Panen Lestari Manfaat Madu Hutan
Panen Lestari Manfaat Madu Hutan
net/publication/342144696
CITATIONS READS
0 2,480
3 authors, including:
Nazaruddin Nazaruddin
Universitas Riau
65 PUBLICATIONS 35 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nazaruddin Nazaruddin on 13 June 2020.
A. Sejarah Madu
Halaman | 2
Pada awalnya madu diperoleh dengan cara perburuan
sarang-sarng lebah. Lama kelamaan manusia mulai mengenal
beberapa jenis lebah yang bisa dijinakan untuk dilakukan
budidaya guna diambil madunya. Saat ini telah dikenal beberapa
jenis lebah yang sudah dibudidayakan secara moderen
(menggunakan stuep). Namun untuk lebah madu hutan Janis Apis
dorsata sampai detik ini manusia belum mampu menjinakan sifat
liarnya, sehingga lebah jenis ini masih hidup secara liar di alam
bebas.
Halaman | 3
Mesozoic antara 64-66 juta tahun lalu atau sekitar 65 juta tahun
lalu. Apakah ada spesies lebah dizaman itu?
Ahli arkeologi menemukan bukti ilmiah dari fosil
serangga di jaman Mesozoic ternyata fosil tersebut adalah spesies
lebah dari sub family trigona seperti yang ada sekarang telah pula
ada di jaman itu. Lalu pertanyaanya apa yang luar biasa dari
perihal tersebut? Jika kita saat ini hanya bisa melihat temuan
fosil-fosil dinosaurus dan sejenisnya, itu adalah hal yang biasa.
Karena spesies tersebut telah musnah dizamanya. Namun dengan
temuan fosil lebah dari sub family trigona tadi dapat disimpulkan
bahwa lebah adalah salah satu hewan purba yang masih hidup
sampai saat ini. Ini merupakan hal yang luar biasa bukan?
Kalau kita cermati terdapat hal yang menarik ketika kita
mengetahui lebah adalah makhluk purba. Tidak sebatas kata
menarik yang dapat disematkan kepada hewan yang satu ini,
melainkan ada kalimat kekaguman dan penghargaan yaitu “hewan
yang sangat istimewa dan luar biasa”. Kami pikir kita semua
setuju dengan kalimat itu.
Halaman | 5
Gambar 1. a) Fosil lebah madu raksasa, ditemukan di Pulau Iki, Jepang.
Ditaksir usianya 19 juta tahun. b) Fosil lebah berusia lebih dari 100 juta tahun
dari Asia Tenggara, c) Simbol pictogram dalam tulisan hieroglipihic di dinding
pyramid, d) Simbol pictogram dalam tulisan hieroglipihic di obelisk di Mesir.
Halaman | 6
C. Kehidupan Lebah di Abad Moderen
D. Klasifikasi ilmiah
Halaman | 8
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Bangsa : Apini
Genus : Apis (Linnaeus, 1758)
Spesies : Apis andreniformis (lebah madu kerdil)
Apis cerana (lebah Asia)
Apis dorsata (lebah madu hutan raksasa)
Apis florae (lebah madu kurcaci)
Apis koschevnikovi (lebah merah Kalimantan)
Apis laboriosa (lebah pegunungan Himalaya)
Apis mellifera, (lebah madu barat)
Apis nigrocincta (lebah madu lokal Sulawesi)
Apis nuluensis (lebah gunung)
Halaman | 9
alam Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A.
dorsata, serta khusus di Kalimantan terdapat A. koschevnikovi.
Namun akhir-akhir ini telah ditemukan lagi species lebah
madu baru yaitu Apis nigrocincta di Sulawesi dan Apis nuluensis
di Kalimantan. Akan tetapi Jenis lebah Apis nuluensis masih
menjadi perdebatan keberadaannya di Indonesia. Sejauh ini sudah
dilaporkan keberadaanya di dataran tinggi Serawak, Malaysia.
Maka dengan ditemukannya dua species baru, jenis lebah madu
yang telah dilaporkan ada sembilan. Indonesia dikenal sebagai
negara yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di dunia. Hal
ini merupakan salah satu kekayaan sumberdaya alam yang sangat
berharga bagi negeri ini.
Lebah dibagi menjadi beberapa kelas untuk mudah
dikenali, akan tetapi dalam buku ini tidak diuraikan secara
terperinci klasifikasi lebah tersebut satu per satu. Dalam
kesempatan ini penulisan secara khusus membahas lebah dari
Famili Apidae (lebah madu). Klasifikasi lebah berdasarkan
jenisnya diantaranya adalah sebagai berikut ini:
Halaman | 11
meter. Meskipun pada kenyataanya ada juga terlihat koloni Apis
dorsata yang membuat sarang pada ketinggian yang terkatagori
rendah. Akan tetapi hal itu memiliki catatan khusus. Berdasarkan
pengamatan tim penulis, di beberapa daerah terdapat jenis Apis
dorsata yang mau bernaung di pepohonan yang rendah, hanya
berjarak 5-10 meter dari permukaan tanah. Ternyata wilayah
tersebut memiliki sumber pakan yang sangat melimpah.
Tingginya pepohonan memang sangat menguntungkan
bagi kelangsungan hidup mereka. Selain sulit dijangkau oleh
predator, ketinggian pohon juga sebagai mercusuar pemantau arah
angin. Dari arah angin tersebut mereka mampu mendeteksi
wilayah mana yang sedang musim bunga berlimpah.
Apis dorsata tidak begitu digemari oleh peternak lebah.
Karen sifatnya yang liar, agresif dan tidak dapat menyesuaikan
diri di kerendahan dan kotak- kotak (steuep) untuk budidaya
modern. Kendati demikian Apis dorsata madunya paling diincar
oleh pecinta madu. Karena madu dari jenis Apis dorsata adalah
lebah madu yang paling produktif dan memiliki keistimewaan
untuk kesehatan tubuh dan berkhasiat mengobati berbagai
penyakit.
Halaman | 12
Gambar 2. Jenis lebah; a) Apis andreniformis , b) Apis cerana, c) Apis dorsata,
d) Apis florae , e) Apis koschevnikovi .(Sumber: www.flicker.com).
Halaman | 13
Gambar 3. Jenis lebah; f) Apis laboriosa, g) Apis mellifera, h) Apis
nigrocincta, i) Apis nuluensis. (Sumber: www.flicker.com).
Halaman | 14
Bab II
Karakteristik Madu Hutan
Halaman | 15
Gambar 4. Eksploitasi huta dan kebakaran hutan penyebab kerusakan hutan di
Indonesia
Halaman | 16
B. Pohon Sialang dan Kearifan Lokal
Pohon Sialang merupkan jenis pohon khusus yang identik
dengan lebah madu. Dimana ada pohon sialang disana pasti
terdapat sarang lebah madu. Pohon sialang yang dimaksud ialah
dari jenis pohon Benuwang (Octomeles sumatrana), Cempedak
air (Artocarpus maingayi), Tualang (Koompassia parvifalia),
Kedundung hutan (Spondias spp), Balau (Parashorea spp),
Kruing (Dipterocarpus spp), pohon Ara (Ficus racemosa L),
Rengas (Gluta aptera), Terap (Ficus pumnila) dan Keranji
(Dialium indum).
Secara Adat pohon sialang terikat hukum yang sangat ketat.
Barang siapa menebang pohon Sialang maka akan diberikan
sangsi yang cukup berat. Di pedalam Provinsi Riau sangsi yang
diberikan kepada orang yang menebang pohon sialang ialah
dihukum dengan cara dibunuh atau diberikan sangsi membayar
denda. Denda yang dikenakan bagi orang yang menebang ataupun
merusak Sialang berupa uang atau dalam bentuk kerbau
berjumlah 1 ekor atau sesuai ketetapan pemangku adat setempat.
Tidak hanya itu bagi masyarakat yang didapati merusak
Sialang ia akan diberikan sangsi membuat pesta adat dengan
tujuan memberikan makan kepada masyarakat sekampung sampai
kenyang, dan menganti pohon sialang dengan kain kafan
sepanjang Sialang yang dirusak atau ditebang berukuran dari
pangkal pohon sampai ke ujung pohon sialang. Adanya penerapan
Halaman | 17
hukum adat tersebut setidaknya sebagai ancaman serius bagi
masyarakat agar tidak menebang dan merusak pohon Sialang.
Pohon sialang memiliki filosopi yang mendalam bagi
masyaraakat adat. Kepemilikan pohon sialang sudah diatur
sedemikian rupa. Pohon sialang adalah milik seluruh masyarakat
diwilayah hutan sekitar Sialang tumbuh dan dikuasakan kepada
pemanjat sialang atau pawang Sialang. Di Sumatera umunya
Pemanjat Sialang digelari nama sebagai “Juragan Mudo”.
Jika pohon sialang itu terdapat di wilayah tak bertuan, maka
secara mutlak ia dikuasai oleh Juragan Mudo. Sedangkan pohon
Sialang yang tumbuh dilahan yang bertuan, maka sang empunya
lahan memiliki hak bagian hasil madu yang diambil oleh
pemanjat. Pembagian hasil madu yang diambil tersebut posrsinya
dibagi 3, yaitu 1 bagian untuk pemilik lahan dan 2 bagian untuk
juragan mudo, ada juga bagian untuk masyarakat yang disisihkan.
Biasanya masyarakat secara langsung datang membantu
pemanenan madu dan diberi hasil madu secukupnya. Ada kalanya
sang Juragan Mudo meyerahkan bagian tersebut kepada tetua adat
setempat untuk dibagikan kepada masyarakat jika saat panen
madu melimpah.
Halaman | 18
(a)
(b)
Halaman | 19
C. Siafat Fisik Madu Hutan
Halaman | 20
ada juga madu yang memiliki rasa pahit dan keasaman. Madu
hutan bisa beranekaragam warnanya, mulai warana kuning
keemasan, merah kecoklatan, hitam pekat, bahkan ada juga yang
berwarna putih bening.
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa
dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium,
Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga
mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya
berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari
yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat
pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga
beberapa jenis hormon. (Sarwono, 2001).
Halaman | 21
D. Kandungan Nutrisi
Halaman | 22
menjadi energi. Nilai kalori pada madu sangat besar 3.280
kal/kg, setara dengan kalori 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu.
b. Mineral
c. Vitamin
d. Enzim
Halaman | 26
Bab III
Proses Produksi Madu Hutan
Halaman | 27
untuk melakukan pemananen madu hutan. Untuk mendapatkan
madu hutan yang berkualitas tinggi salah satunya adalah
menghindarkan madu dari kontaminasi air. Sedikit air mampu
merusak dan menurunkan kualitas madu hutan.
Sebelum melakukan pemanenan ada tahapan yang penting
untuk dipersiapkan. Tahapan pemanenan dibagi atas tiga tahapan
yaitu; tahap survey, Persiapan peralatan, dan Pemanenan.
A. Tahap Survey
B. Tahap Persiapan
Halaman | 28
makanan dan minuman. Hampir seluruh lokasi pohon sialang
jaraknya memakan waktu dan tenaga. Kondisi medan hutan
menuju lokasi Sialang yang berat membutuhkan kesehatan yang
prima. Peralatan pemanenan madu yang dipersiapkan untuk
pemanenan madu pada malam hari diantaranya adalah sebagi
berikut ini;
Halaman | 32
Gambar 8. Persiapan alat tradisional pemanenan madu hutan.
Keterangan gambar: a) Akar Jangkang bahan pembuat Tunam, b) akar
Jangkang dibuat serat, c) serat dijemur sampai kering, d) teknik mengikat
tunam, e) Tunam siap pakai, f) Tunam yang baik mengeluarkan asap dan bara
saat dibakar, g) Ember penampung madu dan Pisau Kalang.
Halaman | 33
Gambar 9. Persiapan alat tradisional pemanenan madu hutan.
Keterangan gambar: h) Ember penampung madu diikat dengan Tali Kalang
Dahan, i) Sarung tangan karet, j) Jerigen, corong dan ember penampung
perasan madu, k) Karung untuk tas gendong, l) Terpal digunakan untuk tenda
dan talang peras madu.
Halaman | 34
C. Tahap Pemanenan Madu Hutan
Halaman | 35
c. Warna sarang masih tampak hitam.
d. Diasaat seperi ini mencirikan madu masih muda dan
memiliki kadar air yang cukup tinggi >24%.
Halaman | 38
gerombolan lebah sudah berkurang dan kepala sarang siap
dipanen.
Halaman | 40
secara langsung, sehingga kontaminasi madu oleh keringat
dapat dicegah.
Halaman | 42
dianggap selesai ditandai oleh pemanjat telah mematikan
Tunam.
Halaman | 43
Gambar 10. Kegiatan membuat jalan pohon Salang. a) mempersiapkan anak
lias dan anak tang, b) memasang lias dan anak tangga, c) Jalan menuju Sialang
telah selesai, siap untuk melakan pemanenan.
Halaman | 44
(a) (b) (c)
Gambar 12. a) Proses pengasapan untuk pengusir lebah dari sarang, b) Sarang
sudah bersih dari lebah siap di panen, c) Tembalang berisi madu diturunkan
dan disambut anggota.
Halaman | 46
Gambar 15. Pemerasan madu hutan dengan sitem tiris, madu dibiarkan
menetes diatas celah-celah media tiris dari bambu. (Sumber gambar: Madu
Hutan Tesso Nilo, WWF Indonesia-Tesso Nilo)
Halaman | 47
Gambar 16. a) Madu sebelum proses kadar air berbuih; b) Mesin pengurang
kadar air madu Evaporator Vaccum; c) pengukur kadar air manual
Refractometer RHB-32-ATC; d) Sample madu diperiksa denga Refractometer;
e) Sample madu yang berkualitas; f) Skala parameter Refarctometer ; g) Madu
setelah proses kadar air tanpa buih dan lebih kental.
Halaman | 48
Bab IV
Teknologi Pasca Panen
dan Manajemen Mutu Madu Hutan
Halaman | 49
Penambahan unsur lain ke dalam madu merupakan upaya untuk
memperkaya kandungan nutrisi madu. Penambahan unsur lain ke
dalam madu murni dapat merubah komposisi, citarasa, warna dan
aroma madu itu sendiri.
Ruang lingkup penanganan pasca panen madu hutan
meliputi beberapa hal yaitu;
1) Penyaringan
2) Proses Pengurangan Kadar Air
3) Pengemasan
4) Penyimpanan
Halaman | 50
Saat ini ada beberapa metode penangan pasca panen yang
dapat mempertahankan kualitas madu hutan tanpa merusak nilai
gizi yang terkandung dalam madu itu sendiri. Penyaringan madu
dilakukan dengan penyaring berbahan poliethylen mesh 200-400
micron atau 0.2-0.4 mm. Pengurangan kadar air diproses dengan
metode Evaporasi/penguapan tertutup dalam kondisi vakum.
Metode lain pengurangan kadar air dengan cara
Dehumifikasi/pengeringan dengan suhu thermal.
A.1. Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan partikel atau zat
yang tidak diinginkan tercampur ke dalam madu. Partikel yang
dipisahkan diantaranya yaitu; bulu dan kaki lebah, benda-
benda berpartikel halus yang tercampur, pollen yang tak
sengaja tercampur, dan partikel lilin yang terikat oleh madu.
Dengan dilakukan penyaringan diharapkan meningkatkan
kualitas madu yang bersih dan jernih.
Penyaringan dilakukan dengan alat saring. Bahan yang
baik digunakan adalah poliethylen. Berbagai bentuk peralatan
pendukung yang digunakan dalam proses penyaringan ini,
salah satunya ialah alat penyaring yang disebut Filterbox. Alat
ini bekerja secara alami dengan memanfaatkan gaya gravitasi
bumi. Cara kerjanya cukup menuangkan madu ke Filterbox,
selanjutnya madu akan tersaring dengan sendirinya ke ember
Halaman | 51
penampung madu yang telah tersaring. Alat ini dilengkapi
dengan tiga box penyaring dengan ukuran mesh yang berbeda,
mulai dari mesh kasar (0.5-1mm), mesh sedang (0.4-0.8mm),
dan mesh halus (0.2-0.4mm). keunggulan dari alat ini efektif,
efesien, dan higienis.
Madu hutan yang telah disaring selanjutnya didiamkan
dalam tempat yang tertutup berbahan Stainlisteel (SS304) atau
wadah plastik bermutu baik (bahan Polyethilen). Tujuan dari
pengendapan ini ialah untuk mengurangi buih yang
ditimbulkan pada saat proses filtrasi. Karakteristik madu hutan
ialah menimbulkan buih/busa ketika bergerak atau tergoncang.
Umumnya peroses stabilisasi madu dari buih ini memakan
waktu 3-4 Jam. Setelah madu sudah terlihat jernih dan
meninggalkan sedikit buih, maka selanjutnya buih yang
tertinggal diambil dengan alat penyaring dan siap untuk
diproses pengurangan kadar air.
Halaman | 53
dari ketel evaporasi madu. Sehingga proses pengurangan kadar
air dapat dipersingkat lebih cepat.
Dengan alat Evaporator Vakum ini madu yang diturunkan
kadar airnya memiliki kandungan gizi yang sangat terpelihara,
secara fisik tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap
rasa, warna dan aroma madu. Alat ini bekerja secara otomatis,
terdapat fitur panel control yang dapat disetting sesuai
keinginan.
Madu hutan diproses dengan alat Evaporator Vakum
selama 4-5 jam. Kadar air dapat diturunkan hingga 25-30%
dari kadar air semula. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI), kadar air madu maksimal adalah 22%. Sedangkan kadar
madu yang baik adalah 17-21%. Dengan kandungan air 17-
21%, usia simpan madu dapat bertahan lebih lama. Berikut ini
adalah keunggulan proses pengurangan kadar air dengan
metode evaporasi menggunakan alat Honey Evaporator
Vaccum Screw Pump ialah sebagai berikut;
A.3. Pengemasan
Pengemasan madu bertujuan agar madu dapat dengan
mudah dibawa dan didsitribusikan. Bentuk kemasan
tergantung dengan keperluan yang diinginkan. Madu untuk
keperluan industri biasanya dikemas dalam kemasan besar
seperti Jerigen atau tong plastik dengan berbagai ukuran.
Sedangakan madu untuk keperluan retail dikemas dalam
tempat berukuran ekonomis.
Kemasan madu harus dipilih secara bijak dengan
memperhatikan kualitas, kekuatan, dan efesiensi kemasan.
Halaman | 55
Umumnya kemasan madu terbuat dari bahan kaca, kemasan ini
menguntungkan dari sisi performance yang tampak ekslusif.
Disisi lain kemasan ini memiliki kekurangan dari segi resiko
pecah dan beban yang berat. Sebagai bahan alternative yang
murah, kuat dan efisien ialah botol plastik.
Bahan yang baik untuk pengemasan madu ialah botol
plastic transparan terbuat dari Polliethylen. Kemasan madu
harus transparan sehingga konsumen dapat melihat kualitas
madu secara langsung. Selain itu kemasan harus memiliki
tutup yang kuat, sebaiknya pilih botol yang memiliki tutup
dengan drat/screw segel.
Madu hutan yang dikemas dengan kemasan tidak
transparan harus diwaspadai. Hal ini bisa jadi upaya pedagang
untuk menutupi kelemahan dari kualitas produk madu itu
sendiri. Madu kotor, warna keruh dan lain sebagainya
merupakan ciri madu berkualitas buruk. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman dan ketelitian sebelum memutuskan untuk
membeli madu yang sudah dikemas.
Proses pengemasan secara sederhana dapat dilakukan
secara manual. Ada beberapa hal yang haru diperhatikan pada
tahap pengemasan madu hutan, yaitu sterilisasi botol dan
kebersihan ruangan pengemasan. Botol yang akan digunakan
untuk pengemasan perlu disterilkan. Sterilisasi botol plastic
berbeda dengan botol kaca, botol plastic dicuci dengan air
Halaman | 56
bersih lalu ditiriskan dibawah sinar matahari. Botol yang telah
steril siap digunakan untuk mengemas madu.
Pengemasan dilakukan didalam ruangan yang tertutup dan
steril, terhindar dari debu dan air. Pekerja yang melakukan
pengemasan menggunakan perlengkapan kerja (masker, sarung
tangan, dan penutup kepala). Hal itu bertujuan agar madu yang
dikemas tetap steril dan higienis. Madu hutan ditungkan
kedalam botol secara perlahan dibantu dengn corong yang
bersih. Lalu ditutup rapat. Setelah tahapan pengisian selesai
botol dibersihkan dengan kain lap yang bersih, selanjutnya
diberi label produk.
A.4. Penyimpanan
Madu hutan yang telah dikemas sebaiknya disimpan
diruang yang bersih dengan suhu ruang 20-220 C. Jauhkan
produk madu yang telah dikemas dari terkena sinar matahari
langsung. Karena dapat mempengaruhi kualitas madu. Madu
yang telah diproses kadar air memiliki daya simpan cukup
lama bisa mencapai 5 tahun. madu yang memilki kadar air
<15% usia simpanya dapat mencapai puluhan tahun.
Halaman | 57
Gambar 17. Mesin penyaring dang Evaporator Vakum
Halaman | 58
B. Produk Ikutan Madu Hutan
Halaman | 59
nigrocincta). Alasanya ialah kualitas malam sangat rendah.
Industri lebih senang menggunakan malam impor atau dari hasil
lebah ternakan. Karena malam yang dihasilkan memiliki mutu
yang sangat baik dan pasokanya kontinyu. Padahal hal itu bisa
saja trjadi pada lilin lebah hutan, dengan pemahaman yang baik
tentunya dapat dihasilkan lilin lebah yang berkualitas baik.
Terdapat dua golongan kualitas malam yaitu: 1) Lilin
lebah kualitas pertama, diperoleh dari sarang lebah yang masih
baru dan belum pernah diisi madu atau tepung sari oleh
penghuninya. Malam yang diperoleh dari sarang demikian ini
warnanya putih dan bersih. 2) Lilin lebah kualitas kedua yaitu
malam yang diperoleh dari sarang lebah yang telah diisi madu
serta telah diambil madunya. (Sarwono, 2001).
Untuk memenuhi permintaan pasar terhadap lilin lebah
maka perlu dilakukan penanganan dengan cara yang tepat. Proses
pengolahan lilin lebah sebenarnya sangat sederhana sekali. Lilin
lebah diperoleh dengan merebus sarang lebah pada suhu 65 0C,
lilin lebah akan mengapung di permukaan air. Kemudian lilin
lebah tersebut dipindahkan pada wadah perebus lain dan direbus
lagi pada suhu 90 0C dan didinginkan sehingga diperoleh lilin
lebah yang lebih murni dan bersih (Selvita, 2011).
Proses pembuatan malam/lilin lebah tidak memerlukan
criteria khusus. Namun untuk mempermudahkan pengukuran
berat dan kepraktisan saat pendistribusian produk, maka lilin
Halaman | 60
lebah harus dicetak dalam bentuk tertentu. Pada umumnya produk
jadi lilin lebah berbentuk persegi empat, dengan berat 500g.
bentuk segi empat mempermudah pengemasan dan
memaksimalkan voluminous ruang packing. Saat ini lilin lebah
hutan kualitas A (pertama) dihargai Rp 15.000-20.000/kg,
sedangkan kualitas B (kedua) dihargai Rp 8.000-10.000/kg.
Gambar 19. a) Malam kualitas terbaik dari sarang yang masih kosong, b) hasil
olahan malam dalam bentuk balok, c) olahan produk berupa lilin terapi malam
lebah.
Halaman | 61
C. Manajemen Mutu Madu Hutan
Madu hutan memiliki persepsi yang cukup riskan. Kata
“hutan” yang disandangnya mengesankan produk yang tidak
modern, sering dipalsukan dan terkesan sangat langka. Tidak
seperti halnya dengan madu hasil budidaya, namanya sudah
mendunia. Ini merupakan paradigma yang harus klrasifikasi.
Madu hutan merupakan produk yang istimewa.
Ditengah-tengah demam “back to nature” yang
mengisyaratkan masyarakat dunia untuk hidup kembali sealami
mungkin, merupakan kesempatan emas untuk mendongkrak
paradigma negative madu hutan menjadi madu yang paling dicari
oleh masyarakat. Dengan demikiann perlu ada pembenahan
kualitas madu hutan.
Pada umumnya masyarakat pengelolah madu hutan
melakukan kegiatan usaha dari pemanena sampai pasca panen
secara tradisional tanpa memperhatikan bagaimana kualitas madu
yang baik tersebut. Seiring pekembangan ilmu pengetahuan
masyarakat tersebut sudah mulai mau menerima dan menerapkan
system manajemen mutu produk madu hutan. Meskipun tidak
mudah untuk merubah ada kebiasaan masyarakat, dari pola tradisi
kepada pola moderen yang tetap mempertimbangkan nilai-nilai
kearifan lokal sebagai ciri khas masing-masing daerah.
Dalam pengelolaan usaha produksi madu hutan ada
beberapa faktor yang menetukan kualitas produk. Hal itu
Halaman | 62
meliputi rantai kegiatan yang panjang dari hulu hingga hilir.
Untuk itulah penting adanya penerapan manajemen mutu madu
produk madu hutan. berikut ini adalah poin penting dalam
aplikasi Manajemen mutu produksi madu hutan, yaitu; 1)
Prosedur Kerja Panen Lestari meliputi hal-hal; (Inventarisir
Pohon Sialang, Kalender Pemanenan Madu, Pemanenan madu
hutan, Proses pasca panen, dan Prosedur keselamatan kerja). 2)
Pengawasan Mutu.
Halaman | 63
Sialang secara detail. Data inventarisir ini dapat
digunakan sebagai navigasi pemanjat Sialang untuk
mempersiapkan segala hal yang sesuai dengan informasi
data yang tercatat.
b. Kalender Pemanenan
Pencatatan jadwal pemanena berdasarkan kalender
bertujuan untuk mendapatkan perkiraan yang tepat kapan
jadwal pemanenan madu pada tiap-tiap pohon sialang
yang ada. Hal ini sangat mendukung kualitas madu yang
dipanen karena mudah ditentukan apakah sarang madu
hutan sudah matang atau belum. Perhitungan waktu yang
tidak tepat pada saat pemanenan mengakibatkan kualitas
madu yang diperoleh tidak konsisten.
Halaman | 64
Tidak boleh melakukan pemanenan disaat hujan atau
dalam keadaan gerimis.
Pemanenan dapat dilakukan pada malam hari atau
siang hari.
Peralatan penampung madu harus bebas dari air, steril
dan bersih.
Membaca do’a agar diberikan keselamatan.
Hanya memanen sarang lebah yang sudah tua ditandai
dengan kepala sarang sudah tertutup lilin.
Hanya memanen kepala sarang berisi madu ¾ bagia
saja, dan menyisakan ¼ bagian untuk cadangan
makanan calon anak lebah.
Tidak merusak sarang lebah dan pohon Sialang.
Tidak menyalakan api pada saat dilakukan pemanenan
di bawah pohon Saialang karena dapat membunuh
lebah secara masal.
Menggunakan sarung tangan karet dan masker pada
saat dilakukan kegiatan proses pemerasan madu.
Kepala sarang berisi madu dibersihkan dari lebah,
larva lebah yang tak sengaja terpotong, bagian pollen
dan benda asing lain, baru dilakukan pemerasan.
Menyaring madu agar bersih.
Madu dimasukan ke dalam jerigen bersih dengan
menggunakan corong plastik.
Halaman | 65
Jerigen penampung madu ditutup rapat.
Proses dilakukan dengan cepat dan cermat.
Mengumpulkan malam/lilin lebah untuk dibawa
pulang.
Mengendapkan Madu stelah dilakukan penyaringan
ulang.
Membuang endapan busa yang timbul setelah proses
pengendapan.
Madu selalu disimpan dalam tepat yang tertutup
Halaman | 67
Tabel 2. Standar mutu madu secara umum berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI 01-3545-2004).
Halaman | 68
Bab V
Kajian Madu Hutan Secara Islam dan Ilmiah
Halaman | 72
Telah berkata Imam Ibnu Qaiyim. “Dan petunjuk
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang
minuman ialah baginda suka meminum madu yang
dicampurkan dengan air sejuk”.
Halaman | 73
kegigihannya dan sentiasa menjauhkan diri dari hal yang
kotor. Makanannya dari benda yang bai-baik dan
sesungguhnya ia tidak makan dari benda hasil dari usaha
orang lain. Ketaatanya kepada ketuanya tidak berbelah
bagi”.
Halaman | 74
B. Madu Berdasarkan Ilmiah
Pada abad ke-10 Masehi yaitu sekitar tahun (890-1037)
madu sudah digunakan dalam pengobatan berbagai macam
penyakit. Kajian madu secara ilmiah telah dikaji oleh saintis
Muslim terkemuka di era keemasan Islam yaitu Ibnu Sina.
Ibnusian ialah Bapak Kedokteran dunia dan pemikir Muslim
agung. Ia mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan di
dalam dunia kedokteran.
Menurutnya madu mampu menyembuhkan berbagai
penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan
darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu
badan serta menyediakan dan mengatur rembesan, sehingga dapat
menghilangkan penyakit demam. Madu lebah juga dapat
menguatkan semangat, menambah kerajinan dan, menjaga awet
muda dan melancarkan percakapan.
Pada tanggal 20-26 September 1993 diselenggarakan
Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) di
Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para dokter
Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin
lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti
wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit
lainnya.
Halaman | 75
Bab. VI
Manfaat Madu
1. Kesehatan
Madu sudah sejak lama digunakan manusia sebagai
bahan herbal berkhasiat untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan
madu seperti; Madu hutan sangat efektif untuk mengatasi
penyakit kuit (kudis, kurap/eksim, herpes dan masalah
jerawat). Penyakit degenerativ (Hipertensi, Jantung, diabetes,
dan lain-lain) terbukti mampu diredam dengan mengkonsumsi
madu hutan secara teratur. Madu hutan asli sangat aman
dikonsumsi penderita diabetes sebagai pengganti pemanis
buatan, akan tetapi tetap harus dibawah pengawasan ahli
kesehatan.
Halaman | 76
2. Bahan Campuran Makanan dan Minuman
Madu tidak hanya sebatas herbal instan yang dapat
langsung dikonsumsi. Sejak lama manusia sudah
memanfaatkan madu sebagai pemanis makan dan minuman.di
Eropa dan Inggris masyarakat penggemar madu menyediakan
madu untuk memoles roti gandum sebagai menu sarapan pagi.
Perkembangan industri makanan dan minuman telah
beralih memanfaatkan madu sebagai pemanis pengganti gula.
Hal itu sebagai upaya untuk menekan biaya produksi dari
fluktuasi harga gula tebu yang selalu membengkak setiap
tahunya. Madu yang digunakan dalam kegiatan usaha industri
makan dan minuman dapat berupa madu murni (pure honey)
dengan kualitas terbaik atau dalam bentuk madu bubuk
(honey powder). Industri susu adalah produsen yang
menggunakan bahan baku madu dalam jumlah yang sangat
besar.
Perindustrian makanan dan minuman di Indonesia
lebih menyukai madu yang didatangkan dari negara-negara
penghasil madu. Madu sudah diproduksi secara modern
dalam skala besar dibeberapa negara. Tentunya yang mereka
usahakan adalah madu ternak bukan madu hutan. Madu impor
lebih disenangi dengan alasan pasokanya selalu stabil dengan
harga yang cukup murah.
Halaman | 77
Di tahun 2012-2013 harga madu ternak impor di level
U$D 20-25/kg (kurs minimal Rp 9500/ U$D1). Dengan uang
Rp 20.000,- pelaku industri sudah dapat memperoleh 1 kg
madu yang kualitasnya sangat baik. Hal itu merupakan
pukulan telak bagi persaingan madu lokal Indonesia, terlebih
lagi untuk madu hutan. Bila dibandingkan dengan madu
ternak nasional ditingkat peternak madu dibandrol dengan
harga Rp 60.000.-80.000/kg. Sedangkan madu hutan saat ini
harganya tidak jauh berbeda dengan madu ternak nasional.
Industri makanan dan minuman tidak begitu memberi
peluang kepada madu hutan. Karena madu hutan dikenal
sebagai madu yang mudah rusak (terfermentasi). Hal itu
tentunya menjadi kendala yang tidak bisa ditoleransi ketika
bahan baku madu distok dalam jumlah besar.
Permasalahan itu sebenarnya disebabkan oleh karena
madu hutan cenderung memiliki kandungan kadar air yang
sangat tinggi yaitu >24%. Sedangkan standar madu
berdasarkan SNI mensyaratkan maksimal 22%. Terlebih lagi
jika mengacu pada Standar Internasional yang mensaratkan
kadar air madu maksimal sebesar 17%. Lantas apakah dengan
demikian madu hutan dan madu ternak nasional tidak laku
dipasaran?
Halaman | 78
Kondisi industri memang tidak memberikan peluang
banyak bagi perdagangan madu nasional kita apalagi madu
hutan, namun madu hutan tetap memiliki pangsa pasar yang
jauh lebih baik dari sisi harga, yaitu konsumen retail. Di
tingkat masyarakat sampai saat ini masih memiliki
kepercayaan terhadap madu hutan asli. Hal itu tentunya
adalah peluang yang sangat menggembirakan bagi petani
madu hutan.
3. Perawatan Kecantikan
Berbicara tentang perawatan kecantikan, tidak dapat
dupungkiri lagi bahwa sosok wanita meupakan market
potensial bagi empunya usaha industry perawatan kecantikan.
Lotion penghalus kulit, make up, lulur, shampo, sabun, dan
lain-lain merupakan produk yang sangat akrab dengan wanita,
meskipun ada beberapa jenis produk diperuntukkan bagi
semua gendre.
Madu seringkali menjadi bahan baku penting dan
merupakan salah satu keunggulan produk jika menyertakanya.
Hal ini merupakan catatan penting bahwa masyarakat sudah
teredukasi dari waktu ke waktu tentang manfaat dan khasiat
madu. Madu sangat baik untuk perawatan kulit, dengan alasan
itu kaum hawa tahu benar kemana mencari pelayanan jasa
untuk melakukan “luluran madu”. Di kota-kota besar bisnis
Halaman | 79
bernuansa Spa dan Terapi tidak sulit ditemui. Hampir semua
menyediakan jasa lulur. Bahan baku lulur yang manjadi
pilihan pada umumnya adalah madu. Maanfaat lulur madu
dapat mengangkat sel-sel kulit mati dan menghaluskan kulit.
Halaman | 80
penggunaan madu sebagai makanan obat dan kesehatan yang
besar.
Madu memainkan peran penting dalam festival Madhu
Purnima, yang dirayakan di India dan Bangladesh yang
menganut Buddhisme. Sedangkan bagi umat kristiani, madu
diceritakan dalam Al-kitab perjanjian baru, Matius 3:4,
Yohanes Pembaptis dikatakan telah hidup untuk jangka waktu
yang panjang di padang gurun pada diet yang terdiri dari
belalang dan madu liar.
B. Madu Herbal
Istilah madu herbal di abad moderen ini sudah semakin
dikenal. Madu herbal ialah madu murni yang diperkaya oleh
tanaman herbal melalui proses ekstraksi bahan berbal, dan
selanjutnya dikombinasi dengan madu melalui proses evaporasi
secara vakum. Misi utama dari kombinasi antar madu dan herbal
ini adalah untuk menambah khasiat madu dengan maksud lebih
focus terhadap perawatan kesehatan atau pengobatan penyakit
tertentu.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan
juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan
abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592
– 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam
bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun
Halaman | 81
hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh
N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya
Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis
Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya
Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk
obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai
khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga)
Saat ini sudah banyak ahli kesehatan Indonesia yang telah
merujuk pasienya dengan metode pengobatan menggunakan
herbal. Salah satu kelompok yang diprakarsai oleh dokter dan
prktisi herbal yang telah mencerahkan kembali iklim penggunaan
herbal di Indonesia ialah PT.Karya Sari. Selain itu ada beberapa
perusahaan berlabel “Jamu” yang telah menduniakan produk
herbal Indonesia seperti; PT Sidomuncul, PT, Marthatilaar, dan
lain-lain. Eksistensi mereka merupakan proyeksi bahwa herbal
masih memiliki tempat dihati masyarakat Indonesia pada
khususnya.
Sedikit mengulas mengenai madu herbal, seperti sudah
kita ketahui bahwa madu hutan memiliki kandungan nutriasi unik
dan dapat mengobati berbagai jenis penyakit dan sangat baik
untuk kesehatan. Sedangkan disisi lain ada tanaman herbal yang
Halaman | 82
sudah jelas mengandung bahan aktif untuk pengobatan penyakit
sesuai dengan jenisnya. Perpaduan antara madu dan herbal
merupakan kombinasi super dahsyat, baik itu untuk kesehatan
tubuh atau untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Dengan
pemahaman yang baik tentang bagaimana cara pengolahan madu
yang dikombinasikan dengan herbal maka, akan diperoleh produk
yang berdaya gempur tinggi untuk pengobatan. Kombinasi madu
dan tanaman herbal tidak memiliki efek samping yang negatif dan
aman untuk kesehatan.
Dalam buku ini kami sedikit mengetengahkan informasi
tentang manfaat madu herbal untuk berbagai keperluan. Berikut
ini adalah beberapa referensi madu yang dikombinasikan dengan
tanaman herbal serta manfaatnya untuk kesehatan.
Halaman | 83
Madu hutan dikombinasi dengan tanaman herbal yang
cukup komplek, diantaranya; Daun Dewa (Gynura segetum
L), Sambungnyawa (Gynura procumbens L), Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) dan Pegagan (Cantella
asatica). Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) Temu
Putih (Curcuma zedoaria), Tapak Liman (Elephantopus
scaber L) , Tempuyung (Sonchus arvensis L) dan Meniran
(Phylanthus urinaria, L).
Halaman | 85
4. Napas tidak sedap : 1 sendok makan madu murni
ditambah 1/8 sendok teh bubuk kayu manis diseduh dalam
air hangat, gunakan untuk berkumur lalu ditelan secara
perlahan. Resep ini dapat membuat napas segar seharian
penuh.
5. Batuk : ½ buah bagian jeruk nipis diperas, tambahkan 3
sendok makan madu murni. Resep ini dapat meredakan
batuk dalam waktu singkat.
6. Pilek : 3 sendok makan madu murni ditambah ¼ sendok
teh bubuk kayu manis, dicampur dengan air hangat.
Ramuan diminum menjelang tidur selama 3 hari. Ramuan
ini dapat mengobati batuk dan pilek kronis, juga
membersihkan sinus.
7. Influenza : Madu sudah dibuktikan oleh ilmuwan Spanyol
dapat membunuh kuman influenza dan menyembuhkan
pasien dari flu. Dengan mengkonsumsi madu secara rutin
akan memperkuat imunitas tubuh.
8. Luka bakar : lapisi bagian tubuh yang terkena trauma
dengan madu murni secara merata.
9. Gatal-gatal karena infeksi kulit : buat formulasi 2:1 madu
murni dan bubuk kayu manis sesuai kebutuhan. Olesi kulit
yang terinfeksi secara merata.
Halaman | 86
10. Sakit gigi karena infeksi : 3 sendok makan madu murni
ditambah ½ sendok teh bubuk kayu manis dicampur ½
gelas air. Gunkan untuk berkumur selam 5 menit.
11. Infeksi kandung kemih : 2 sendok makan madu murni
ditambah 1 sendok teh bubuk kayu manis membantu
mengobati infeksi kandung kemih.
12. Maag akut : gunakan 2 sendok makan madu murni
ditambah ¼ sendok the bubuk kayu manis, dicampur air
rebusan temulawak sebesar ibu jari, diminum 1 jam
sebelum makan. untuk masalah gastritis campuran madu
dan bubuk kayu manis dapat mengurangi gas di dalam
perut, sudah dibuktikan oleh penelitian di India dan
Jepang.
13. Kolesterol : 3 sendok makan madu murni ditambah 2
sendok teh bubuk kayu manis, dicampur air rebusan teh ¼
ons atau 250 gr. Ramuan ini dapat menurunkan kolesterol
darah dalam waktu singkat. Mengkonsumsi madu murni
secara rutin meminimalisir tumpukan kolestorol dalam
darah.
14. Sakit kepala karena sinus: dapat disembuhkan dengan
meminum campuran madu dan jus jeruk.
15. Kelelahan: 2 sendok makan madu murni dicampur air
sejuk jika diminum diwaktu siang hari sangat membantu
miningkatkan vitalitas tubuh.
Halaman | 87
16. Kanker : Konsumsi 3 sendok makan madu murni
dicampur air rebusan daun sirsak sebanyak 5 lembar.
Ramuan diminum setiap hari secara rutin selama 3-4
bulan berturut turut.
17. Kelebihan berat badan: 2 lembar daun jati belanda dan
kayu manis sebesar telunjuk direbus bersama. Airnya
ditambah 3 sendok madu murni. Mengkonsumsi ramuan
ini 1 jam sebelum sarapan pagi dapat mebersihkan lemak
tubuh.
18. Mencegah penuaan dan kepikunan: 3 sendok madu murni
ditambah air rebusan daun Pegagan.
19. Pengapuran dan radang sendi: 3 sendok madu murni
dicampur dengan ¼ gela Jus Mengkudu.
20. Penyakit jantung: dengan mengkonsumsi rutin madu
murni sedini mungkin dapat mencega terjadinya penyakit
jantung. Kombinasi madu murni dan bubuk kayu manis
sangat ampuh mengatasi problem kolesterol dalam
pembuluh arteri dan mengurangi resiko serangan jantung,
juga memperlancar pernapasan dan memperkuat detak
jantung.
21. Sulit tidur: 3 sendok makan madu murni ditambah air
perasan jeruk nipis sebanyak 1 buah, dicampur dengan air
rebusan 1/8 bagian biji pala.
Halaman | 88
22. Kemandulan: 3 sendok makan madu murni dikonsumsi
secara teratur menjelang tidur. Madu murni membantu
menormalisasi ovarium dan menyuburkan kandungan.
Demikian halnya dengan kaum Adam.
23. Lemah fisik dan anemia: 3 sendok makan madu murni
ditambahkan kedalam ramuan sup ayam yang masih muda
atau sup sarang burung walet.
24. Vitalitas suami istri: 5 sendok makan madu murni, ½ gelas
Jus Mengkudu, dan 3 buah pinang yang masih muda.
Pinang dibuat jus diperas ambil airnya.
25. Demam DBD: 3 sendok makan madu murni dicampur air
kelapa hijau atau kelapa gading diminum perlahan sampai
habis. Ramuan ini membantu meredakan demam akibat
DBD.
Halaman | 89
Daftar Pustaka
Halaman | 90