Absen : 43 NIM : 15120037 UTS 1 Agama dan Etika Islam
1. a. Karakteristik ajaran islam :
1) Haq = artinya adalah islam selalu benar dan tanpa kontradiksi. Hal ini sesuai Q.S An-Nisa ayat 82 yang menjelaskan bahwa Al-Quran adalah firman yang benar dari Allah yang mana apablia AL-Quran bukan dari Allah maka akan terdapat banyak hal yang bertentangan di dalamnya. 2) Berakal = artinya isi kandungan dalam Al-Quran dapat diterima oleh logika 3) Berdasar fitrah = Artinya, Al-Quran adalah kitab yang didasarkan pada fitrah manusia. Manusia terlahir ke dunia dalam keadaan fitrah yang suci. Namun, sesuai Q.S. An-Nisa ayat 14, apabila manusia mendurhakai Allah dan rasulnya maka akan mendapat azab yang menghinakan. 4) Berdasar kemampuan manusia= Al-Quran dibuat dengan tidak memberikan kesukaran bagi manusia. Hal ini sesuai dengan Q.S Al-Hajj ayat 78 5) Universa = Artinya Al-Quran dapat digunakan untuk semua manusia. Misalnya dalam Q.S Al-Maidah : 3 disebutkan bahwa diharamkan untuk memakan bangkai atau bermain judi. Tentu saja hal tersebut juga bermanfaat apabila dilakukan oleh orang-orang yang bukan beragama islam. 6) Rahmatan lil Alamin = Artinya Al-Quran sebagai penyelamat dan rahmat bagi alam semesta 7) Washatiyah = Al-Quran mengarahkan umatnya agar adil dan seimbang dalam segala hal. b. Saya memahami kata Laa ilaha Illallah sebagai kalimat yang menunjukan bahwa dalam hati seseorang telah meyakini Allah sebagai Tuhan yang satu dan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Kata iman disini bukan hanya sekedar ucapan namun juga meyakini dalam hati dan melakukan dalam perbuatan. Bagi yang mengucapkannya dengan penuh keimanan menurut saya bisa menjadi amal yang membantu masuk surga, namun jika hanya sekadar diucapkan saja tanpa makna apapun maka belum tentu masuk surga. Implementasi tuntunan Laa ilaha Illallah dalam kehidupan mahasiswa ITB adalah dengan selalu mengucapkan/berdzikir dengan kalimat tersebut dimanapun dan kapanpun berada dan sebagai mencadikan tuntunan tersebut sebagai pegangan untuk membentengi diri apabila terdapat hal-hal yang bisa merusak keimanan. 2. a. Al-Quran mengkonsepsikan hakikat manusia secara holistic adalah dengan mengatur segala macam kehidupan dengan isi kandungan didalamnya. Al-Quran mengatur konsep ketuhanan seperti tercantum dalam Q.S Al-Ikhlas yang menjelaskan bahwa Tuhan yang wajib disembah hanya satu yakni Allah SWT, Al-Quran berisi tentang pengetahuan sejarah misalnya dalam Q.S Ibrahim yang berisi kisah sejarah nabi Ibrahim , Al-Quran mengatur tentang makanan seperti tercantum dalam Q.S AL-Maidah ayat 3 yang melarang memakan bangkai, Al-Quran mengatur tentang pergaulan seperti tercantum dalam Q.S Al-Isra ayat 32 yang berisi larangan mendekati zina, dan masih banyak lagi aspek kehidupan ynag diatur dalam Al-Quran. b. Peran sebagai khalifatullah yang bisa saya lakukan untuk menebar perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan di kancah global adalah dengan menghargai keberadaan umat yang beragama lain, tidak termakan isu hoax yang menyangkut atau mengadu domba agama, tidak mempermasalahkan perbedaan aliran sesama islam selagi aliran tersebut masih benar dan tidak bertentangan dengan islam, serta melakukan shadaqah kepada orang yang membutuhkan. 3. a. kemukjizatan al-Qur’an dari sisi kandungan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan (al-i’jaz al- ‘ilmi) adalah dalam kandungan Al-Quran terdapat ilmu pengetahuan yang baru dibuktikan di zaman sekarang. Telah kita ketahui bersama bahwa Al-Quran diturunkan 1400 SM namun isi kandungan didalamnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan mampu terbukti dengan penelitian modern. Misalnya adalah didalam Al-Quran dijelaskan tentang proses perkembangan janin mulai dari nutfah (air mani bertemu ovum) kemudian menjadi Alaqah (segumpal darah) lalu menjadi mudghah (segumpal daging) dan terus berkembang menjadi janin. Penjelasan ini sesuai dengan pengetahuan yang kita pelajari selama ini yang mana telah dibuktikan dengan berbagai riset modern. b. Tahapan mettodis dalam rangka berinteraksi dengan Al-Quran yang pertama adalah dengan membacanya. Kemudian memahami kandungannya dengan benar. Selanjutnya adalah mengamalkan isi kandungan dalam Al-Quran. Dan yang terakhir adalah mengajrkannya walau hanya satu ayat. Membaca Al-Quran tanpa mengetahui maknanya ibarat mengambil air dengan keranjang yang memiliki banyak lubang. Mungkin tidak akan pernah ada air yang dapat terambil, namun semakin banyak kita mencoba mengambil air dengan keranjang tersebut maka keranjang tersebut juga akan menjadi bersih karena tercuci. Jadi, meskipun tidak mengetahui artinya, secara tidak langsung kita telah mengucapkan kalimat-kalimat baik dalam Al-Quran yang dapat membantu mencuci diri kita. Diriwayatkan juga dalam hadis At-Tirmidzi no. 2835 yang menyebutkan bahwa barang siapa membaca satu huruf saja dalam Al-Quran maka sudah mendapat satu kebaikan. Jadi, meskipun hanya membaca kita tetap mendapatkan pahala. Berikut hadis yang dimaksud: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu pahala kebaikan. Dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi no. 2835) Sumber website hadist : https://www.dakwah.id/baca-al-quran-tanpa-tahu-artinya/ 4. a. Al-Quran membutuhkan sunnah karena sunnah adalah mekanisme, detail, dan prosedur- prosedur rinci yang menjelaskan Al-Quran. Fungsi sunnah adalah untuk membantu memperjelas Al-Quran. Misalnya di dalam Al-Quran terkandung perintah sholat. Maka didalam sunnah akan dijelaskan detail-detail bagaimana cara dalam melakukan ibadah sholat. b. Cara saya menyikapi perbedaan pendapat Ijtihad adalah dengan tamaddhub yaitu mengikuti salah satu mahdzab atau ulama yang dianggap paling benar atau bisa juga dengan mengkombinasikan hasil ijtihad yang dianggap paling baik atau benar. Untuk dapat mengetahui yang paling baik atau benar dilakukan juga Ittiba, yaitu mengetahui bahwa sumber dan penjelasan yang dikeluarkan ulama tersebut adalah valid dengan opini/ilmu yang berdasar. Agar dapat melakukan ittiba , harus senantiasa mencari ilmu sehingga dapat memberikan penilaian dan menentukan yang terbaik. Kita boleh mengkombinasikan dua pendapat yang berbeda untuk memudahkan dalam praktik nya. Misalkan dalam kasus berwudhu. Bberapa ulama beranggapan bahwa makan tidak membatalkan wudhu. Apabila dalam keadaan tergesa-gesa, kitab bisa tidak berwudhu lagi setelah makan namun jika masih banyak waktu sebaiknya kita berwudhu. 5. a. Kita harus beribadah kepada Allah SWT untuk membangun karakter diri kita, mengontrol diri dan untuk mensucikan diri. Allah tidak membutuhkan ibadah kita akan tetapi kita yang butuh beribadah kepada Allah agar memiliki karakter yang baik. Dalam Q.S Ibrahim ayat 8 menjelaskan bahwa Allah Maha Kaya dan tidak lagi memerlukan pujian atau unkapan syukur dari hamba-Nya. Jadi kesimpulannya, kitalah yang membutuhkan ibadah itu sendiri. b. Cara membuat agar ibadah kita menjadi ibadah yang ihlas adalah dengan menanamkan pemikiran bahwa kita beribadah semata-mata karena kita hanyalah hamba yang lemah yang ingin berbicara kepada Allah melalui ibadah tanpa mengharapkan imbalan lain atas ibadah yang dilakukan. Ikhlas menurut ajaran islam adalah ketika kita sudah tidak mengharapkan hal lain atau imbalan setelah melakukan sesuatu. Beribadah tahajud dengan niat dilapangkan rezekinya menurut saya kurang tepat. Ketika sholat tahajjud niat utamnaya adalah karena Allah namun apabila setelahnya kita berdoa dan meminta dilapangkan rezekinya oleh Allah menurut saya diperbolehkan karena Allah adalah tempat meminta bagi hambaNya