Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

LEUKEMIA

DISUSUN OLEH :

WINDI LESTARI, S. Kep

N. 202101156

Preseptor Institusi Preseptor Klinik

( Mimi Yanti, S.kep., Ns., M. Kes ) (Hariati, S.Kep.,Ns)

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

PRIGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI NERS

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

LEUKEMIA

A. Definisi

Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang

berlebihan dari sel darah putih (Handayani, 2008).

B. Etiologi

Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Diperkirakan bukan penyebab

tunggal tetapi gabungan dari faktor resiko antara lain :

1. Teriveksi Virus

Agen virus sudah lama diidentifikasi sebagai penyebab leukemia pada hewan.

Pada tahun 1980, diisolasi virus HTLV-1 dari leukemia sel T manusia pada

limfosit seorang penderita limfoma kulit dan sejak saat itu diisolasi dari

sampel serum penderita leukemia sel T.

2. Faktor genetic

Pengaruh genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan

peranan , namun jarang terdapat leukemia familial, tetapi insidensi leukemia

lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang , dengan

insidensi yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot (identik).

3. Kelainan herediter
Individu dengan kelainan kromosom, seperti Sindrom Down, kelihatannya

mempunyai insidensi leukemia akut 20 puluh kali lipat.

4. Faktor lingkungan

a. Radiasi. Kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia

yang timbul bertahun-tahun kemudian.

b. Zat Kimia. Zat kimia misalnya : benzen, arsen, kloramfenikol,

fenilbutazon, dan agen antineoplastik dikaitkan dengan frekuensi yang

meningkat khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat

pada penderita yang diobati baik dengan radiasi maupun kemoterapi.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai

berikut :

1. Pilek tidak sembuh-sembuh & sakit kepala

2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, merasa lemah atau letih

3. Demam, keringat malam dan anorexia

4. Berat badan menurun

5. Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah,

bercak keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)

6. Nyeri pada tulang dan persendian

7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat

pembesaran limpa).
D. Patofisiologi

Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk

hematologis dan turunannya. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel

leukemia dan mengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi bone

marrow failure, infiltrasi sel leukemia ke dalam organ, sehingga menimbulkan

organomegali, katabolisme sel meningkat, sehingga terjadi keadaan hiperkatabolik.

E. Patway
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik

2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml

3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah

4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature

6. PTT : memanjang

7. LDH : mungkin meningkat

8. Asam urat serum : mungkin meningkat

9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan

mielomonositik

10. Copper serum : meningkat

11. Zink serum : menurun

12. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat

keterlibatan

G. Komplikasi

1. Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)

2. Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

3. Anemia

4. Infeksi bakteri berulang

5. Gagal ginjal
H. Penata Laksanaan Keperawatan

Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien lain yang

menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang

menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya) maka pendekatan psikososial

harus diutamakan. Yang perlu diusahakan ialah ruangan yang aseptik dan cara

bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak

hanya untuk pasien saja tetapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka

perasaannya jika mengetahui penyakit anaknya atau keluarganya.

Beberapa cara yang bisa kita anjurkan adalah hindari menyikat gigi terlalu keras,

karena bulu sikat gigi dapat mencederai gusi. Menyarankan klien supaya berhati-hati

ketika berjalan di lantai yang licin seperti kamar mandi agar tidak jatuh. Memberikan

klien dan keluarganya pendidikan kesehatan bagaimana cara mengatasi perdarahan

hidung, misalnya dibendung dengan kapas atau perban, posisi kepala menengadah.

Untuk menangani infeksi klien harus menjaga kebersihan diri, seperti mencuci

tangan, mandi 3x sehari. Menganjurkan keluarga klien untuk menjaga keersihan diri

mereka, membatasi jumlah pengunjung karena dikhawatirkan dapat menularkan

penyaki-penyakit seperti flu dan batuk. Menciptakan lingkungan yang bersih dan jika

perlu pertahankan tehnik isolasi.


DAFTAR PUSTAKA

Aster, Jon., 2007. Sistem Hematopoietik dan Limfoid dalam Buku Ajar Patologi

Edisi 7. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Handayani , Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo., 2008. Asuhan keperawatan

pada klien dengan gangguan sistem hematologi. Salemba Medika : Jakarta.

Smeltzer Suzanne C., 2021. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta :

EGC

Yatim, Faisal., 2003. Talasemia Leukemia dan Anemia. Jakarta : Pustaka


Populer Obor.

Anda mungkin juga menyukai