Anda di halaman 1dari 5

ASAL-USUL KEHIDUPAN

TEORI-TEORI TENTANG ASAL USUL KEHIDUPAN

1. Teori Ciptaan Khusus (Special Creation Theory)


Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh Zat supra natural (ghaib)
pada saat yang istimewa.

2. Teori keadaan bumi yang selalu mantap (Steady State Theory)


Menurut teori ini kehidupan tidak berasal usul.
Carolus Linaeous menyatakan bahwa semua tanaman dan hewan yang hidup
sekarang ini, dahulu dengan serentak diciptakan hanya oleh suatu ciptaan saja.
George Cuvier menyatakan bahwa tiap-tiap periode dari sejarah bumi selalu diakhiri
dengan kehancuran, kemudian diciptakan lagi makhluk hidup yang baru yang
berbeda dengan makhluk hidup sebelumnya.

1. Teori Cosmozoa
Yulius Huxly menyatakan bahwa kehidupan yang ada di muka bumi ini
berasal dari sumber lain di jagat raya (ruang angkasa). Awal kehidupan ini
berbentuk spora dan diduga mencapai bumi dengan tidak sengaja dari planet ke
planet.

2. Teori Abiogenesis (Teori Generatio Spontanea)


Dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani 384-322 SM).
la berpendapat bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati dan terjadi secara
spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Misalnya: cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur

Pendukung Teori Abiogenesis


I. Jan Baptist Van Helmont (Belgia, 1577-1644)
Dia menyatakan bahwa telur berasal dari butiran gandum yang ditutup kain usang.
2. Antonie Van Leeuwenhoek (1692-1723)
Berkebangsaan Belanda, dengan menggunakan mikroskop buatannya dapat melihat
berbagai macam organisma dalam setetes air rendaman jerami. Ia berpendapat
bahwa mikroorganisme tersebut berasal dari jerami.
3. John Needham
Menyimpan air rebusan daging (kaldu) di tempat terbuka. Setelah beberapa hari
kaldu menjadi keruh karena adanya mikroba. Ia berkesimpulan mikroba tersebut
berasal dari kaldu.

5. Teori Biogenesis
Teori menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. Pandangan
ini dikenal dengan slogan "omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex
vivo". Pendukung teori biogenesis adalah orang-orang yang tidak puas dengan teori
abiogenesis. Tokoh-tokoh tersebut adalah :

1. Francisco Redi (Italia, 1626-1697)


Pada tahun 1688 melakukan eksperimen terkontrol untuk menguji kebenaran
teori abiogenesis.
la menggunakan 3 potong daging sebagai bahan percobaannya. Daging tersebut
disimpan di 3 toples. Toples I tertutup rapat, toples II ditutup dengan kain
kasa, toples III terbuka. Lalat keluar masuk pada tabung III. Setelah
beberapa hari pada toples III muncul belatung, sedang toples I dan II tidak ada
belatung.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut Redi mengambil kesimpulan bahwa
larva (belatung) tidak berasal dari daging, tetapi berasal dari telur yang
diletakkan pada saat lalat hinggap pada daging tersebut.

2. Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799)


la melakukan percobaan dengan menggunakan air rebusan daging
(kaldu) yang diletakkan pada 2 labu. Labu I terbuka sedangkan labu II tertutup
rapat. Kemudian disterilkan dengan cara pemanasan beberapa jam. Lalu labu-
labu tersebut disimpan. Setelah beberapa hari kaldu di labu I keruh, sedang di
labu II bening. Setelah diteliti pada kaldu yang keruh terdapat banyak mikroba.
Dari data tersebut la mengambil kesimpulan bahwa mikroorganisme yang
berada dalam kaldu tersebut tidak berasal dari kaldu (benda mati) tetapi berasal
dari mikroba sebelumnya yang banyak bertebaran di udara. Walaupun
Spallanzani dapat menyangkal teori abiogenesis, tetapi pendukung
abiogenesis berpendapat tidak adanya mikroba pada labu tertutup karena daya
hidup tidak dapat masuk.

1. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)


Ia adalah ahli mikrobiologi dari Perancis. Pada tahun 1859 melakukan
percobaan dengan bahan kaldu. Kaldu tersebut diisikan dalam labu yang
lehernya berbentuk leher angsa (bentuk huruf S) sehingga ujungnya tetap
terbuka. Kemudian dididihkan (disterilkan). Dengan ujung yang tetap terbuka
udara bisa masuk dan mencapai kaldu yang ada dalam labu tersebut, tetapi
bakteri atau mikroba apapun yang terdapat di udara akan terperangkap pada
leher angsanya. Setelah beberapa lama dalam penyimpanan, ternyata kaldu tetap
jemih (steril), sampai beliau mengalirkan kaldu ke leher angsa, lalu
mengembalikannya. Hanya setelah hal tersebut dilakukan
mikroorganisme mulai tumbuh di dalamnya. Beberapa labu yang dipersiapkan
Pasteur masih tersimpan di Lembaga Pasteur di Paris, tetap bebas bakteri
walaupun telah lewat satu abad.

6. Teori Naturalistik
Teori ini disebut juga dengan teori evolusi biokimia. Kehidupan muncul berdasarkan
hukum-hukum fisika-kimia. Menurut teori ini kehidupan muncul melalui evolusi
kimia dan evolusi biologi.
ASAL USUL KEHIDUPAN
(Evolusi Kimia dan Evolusi biologi)

TEORI NATURALISTIK
Teori ini disebut juga dengsn teori evolusi biokimia. Kehidupan muncul berdasarkan
hukum-hukum fisiko-kimia. Menurut teori ini kehidupan muncul melalui evolusi
kimia dan evolusi biologi.

1. Evolusi Kimia.
Teori evolusi kimia dikemukakan oleh A. I. Oparin dan Harold Urey.
 Menurut A. I. Oparin:
Ia adalah ahli biologi Rusia. Pada tahun 1894 ia mengemukakan teorinya
tentang evolusi kimia. Menurutnya evolusi kimia telah terjadi sebelum
kehidupan ini ada. Ia berpendapat bahwa asal usulm kehidupan terjadi
selama evolusi terbentuknya bumi. Atmosfer purba mula-mula mengandung
H2O, CH4, NH3, dan H2 yang semuanya berbentuk gas. Proses selanjutnya
perhatikan skema berikut ini!

2. Evolusi Biologi
Hasil evolusi kimia yang paling berarti adalah makro molekul-makro
molekul yang berupa karbohidrat, lemak, protein, enzim, nukleotida, dan asam
nukleat (ADN dan ARN). Makro molekul ini sebagai komponen-komponen
pembentuk sel primitif Pembentukan sel primitif merupakan tahap awal dari
perkembangan makhluk hidup.
Menurut A. L Oparin makro molekul tersebut terbentuk di lautan. Akhlmya
lautan menjadi timbunan makro molekul-makro molekul organik yang merupakan sup
purba, tempat kehidupan dapat mucul. Melalui seleksi alam sup purba akhirnya
tinggal bahan pembentuk sel yang membentuk koloid dan saling bergabung
membentuk timbunan gumpalan dan disebut koaservat.
Melalui serangkaian proses perkembangan koaservat mengalami perubahan
dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Mampu membentuk membran yang memisahkan ikatan-ikatan kompleks
yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat di sekelilingnya.
b) Mampu menyerap molekul-molekul dari sekelilingnya dan mengeluarkan
molekulmolekul lain ke sekelilingnya.
c) Mampu menggunakan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan pola
ikatan-ikatan didalamnya.
d) Mampu memisahkan bagian dirinya dari ikatan-ikatannya.

Senyawa-senyawa kompleks dengan sifat-sifat inilah yang diduga merupakan


kehidupan pertama. Dan dari sini pulalah evolusi biologi dimulai.

Tahap Pertama
Menurut Oparin (Rusia), makhluk hidup pertama yang muncul di muka bumi
ini adalah sel-sel primitif yang bersifat heterotrof yang muncul di lautan bahan organik.
Hal ini juga dinyatakan oleh Haldane (inggris) dan Beutner (Amerika). Sel-sel tersebut
menyerap zat-zat organik dari lingkungannya dan menggunakannya sebagai
sumber energi untuk keperluan hidupnya. Proses pembebasan energi dilakukan melalui
proses fermentasi yang menghasilkan CO2. Ini berarti bahwa CO2 yang ada di atmosfir
semakin bertambah.

Tahap Kedua
Adanya CO2 memberi peluang kepada makhluk hidup heterotrop untuk
menggunakannya sebagai bahan untuk sintesis. Ini berarti bahwa terjadi perubahan
fungsional yang memungkinkan makhluk tersebut mampu mengadakan sintesis.
Dasar-dasar kegiatan asimilasi sudah dimulai pada tahap ini. Proses asimilasi ini
mengahsilkan O2,, sehingga di atmosfer bumi mulai dijumpai adanya gas tersebut yang
makin lama semakin banyak.

Tahap Ketiga
Makin banyaknya O 2 di atmosfer bumi memberi peluang untuk
berkembangnya makhluk-makhluk yang mampu menggunakan oksigen untuk proses
pembebasan energi dari bahan energi yang disintesis atau diakumulasikan,
tergantung apakah makhluk tersebut ototrof atau heterotrof. Sebagaimana, diketahui
selanjutnya makhluk tersebut dikenal sebagai makhluk aerobik.

Tahap Keempat.
Makin berkembangnya makhluk ototrof mendorong tumbuhnya makhluk hidup
yang menggunakan peluang tersebut untuk ikut memakai zat organik yang
disintesis, baik melalui bentuk kehidupan bersama yang dikenal dengan
simbiose mutualisme, komensalisme, parasitisme, ataupun predatorisme. Makhluk
tersebut selanjutnya disebut sebagai makhluk heterotrof sekunder.
Dengan catatan bahwa pada perkembangan lebih lanjut, makhluk heterotrof
yang mula-mula tumbuh dari zat organik melalui evolusi organik yang mestinya
disebut makhluk heterotrof primer tidak lagi berkembang, dengan kata lain mengalami
kepunahan, Dengan demikian makhluk hidup yang heterotrofik yang merupakan hasil
evolusi dari makhluk ototrof, yang seharusnya disebut sebagai makhluk heterotrof
sekunder, cukup disebut sebagai makhluk heterotrof saja. Makhluk inilah yang
selanjutnya berkembnagn hingga dewasa ini.
Dengan berlanjutnya proses evolusi berbagai jenis organisma lambat laun mulai
berinteraksi satu dengan lainnya, Baling bertukar nutrient dan energi sehingga
membentuk sistem ekologi yang semakin kompleks.
Evolusi biologi juga berlaku pada proses munculnya organism eukariotik. Tahap-tahap
hipotetik tentang evolusi prokariotik dan eukariotik secara berurutan adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai