Anda di halaman 1dari 2

Ada Tuhan

Karya: Diyah Tri Qur’ana

Nama ku Diyah. Aku merasakan ketakutan yang mendalam dan tidak wajar hingga
meruntuhkan optimisme ku. Sedangkan aku sendiri tidak mengerti darimana dan kapan semua
ini berawal. Aku sendiri hanyalah seorang gadis biasa. Aku bukanlah gadis yang kaya apalagi
dari keluarga yang berpengaruh. Selain itu juga aku juga sosok murid yang pintar. Dengan
kondisiku yang demikian, apa yang bisa aku sombongkan? Walaupun aku hanya hanyalah gadis
biasa, bukan berarti hidupku selalu menjadi benalu. Prinsipku bukanlah seperti itu. Bahkan setiap
ada masalah selalu ku pendam sendiri. Lalu apakah orang seperti ku ini bisa dikatakan sombong,
pengganggu, serta suka menghina orang lain? Kalian semua salah besar. Berbeda lagi jika kalian
bilang kalau aku aku ini lemah dan penakut, maka aku akan bilang memang seperti itu diriku.

Bahkan ketakutanku semakin tidak wajar saja. Ada rasa takut yang sangat besar menghantui
ku. Aku tidak tahu dimana awalnya dan bagaimana semua ini berasal. Apa yang kalian pikirkan
jika ada orang yang melamun membayangkan dirinya bersama keluarga tercinta? Atau mungkin
dia membayangkan sedang bercanda ria bersama teman-temannya? Semua kebahagiaan, senyum,
canda dan juga tawa hanya terlihat dalam lamunannya. Padahal kenyataannya dia hanya diam
tanpa kata dengan tatapan kosong seakan memandang jauh tak tahu kemana. Padahal
kenyataannya dia sendiri tahu jika teman-temannya ada di sekitarnya. Keluarga yang diharapkan
juga bersamanya.

Semuanya sedang berusaha meramaikan suasana dengan celotehan dan sahut menyahut
seakan tanpa jeda. Jika kalian melihat orang seperti itu, apa yang terlintas di benak kalian?
Mungkin kalian akan menganggap orang itu bodoh, gila dan sebagainya. Nah bagaimana jika
orang itu adalah aku?

Sebenarnya aku pun ingin bersenang-senang dan melewati hari-hari bersama mereka. Ingin
ku berceloteh ria dengan senyum tulus kepada mereka. Ingin ku bercanda ria sehingga mereka
semua tertawa kemudian sejenak lupa akan semua masalah yang mereka punya. Sungguh aku
sangat menginginkan hal seperti itu. Aku sudah mendapatkan semuanya. Semua yang
kuinginkan dalam khayalanku sudah ada. Akan tetapi tetap saja aku hanya bisa diam dan malah
merasa cemas diantara mereka.

Jika ini berada dalam sebuah film, mungkin aku akan menemui Harry Potter kemudian
meminjam jubah gaib miliknya agar aku bisa menghilang dari dunia ini. Namun, ini adalah
sebuah kenyataan. Bukan sebuah dongeng atau cerita drama Korea.

Setiap hari dan setiap saat aku selalu bertanya kepada diriku dan juga Tuhanku. “Apakah
aku akan terus seperti ini?. Aku tidak pernah bisa menjawab pertanyaan yang kusampaikan pada
diriku sendiri. Ribuan motivasi kubaca, akan tetapi aku pun tidak bisa menjawab satu pertanyaan
yang muncul dari diriku sendiri.

Jika diriku tidak bisa menjawabnya, tetapi aku masih yakin seratus persen jika Tuhan pasti
akan menjawabnya lewat waktu dan semesta-Nya. Bukankah Tuhan selalu memberikan petunjuk
melalui ayat-ayat-Nya?. Semua petunjuk yang sudah ada sejak ratusan ribu tahun silam. Lantas
mengapa aku tidak menyadarinya? Mengapa malah diriku semakin menjauh dari-Nya? Sungguh
hinanya diriku ini.

Ketika aku coba mengingat, mencari, membuka lembaran kitab suci yang telah lama
kutinggalkan. Pada saat itu aku menemukan ayat yang membuatku tersadar. Aku sendiri sudah
mengetahui ayat itu sejak dahulu. Akan tetapi mengapa baru kali ini aku memikirkan maksud
yang terkandung di dalamnya? Mengapa bukan sejak dahulu kala?. Memang penyesalan selalu
tiba pada akhirnya, kalau pada awalnya mungkin bukan menyesal, tapi sadar. Tiga ayat yang
baru kupikirkan maksudnya setelah sekian lama adalah

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Surah
al-Baqarah ayat 268.

“Maka, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” Surah al-Insyirah Ayat 5.

“Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri
yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka.” Surah al-Ra’d ayat 11.

Dari ketiga ayat di atas aku pun menyadari bahwa Tuhan selalu mengingatkanku melalui
firman-Nya. Mengapa aku baru menyadarinya ketika aku menjauh dari-Nya. Aku hanya bisa
berputus asa dan berteman mesra dengan rasa takut yang selalu ada.

Pada akhirnya, setiap kali aku berputus asa dan ingin menyerah, aku pun berkata” Tuhan
selalu memberitahuku bahwa aku sanggup menyelesaikan masalahku. Tuhan tahu sejauh mana
batas kemampuanku. Setiap kali cobaan menghampiriku, pasti akan selalu ada kemudahan yang
menyertainya. Tuhan selalu menyuruhku untuk menghadapi permasalahan agar segera bertemu
dengan kemudahan.

Teruntuk kalian yang seagama dengan ku, bacalah ketiga ayat tersebut dan renungkanlah
maksud dan tujuannya. Kuharap buat yang seiman dengan ku bisa membaca ulang ketiga ayat
tersebut kemudian merenungkannya. Kurasa ayat itu bisa membuat kalian bisa mendapatkan
semangat hidup kembali. Tunjukkankanlah semangat hidup kalian dan aku akan sangat berterima
kasih kepada kalian. Nah buat yang berbeda keyakinan, jangan pernah putus asa, renungkan dan
pikirkan kembali ayat-ayat dalam ajaran kalian. Aku yakin Tuhan kalian tidak akan
meninggalkan kalian. Aku percaya bahwa setiap agama akan selalu mengajarkan pada kebaikan.
Mari bersama mengingat Tuhan dan tersenyum kepada dunia.

Semenjak aku merenungkan ayat-ayat Tuhan, aku selalu berusaha sebisa ku. Karena itu
merupakan tanggung jawabku. Meskipun aku masih sering menangis, rasa takut yang masih ada,
aku bersyukur bahwa aku dianggap ada. Tuhanlah yang paling mengerti segala yang kurasakan.
Selalu tahu apa yang kusembunyikan. Aku tidak perlu memendam rasa takutku. Tak perlu ku
tampakkan senyum palsu pada kalian. Aku hanya berusaha menjadi apa adanya di hadapan
Tuhanku. Tidak peduli kalian mau berkata seperti apa.

“Sebesar apapun masalah kita. Seberat apapun beban yang kita jalani. Percayalah Tuhan
selalu ada untuk kita” Itulah yang ku yakini sampai kapan pun.

Anda mungkin juga menyukai