Anda di halaman 1dari 4

Tumor dan Kanker Payudara

Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai
data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga
kanker. Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita
kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang
meninggal juga kian memprihatinkan.

Untuk kanker payudara, merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua


setelah kanker serviks. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini
adalah jenis kanker paling umum yang diderita perempuan. Kaum pria juga dapat
terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara
1000

Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian
pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus.
Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada
tahun 2007 sebanyak 8.277 kasus.

Yang perlu diketahui, data penderita kanker payudara tersebut merupakan pasien
yang keluar rawat inap dengan diagnosis kanker. Jadi penderita kanker payudara
sebenarnya sangat mungkin jauh lebih besar lagi.

Tumor atau kanker payudara, adalah 2 istilah yang mirip namun berbeda, karena
umumnya tumor digunakan untuk kelainan jinak pada payudara, seperti kelainan
fibrokistik atau fibroadenoma (FAM). Sedangkan kanker payudara digunakan
untuk mengistilahkan kelainan ganas pada payudara, yang dapat menyebar dan
bersifat membahayakan jiwa.

Di antara ciri tumor payudara adalah :

1. Benjolan pada bagian mana saja dari payudara, termasuk di ketiak, bisa
berukuran kecil hingga mencapai diameter 5 cm atau lebih.

2. Benjolan kenyal, berbatas tegas dari jaringan sekelilingnya, tidak sakit jika
ditekan, bisa digerakkan (pada FAM); atau

3. Benjolan lunak, terasa ada cairan, nyeri bila ditekan, bisa mengecil dan
membesar dengan siklus mengikuti siklus haid (Fibrokistik).
Sedangkan di antara ciri kanker payudara adalah

1. Benjolan pada payudara maupun di bagian yang dekat dengan ketiak.

2. Benjolan keras atau padat, tidak nyeri, batas dengan jaringan sekitar tidak jelas,
tidak dapat digerakkan.

3. Biasanya disertai perubahan pada kulit payudara, mengeras atau berbentuk


seperti kulit jeruk (peau d’ orange), membengkak, adanya cairan dari puting atau
perubahan bentuk puting, kadang disertai timbulnya luka.

4. Jika sel kanker sudah menyebar hingga ke kelenjar limfa di ketiak, akan timbul
benjolan kelenjar yang keras dan tidak nyeri.

Untuk mengecek adanya benjolan pada payudara secara menyeluruh, langkah


awalnya adalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) oleh setiap perempuan secara rutin.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya kanker payudara. Namun
terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempengaruhi terjadinya kanker
payudara, yaitu faktor resiko dan faktor genetik.

Yang termasuk ke dalam faktor risiko adalah sebagai berikut :

1. Faktor reproduksi. Terjadinya nuliparitas, menarche pada wanita berusia


muda, terjadinya menopause dan kehamilan pertama pada wanita berusia
tua.
2. Penggunaan hormon. Harvard School of Public Health melaporkan bahwa
terdapat para pengguna terapi estrogen replacement mengalami peningkatan
terjadinya kanker payudara.
3. Memiliki penyakit fibrokistik.
4. Obesitas atau kegemukan.
5. Konsumsi lemak yang berlebihan.
6. Radiasi ionisasi yang terjadi selama atau sesudah pubertas dapat
meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara.

Selain faktor-faktor diatas kanker payudara juga bisa disebabkan oleh faktor
genetik atau faktor keturunan. Yaitu adanya mutasi pada beberapa gen yang dapat
memicu terjadinya kanker payudara pada gen yang bersifat onkogen dan gen yang
bersifat mensupresi tumor, diantaranya adalah gen BRCA2 dan BRCA1.
Beberapa upaya pencegahan pada kanker payudara terdiri atas 3 hal, yaitu

1. Pencegahan primer. Merupakan promosi kesehatan yang sehat melalui


upaya menghindarkan diri dari faktor risiko diatas serta melakukan pola
hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias
SADARI.
2. Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang memiliki risiko terkena
kanker payudara, yaitu dengan melakukan deteksi dini dengan via skrining
mammografi yang diklaim memiliki 90% akurat. Skrining berlaku untuk
wanita usia 40 tahun keatas, wanita yang harus rujuk skrining setiap tahun
dan wanita normal yang harus rujuk skrining tiap 2 tahun sekali hingga usia
50 tahun.
3. Pencegahan tertier dilakukan pada wanita yang positif menderita kanker
payudara. Ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah
komplikasi penyakit. Bisa berupa operasi dan kemoterapi sitostatika serta
pada stadium tertentu hanya berupa simptomatik dan pengobatan alternatif.

Untuk pengobatan atau penangan kanker payudara yang dilakukan secara medik
dilakukan dalam bentuk sebagai berikut ini :

1. Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara. Baik pengangkatan total


payudara dan benjolak di ketiak, pengankatan payudara saja maupun
pengangkatan sebagian pada bagian yang terdapat kanker saja.
2. Radiasi yaitu proses penyinaran dengan sinar X dan sinar gamma pada
bagian yang terkena kanker. Ini berfungsi untuk membunuh sel kanker yang
masih tersisa setelah operasi.
3. Kemoterapi yaitu pemberian obat-obatan anti kanker. Baik obat dalam
bentuk pil cair/kapsul maupun melalui infus untuk membunuh sel kanker.

Langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Setiap wanita dewasa sebaiknya rajin memeriksa sendiri payudara-nya secara


rutin. Hal ini perlu untuk lebih mengenal bentuk dan rabaan payudara sendiri agar
setiap perubahan dapat segera diketahui dan bisa segera ditangani dengan baik.
Ikuti langkah-langkah berikut setiap bulan sekali, sebaiknya di setiap akhir periode
menstruasi.

Berdirilah di depan cermin yang baik dengan kedua lengan di sisi tubuh dan amati
payudara dan putingnya dari arah depan dan samping untuk mengetaui bentuk dan
penampilan kulitnya. Ulangi lagi, dengan kedua lengan diangkat. Dengan lengan
kiri tetap di atas, rabalah di sekitar payudara kiri dengan ujung jari tangan kanan.
Ulangi hal tersebut dengan tangan kiri terhadap payudara sebelah kakan.
Berbaringlah dengan bantal di bawah bahi kiri dan lengan kiri di bawah kepala.
Raba sekitar payudara kiri dengan tangan kanan seperti langkah sebelumnya,
diawali dari sisi luar ke arah putting di bagian tengah.

Periksalah daerah di antara payudara dan ketiak, dan bagian dalam ketiak, diawali
dengan mengangkat lengan kiri dan lanjutkan dengan sisi lainnya. Pijat putingnya
dengan lembut untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar. Ulangi langkah-
langkah di atas dengan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

Perlu berkonsultasi ke dokter jika selama pemeriksaan sendiri tersebut ditemukan


satu dari gejalan di bawah ini, yaitu :

1. Benjolan di payudara atau ketiak (ada tumor yang jinak ada tumor yang
ganas). Gejala keduanya kadang mirip yaitu sama-sama berupa benjolan.
Jadi
lebih baik periksa ke dokter setelah selesai melakukan pemeriksaan
sendiri.
2. Perubahan bentuk pada payudara (kecil sebelah atau besar sebelah,
turun sebelah, atau mengkerut sebelah). Ada sesuatu yang keluar dari putting
(entah itu darah, nanah, cairan hitam atau cairan lain).
3. Perubahan pada kulit payudara (timbul kerutan atau lekukan).
Ingatlah, setelah beberapa kali memeriksa sendiri, kita akan
mengenali payudara dan beberapa benjolan yang terasa normal.

Namun jika anda mencemaskan adanya suatu kelainan periksalah segera ke dokter
!!!

Ditulis oleh dr. Yahmin Setiawan, MARS (Direktur LKC Dompet Dhuafa) dari
berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai