Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

Nomor :
Terbit ke :
No revisi :
SOP
KABUPATEN Tgl terbit :
ROKAN HILIR halaman : PUSKESMAS
PEDAMARAN

Ditetapkan Kepala drg. YUDHY GUSTIANTO


Puskesmas pedamaran NIP 198208012014081003

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang


disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien keracunan makanan.
3. Kebijakan SK Kepala pukesmas Nomor : 800/SK-TP/2017/51 Tentang Pelayanan
Klinis yang mulai dari pendaftaran sampai pemulangan pasien dan
rujukan
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Edisi I, 2013, hal 64-66
5. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai darah atau
lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menayakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak
higienis, konsumsi daging/unggas yang tidak matang, konsumsi
makanan laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu
dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Petugasmenemukanadaatautidaknyatanda-tandatekanandarahturun,
nadicepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin output, nyeri tekan
perut dan bising usus lemah atau meningkat.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
i. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan

1
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
j. Petugas memberikan tatalaksana terhadap hasil diagnose berupa:
 Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen
elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan
intravena (RL atau NaCL). Obat absorben (missal kaolin pectin,
alumuniom hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan
bila diare tidak segera berhenti.
 Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus
segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
k. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien.
l. Petugas membubuhi tandatangan pada rekam medis.
m.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
6. Diagram Alir
7. Hal – hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait UGD

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai