Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

MENGANALISIS ISU INSTANSI TERKAIT IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN,


PELAYANAN PUBLIK, DAN WOG

NAMA : RAHMI LUFFIA REZKI, A.Md.Farm


NIP : 19960315 202012 2 011
KLS/KELOMPOK : KELAS C / 1 ( SATU )
INSTANSI : DINAS KESEHATAN KABUPATEN BENGKALIS

A. IDENTIFIKASI DAN DEKSRIPSI ISU


Dari hasil pengamatan (observasi)di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, maka
penulis menemukan beberapa isu yang menarik. Isu-isu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Aspek
No Identifikasi Isu Deskripsi Isu
1. Belum sesuainya stok obat Manajemen Masih ada ditemukannya stok obat
secara fisik dengan stok obat di ASN yang masih belum sesuai dengan
kartu stok. fisik dan kartu stok.

2. Belum disiplinnya petugas Manajemen Masih belum disiplinnya petugas


vaksin dalam mencatat suhu ASN vaksin dalam melaksanakan tugas
chiller vaksin secara rutin. sesuai SOP yang telah diberikan
yakni dengan masih adanya form
suhu pencatatan vaksin yang masih
belum diisi.
3. Masih adanya petugas Pelayanan Petugas puskesmas yang belum
Puskesmas yang meminta Publik memberikan laporan sesuai dengan
obat tidak sesuai dengan fisik obat yang ada dipuskesmas
LPLPO yang sudah dikirim. sehingga adanya permintaan obat
selain dari jumlah dan item obat
yang tertera dalam LPLPO.

4. Belum optimalnya pelaporan Pelayanan Masih adanya keterlambatan


oleh Penanggung Jawab Publik pengiriman laporan kefarmasian
gudang Farmasi Puskesmas maupun Laporan Pemakaian dan
dalam melaporkan Lembar Permintaan Obat oleh
ketersediaan dan pemakaian puskesmas ke Dinas Kesehatan
obat masing-masing Kab. Bengkalis.
puskesmas di lingkungan
Dinas Kesehatan Kab.
Bengkalis dikarenakan jarak
puskesmas dengan Dinas
Kesehatan.
5. Masih kurangnya kerjasama WOG Masyarakat masih bingung dalam
dengan badan perizinan pengurusan perizinan IRTP
seperti DPMPTSP dalam dikarenakan kurangnya kerjasama
perizinan IRTP (Industri Dinas Kesehatan dengan badan
Rumah Tangga Pangan) perizinan seperti DPMPTSP dalam
sehingga masyarakat masih perizinan IRTP dalam
bingung dalam mengurus mensosialisasikan tata cara dan
perizinan tersebut. alur perizinan tersebut.
B. ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE APKL
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis
isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis.
Proses tersebut menggunakan 2 (Dua) alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu yang
pertama yaitu APKL Adalah singkatan dari berikut :
A : Aktual
Artinya isu tersebut benar - benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
P : Problematik
Artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komperehensif.
K : Kekhalayakan
Artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
L : Layak
Artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
NO IDENTIFIKASI MASALAH A P K L KETERANGAN
1 Belum sesuainya stok obat secara fisik dengan √ X X √ Tidak
stok obat di kartu stok. Memenuhi
Syarat

2 Belum disiplinnya petugas vaksin dalam mencatat X √ X √ Tidak


suhu chiller vaksin secara rutin. Memenuhi
Syarat

3 Masih adanya petugas Puskesmas yang √ √ √ √ Memenuhi


meminta obat tidak sesuai dengan LPLPO Syarat
yang sudah dikirim.
4 Belum optimalnya pelaporan oleh Penanggung √ √ √ √ Memenuhi
Jawab gudang Farmasi Puskesmas dalam Syarat
melaporkan ketersediaan dan pemakaian obat
masing-masing puskesmas di lingkungan Dinas
Kesehatan Kab. Bengkalis dikarenakan jarak
puskesmas dengan Dinas Kesehatan.
5 Masih kurangnya kerjasama dengan badan √ √ √ √ Memenuhi
perizinan seperti DPMPTSP dalam perizinan Syarat
IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) sehingga
masyarakat masih bingung dalam mengurus
perizinan tersebut.
Dari hasil analisis menggunakan alat bantu tapisan APKL, maka didapatkanlah 3 isu yang
dinyatakan memenuhi syarat untuk kemudian isu-isu ini dianalisis lebih dalam lagi untuk
menentukan isu prioritas dengan menggunakan alat bantu analisis tapisan USG.
C. ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE USG
Dalam penetapan isu dibutuhkan sebuah alat untuk menapiskan isu sehingga isu yang dipilih
berkualitas, Untuk itu digunakan metode USG sebagai metode penapis. USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan,
dan perkembangan setiap variabel dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1 berarti
sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti
sangat besar. USG adalah singkatan dari berikut :
U : Urgency
Adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

S : Seriousness
Adalah seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan.
G : Growth
Adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani.

No Identifikasi Masalah U S G Skor


1. Masih adanya petugas Puskesmas yang meminta obat tidak 4 4 4 12
sesuai dengan LPLPO yang sudah dikirim.

2 Belum optimalnya pelaporan oleh Penanggung Jawab 5 5 5 15


gudang Farmasi Puskesmas dalam melaporkan ketersediaan
dan pemakaian obat masing-masing puskesmas di
lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Bengkalis dikarenakan
jarak puskesmas dengan Dinas Kesehatan.
3 Masih kurangnya kerjasama dengan badan perizinan seperti 4 3 4 11
DPMPTSP dalam perizinan IRTP (Industri Rumah Tangga
Pangan) sehingga masyarakat masih bingung dalam
mengurus perizinan tersebut.
Berdasarkan teknik tapisan diatas maka isu yang akan dibahas Belum optimalnya
pelaporan oleh Penanggung Jawab gudang Farmasi Puskesmas dalam melaporkan
ketersediaan dan pemakaian obat masing-masing puskesmas di lingkungan Dinas
Kesehatan Kab. Bengkalis dikarenakan jarak puskesmas dengan Dinas Kesehatan.

Berikut penjelasan dari teknik yang digunakan diatas :


i. Urgency
Belum optimalnya pelaporan oleh Penanggung Jawab gudang Farmasi
Puskesmas dalam melaporkan ketersediaan dan pemakaian obat masing-masing
puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Bengkalis dikarenakan jarak
puskesmas dengan Dinas Kesehatan menyebabkan perekapan yang akan
dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan menjadi terhambat dan terbengkalainya
tugas lain yang akan dilakukan.
ii. Seriousness
Pelaporan yang selalu terlambat membuat petugas kefarmasian di Dinas
Kesehatan menjadi terhambat dalam menjalankan tugasnya untuk merekap laporan
pemakaian dan sisa stok obat maupun BMHP di puskesmas serta tugas lainnya menjadi
terbengkalai.
iii. Growth
Dengan terhambatnya rekapan laporan pemakaian dan sisa stok obat maupun
BMHP puskesmas membuat pengadaan dan pendistribusian obat dan BMHP menjadi
terhambat juga serta dapat membuat stok obat dan BMHP di puskesmas maupun di
Dinas Kesehatan kosong yang membuat pelayanan di puskesmas menjadi terhambat.

Anda mungkin juga menyukai