Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK “A” DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA STROKE PADA BAPAK “A”

TUGAS INDIVIDU
Disusun sebagai Kelengkapan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Oleh:
PRISCA FEBRI PURNOMO
NIM 171.0080

Pembimbing
DHIAN SATYA R.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP.03008

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020-2021

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Stroke disebabkan oleh dua hal utama, yaitu penyumbatan arteri yang
mengalirkan darah ke otak (non perdarahan) atau karena adanya perdarahan di otak.
Kondisi yang sering dialami oleh seseorang yang terserang stroke seperti
kelumpuhan, perubahan mental, gangguan daya pikir, kesadaran, konsentrasi, fungsi
intelektual, gangguan komunikasi, gangguan emosional dan kehilangan indera perasa.
Dampak dari stroke ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien dalam melakukan
sesuatu yang biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke. (Vitahealth, 2003).
Kejadian stroke tidak hanya menimpa penderitanya saja tetapi juga
mempengaruhi kehidupan keluarga. Salah seorang anggota keluarga mendadak tidak
berdaya, menghilang perannya di keluarga dan menjadi beban. Readaptasi merupakan
hal yang penting dalam mempertahankan kehidupan keluarga menghadapi keadaan
baru. Keluarga perlu didorong, dimotivasi untuk menghadapi keadaan secara nyata
(Lumbantobing, 2003).
Dampak yang di timbulkan oleh stroke dapat mempengaruhi aspek-aspek
dalam kehidupan pasien, diantaranya: personal, sosial, pekerjaan dan fisik, serta
stroke menyebabkan ketergantungan pada orang lain, keluarga atau hubungan sosial
lainnya. Keadaan inilah membuat pasien merasa rendah diri dan tidak berguna akibat
keterbatasan fisik yang dialami karena stroke. Dukungan keluarga bagi pasien stroke
sangat diperlukan selama pasien masih mampu memahami makna dukungan sosial
tersebut sebagai penyokong kehidupannya (Ilyas, 2013). Untuk itulah anggota
keluarga harus memahami apa yang sedang dihadapi pasien. Keluarga seharusnya
mampu untuk menerima keadaan dan adaptasi ulang merupakan hal yang penting
dalam mempertahankan kehidupan keluarga dalam menghadapi keadaan baru.
Keluargalah yang perlu menghadapi realita baru tersebut (Junaidi 2011).
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Stroke
b. Untuk mengetahui gambaran tentang konsep asuhan keperawatan keluarga dengan
stroke

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Keluarga
Penderita akan menjadikan beban bagi keluarga, karena keluarga yang sehat
berupaya untuk mencarikan biaya pengobatan, membantu memberikan perawatan,
karena penderita sendiri sangat tergantung dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
Keluarga akan merasa cemas mengenai keadaannya. Apabila penderita suami atau
isteri mungkin menghadapi resiko depresi dan perubahan emosional.
a. Tahap Perkembangan
1) Tahap I Keluarga Pasangan Baru
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga baru
dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan
intim yang baru. Tugas perkembangan keluarga yaitu membentuk
pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan dan pada periode ini perencanaan
keluarga meliputi tiga tugas kritis. Masalah kesehatan yang muncul yaitu
Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, Aspek luas tentang KB,
Penyakit kelamin baik sebelum atau sesudah menikah. Konsep perkawinan
tradisional : dijodohkan, hukum adat. Tugas Perawat membantu setiap
keluarga untuk agar saling memahami satu sama lain.

2) Tahap II Childbearing Familly


Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu
kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga
yaitu Membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang stabil
(menggabungkan bayi yang baru ke dalam keluarga), memperbaiki
hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan dan
kebutu han berbagai anggota keluarga, mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan, memperluas peran menjadi orangtua dan
menjadi kakek dan nenek. Masalah Kesehatan Keluarga yaitu Pendidikan

3
maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling
perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan
fisik secara dini. Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan
ibu dan anak.

3) Tahap III Keluarga Dengan Anak Prasekolah


Tahap ketiga siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2
1/2 tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Kehidupan keluarga
selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua. Bagi orang
tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka, mungkin ibu
juga bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Tugas
perkembangan keluarga yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan
rumah, ruang privasi dan keamanan yang memadai, menyosialisasikan
anak, mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota keluarga sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak lain, mempertahankan hubungan yang
sehat di dalam keluarga (hubungan pernikahan dan hubungan orang tua
anak) dan diluar keluarga (hubungan dengan keluarga besar dan
komunitas). Masalah kesehatan fisik penyakit menular,jatuh,luka
bakar,keracunan & kecelakaan.

4) Tahap IV Keluarga Dengan Anak Sekolah


Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, bisanya pada usia 5 tahun dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas
sekitar usia 13 tahun. Setiap orang mengerjakan tugas perkembangannya
masing- masing, sama seperti keluarga yang berupaya untuk memenuhi
tugas perkembangan keluarga. Tugas perkembangan keluarga
menyosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prentasi sekolah
dan membantu hubungan anak-anak yang sehat dengan teman sebaya,
memperatahankan hubungan pernikahan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
5) Tahap V Keluarga Dengan Anak Remaja
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai, tujuan utama keluarga pada tahap
anak remaja adalah menolongarkan ikatan keluarga untuk memberikan
4
tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. Tantangan utama
dalam bekerja dengan keluarga yang memiliki anak remaja adalah seputar
perubahan perkembangan yang dialami remaja dalam bidang perubahan
kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis serta dalam
kaitannya dengan perkembangan berdasarkan pada konflik dan krisis.
Tugas perkembangan keluarga menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan semakin otonomi,
memfokuskan kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak. Masalah-masalah kesehatan
1. Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi promosi kesehatan
tetap perlu diberikan.
2. Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat ; penyakit jantung
koroner pada orang tua ( usia 35 th )
3. Pada remaja : kecelakaan, penggunaan obat-obatan,alkohol, mulai
menggunakan rokok sebagai alat pergaulan,kehamilan tidak
dikehandaki.
4. Konseling dan pendidikan tentang sex education menjadi sangat
penting.
5. Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan anak remaja tenting
sex education, konseling harus terpisah antara orang tua dengan anak
6. Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan,AIDS,alat
kontrasepsi dan aborsi
6) Tahap VI : Keluarga dengan Dewasa Muda
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah” ,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah . Masalah ekonomi
tingginya biaya hidup mandiri. Akan tetapi semakin menyebar
kecenderungan bagi anak dewasa mudayang umunya menunda pernikahan
untuk meiliki periode tidak terikat selama mereka hidup mandiri
dilingkungan rumah mereka sendiri. Fase kehidupan keluarga ini ditandai
leh puncak tahun-tahun persiapan bagi anak yang telah siap untuk
kehidupan dewasa yang mandiri. Tugas perkembangan keluarga yaitu
memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa, termasuk
5
memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan
anakanaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan, membantu orangtua suami dan istri yang sudah
menua dan sakit. Masalah komunikasi anak dengan orang tua ( jarak ),
perawatan usia lanjut, masalah penyak kronis: Hipertensi,Kolesterol,
Obesitas, Menopause, DM, Dll.

7) Tahap VII Keluarga dengan Dewasa Pertengahan


Tahap masa pertengahan bagi orang tua , dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah
satu pasangan . Tugas perkembangan keluarga : Menyediakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan kepuasan dan hubungan
yang bermakna antara orangtua yang telah menua dan anak mereka,
memperkuat hubungan pernikahan. Masalah Kesehatan
1. Kebutuhan Promosi Kesehatan yaitu istirahat cukup, kegiatan waktu
luang & tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal,no smoking,
pemeriksaan berkala.
2. Masalah hubungan perkawinan,komunikasi dengan anak-anak &
teman sebaya,masalah ketergantungan perawatan diri

8) Tahap VIII Keluarga dengan Lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun
salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu
pasangan dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Semakin sulit
kondisi kesehatan yang dialami , semakin terdapat kemungkinan hadirnya
perasaan negartif pada usia tua. Tugas perkembangan keluarga yaitu
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan , menyesuaikan
terhadap penghasilan yang berkurang, mempertahankan hubungan
pernikahan, menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan,
mempertatahnkan ikatan keluarga antargenerasi, melanjutkan untuk
merasio nalisasikan kehilangan keberadaan anggota keluarga ( peninjauan
dan integrasi kehidupan).

6
b. Lima fungsi dasar keluarga Sudiharto (2007)
1) Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling
menerima dan mendukung.
2) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan
di lingkungan social
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia
4) Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan
5) Fungsi perawatan kesehatan adalah kekampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2. Konsep Masalah
a. Gangguan kecemasan akibat hemiparese terutama pada penderita yang
mempunyai beban tanggung jawab pada keluarganya. Penderita dapat mengalami
depresi disamping rasa rendah diri yang bisa dipahami sebagai suatu reaksi
emosional terhadap kemunduran kualitas dan keberadaannya.
b. Tipe keluarga (Harmoko, 12:23)
1) Keluarga Inti
Keluarga yang terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang tua,
atau kelahiran terdiri atas suami, istri, dan anak-anak mereka (biologis, adopsi
atau keduanya) .
2) Extended Family
Keluarga dengan pasangan yang berbagi pengaturan rumah tangga dan
pengeluaran keuangan dengan orang tua, kakak, adik, dan keluarga dekat
lainnya.
3) Reconstittud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami istri tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya bawaan dari
perkawinan lama maupun dari hasil perkawinan baru.
4) Middle Age
7
Suami sebagai pencari uang , istri di rumah atau sama sama bekerja
dirumah anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah , perkawinan
atau karir.
5) Dyadic Nuclear
Suami istri sudah berumur namun belum memiliki anak
6) Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangan
7) Dual Carier
Suami istri berkarir tanpa anak
8) Commuter Married
Suami istri berkarir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanyan
saling mencari pada waktu tertentu
9) Single Adult
Wanita atau pria yang tinggal atau hidup sendiri tidak adanya
keinginan untuk menikah.
10) Three Generation
Tiga generasi dalam 1 rumah.
11) Institutional
Anak anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
12) Communal
Satu rumah terdiri atas 2 atau lebih pasangan monogami dengan anak-
anaknya dan bersama sama dalam penyediaan fasilitas.
13) Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dan anak.
14) Unmarred parent and child
Sebuah cara lain untuk membentuk keluarga dengan mneyerahkan
secara sah tanggung jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang tua
kandung ke orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan saling
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak.
15) Cohibing coupel
Dua orang pasangan tinggal bersama tanpa pernikahan.

8
3. Konsep Penyakit
Suatu penyakit atau masalah Kesehatan yang timbul didalam keluarga jika
tidak ditangani segera atau penanganannya kurang maksimal akan menimbulkan
komplikasi. Kejadian stroke tidak hanya menimpa penderitanya saja tetapi juga
mempengaruhi kehidupan keluarga. Sebelumnya keluarga juga harus mengenal atau
mengetahui tentang penyakit stroke ini.
a. Pengertian
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus
ditangani secara tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak
yang bisa terjadi pada siapa aja (Muttaqin, 2008).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
darah kebagian otak yang diakibatkan oleh trombosis, embolisme, iskemia dan
hemoragik (Smeltzer, 2002). Jadi, stroke merupakan penyakit aliran darah ke otak
atau pecahnya pembuluh darah ke otak sehingga suplai darah ke otak berkurang.
b. Penyebab
Stroke dibagi menjadi 2 yaitu
1. Stroke iskemik (non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80%
stroke iskemik
a. Stroke trombotik : Proses terbentuknya trhombus yang membuat
penggumpalan.
b. Stroke embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
c. Hypoperfusion sistemik : Berkurang aliran darah keseluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung
2. Stroke hemoragic yaitu disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak
hamper 70% kasus stroke hemoragic terjadi pada penderita hipertensi
a. Hemoragik Intraserebral : Perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak
b. Hemoragik Subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak.
3. Faktor yang sering menyebabkan stroke
a. Faktor yang tidak dapat dirubah
9
Jenis kelamin: Pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding
wanita
Usia: Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan : Adanya Riwayat keluarga yang terkena stroke
b. Faktor yang dapat dirubah : hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi,
obesitas, diabetes mellitus, polisetemia, stress emosional.
c. Kebiasaan hidup : merokok, peminum alcohol, obat-obatan terlarang,
aktivitas yang tidak sehat (kurang olahraga, makanan berkolesterol).
(Nanda, 2015).
c. Tanda dan gejala
1. Tiba tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cedal atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak (Nanda,2015).
d. Komplikasi
1. Infeksi pernafasan
2. Nyeri pada daerah tekan
3. Epilepsi dan sakit kepala
4. Nyeri pada daerah punggung
5. Konstipasi
6. Dislokasi sendi.
7. Pneumonia
8. Infeksi saluran kemih
9. Kejang
10. Stroke berulang
11. Dekubitus (Supartini, 2016)
10
e. Penatalaksanaan
1. Fase Pemulihan :
a) Mengendalikan hipertensi: karena tekanan yang tinggi dapat
menyebabkan perburukan edema periehematoma serta meningkatkan
kemungkinan perdarahan ulang.
2. Penatalaksanaan stroke
Terdiri dari rehabilitasi, terapi psikologi jika pasien gelisah,
pemantauan kadar glukosa darah, pemberian anti muntah, dan analgesik sesuai
indikasi, pemberian H2 antagonis jika ada indikasi perdarahan lambung,
mobilisasi bertahap ketika kondisi hemodinamik dan pernafasan stabil,
pengosongan kandung kemih yang penuh dengan katerisasi intermitten, dan
discharge planning. Tindakan lainnya untuk mengontrol peninggian tekanan
intra kranial dalam 24 jam pertama yaitu bisa dilakukan tindakan
hiperventilasi. Pasien stroke juga bisa dilakukan terapi hipotermi yaitu
melakukan penurunan suhu. Terapi hipotermi akan menurunkan tekanan darah
dan metabolisme otak, mencegah dan mengurangi edema otak, serta
menurunkan tekanan intra kranial hampir 50%, tetapi hipotermi beresiko
terjadinya aritmia dan fibrilasi ventrikal, stress ulcer dan daya tahan tubuh
terhadap infeksi menurun (Affandi & Reggy 2016).
4. Masalah keperawatan yang muncul
1. Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks
muntah
2. Nyeri Akut
3. Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis
4. Deficit perawatan diri b.d gejala sisa stroke
5. Resiko jatuh b.d perubahan ketajaman penglihatan
6. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial atau oral
(Nanda, 2015).

11
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN STROKE

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam
melakukan pengkajian dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang
terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk
mengetahui masalah dan kebutuhan pasien terhadap perawatan (Mitayani, 2009)
a. Pengumpulan data : Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan  tipe keluarga.
b. Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga :
1) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikonsumsi oleh keluarga.
2) Pemanfaatan fasilitas Kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
3) Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga
bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang
dijus sehari dua kali pagi dan sore.
c. Status Sosial dan Ekonomi
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal
penyakit stroke beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola
pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dangan tepat dan benar.
2) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit
salah satunya disebabkan karena Stroke. Ketidakmampuan keluarga dalam

12
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.
d. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan
dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan yang
terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap
psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
e. Aktivitas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah.
f. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan ventilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya cedera pada penderita stroke.
2) Karakteristik Lingkungan
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat Kesehatan
g. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non
verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
2) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang
mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.
3) Struktur peran
Anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang
dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada
konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
h. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita
stroke, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini
akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi
13
serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang
menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila
keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status
emosi mudah stress.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4) Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
i. Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah
yang belum terselesaikan.
j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku
untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan,
pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
k. Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga
tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan singkat, jelas dan pasti tentang
masalah klien yang nyata atau potensial serta penyebabnya dapat dipecahkan atau
diubah melalui tindakan keperawatan. Tujuan dirumuskan diagnosa keperawatan
adalah untuk mengidentifikasi masalah keperawatan dimana adanya respon klien
terhadap status kesehatan atau penyakit, faktor-faktor yang menunjang atau
menyebabkan suatu masalah, kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan
masalah.(Handayaningsih,2007).
1. Hambatan Mobilitas Fisik
2. Ketidakmampuan Koping Keluarga
14
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Analisis Definisi Penyebab Data Mayor, Minor


1. Hambatan Keterbatasan pada Gangguan 1. Kesulitan
Mobilitas Fisik pergerakan fisik tubuh muskuloskeletal membolak
atau satu atau lebih balikan posisi
ekstremitas secara 2. Pergerakan
mandiri dan terarah. lambat
3. Keterbatasan
rentang gerak
sendi
4. Ketidak
stabilan postur
(Nanda, 2015)
2. Ketidakmampuan Perilaku terdekat Gaya koping 1. Dukungan
Koping Keluarga (anggota keluarga) yang tidak sesuai yang diberikan
membatasi kapasitas atau dengan klien keluarga tidak
kemampuan pada klien untuk menunjukan
untuk secara efektif menangani hasil yang
menangani tugas penting tugas adaptif memuaskan
mengenai adaptas 2. Klien
keduanya terhadap mengeluh
masalah kesehatan tentang
dukungan
keluarga yang
berbeda
3. Dukungan
yang diberikan
tidak sesuai
dengan
kemampuan
keluarga
4. Keluarga

15
mengemukakan
kurang
mengetahui
kalua bantuan
yang diberikan
tidak efektif
5. Keluarga
mengatakan
jika terbebani
oleh kebutuhan
klien
6. Kelelahan
keluarga akibat
lamanya sakit
klien
7. Perubahan
peran keluarga
8. Krisis
situasional
9. Kurangnya
pemahaman
keluarga
terhadap
informasi
terkait
kebutuhan
Kesehatan
klien
3. Ketidakefektifan Ketidakmampuan Strategi koping 1. Pola
pemeliharaan mengidentifikasi, yang tidak pemeliharaan
kesehatan mengelola atau mencari efektif Kesehatan
bantuan untuk menjaga keluarga tidak
kesejahteraan adekuat
2. Kurangnya

16
pengetahuan
tentang
pengobatan
3. Kurangnya
dukungan
sosial
4. Persepsi
keluarga
terhadap
hambatan
pengobatan
5. Persepsi
keluarga
terhadap
manfaat
pengobatan

3. Intervensi Keperawatan

Masalah Diagnosa Noc Nic


Stroke Hambatan Setalah dilakukan intervensi , maka 1. Kaji pasien dalam
Mobilitas Fisik klien dapat mobilisasi
1. Mampu meningkatkan 2. Damping atau
aktivitas fisik bantu pasien saat
2. Untuk meningkatkan mobilisasi
mobilitas 3. Konsultasikan
3. Meningkatkan kekuatan dan terapi fisik
kemampuan berpindah 4. Ajarkan pasien
tentang Teknik
ambulasi
5. Ajarkan bagaimana
merubah posisi
(Nanda, 2015)
Ketidakmampuan Setalah dilakukan intervensi Keluarga mampu
Koping Keluarga keperawatan keluaga mampu mengenal masalah

17
1. Keluarga mampu mengenal 1. Teaching
masalah individual dan grup
a. Pengelolaan stress Keluarga mampu
b. Pengelolaan stroke memutuskan
c. Regimen pengobatan 1. Dukungan
2. Keluarga mampu memutuskan membuat
untuk meningkatkan Kesehatan keputusan
a. Berpartisipasi dalam 2. Membangun
memutuskan perawatan harapan
Kesehatan Keluarga mampu merawat
3. Keluarga mampu merawat 1. Peningkatan
a. Koping keluarga koping
b. Fungsi keluarga 2. Konseling
c. Status Kesehatan keluarga 3. Krisis intervensi
d. Suasana lingkungan keluarga Keluarga mampu
4. Keluarga mampu memodifikasi memodifikasi lingkungan
lingkungan 1. Mendengar aktif
a. Komunikasi 2. Mediasi konflik
b. Pengambilan keputusan Keluarga mampu
c. Proses informasi memanfaatkan fasilitas
5. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan Kesehatan 1. Rujukan dan
a. Pengetahuan tentang sumber- konsultasi
sumber Kesehatan
b. Perilaku mencari pelayanan
Kesehatan
c. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
Ketidakefektifan Setalah dilakukan intervensi Keluarga mampu mengenal
pemeliharaan keperawatan keluaga mampu 1. Keluarga mampu
kesehatan 1. Keluarga mampu mengenal mengenal
masalah tentang masalah : teaching
pengetahuan individual or grup
a. Body mekanik Keluarga mampu

18
b. Pengobatan memutuskan
c. Prosedur pengobatan 2. Memberi dukungan
2. Keluarga mampu membuat
memutuskan : keputusan
a. Berpartisipasi dalam Keluarga mampu merawat
memutuskan perawatan 3. Penjelasan
Kesehatan program
3. Keluarga mampu merawat pengobatan,
anggota yang sakit : pemberian
a. Patuh terhadap pengobatan oral
pengobatan dan pengelolaan
b. Penampilan body Latihan fisik
mekanik Keluarga mampu
4. Keluarga mampu memodifikasi
memodifikasi lingkungan lingkungannya
a. Komunikasi 4. Mendengarkan
b. Pengembalian keputusan aktif dan mediasi
c. Proses informasi konflik
5. Keluarga mampu Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
Kesehatan Kesehatan
a. Pengetahuan tentang 5. Konsultasi dan
sumber Kesehatan rujukan
b. Perilaku mencari
pelayanan Kesehatan
c. Partisipasi keluarga
dalam perawatan
keluarga

4. Implementasi Keperawatan

19
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2008
Implementasi pada kasus Stroke yaitu menggunakan Latihan ROM , Menurut
Suratun (2008), latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien pasca
stroke dan keluarga. Oleh karena itu, sebagai pendidik, perawat perlu membantu
kemandirian keluarga dalam melakukan rehabilitasi awal pasien stroke berupa latihan
ROM pasif sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah kesehatan keluarga dan berperan dalam meningkatkan kesehatan keluarga
yang nantinya dapat digunakan oleh keluarga di rumah setelah pasien pulang dari
rumah sakit.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif
(dilakukan selama proses asuhankeperawatan ) dan formatif (dengan proses dan
evaluasi akhir
6. Tingkat kemandirian keluarga (Depkes, 2006)
1) Keluarga mandiri tingkat I
a. Menerima petugas perawatan kesehatan kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
2) Keluarga mandiri tingkat II
a. Menerima petugas perawatan Kesehatan
b. Menerima pelayanan keperawatan yang dibrikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
3) Keluarga mandiri tingkat III
a. Menerima petugas perawatan Kesehatan
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang di anjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
20
4) Keluarga mandiri Tingkat IV
a. Menerima petugas perawatan kes.kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

DAFTAR PUSTAKA

21
Depkes RI. (2006). Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga.

Junaidi, I. (2011). Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Lumbantobing SM. (2003). Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika

Nanda, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic
Noc.Yogyakarta: Penerbit Mediaction.

Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta

Vitahealth, 2003, Stroke, Jakarta : Gramedia.

22

Anda mungkin juga menyukai