Deh
Pernah gak sih kamu mendapat chat dari temen kamu yang isinya Cuma “P”,
“Posisi?”, “Lagi di mana?” “Assalamualaikum”, “Hey” atau menyebut nama panggilan
kamu, tapi abis itu gak ada kelanjutannya. Rasanya, hal itu sungguh menyebalkan
bukan? Iya, abis “P”, menanyakan posisi, atau manggil nama kamu, terus apa? Apalagi
jika kamu sudah beranjak dewasa, yang katanya memiliki kesibukan atau punya hal-
hal yang mesti diprioritaskan terlebih dahulu. Bener gak sih? Tentu kamu gak mau
kan meladeni ocehan-ocehan orang BT tersebut, sementara ada hal lain yang mesti
kamu kerjakan atau kamu pikirkan. Parahnya, alias sangat sangat menjengkelkan,
jika chat temen kamu itu hendak mengabarkan sesuatu atau ada keperluan yang
tingkat urgensinya lumayan penting. Dan kamu ogah membalas bahkan gak
membukanya sama sekali, karena dilihat dari chat temen kamu seperti gak penting-
penting amat. Tapi, gak semua orang seperti itu juga loh.
Jenis kedua orang dalam menanggapi chat basa-basi adalah mereka yang
masih memiliki harapan dan prasangka baik terhadap pemberi chat. Jenis ini
sebetulnya malas membalas chat tersebut. Tetapi karena beberapa alasan, kawanan
ini dengan terpaksa meladeni chat basa-basi. Alasannya pun beragam, di antaranya;
takut dicap sombong dan sok sibuk, memiliki harapan dan prasangka baik terhadap
pemberi chat (kali aja ada info atau keperluan yang lumayan penting, pikirnya), atau
mungkin alasannya karena memang orangnya legowo.
Jenis ketiga adalah orang yang gak suka basa-basi dan lebih suka to the point
saat dichat. Dalam menanggapi chat basa-basi, jenis ini jelas tidak
menghiraukannya. Biasanya jenis ini sangat menghargai waktu, dan gak mau waktu
terbuang untuk hal-hal kurang berguna. Berikut adalah chat yang disukai dan gak
disukai oleh jenis ini. Saya contohkan agar kamu dapat mengambil hikmahnya.
Berikut percakapan Riki dan Rehan di WhatsApp.
“Assalamualaikum”
Waalaikumussalam.
“Han”
Iya, Ki.
Lumayan sih, tapi bisa ditinggal dulu. Emang butuh bantuan apa, Ki?
“Yaudah, Han. Kalo kamu sibuk sih. Aku chat Doni aja. Makasih.”
Ok.
Jenis ketiga ini tidak suka obrolan chat semacam itu. Bayangkan jika si Riki
memang bener-bener butuh bantuan Rehan. Misalnya Riki kecelakaan di jalan,
rumahnya kebakaran, dikejar-kejar rentenir, atau hal-hal urgen lainnya. Padahal jika
terus terang, Rehan pasti akan menolongnya. Misalnya Riki chat seperti ini.
“Han, bisa ke jalan Sudirman gak? Aku kecelakaan nih, motorku hancur.”
Itu hanya contoh kecil. Dan saya rasa jika perihal kecelakaan pastinya gak
ada yang mau basa-basi, kali. Maksudnya, obrolan yang bisa sekali chat, tidak perlu
menanyakannya satu persatu. Mending langsung saja pada poinnya. Pesan
tersampaikan, dan waktu gak terbuang percuma. Itu yang disukai oleh jenis ketiga
ini.
Setelah kamu mengetahui jenis-jenis orang dalam menanggapi chat basa-basi,
kamu bukan hanya dapat meraba kamu termasuk jenis mana. Tetapi poin dari tulisan
ini adalah agar kamu dapat menyesuaikan chat pertamamu dengan lawan chatmu, dia
tipikal orang jenis ke berapa. Paling penting adalah agar kamu tidak mudah marah,
tersinggung dan baper saat chatmu dibalas dengan kalimat sok asik, pura-pura asik,
atau tidak dibalas sama sekali. Mungkin kamunya aja yang anu.