dan minuman di Indonesia
lebih menyukai madu yang didatangkan dari negara-negara
penghasil madu. Madu sudah diproduksi secara modern
dalam skala besar dibeberapa negara. Tentunya yang mereka
usahakan adalah madu ternak bukan madu hutan. Madu impor
lebih disenangi dengan alasan pasokanya selalu stabil dengan
harga yang cukup murah.

Halaman | 77
Di tahun 2012-2013 harga madu ternak impor di level
U$D 20-25/kg (kurs minimal Rp 9500/ U$D1). Dengan uang
Rp 20.000,- pelaku industri sudah dapat memperoleh 1 kg
madu yang kualitasnya sangat baik. Hal itu merupakan
pukulan telak bagi persaingan madu lokal Indonesia, terlebih
lagi untuk madu hutan. Bila dibandingkan dengan madu
ternak nasional ditingkat peternak madu dibandrol dengan
harga Rp 60.000.-80.000/kg. Sedangkan madu hutan saat ini
harganya tidak jauh berbeda dengan madu ternak nasional.
Industri makanan dan minuman tidak begitu memberi
peluang kepada madu hutan. Karena madu hutan dikenal
sebagai madu yang mudah rusak (terfermentasi). Hal itu
tentunya menjadi kendala yang tidak bisa ditoleransi ketika
bahan baku madu distok dalam jumlah besar.
Permasalahan itu sebenarnya disebabkan oleh karena
madu hutan cenderung memiliki kandungan kadar air yang
sangat tinggi yaitu >24%. Sedangkan standar madu
berdasarkan SNI mensyaratkan maksimal 22%. Terlebih lagi
jika mengacu pada Standar Internasional yang mensaratkan
kadar air madu maksimal sebesar 17%. Lantas apakah dengan
demikian madu hutan dan madu ternak nasional tidak laku
dipasaran?

Halaman | 78
Kondisi industri memang tidak memberikan peluang
banyak bagi perdagangan madu nasional kita apalagi madu
hutan, namun madu hutan tetap memiliki pangsa pasar yang
jauh lebih baik dari sisi harga, yaitu konsumen retail. Di
tingkat masyarakat sampai saat ini masih memiliki
kepercayaan terhadap madu hutan asli. Hal itu tentunya
adalah peluang yang sangat menggembirakan bagi petani
madu hutan.

3. Perawatan Kecantikan
Berbicara tentang perawatan kecantikan, tidak dapat
dupungkiri lagi bahwa sosok wanita meupakan market
potensial bagi empunya usaha industry perawatan kecantikan.
Lotion penghalus kulit, make up, lulur, shampo, sabun, dan
lain-lain merupakan produk yang sangat akrab dengan wanita,
meskipun ada beberapa jenis produk diperuntukkan bagi
semua gendre.
Madu seringkali menjadi bahan baku penting dan
merupakan salah satu keunggulan produk jika menyertakanya.
Hal ini merupakan catatan penting bahwa masyarakat sudah
teredukasi dari waktu ke waktu tentang manfaat dan khasiat
madu. Madu sangat baik untuk perawatan kulit, dengan alasan
itu kaum hawa tahu benar kemana mencari pelayanan jasa
untuk melakukan “luluran madu”. Di kota-kota besar bisnis

Halaman | 79
bernuansa Spa dan Terapi tidak sulit ditemui. Hampir semua
menyediakan jasa lulur. Bahan baku lulur yang manjadi
pilihan pada umumnya adalah madu. Maanfaat lulur madu
dapat mengangkat sel-sel kulit mati dan menghaluskan kulit.

4. Budaya dan keagaman


Dibeberapa negara tertentu madu merupakan komoditi
yang sangat penting. Masyarakat Arab sangat gemar
mengkonsumsi madu. Hampir setiap individu mengkonsumsi
madu secara rutin setiap harinya. Keluarga kerjaan Inggris
pernah mensosialisasikan kepada masyarakatnya untuk
mengkonsumsi madu secara rutin. Sebenarnya hal ini sudah
dimulai sejak ribuan tahun yang lalu di zaman mesir kuno.
Disaat itu madu tidak hanya dikonsumsi. Madu menjadi syarat
utama dalam upacara keagamaan. Dari penjelasan tersebut
budaya mengkonsumsi madu bukan fenomena tanpa adanya
alasan yang realistis. Bagi bangsa Arab dan umat muslim
khususnya, madu adalah minuman kegemaran nabi yang
memiliki manfaat untuk penyebuhan penyakit dan untuk
kesehatan tubuh.
Menurut kepercayan umat Hindu, madu adalah salah
satu dari lima ramuan keabadian (Panchamrita). Dalam acara
ritual Madhu Abhisheka, madu dituangkan di atas para dewa
di kuil-kuil. Weda dan sastra kuno lainnya menyebutkan

Halaman | 80
penggunaan madu sebagai makanan obat dan kesehatan yang
besar.
Madu memainkan peran penting dalam festival Madhu
Purnima, yang dirayakan di India dan Bangladesh yang
menganut Buddhisme. Sedangkan bagi umat kristiani, madu
diceritakan dalam Al-kitab perjanjian baru, Matius 3:4,
Yohanes Pembaptis dikatakan telah hidup untuk jangka waktu
yang panjang di padang gurun pada diet yang terdiri dari
belalang dan madu liar.

B. Madu Herbal
Istilah madu herbal di abad moderen ini sudah semakin
dikenal. Madu herbal ialah madu murni yang diperkaya oleh
tanaman herbal melalui proses ekstraksi bahan berbal, dan
selanjutnya dikombinasi dengan madu melalui proses evaporasi
secara vakum. Misi utama dari kombinasi antar madu dan herbal
ini adalah untuk menambah khasiat madu dengan maksud lebih
focus terhadap perawatan kesehatan atau pengobatan penyakit
tertentu.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan
juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan
abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592
– 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam
bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun
Halaman | 81
hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh
N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya
Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya
Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk
obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai
khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga)
Saat ini sudah banyak ahli kesehatan Indonesia yang telah
merujuk pasienya dengan metode pengobatan menggunakan
herbal. Salah satu kelompok yang diprakarsai oleh dokter dan
prktisi herbal yang telah mencerahkan kembali iklim penggunaan
herbal di Indonesia ialah PT.Karya Sari. Selain itu ada beberapa
perusahaan berlabel “Jamu” yang telah menduniakan produk
herbal Indonesia seperti; PT Sidomuncul, PT, Marthatilaar, dan
lain-lain. Eksistensi mereka merupakan proyeksi bahwa herbal
masih memiliki tempat dihati masyarakat Indonesia pada
khususnya.
Sedikit mengulas mengenai madu herbal, seperti sudah
kita ketahui bahwa madu hutan memiliki kandungan nutriasi unik
dan dapat mengobati berbagai jenis penyakit dan sangat baik
untuk kesehatan. Sedangkan disisi lain ada tanaman herbal yang
Halaman | 82
sudah jelas mengandung bahan aktif untuk pengobatan penyakit
sesuai dengan jenisnya. Perpaduan antara madu dan herbal
merupakan kombinasi super dahsyat, baik itu untuk kesehatan
tubuh atau untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Dengan
pemahaman yang baik tentang bagaimana cara pengolahan madu
yang dikombinasikan dengan herbal maka, akan diperoleh produk
yang berdaya gempur tinggi untuk pengobatan. Kombinasi madu
dan tanaman herbal tidak memiliki efek samping yang negatif dan
aman untuk kesehatan.
Dalam buku ini kami sedikit mengetengahkan informasi
tentang manfaat madu herbal untuk berbagai keperluan. Berikut
ini adalah beberapa referensi madu yang dikombinasikan dengan
tanaman herbal serta manfaatnya untuk kesehatan.

1. Madu Herbal untuk mengobati Hypertensi


Madu herbal ini dikombinasi dengan beberapa herbal
pilihan yang bertujuan untuk mengatasi hypertensi tanpa
komplikasi. Tanaman herbal yang terkandung didalamnya
yaitu; Umbi Dewa (Gynura segetum L), Sambung nyawa
(Gynura procumbens L), Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness.) dan Pegagan (Cantella asatica).

2. Madu Herbal untuk mengobati Hypertensi dengan


komplikasinya (Stroke, Ginjal, Kolesterol, Asam Urat)

Halaman | 83
Madu hutan dikombinasi dengan tanaman herbal yang
cukup komplek, diantaranya; Daun Dewa (Gynura segetum
L), Sambungnyawa (Gynura procumbens L), Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) dan Pegagan (Cantella
asatica). Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) Temu
Putih (Curcuma zedoaria), Tapak Liman (Elephantopus
scaber L) , Tempuyung (Sonchus arvensis L) dan Meniran
(Phylanthus urinaria, L).

3. Madu Herbal untuk Maag


Madu yang dikombinasikan dengan beberapa tanam
khusus terbukti efektif untuk mengobati maag akut. Tanaman
herbal yang dimaksud ialah; Temu lawak (Curcuma
xanthorrhiza, Roxb), Temu putih (Curcuma zedoaria),
Jombang (Taraxacum officinale), dan Sambung nyawa
(Gynura procumbens L).

4. Madu Heerbal untuk Tumor dan Kanker


Bahan tanaman herbal yang digunakan cukup beragam,
namun cukup eferktif dengn kombinasi beberapa herbal
berikut ini; Keladi tikus (Thyponiumflagell), Rumput mutira
(Hedyotis corymbosa), Daun sirsak (Annona muricata, L),
Umbi dewa (Gynura segetum L), Buah maksar (Brucea
javanica), Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dan
akar alang-alang (Imperata cylindrical).
Halaman | 84
5. Madu Herbal untuk penderita Diabetes
Kombinasi bahan herbalnya ialah; Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.), Daun sendok (Plantago
mayor), Pegagan (Cantella asiatica), Jombang (Taraxacum
officinale), dan Sambung nyawa (Gynura procumbens L).

C. Penggunaan Madu untuk Kesehatan


Berikut ini tim penulis persembahkan 25 tips menarik
bagaimana menggunakan madu dalam aplilaksinya untuk
kesehatan dan pengobatan.

1. Kerontokan rambut : 2 senok makam minyak zaitun


dipanaskan terlebih dahulu, tambah 1 sendok makan madu
murni dan 1 sendok teh bubuk kayu manis. Pemakaian:
Gunakan untuk creambath sambil memijat kulit kepala,
diamkan 15 menit lalu bilas.
2. Jerawat membandel : 3 sendok makan madu murni
tambahkan 1 sendok the bubuk kayu manis, aduk rata buat
masker wajah menjelang tidur sekitar 20 menit. Bila hal
ini dilakukan selama 10-14 hari problem jerawat akan
teratasi.
3. Melembutkan dan menghaluskan kulit : Gunakan madu
murni sesuai kebutuhan untuk luluran. Penambahan aroma
terphy membantu relaksasi syaraf.

Halaman | 85
4. Napas tidak sedap : 1 sendok makan madu murni
ditambah 1/8 sendok teh bubuk kayu manis diseduh dalam
air hangat, gunakan untuk berkumur lalu ditelan secara
perlahan. Resep ini dapat membuat napas segar seharian
penuh.
5. Batuk : ½ buah bagian jeruk nipis diperas, tambahkan 3
sendok makan madu murni. Resep ini dapat meredakan
batuk dalam waktu singkat.
6. Pilek : 3 sendok makan madu murni ditambah ¼ sendok
teh bubuk kayu manis, dicampur dengan air hangat.
Ramuan diminum menjelang tidur selama 3 hari. Ramuan
ini dapat mengobati batuk dan pilek kronis, juga
membersihkan sinus.
7. Influenza : Madu sudah dibuktikan oleh ilmuwan Spanyol
dapat membunuh kuman influenza dan menyembuhkan
pasien dari flu. Dengan mengkonsumsi madu secara rutin
akan memperkuat imunitas tubuh.
8. Luka bakar : lapisi bagian tubuh yang terkena trauma
dengan madu murni secara merata.
9. Gatal-gatal karena infeksi kulit : buat formulasi 2:1 madu
murni dan bubuk kayu manis sesuai kebutuhan. Olesi kulit
yang terinfeksi secara merata.

Halaman | 86
10. Sakit gigi karena infeksi : 3 sendok makan madu murni
ditambah ½ sendok teh bubuk kayu manis dicampur ½
gelas air. Gunkan untuk berkumur selam 5 menit.
11. Infeksi kandung kemih : 2 sendok makan madu murni
ditambah 1 sendok teh bubuk kayu manis membantu
mengobati infeksi kandung kemih.
12. Maag akut : gunakan 2 sendok makan madu murni
ditambah ¼ sendok the bubuk kayu manis, dicampur air
rebusan temulawak sebesar ibu jari, diminum 1 jam
sebelum makan. untuk masalah gastritis campuran madu
dan bubuk kayu manis dapat mengurangi gas di dalam
perut, sudah dibuktikan oleh penelitian di India dan
Jepang.
13. Kolesterol : 3 sendok makan madu murni ditambah 2
sendok teh bubuk kayu manis, dicampur air rebusan teh ¼
ons atau 250 gr. Ramuan ini dapat menurunkan kolesterol
darah dalam waktu singkat. Mengkonsumsi madu murni
secara rutin meminimalisir tumpukan kolestorol dalam
darah.
14. Sakit kepala karena sinus: dapat disembuhkan dengan
meminum campuran madu dan jus jeruk.
15. Kelelahan: 2 sendok makan madu murni dicampur air
sejuk jika diminum diwaktu siang hari sangat membantu
miningkatkan vitalitas tubuh.
Halaman | 87
16. Kanker : Konsumsi 3 sendok makan madu murni
dicampur air rebusan daun sirsak sebanyak 5 lembar.
Ramuan diminum setiap hari secara rutin selama 3-4
bulan berturut turut.
17. Kelebihan berat badan: 2 lembar daun jati belanda dan
kayu manis sebesar telunjuk direbus bersama. Airnya
ditambah 3 sendok madu murni. Mengkonsumsi ramuan
ini 1 jam sebelum sarapan pagi dapat mebersihkan lemak
tubuh.
18. Mencegah penuaan dan kepikunan: 3 sendok madu murni
ditambah air rebusan daun Pegagan.
19. Pengapuran dan radang sendi: 3 sendok madu murni
dicampur dengan ¼ gela Jus Mengkudu.
20. Penyakit jantung: dengan mengkonsumsi rutin madu
murni sedini mungkin dapat mencega terjadinya penyakit
jantung. Kombinasi madu murni dan bubuk kayu manis
sangat ampuh mengatasi problem kolesterol dalam
pembuluh arteri dan mengurangi resiko serangan jantung,
juga memperlancar pernapasan dan memperkuat detak
jantung.
21. Sulit tidur: 3 sendok makan madu murni ditambah air
perasan jeruk nipis sebanyak 1 buah, dicampur dengan air
rebusan 1/8 bagian biji pala.

Halaman | 88
22. Kemandulan: 3 sendok makan madu murni dikonsumsi
secara teratur menjelang tidur. Madu murni membantu
menormalisasi ovarium dan menyuburkan kandungan.
Demikian halnya dengan kaum Adam.
23. Lemah fisik dan anemia: 3 sendok makan madu murni
ditambahkan kedalam ramuan sup ayam yang masih muda
atau sup sarang burung walet.
24. Vitalitas suami istri: 5 sendok makan madu murni, ½ gelas
Jus Mengkudu, dan 3 buah pinang yang masih muda.
Pinang dibuat jus diperas ambil airnya.
25. Demam DBD: 3 sendok makan madu murni dicampur air
kelapa hijau atau kelapa gading diminum perlahan sampai
habis. Ramuan ini membantu meredakan demam akibat
DBD.

Semakin menarik jika kita menelusuri tentang madu,


seakan tidak ada habisnya. Pada kesempatan ini tim penulis
menggiatkan kepada pembaca untuk memulai hidup sehat dengan
mengkonsumsi madu. Kesempatan yang akan datang tim penulis
akan merangkum iktisar mengenai madu secara terperinci, yang
mengetengahkan teknologi modern pemurnian madu, pemalsuan
madu, dan kajian ilmiah madu untuk pengobatan. Semoga buku
ini memberikan manfaat yang positif bagi segenap pembaca.

Halaman | 89
Daftar Pustaka

Al-Qur’an., Surah An Nahl. Ayat 68,89.


Anonim., Departemen Kehutanan (DEPHUT). 2007. Peraturan
Menteri Kehutanan No. 35 Tahun 2007 tentang Hasil
Hutan Bukan Kayu.
Sarwono, B., 2001. Lebah Madu. Argomedia Pustaka, Jakarta
Selvita, M., 2011. Pelapisan lilin lebah untuk mempertahankan
mutu buah. http://chlvydreamer.blogspot.com/2011/06/bab-
i-pendahuluan.html.

Shubhi Sulaiman., 2007. Terapi Dengan Madu. Jakarta. Thibbia.


Sihombing,D.T.H., 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta :
Gadjah Mada Universitas Press.
Sihombing, D.T.H., 1992. Ilmu Ternak Lebah Madu. UGM-Press,
Yogyakarta.
Suranto, A. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta:
Agro Media Pustaka
Suranto, A. 2007. Terapi Madu. Jakarta. Penerbit Penebar Plus.
Anonim, 2012. Tanaman Obat Keluarga,
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga
Anonim, www.flicker.com

Halaman | 90

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai