Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH OLAHRAGA AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH BAGI

PENDERITA HIPERTENSI

Nida’ul Hasanah
18604221076
PGSD Pendidikan Jasmani/6B

Salah satu penyakit yang sering dijumpai saat ini yaitu tekanan darah tinggi atau
biasa disebut hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
mengalami peningkatan hingga melebihi batas normal. Menurut World Health
Organization (WHO), seseorang dikatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darah
dalam tubuhnya lebih dari sama dengan 160/95 mmHg (Ismanto dan Tusti, 2014).
Apabila tekanan darah tidak terkontrol dengan baik, pengidap hipertensi cenderung
memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit lanjutan seperti penyakit jantung, stroke,
dan masih banyak lagi penyakit yang dapat mengancam nyawa.
Penyebab tekanan darah tinggi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
hipertensi essensial atau hipertensi primer dan hipertensi renal atau hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh
gabungan dari beberapa faktor, yaitu stres, genetik, gaya hidup, berat badan berlebih,
dan lain-lain. Lebih dari 90 persen kasus hipertensi yang ada merupakan jenis hipertensi
primer. Sedangkan kurang dari 10 persen sisanya adalah kasus hipertensi sekunder.
Penyabab hipertensi jenis ini meliputi gangguan hormon, penyakit jantung, diabetes,
ginjal, tumor, dan kondisi yang berhubungan dengan kehamilan (Vitahealth, 2006).
Hipertensi juga dikenal sebagai salah satu penyakit silent killer karena gejalanya
yang tidak timbul dalam jangka panjang. Crowin (dalam Nugroho, 2013) menyatakan
bahwa pengidap hipertensi baru merasakan gejala klinis setelah bertahun-tahun. Gejala-
gejala klinis yang timbul yaitu:
1. Sakit kepala ketika terjaga yang disertai mual dan muntah, hal ini diakibatkan oleh
peningkatan tekanan darah intrakranial.
2. Penglihatan tidak jelas atau kabur karena kerusakan retina akibat hipertensi.
3. Ketika melangkah, ayunan tidak mantap yang disebabkan kerusakan susunan saraf
pusat.
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Pola hidup sehat sangat dianjurkan bagi pengidap hipertensi untuk mengurangi
gejala yang diderita. Adapun anjuran pola hidup sehat tersebut diantaranya:
1. Menjaga berat badan tetap ideal dengan mengganti makanan tidak sehat serta
memperbanyak buah dan sayur.
2. Mengurangi konsumsi garam dengan batas maksimal dua gram per hari.
3. Olahraga teratur minimal tiga hari per minggu dengan durasi olahraga 30 sampai 60
menit.
4. Meninggalkan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang dapat memperburuk
kondisi tubuh karena dapat lebih meningkatkan tekanan darah (Soenarta, dkk,
2015).
Secara umum, olahraga digolongkan menjadi dua, yaitu olahraga aerobik dan
olahraga anaerobik. Olahraga yang baik bagi pengidap hipertensi adalah olahraga
aerobik. Olahraga aerobik merupakan olahraga yang membutuhkan oksigen untuk
menyebabkan otot-otot dapat bergerak. Pada jenis olahraga ini kinerja jantung dan paru-
paru lebih keras sehingga baik untuk membakar kalori dan meningkatkan fungsi
jantung. Adapaun yang termasuk olahraga aerobik adalah bersepeda, berenang, berlari,
dan berjalan kaki (Nugroho, 2013).
1. Bersepeda
Jantung akan bekerja lebih efektif dalam memompa darah apabila bersepeda
dilakukan secara rutin. Dengan dmeikian tekanan darah dapat menurun secara
signifikan.
2. Berenang
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga berenang selama 12 minggu
sebanyak 3-4 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik untuk
penderita hipertensi, terutama yang telah berusia lanjut. Selain itu berenang selama
satu tahun dapat menurunkan tekanan darah sistolik untuk penderita hipertensi
sekitar 17 mmHg.
3. Berlari
Lari pagi atau jogging dapat menjadi salah satu pilihan olahraga karena
relatif aman dan terjangkau berbagai kalangan. Olahraga ini dapat dilakukan oleh
semua usia dan dapat memberikan dampak positif untuk kesehatan jantung dan
pembuluh darah.
4. Berjalan kaki
Berjalan kaki adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang paling mudah
dilakukan namun tetap efisien dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh
darah .
Latihan aerobik sudah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah
seseorang. Oleh karena itu pengidap hipertensi dianjurkan melakukan jenis olahraga ini
untuk mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Apabila olahraga aerobik
dilakukan secara teratur dan terus-menerus maka tekanan darah akan turun mendekati
normal dalam waktu yang lebih lama. Namun apabila pengidap hipertensi berhenti
melakukan olahraga aerobic secara teratur, tekanan darah akan kembali naik seperti
semula. Sehingga dapat dikatakan olahraga teratur merupakan kunci dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Ismanto, Iksan dan Tuti Rahmawati. 2014. Hubungan Olahraga terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta. Jurnal PROFESI. 10: 21-25

Nugroho, Sigit. 2013. Olahraga Aerobik Sebagai Pencegahan dan Pengobatan


Tekanan Darah Tinggi. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 10(1): 1-14

Soenarta, Arieska Ann, dkk. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular. Indonesia: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia

Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai