Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah. ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Manajemen Aparatur Sipil Negara

merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang

profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih

dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (UU No 5 tahun 2014 Aparatur Sipil

Negara).

Ditegaskan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 untuk mewujudkan tujuan

nasional dibutuhkan pegawai ASN yang dapat menjalankan fungsi sebagai

pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Selain itu, dalam mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan

kriteria pemerintah maka diperlukan pelatihan dasar. Pelatihan dasar tersebut

diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Per LAN) No. 12 Tahun

2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Tujuan dari pelatihan

dasar ini adalah untuk membentuk ASN yang berkarakter serta dapat melakukan

tugas secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

1
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi

yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia,

mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan,

meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya

alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintah dan administrasi publik. Salah

satu bentuk pelayanan masyarakat untuk meningkatkan perlindungan lingkungan

dan mengupayakan kesehatan masyarakat yaitu dalam bidang kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,

tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas

pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintahan daerah, dan/atau

masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh

dan berkesinambungan (UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

Tingkat kualitas kesehatan masyarakat pada daerah tertentu sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan, gaya hidup, dan kualitas pelayanan yang diberikan

oleh para penyelenggara kesehatan. Pusat pelayanan kesehatan salah satunya

adalah puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

2
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya

di wilayah kerja (PERMENKES No.75 tahun 2014).

Salah satu bagian dari puskesmas yaitu Instalasi Farmasi, instalasi farmasi

adalah unit pelayanan fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan

pelayanan kefarmasian, seperti sarana penerimaan, penyimpanan, pendistribusian

obat dan perbekalan kesehatan oleh seorang Farmasis (PERMENKES No.72

Tahun 2016). Instalasi farmasi dalam penyimpanan obat dapat di tata dengan

sebaik mungkin sesuai standar operasional prosedur agar mutu atau kualitas obat

tetap terjaga, memudahkan dalam pengambilan obat serta mengetahui jumlah obat

yang tersedia. Kondisi Instalasi Farmasi di Puskesmas Sungai Keranji pada saat

ini, masih belum tertatanya obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat

dikarenakan masih kurangnya sarana di instalasi farmasi. Disini penulis berperan

dalam melakukan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat dan

perbekalan kesehatan di instalasi farmasi, untuk mengoptimalkan penataan obat

dan tetap terjaganya kualitas obat dipuskesmas.

Jadi diharapkan setelah rancangan yang akan dibuat selesai, sehingga

pelayanan kefarmasian lebih optimal dan dirasakan manfaatnya oleh tenaga

kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan obat. Dengan alasan diatas maka

penulis menyusun rancangan aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi

Penataan Obat Secara ABSO Di Instalasi Farmasi Puskesmas Sungai

Keranji“

3
B. IDENTIFIKASI ISU

Setelah melakukan pengamatan langsung pada Instalasi Farmasi

dipuskesmas Sungai Keranji, maka penulis dapat mengidentifikasikan isu yang

terkait dari unit kerja sebagai berikut :

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

NO KONDISI KONDISI ISU KETERKAITAN

SEKARANG YANG DENGAN

(REALITA) DIHARAPKAN AGENDA 3


1 Kurang rapinya Tertatanya Kurang Management ASN

penyimpanan penyimpanan optimalnya

obat di instalasi obat dengan penataan obat

farmasi dilengkapinya di instalasi

Puskesmas prasarana di farmasi

Sungai Keranji instalasi farmasi Puskesmas

Puskesmas Sungai

Sungai Keranji . Keranji


2 Kurang Pengoptimalan Belum Pelayanan Publik

optimalnya pelaksanaan optimalnya

pelaksanaan Pemberian pelaksanaan

Pemberian Informasi Obat Pemberian

Informasi Obat (PIO) di Informasi

(PIO) di puskesmas Obat (PIO) di

puskesmas puskesmas
3 Tidak adanya Terpantaunya Banyaknya Whole Of

kartu stok di pengeluaran obat obat yang Goverment

4
ruang farmasi dengan adanya tidak Management ASN

kartu stok di diketahui alur

ruang farmasi pengeluarann

ya di ruang

farmasi

Beberapa isu yang akan penulis jadikan sebagai bahan rancangan untuk

aktualisasi

ditempat kerja penulis adalah :

a) Kurang optimalnya penataan obat di instalasi farmasi Puskesmas

Sungai Keranji

b) Belum optimalnya pelaksanaan Pemberian Informasi Obat (PIO) di

puskesmas.

c) Banyaknya obat yang tidak diketahui alur pengeluarannya di ruang

farmasi.

Dari tiga isu/masalah diatas, penulis menetapkan isu yang harus segera

dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk menentukan isu yang akan ditetapkan,

maka penulis menggunakan kriteria AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,

Layak).

Tabel 1.2 Identifikasi Isu Menggunakan AKPL

KRITERIA TOTAL
NO ISU AKTUAL A K P L RANKING
NILAI

5
1 Kurang 5 5 5 5 20 I

optimalnya

penataan obat di

instalasi farmasi

Puskesmas Sungai

Keranji
2 Belum optimalnya 5 5 3 5 18 III

pelaksanaan

Pemberian

Informasi Obat

(PIO) di

puskesmas
3 Banyaknya obat 4 3 4 5 16 II

yang tidak

diketahui alur

pengeluarannya di

ruang farmasi
Keterangan :
1. Skala Nilai 1 s/d 5 4. P = Problematika
2. A = Aktual 5. L = Layak
3. K = Kekhalayakan

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

Setelah dilakukan penetapan kriteria isu dengan menggunakan AKPL,

Maka isu utama yang diperoleh adalah “Kurang optimalnya penataan obat di

6
instalasi farmasi Puskesmas Sungai Keranji”. Isu tersebut berhubungan dengan

materi Manajemen ASN.

Kemudian untuk menentukan skala nilai tingkat urgensi, keseriusan dan

perkembangan masalah menggunakan alat bantu tabel USG

Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan

ditindak lanjuti.

Seriousness : seberapa serius isu harus dibahas dan akibat apa yang akan

ditimbulkan.

Growth : seberapa kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak

dittangani dengan segera.

Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi

dari masalah keseriusan masalah yang dihadapi serta kemungkinan

berkembangnya masalah tersebut semakin besar, umumnya digunakan skor

dengan skala tertentu, misalnya penggunaan skor skala 1 – 5 . Semakin tinggi

tingkat urgensi, serius atau pertumbuhan masalah tersebut maka semakin tinggi

skor untuk masing – masing unsur tersebut. Adapun metode USG dan metode

penskorannya sebagai berikut :

Tabel 1.3 Penentuan Faktor Penyebab yang Dominan Berdasarkan Analisis USG

NO FAKTOR U S G TOTAL RANGKING

PENYEBAB ISU NILAI


1 Belum 5 5 5 15 I

terlaksananya

7
penyusunan obat

secara Alfabetis dan

bentuk sediaan obat


2 Kurangnya 5 4 5 14 II

prasarana di

instalasi farmasi

(Gudang)
3 Kurangnya tenaga 4 4 4 12 III

farmasi di

puskesmas
Keterangan :

Skala 1 = Tidak Mempengaruhi 4 = Mempengaruhi

2 = Kurang Mempengaruhi 5 = Sangat Mempengaruhi

3 = Cukup Mempengaruhi

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan

analisis USG ditentukan faktor penyebab yang paling mempengarui dan

memungkinkan untuk diselesaikan adalah pada rangking 1 yaitu Belum

terlaksananya penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat.

D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT

YANG DIHARAPKAN

Rencana kegiatan dan tahapan kegiatan serta output yang diharapkan dari

kegiatan Peningkatan Pelayanan Kefarmasiaan dengan terlaksananya

8
penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat oleh penulis dapat

di lihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 1.4 Gagasan Pemecahan Isu

Unit kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji

Identifikasi isu 1. Kurang optimalnya penataan obat di

instalasi farmasi Puskesmas Sungai

Keranji.
1.
2. Belum optimalnya pelaksanaan

Pemberian Informasi Obat (PIO) di

puskesmas.

3. Banyaknya obat yang tidak diketahui

alur pengeluarannya di ruang farmasi.


Isu yang diangkat Kurang optimalnya penataan obat di

instalasi farmasi Puskesmas Sungai Keranji.


Optimalisasi Penataan obat secara alfabetis

dan bentuk sediaan obat di Instalasi Farmasi

Puskesmas Sungai Keranji

Tabel 1.5 Rancangan Kegiatan

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/

Hasil
1 Pelaksanaan 1.1 Mendiskusikan dan 1.1 Hasil

diskusi dan konsultasi dengan atasan diskusi dan

konsultasi dengan terkait kegiatan yang akan foto

9
Atasan dilaksanakan
1.2 Meminta persetujuan kepala 1.2 Hasil

puskesmas terkait kegiatan persetujuan

atasan
2. Pembuatan daftar 2.1 Melakukan konsultasi 2.1 Catatan

Obat yang tersedia tentang model atau format Konsul

di puskesmas daftar obat yang akan dibuat


2.2 Membuat daftar obat 2.2 Daftar

obat
3. Pengadaan Rak 3.1 Melakukan konsultasi dengan 3.1 Catatan

Obat Kepala Puskesmas untuk Konsul

mengadakan rak obat


3.2 Melakukan pengadaan rak 3.2 Foto

obat
4. Penyusunan obat 4.1 Membuat Label untuk 4.1 Label

secara alfabetis dan ditempel di rak obat


4.2 Menyusun obat secara 4.2 Foto
bentuk sediaan obat
alfabetis
4.3 Menyusun obat berdasarkan 4.3 Foto

bentuk sediaan
5. Pelaksanaan 5.1 Melaporkan hasil kegiatan 5.1 Laporan

Sosialisasi kepada atasan


5.2 Melakukan sosialisasi dengan 5.2 Foto

tenaga kesehatan lain yang

ada di puskesmas

10
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM

1. Deskripsi Wilayah / Gambaran Umum Instansi

Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di

Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula dengan rantau

Kuantan atau sebagai daerah perantauan orang-orang Minangkabau (Rantau nan

Tigo Jurai). Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kuansing menggunakan

adat istiadat serta bahasa Minangkabau. Kabupaten ini berada di bagian barat daya

Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu.

Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi

kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung

berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5–300. Dataran tinggi berbukit

mencapai ketinggian 400–800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian

dari jajaran Bukit Barisan.

Terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan

Singingi yaitu Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Peranan sungai tersebut

11
sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya

perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai

listrik tenaga air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9

(sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan

Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai,

Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan

Kecamatan Cerenti.

Batas wilayah Kabupaten Kuantan Singingi adalah sebagai berikut;

Utara : Kampar dan Pelalawan


Timur : Indragiri Hulu
Selatan: Jambi
Barat : Sijunjung dan Dharmasraya

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari Kabupaten

Indragiri Hulu, setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 53 tahun 1999,

Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten

Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibu kotanya

berkedudukan di Teluk Kuantan.

Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensial yang besar di sektor

pertambangan dan energi, yaitu emas, batu gamping, suntan, batu bara, gas alam,

pasir sungai, sirtu, mangan dan kaolin. Pada bidang industri yang memiliki

potensi ekonomi yaitu industri minyak sawit, industri lempengan karet, industri

perabotan, industri pengolahan makanan tradisional, dan industri rumah tangga.

12
Gambar 2.1 Peta wilayah dan lambang kabupaten kuantan singingi

UPTD Kesehatan Sungai Keranji merupakan salah satu puskesmas yang

ada di wilayah Kecamatan Singingi, terletak di sebelah Timur Kecamatan

Singingi kurang lebih berjarak + 20 km tepatnya berada di Desa Sungai Keranji.

Jumlah wilayah kerjanya meliputi 4 desa, yaitu Desa Air Emas, Desa Pasir Emas,

Desa Sungai Keranji dan Desa Sumber Datar dengan batasannya.

13
Gambar 2.2 Peta wilayah Kerja Puskesmas Sungai Keranji

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Sirih

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Logas

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jake Kec. Kuantan Tengah

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sentajo Kec. Sentajo Raya

Tabel 2.1 Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPTD Kesehatan Sungai

Keranji Tahun 2017

No Nama Desa Luas Wilayah (Km2)

1 Desa Air Emas 20,05 Km2

2 Desa Pasir Emas 13,7 Km2

3 Sungai Keranji 13,25 Km2

4 Sumber Datar 9,78 Km2

Jumlah 56,15 Km2

Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa Air

Emas, lalu Desa Sungai Keranji, Desa Pasir Emas, dan terakhir Desa Sumber

Datar. Dengan total wilayah seluas 56,15 km2.

14
Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga

merupakan beban dalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan

kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Desa di UPTD Kesehatan Sungai

Keranji Tahun 2017

Jumlah Penduduk (jiwa)


No Nama Desa Jumlah KK
LK Pr Total

1 Desa Air Emas 590 1.045 1.019 2.064

2 Desa Pasir 576 1.160 1.062 2.222

Emas

3 Sungai Keranji 730 1.348 1.216 2.564

4 Sumber Datar 428 970 895 1.865

Jumlah 2.324 4.523 4.192 8.715

Dari tabel di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di

desa Sungai Keranji (2.564 jiwa), paling sedikit Desa Sumber Datar (1.865

jiwa)

15
2. Sumber Daya

a. Jumlah dan Komposisi Pegawai

NO NAMA NIP Pangkat/Gol.

1 Iria Ningsih Busri, AMd.Keb 19820325 200504 2 006 Penata, III/c


2 drg. Rita Elysta Dele 19760616 200701 2 018 Pembina, IV/a
3 Hj. Iis Ismawati, SKM, M.Kes 19720108 199103 2 001 Penata TK.I, III/d
4 H. Sutiyo Prihadi, A.Md.Kep 19690201 199102 1 001 Penata TK.I, III/d
5 W i y o n o, AMK 19720511 199303 1 003 Penata TK.I, III/d
6 dr. Puspita Sari 19850912 201409 2 001 Penata, III/c
7 H. Usaf Atmoko 19701230 199102 1 002 Penata, III/c
8 Saepudin, SE 19770913 200701 1 004 Penata Muda, III/a
9 Eko Fadli, A.Md.Kep 19910628 201903 1 001 Pengatur, II/c
10 Muslikah, A.Md.AK 19941016 201903 2 002 Pengatur, II/c
11 Agi Nofrimon, A.Md.KL 19931115 201903 1 003 Pengatur, II/c
12 Sri Yulia, A.Md.Farm 19950720 201904 2 001 Pengatur, II/c
13 dr. Rica Desrianti TKS  
14 Wiwismi, A.Md.Gz TKS  
15 Yayuk Sansuharni TKS  
16 Nunung Nurhayati, A.Md.Keb TKS  
17 Leningsih, A.Md.Keb TKS  
18 Emi Widayu, A.Md.Keb TKS  
19 Linda Krisnawati, A.Md.Kep TKS  
20 Lia Damawanti, S.Gz TKS  
21 Ns. Nasri Arifin, S.Kep TKS  
22 Onalia Pransiska, AMd.Keb TKS  
23 Subowo Sigit Hariyanto TKS  
24 drg. Siti Amaliyah Nusantara Sehat  
25 Dia Rahma Nusantara Sehat  
26 Jafis Adha Ridha Mahayusman Nusantara Sehat  
  Kepala Pustu    
27 Ns. Wike Wahyuni, S.Kep TKS  
28 H. Hari Pramono 19700321 199102 1 001 Penata TK.I, III/d

16
29 Irma Yanti, AMd.Keb 19881007 201705 2 003 Pengatur, II/c
  Bidan Desa    
Penata Muda Tk.I,
Herlina Sirait, SST 19740428 200604 2 004
30 III/b
31 Lili Suryani, AMd.Keb 19860706 201705 2 004 Pengatur, II/c
32 Gusti Randayani, AMd.Keb 19890807 201705 2 005 Pengatur, II/c
33 Afni Hidayati, AMd.Keb 19850313 201705 2 002 Pengatur, II/c
b. Biaya/Anggaran

UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji menyusun anggaran yang

didapatkan dari BOK dan JKN.

c. Sarana dan Prasarana Utama

Puskesmas Sungai Keranji terdiri dari:

1. Puskesmas Induk  : 1  buah

2. Puskesmas Pembantu : 3  buah

3. Puskesmas keliling : 1 buah

4. Posyandu : 7 buah

5. Rumah dinas dokter : 1 Buah

d. Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang yang ada dalam lingkungan puskesmas

sungai keranji yaitu:

1. Komputer : 5 unit

2. Laptop/notebook : 4 unit

3. Printer : 4 unit

17
4. Jaringan IT : 1 Jaringan

5. Ambulance : 1 unit

6. Sepeda motor : 2 unit

e. Tata Kerja Organisasi

 Kantor Kecamatan : koordinasi

 Bertanggung jawab ke Dinas Kesehatan Kabupaten

 Bermitra dengan jaringan kesehatan strata pertama lain

 Jaringan Pelayanan Rujukan

 Lintas Sektor: koordinasi

 Masyarakat

f. Pelaksanaan Pelayanan

Tata laksana pelayanan merupakan proses dalam sistem manajmen. Dalam

upaya peningkatan mutu maka harus ditetapkan standar proses yang merupakan

jawaban dari dimensi mutu meliputi akses, efisiensi, kenyamanan dan

keselamatan pelanggan baik

1. Pendaftaran Pasien

Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan urutan

pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh

fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang dimulai dari persiapan,

kedatangan pasien sampai dengan pengiriman kartu rekam medis ke masing2 unit

pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat

semula.

18
2. Upaya Pengobatan

Layanan klinis adalah pelayanan klinis yang dilakukan untuk pasien

dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien.

Dimulai dari anamnesa sampai dengan tindakan dan pengobatan yang sesuai

dengan diagnosanya.

Upaya Pengobatan, meliputi kegiatan di :

a. Pelayanan Umum,

b. Pelayanan Gigi,

c. Pelayanan KIA,

d. Pelayanan MTBS, dan

e. Pelayanan KB.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laborat adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan

kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnose suatu penyakit, berdasarkan

rujukan dari unit pemeriksaan .yang dimulai dari kedatangan pasien atas rujukan

dari init pelayanan sampai dengan diperoleh hasil laboratorium pasien.

4. Kefarmasian

Kefarmasian adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka

memenuhi kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis mulai dari

perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan,

pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan

Adalah pelayanan kesehatan yg dilaksanakan diluar gedung berupa

pendekatan promotif, preventif. Kegiatan upaya meliputi :

19
1. Upaya KIA

Upaya KIA adalah upaya dibidang   kesehatan yang menyangkut pelayanan

dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta

anak prasekolah.

Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu

melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian

ibu.

2. Upaya P2P

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu 

upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan

penular penyakit menular/infeksi. untuk melindungi masyarakat dari tertularnya

penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia, serta

untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.

Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria, demam

berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS,

pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung

dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.

3. Upaya Kesling

Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan

puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

20
masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,

biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

4. Upaya Promkes (Promosi Kesehatan)

Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus pada

pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya meliputi

penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga kesehatan, kerjasama

lintas sektor dan upaya dalam merumuskan kebijakan bersama dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5. Upaya Perbaikan Gizi

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu upaya pokok Puskesmas

yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan

Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan

Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan

Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi

perseorangan dan masyarakat.

Kegiatan Upaya dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil; Action:

Perubahan/perbaikan). Tata laksana pelayanan di Puskesmas Batu Basa diawali di

loket pendaftaran, dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.

21
 Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas),

pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Kartu berobat Puskesmas

Batu Basa.

 Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke Puskesmas)

pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) atau kartu identitas lainnya (KTP/SIM).

 Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke ruang

tindakan untuk mendapatkan penanganan. Salah satu anggota keluarga

atau yang mengantarkan pasien dapat mengurus pendaftaran.

 Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti kepesertaan.

Petugas pendaftaran mengambil Rekam medis berdasarkan identitas

pasien. Bagi pasien umum (tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan

Rekam medis, pasien diminta untuk membayar retribusi. Kemudian pasien

diminta menunggu di depan ruang pelayanan yang dituju (BP Umum, BP Gigi,

KIA/KB, MTBS, Imunisasi, Klinik IMS, Pemeriksaan IVA). Bagi pasien umum

dengan tindakan, maka wajib membayar retribusi tindakan sesuai Perda.

Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan di unit pelayanan masing-

masing.

» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik,

maka pasien diberikan rujukan internal ke Laboratorium. Setelah

dilakukan pemeriksaan penunjang, pasien kembali ke unit pelayanan

sebelumnya untuk mendapatkan resep sesuai dengan diagnosis penyakit.

22
» Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien

diberikan rujukan internal ke unit pelayanan terkait ( missal: pasien dari

BP Gigi dengan Hipertensi, maka dikonsultasikan ke BP Umum).

» Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke

Rumah Sakit, maka pasien diberikan rujukan eksternal ke Rumah Sakit

yang dituju.

 Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal, maka pasien

mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat.

3. Visi dan Misi

Visi :

Penggerak Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat yang Sehat dan

Mandiri untuk Hidup Sehat.

Misi :

1. Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pembangunan

berwawasan kesehatan.

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat

dan lingkungan.

3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kegiatan

promotif dan preventif.

23
4. Pelayanan sesuai standar, berkualitas, terjangkau, tepat waktu, tepat guna

dengan pelayanan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Santun dan Sembuh).

Tata Nilai :

A Akuntabilitas (kejelasan target, jujur, konsistensi dan tanggung

jawab).

N Nasionalisme (Amanah/dapat di percaya, tidak diskriminatif,

tanggung jawab & adil).

E Etika Publik (menjaga rahasia, sopan, cermat, dan taat perintah).

K Komitmen mutu (efektivitas, efisiensi dan berorientasi mutu).

A Anti korupsi (peduli, adil, kerja keras, tanggung jawab & disiplin).

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

PER/08/M.PAN/VI/2008 tentang jabatan fungsional Asisten Apoteker, disebutkan

bahwa Asisten Apoteker mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan

wewenang untuk melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian, pengelolaan

dan pelayanan obat publik dan perbekalan pada unit pelayanan kesehatan yang

diduduki oleh pegawai negeri sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan

secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Asisten Apoteker

menyelenggarakan tugas:

a. Penyusunan perencanaan kegiatan kefarmasian di UPTD Kesehatan

24
b. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan obat publik dan perbekalan

kesehatan

c. Pengendalian dan evaluasi pelaksaaan pengelolaan dan penggunaan

obat publik dan perbekalan kesehatan

Rincian tugas Asisten Apoteker di UPTD kesehatan Puskesmas adalah

sebagai berikut:

a. Melaksanakan penyusunan program dan kegiatan kefarmasian di

UPTD kesehatan;

b. Melaksanakan koordinasi perencanaan terpadu kebutuhan obat publik

dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar;

c. Melaksanakan pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan;

d. Melakukan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat publik

dan perbekalan kesehatan;

e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat publik dan

perbekalan kesehatan;

f. Melakukan pengawasan terhadap mutu obat publik dan perbekalan

kesehatan yang ada di puskesmas.

5. Struktur Organisasi

25
Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPTD Kesehatan Puskesmas Sungai Keranji

B. DESKRIPSI KHUSUS

1. Program dan Kegiatan Saat Ini

Berdasarkan rancangan kegiatan yang saya buat, dengan tertatanya obat

secara alfabetis dan bentuk sediaan obat dapat meningkatkan pelayanan di bidang

kefarmasian di Puskesmas Sungai Keranji yaitu dengan memperbaiki penataan

obat di instalasi farmasi sehingga mempermudah tenaga kesehatan dalam

pengambilan obat untuk terwujudnya pelayanan prima terutama waktu tunggu

26
pelayanan resep yang optimal serta membantu melengkapi sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Kegiatan yang dilakukan berupa pembuatan dan penataan rak obat dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan diskusi dan sharing dengan atasan mengenai aktualisasi yang

akan dilaksanankan

2. Membuat rancangan pengelompokkan obat dan daftar obat

3. Membuat rak obat dan lemari obat

4. Membuat label

5. Menyusun obat secara alfabetis dan bentuk sediaan

6. Laporan Hasil kegiatan

2. Role Model

Role model merupakan sosok atau tokoh yang akan dijadikan panutan di

unit kerja dan di butuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk dijadikan teladan.

Pada pelaksanaan habituasi dan dalam laporan Aktualisasi, penulis menetapkan

role model pada Ibu Iria Ningsih Busri, A.Md.Keb yang merupakan kepala

Puskesmas Sungai Keranji. Tokoh tersebut penulis anggap sebagai atasan yang

dapat memberikan teladan dan contoh baik yang dibuktikan dengan kedisplinan

27
beliau, tepat waktu, berkerja keras, tanggung jawab dan professional terhadap

pekerjaannya.

Selain itu hal yang patut dicontoh dari beliau adalah tidak membeda –

bedakan perlakuan terhadap staf-staf yang berada di unit kerja. Selain itu Ibu

Ningsih juga dapat ditauladani dalam segi berpakaian yang selalu berpenampilan

sopan, rapi dan sesuai sariat agama islam. Oleh karena itu penulis menetapkan

Bunda Iria Ningsih Busri, A.Md.Keb sebagai role model bagi penulis.

BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output

Hasil realisasi aktualisasi dibuat dalam bentuk tabel kegiatan aktualisasi,

dimana berisi tentang paparan realisasi kegiatan dari rencana kegiatan yang telah

disusun sebelumnya sekaligus realisasi outputnya.

Tabel 3.1 Kegiatan Aktualisasi

28
Kegiatan 1 Pelaksanaan diskusi dan konsultasi dengan Atasan

Waktu Pelaksanaan 12 Oktober 2019

30 Oktober 2019

Bukti Fisik Lampiran 1

- Hasil diskusi

- Foto

- Hasil persetujuan

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Berdiskusi dengan atasan tentang rancangan kegiatan

2. Membuat lembar persetujuan

Pada tanggal 12 Oktober 2019, saya terlebih dahulu menemui atasan untuk

melakukan diskusi mengenai aktualisasi yang akan dilaksanakan dan pada

tanggal 12 Oktober 2019 saya berbicara dengan atasan menggunakan bahasa

yang baik dan sopan. Selain itu saya juga membuat lembar persetujuan dalam

melaksanakan aktualisasi yang akan dilaksanakan dan menghargai keputusan

atasan. (Lampiran 1.1)

29
Lampiran 1.1

Gambar 3.1 Berdiskusi tentang rancangan kegiatan aktualisasi

Pada tanggal 30 Oktober 2019 saya kembali melakukan diskusi dengan atasan

yang baru. Atasan yang baru juga menyetujui dan mendukung rancangan

kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan. Dari hasil diskusi atasan berharap

dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan memecahkan

permasalahan yang ada di Instalasi Farmasi sehingga permasalahan secepatnya

ditanggulangi, salah satunya yaitu dengan penataan ulang obat-obaatan yang

ada di Instalasi Farmasi berdasarkan alfabetis dengan membuat rak obat dan

30
lemari obat.

Gambar 3.2 Diskusi lanjutan dengan atasan yang baru tentang rancangan

kegiatan

Saat berdiskusi saya dan atasan melakukan musyawarah dan melakukan

pencatatan rancangan kegiatan. Rancangan kegiatan dibuat berdasarkan

permasalahan yang ada di instalasi farmasi yang tertuju dan berorientasi pada

tertatanya penyimpanan dan terjaganya mutu obat,

atasan menyetujui dan mendukung rancangan kegiatan aktualisasi yang akan

dilaksanakan (Lampiran 1.2)

31
Lampiran 1.2

Saya melakukan musyawarah dengan atasan tentang rencana kegiatan apa saja

yang akan dilaksanakan selama masa habituasi yang berkaitan dengan

rancangan aktualisasi yang telah di setujui saat seminar rancangan. Dalam hasil

diskusi atasan berharap agar setiap kegiatan dicatat dengan tanggung jawab

dan benar benar dikerjakan dengan jujur dan transparan. Saya melakukan

pencatatan hasil konsultasi dengan atasan secara efisien dan setiap kegiatan

dicatat dengan tanggung jawab, sehingga tidak ada hal yang dibuat-buat.

Kegiatan 2 Pembuatan daftar obat yang tersedia di Puskesmas

Waktu 25 Okt- 30 Okt 2019

Pelaksanaan

32
Bukti Fisik Lampiran 2

- Hasil list obat

- Hasil diskusi

- Hasil daftar obat

- foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat draft daftar obat

2. Konsultasi dengan atasan tentang daftar obat

3. Mencetak daftar obat

Setelah berdiskusi dengan atasan, pada tanggal 25 Oktober 2019 setelah jam

pelayanan selesai saya mencari dan mengumpulkan bahan yang akan dibuat ke

dalam daftar obat dengan terlebih dahulu bermusyawarah antar rekan kerja.

Dengan rasa tanggung jawab Saya merekap semua obat yang ada di instalasi

farmasi, berpedoman pada Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) di instalasi farmasi atau gudang obat kemudian saya kelompokkan

berdasarkan bentuk sediaan dan saya urutkan secara alfabetis, saya berharap

dengan ini tercipta inovasi baru tentang hasil desain yang berorientasi pada

mutu. Kemudian hasil list daftar obat saya print untuk saya diskusikan dengan

atasan. (Lampiran 2.1)

33
Gambar 3.3 Mengelompokkan list obat sacara alfabetis

Lampiran 2.1

34
Gambar 3.4 Diskusi terkait daftar list nama obat yang akan di buat

Setelah saya mencari dan mengumpulkan nama untuk dijadikan daftar dilist obat

maka pada hari rabu tanggal 30 Oktober 2019 saya berdiskusi dengan atasan

tentang nama obat yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bahasa yang

sopan dan santun (Lampiran 2.2).

35
Lampiran 2.2

Dari hasil diskusi atasan menyetujui daftar list obat yang telah saya rancang

Kemudian saya mengelompokkan materi yang telah disepakati pada saat

musyawarah dengan atasan agar lebih efektif.

Gambar 3.5 Berdiskusi tentang hasil daftar list obat

Dari hasil musyawarah didapat hasil rancangan list dengan sediaan tablet 65 item,

sediaan luar 11 item, cairan 13 item, BMHP 33 item, dan injeksi 6 item (lampiran

2.3)

36
Lampiran 2.3

Dari hasil daftar obat yang telah saya dan atasan tanda tangan selanjutnya saya

menempelkan di Instalasi farmasi nama-nama obat tersebut untuk dijadikan

pedoman dalam pengisian obat nantinya sekaligus akan dijadikan label obat.

Kegiatan 3 Pengadaan Rak Obat

Waktu 2 - 4 November 2019

Pelaksanaan

Bukti Fisik Lampiran 3

- Desain Rak obat dan lemari

- Catatan konsul

- Rak obat dan lemari obat

- Foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat desain rak obat dan lemari

37
2. Mendiskusikan dengan atasan dan meminta izin membuat rak obat

3. Membuat rak obat

Setelah Mencetak daftar obat yang akan saya jadikan pedoman dalam pembuatan

rak dan lemari, saya melakukan musyawarah dengan rekan kerja mengenai

ukuran lemari obat, kemudian saya membuat desain rak obat dan lemari obat

narkotika dan psikotropika berdasarkan peraturan permenkes.

Gambar 3.6 Mendesain Rak dan Lemari obat

dengan rasa penuh tanggung jawab dan penuh semangat saya menemui atasan

untuk melakukan konsultasi meminta izin dalam pembuatan rak dan lemari obat

(Lampiran 3.1).

38
Lampiran 3.1

Pada hari sabtu tanggal 2 November 2019 saya berdiskusi dengan atasan tentang

desain yang sudah saya buat (lampiran 3.2)

Lampiran 3.2

39
Gambar 3.7 Meminta persetujuan atasan tentang model rancangan rak yang akan

dibuat

Ketika melakukan musyawarah untuk mengadakan rak dan lemari obat saya

meminta izin dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, atasan

menyarankan rak dan lemari obat dibuat sesuai kebutuhan dan tahan lama untuk

menyimpan obat-obatan dan segera hubungi atau datangi tempat pemesanan rak

dan lemari.

Gambar 3.8 Menemui tempat pembuatan Lemari dan Rak

40
Setelah mendapat izin dari atasan saya dan rekan kerja dengan jujur dan

bertanggung jawab mendatangi tempat pembuatan lemari. Disini saya berdiskusi

untuk dibuatkan lemari dan rak sesuai desain dan ukuran yang telah dibuat. Maka

secara jujur dan transparan didapat kesepakatan dari ukuran, biaya dan waktu

penyelesaian rak dan lemari.

Gambar 3.9 rak obat dan lemari

Gambar 3.10 Menemui mentor untuk melihatkan foto rak obat yang telah selesai

Setelah saya menemui atasan, dengan senang atasan mengapresiasi hasil rak yang

telah selesai, dan berharap dengan adanya fasilitas baru di Instalasi farmasi

hendaknya memberikan inovasi baru bagi unit pelayanan yang lain dipuskesmas.
Kegiatan 4 Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat

41
Waktu Pelaksanaan 7 November 2019

Bukti Fisik Lampiran 4

- Label

- Foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat label yang akan di tempel di rak dan lemari

2. Menyusun obat secara alfabetis dan bentuk sediaan

3. Menempelkan label pada rak obat dan lemari

Pada hari Kamis tanggal 7 November 2019 saya membuat label untuk ditempel

pada rak dan lemari obat secara kreatif dengan rasa tanggung jawab dan membuat

label dengan ukuran yang dapat terbaca dengan jelas (lampiran 4.1)

Gambar 3.11 Membuat label untuk rak dan lemari

42
Lampiran 4.1

Setelah label selesai dicetak saya menemui atasan untuk melihatkan hasil label

yang telah saya buat dengan kreatif dan rasa tanggung jawab.

Gambar 3.12 Memperlihatkan label kepada atasan

Atasan dengan senang mengapresiasi hasil label yang saya buat dan berharap

43
dengan adanya label dapat mempermudah dalam pengambilan obat dan

memberikan inovasi baru ( komitmen mutu ) bagi unit pelayanan yang lain

dipuskesmas.

Gambar 3.13 Rak obat yang lama dan pemindahan obat ke rak yang baru

Gambar 3.14 Menyusun obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat

Pada hari Rabu tanggal 13 November 2019 Sebelum menempelkan label pada rak

44
obat saya terlebih dahulu menyusun obat, penyusununan obat dilakukan dengan

bekerjasama dengan rekan kerja. Saya dan rekan kerja menyusun obat secara

alfabetis dengan jujur dan bertanggung jawab serta profesionalisme.

Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan agar mempermudah dalam

pengambilan obat sehingga berorientasi pada mutu obat.

Gambar 3.15 Pemberian label pada rak obat

Tahap selajutnya saya memberikan label pada rak obat dengan semangat dan

profesionalisme agar hasilnya berkualitas.

45
Gambar 3.16 Hasil rak dan lemari obat siap digunakan

Setelah obat tersusun dan label di tempel, obat tertata dengan baik dan

mempermudah dalam pengambilan obat sehingga berorintasi pada mutu obat.

Kegiatan 5 Pelaksanaan Sosialisasi

Waktu 20 November 2019

Pelaksanaan

Bukti Fisik Lampiran 5

- Foto

- Hasil laporan kegiatan


Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Melakukan Sosialisasi

2. Membuat laporan hasil sosialisasi ke atasan

3. Melaporkan hasil kegiatan ke atasan

Pada tanggal 20 November 2019, saya melakukan sosialisasi kepada tenaga

kesehatan mengenai adanya rak baru yang akan membantu kita dalam pelayanan

kefarmasian, Ketika sosialisasi berjalan saya akan ramah dalam mensosialisasikan

kepada rekan kerja dan berlaku adil dalam memberikan penjelasan.

46
Gambar 3.17 Sosialisasi dengan tenaga kesehatan lain

Setelah kegiatan selesai dengan rasa tanggung jawab saya membuat laporan hasil

sosialisasi untuk dilaporkan kepada atasan (lampiran 5.1)

Lampiran 5.1

47
Gambar 3.18 Membuat laporan hasil sosialisasi

Setelah membuat laporan sosialisasi saya melaporkan hasil kegiatan ini kepada

atasan dengan jujur dan transparan.

Gambar 3.19 Melaporkan hasil kegiatan ke mentor

Dari hasil diskusi ada beberapa hal yang disampaikan oleh atasan agar saya tidak

berhenti sampai disini dalam ber inovasi memberikan kemajuan dalam pelayanan

kefarmasian dipuskesmas sungai keranji dan saya juga mengucapkan terima kasih

kepada atasan yang telah banyak meluangkan waktunya terhadap saya dalam

mensukseskan kegiatan aktualisasi ini sesibuk dan seletih apapun beliau masih

48
mau memberikan saran dan pendapatnya.

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi

Selama pelaksanaan aktualisasi banyak faktor pendukung yang didapatkan,

diantaranya adalah :

1. Atasan sangat mendukung kegiatan yang diadakan karena dapat

meningkatkan kualitas pelayanan pasien dan mutu obat di puskesmass,

serta membantu melengkapi sarana dan prasarana puskesmas.

2. Semua staff puskesmas dari masing – masing ruangan yang ada

dipuskesmas juga sangat mendukung dengan adanya kegiatan ini karena

akan mempermudah dalam pengambilan obat dan terjaga mutu obat.

3. Puskesmas juga mendukung dan peduli terhadap proses aktualisasi

ditunjukkan dengan adanya saran dan masukan dari semua pihak di

setiap ruangan puskesmas.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi

Selama proses realisasi aktualisasi penulis tidak menemukan

penghambat yang berarti selama aktualisasi, karena semua pihak mendukung

kegiatan aktualisasi yang penulis lakukan.

BAB IV
ANALISA

49
A. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN

SUBSTANSI MATA PELATIHAN

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

Pelatihan Dasar Prajabatan Pegawai Negeri Sipil, ditetapkan bahwa salah satu

jenis latihan dasar yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari

ASN menjadi profesional seperti tersebut di atas adalah latihan dasar calon PNS.

Latihan dasar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai dasar profesi PNS.

Kompetensi ini yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang

kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani

masyarakat.

Dalam Undang Undang No.5 tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara

( ASN ) mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan

pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS )

selama 1 tahun masa percobaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk

membangun integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme dan

kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab, dan

memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU

ASN mengedepankan penguatan nilai nilai dan pengembangan karakter dalam

mencetak PNS.

Pemahaman akan nilai-nilai dasar PNS besar perannya dalam rangka

mewujudkan PNS yang bekerja secara profesional, efektif dan efisien.

Pemahaman ini adalah langkah awal dari internalisasi dan habituasi nilai-nilai

50
dasar PNS dalam menjalankan fungsi jabatannya bukan hanya ketika dalam masa

pelatihan dasar, tetapi diharapkan dapat terus dilaksanakan hingga berakhir masa

kerja seorang PNS.

Nilai-nilai dasar PNS yang disampaikan pada saat sesi on campus adalah

materi mengenai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan

anti korupsi serta manajemen ASN, pelayanan Publik dan whole Of Government (

WOG )

Pada bagian ini akan dipaparkan pemahaman yang diperoleh penulis,

sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II PPSDM KEMENDAGRI

Regional Bukittinggi di Batu Sangkar 2019 serta hasil review dari modul-modul

Pelatihan Dasar CPNS 2019.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus

dicapai serta dibuktikan dengan bentuk laporan. Kewajiban tersebut dilaksanakan

oleh setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab

yang menjadi amanahnya.

Berikut ini adalah beberapa nilai dasar dari akuntabilitas

a. Kepemimpinan

b. Transparansi

c. Integritas

d. Tanggung jawab

e. Keadilan

f. Kepercayaan

51
g. Keseimbangan

h. Kejelasan

i. Konsistensi.

2. Nasionalisme

Seorang ASN/PNS harus mampu mengaktualisasikan wawasan

kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayan

publik yang berintegritas. Nasionalisme merupakan pondasi kuat bagi ASN/PNS

untuk mengaktualisasi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi

mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.

Adapun nilai dasar dari nasionalisme antara lain:

a. Implementasi nilai-nilai Pancasila

b. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik;

a) Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan

b) Transparan, akuntabel dan tidak korupsi

c) Mempunyai integritas tinggi

c. ASN sebagai pelayan publik;

a) Berintegritas tinggi

b) Profesional

d. ASN sebagai perekat dan pemersatu Bangsa yang menjaga

kedamaian dilandasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan Bhineka

Tunggal Ika.

3. Etika Publik

52
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab

pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-

undang Nomor 5 tahun 2014 Pasal 4 tentang ASN, yaitu sebagai berikut:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila

b. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta Pemerintahan yang sah

c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia

d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif

g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

Pemerintah

j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun

k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

l. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

53
o. Meningkatkan efektivitas sistem Pemerintahan yang demokratis

sebagai Perangkat Sistem Karier.

4. Komitmen Mutu

Pelaksanaan komitmen mutu harus berorientasi pada kualitas hasil,

diantaranya adalah mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan

memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.

Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu antara lain:

a. Efektivitas dan efesiensi

b. Inovasi

c. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumers/clients

d. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan

memelihara agar costumers/clients tetap setia

e. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat,

tanpa kesalahan dan tidak ada pemborosan

f. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan

pergeseran tuntutan kebutuhan costumers/clients maupun

perkembangan teknologi

g. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan;

h. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai

cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,

kolaborasi dan benchmark.

5. Anti Korupsi

54
Korupsi bisa diartikan sebagai kerusakan, kebobrokan dan kebusukan.

Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa hal tersebut dikarenakan

dampaknya bisa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,

keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk

memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma

dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara maupun

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain:

a. Jujur

b. Peduli

c. Mandiri

d. Disiplin

e. Tanggung jawab

f. Kerja keras

g. Sederhana

h. Berani.

Tabel 4.1 Nilai-nilai dasar PNS dan Indikatornya

No Nilai Dasar Indikator Nilai Dasar


1. Akuntabilitas Tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral,

mendahulukan kepentingan publik, adil,

transparan, konsisten, partisipatif

55
2. Nasionalisme Ketuhanan : religius, toleran, etos kerja,

transparan , amanah, percaya diri

Kemanusiaan: humanis, tenggang rasa,

persamaan derajat, saling menghormati, tidak

diskriminatif.

Persatuan : cinta tanah air, rela berkorban,

menjaga ketertiban, mengutamakan

kepentingan publik, gotong royong

Kerakyatan: musyawarah mufakat,

kekeluargaan, menghargai pendapat, bijaksana

Keadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong

menolong, kerja keras, sederhana


3. Komitmen Mutu Efektifitas (puas, berhasil guna, sesuai target),

efesiensi (hemat,termudah, termurah,

tersingkat,teringan,terpendek), inovasi

(berubah, berpikir kreatif), berorientasi mutu

( lulus, ramah, tertib,cepat, aman, telili, teratur)


4. Etika Publik Jujur, bertanggug jawab, integritas tinggi,

cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada

peraturan, taat perintah, menjaga rahasia


5. Anti Korupsi Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,

sederhana, mandiri, adil, berani, peduli

6. Manajemen ASN

56
Berdasarkan modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019 disebutkan bahwa

manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN

yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan

kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas

dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk

menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai

berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik;

b. Pelayan publik; dan

c. Perekat dan Pemersatu Bangsa

7. Pelayanan Publik

Berdasarkan definisi pada modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019,

dinyatakan bahwa penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga pemerintah,

BUMN atau BUMD, dan korporasi. Pelayanan publik adalah “Sebagai segala

bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan

di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang

dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat”.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,

dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

57
undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan penduduk atas barang, jasa,

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur utam

TYterselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara, penerima

layanan dan kepuasaan penerima layanan.

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang

efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan

kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan

perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam,

memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik.

Prinsip layanan publik harus beroirentasi partisipatif, tranparansi,

responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, dapat

diakses, akuntabel, dan berkeadilan. Pelayanan publik ini meliputi pelayanan

barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yaitu pendidikan,

pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,

lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan,

sumber daya alam, pariwisata.

Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN. Maka pola

pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi terwujudnya

pelayanan publik yang memuaskan masyarakat.

8. Whole Of Government ( WOG )

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang

menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor

58
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan

pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh

karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan

yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang

relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau

lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga

dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan

sebaliknya.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar terselenggaranya WoG, yaitu

perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara kerja yang diperbaharui,

akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam hal mendesain dan

mengembangkan program-program. Selain itu, perlu adanya ide-ide baru dan

segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara dengan baik jika

setiap unsur dapat bersinergi dan bekerja sama dengan tujuan memberikan

pelayanan publik yang prima.

Adapun realisasi aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penataan Obat

Secara ABSO Di Instalasi Farmasi Puskesmas Sungai Keranji ” dan

keterkaitannya dengan subtansi mata pelatihan adalah sebagai berikut :

Kegiatan 1 Pelaksanaan diskusi dan konsultasi dengan Atasan

Waktu Pelaksanaan 12 Oktober 2019

30 Oktober 2019

Bukti Fisik Lampiran 1

- Hasil diskusi

59
- Foto

- Hasil persetujuan

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Berdiskusi dengan atasan tentang rancangan kegiatan

2. Membuat lembar persetujuan

1. Saya melakukan diskusi dengan atasan dengan menggunakan bahasa


yang baik dan sopan (Etika Publik). Selain itu saya juga membuat
lembar persetujuan dalam melaksanakan aktualisasi yang akan
dilaksanakan dan menghargai (Nasionalisme) keputusan atasan.
2. Saya melakukan musyawarah (Nasionalisme) dengan atasan tentang
rencana kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan selama masa
habituasi yang berkaitan dengan rancangan aktualisasi yang telah di
setujui saat seminar rancangan. Dalam hasil diskusi dengan atasan
berharap agar setiap kegiatan dicatat dengan tanggung jawab
(akuntabilitas) dan benar benar dikerjakan dengan jujur dan
transparan ( Anti korupsi )
3. Saya melakukan pencatatan hasil konsultasi dengan atasan secara
efisien (Komitmen Mutu) dan setiap kegiatan dicatat dengan
tanggung jawab (Akuntabilitas), sehingga tidak ada hal yang dibuat-
buat.

Kegiatan 2 Pembuatan daftar obat yang tersedia


di Puskesmas

Waktu Pelaksanaan 25 - 30 Oktober 2019

Bukti Fisik Lampiran 2

- Hasil list obat

- Hasil diskusi

60
- Hasil daftar obat

- foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat draft daftar obat

2. Konsultasi dengan atasan tentang daftar obat

3. Mencetak daftar obat

1. Setelah berdiskusi dengan atasan, saya mencari dan mengumpulkan bahan


yang akan dibuat ke dalam daftar obat dengan bermusyawarah
( Nasionalismes) antar rekan kerja. Dengan rasa tanggung jawab
(Akuntabilitas) Saya merekap semua obat yang ada di instalasi farmasi,
berpedoman pada Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) di instalasi farmasi atau gudang obat kemudian saya kelompokkan
berdasarkan bentuk sediaan dan saya urutkan secara alfabetis, saya berharap
dengan ini tercipta inovasi baru (Komitmen mutu) tentang hasil desain
yang berorientasi pada mutu. Kemudian hasil list daftar obat saya print
untuk saya diskusikan dengan atasan.

2. Setelah saya mencari dan mengumpulkan nama untuk dijadikan daftar dilist
obat kemudian saya melakukan musyawarah (Nasionalisme) dengan atasan
tentang nama-nama yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bahasa
yang sopan dan santun (Etika Publik) kemudian atasan mengarahkan saya
mengenai pengelompokan obat obat tersebut dan menanyakan jumlah item
obat yang akan dibuat

3. Dari hasil diskusi dengan atasan menyetujui daftar list obat yang telah
saya rancang Kemudian saya mengelompokkan materi yang telah
disepakati pada saat musyawarah denganatasan agar lebih efektif
(Komitmen mutu). Dari hasil musyawarah (nasionalisme) didapat hasil
rancangan list dengan sediaan tablet 65 item, sediaan luar 11 item,
cairan 13 item, BMHP 33 item, dan injeksi 6 item setelah didapat hasil

61
pengelompokan kemudian dengan segera saya cetak daftar obat
tersebut

Kegiatan 3 Pengadaan Rak Obat

Waktu Pelaksanaan 2 - 4 November 2019

Bukti Fisik Lampiran 3

- Desain Rak obat dan lemari

- Catatan konsul

- Rak obat dan lemari obat

- Foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat desain rak obat dan lemari

2. Mendiskusikan dengan atasan dan meminta izin membuat rak obat

3. Membuat rak obat

1. Setelah Mencetak daftar obat yang akan saya jadikan pedoman dalam
pembuatan rak dan lemari, saya melakukan musyawarah (Nasionalisme)
dengan rekan kerja mengenai ukuran lemari obat, kemudian saya membuat
desain rak obat dan lemari obat narkotika dan psikotropika berdasarkan
peraturan permenkes. Dengan rasa penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas) dan penuh semangat saya menemui atasan untuk
melakukan konsultasi meminta izin dalam pembuatan rak dan lemari obat.

2. Ketika melakukan konsultasi dengan musyawarah (Nasionalisme) untuk


mengadakan rak dan lemari obat saya meminta izin dengan menggunakan
bahasa yang baik dan sopan (Etika Publik), atasan menyarankan rak dan
lemari obat dibuat sesuai kebutuhan dan tahan lama untuk menyimpan
obat-obatan dan segera hubungi atau datangi tempat pemesanan rak dan
lemari.

62
3. Setelah mendapat izin dari atasan saya dan rekan kerja dengan jujur dan
bertanggung jawab (Akuntabilitas) mendatangi tempat pembuatan
lemari. Disini saya berdiskusi untuk dibuatkan lemari dan rak sesuai desain
dan ukuran yang telah dibuat. Maka secara jujur dan transparan (Anti
Korupsi) didapat kesepakatan dari ukuran, biaya dan waktu penyelesaian
rak dan lemari. Setelah saya menemui atasan, dengan senang atasan
mengapresiasi hasil rak yang telah selesai, dan berharap dengan adanya
fasilitas baru di Instalasi farmasi hendaknya memberikan inovasi baru
( komitmen mutu) bagi unit pelayanan yang lain dipuskesmas.

Kegiatan 4 Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan


obat

Waktu Pelaksanaan 7 November 2019

Bukti Fisik Lampiran 4


- Label
- Foto

Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1. Membuat label yang akan di tempel di rak dan lemari

2. Menyusun obat secara alfabetis dan bentuk sediaan

3. Menempelkan label pada rak obat dan lemari

1. Saya membuat label untuk ditempel pada rak dan lemari obat secara kreatif
(Komitmen mutu) dengan rasa tanggung jawab (Akuntabilitas) dan
membuat label dengan ukuran yang dapat terbaca dengan jelas. Atasan
dengan senang mengapresiasi hasil label yang saya buat dan berharap
dengan adanya label dapat mempermudah dalam pengambilan obat dan

63
memberikan inovasi baru ( komitmen mutu ) bagi unit pelayanan yang
lain dipuskesmas.

2. Sebelum menempelkan label saya terlebih dahulu menyusun obat,


penyusununan obat dilakukan dengan bekerjasama (nasionalisme) dengan
rekan kerja. Saya dan rekan kerja menyusun obat secara alfabetis dengan
jujur dan bertanggung jawab serta profesionalisme (Etika Publik).
Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan agar mempermudah
dalam pengambilan obat sehingga berorientasi pada mutu obat
(Komitmen mutu).

3. Tahap selajutnya saya memberikan label pada rak obat dengan semangat
dan profesionalisme (Akuntabilitas) agar hasilnya berkualitas
(Komitmen mutu). Setelah obat tersusun dan label di tempel, obat tertata
dengan baik dan mempermudah dalam pengambilan obat sehingga
berorintasi pada mutu obat (komitmen mutu).

Kegiatan 5 Pelaksanaan Sosialisasi

Waktu 20 November 2019


Pelaksanaan

Bukti Fisik Lampiran 5


- Foto
- Hasil laporan kegiatan
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

1.Membuat laporan hasil sosialisasi ke atasan

2.Melaporkan hasil kegiatan ke atasan

1. Saya melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan mengenai adanya


rak baru yang akan membantu kita dalam pelayanan kefarmasian,

64
Ketika sosialisasi berjalan saya akan ramah (etika publik) dalam
mensosialisasikan kepada rekan kerja (nasionalisme) dan berlaku adil
dalam memberikan penjelasan ( anti korupsi).

2. Setelah kegiatan selesai dengan rasa tanggung jawab (nasionalisme)


saya membuat laporan hasil sosialisasi untuk dilaporkan kepada atasan.
Setelah membuat laporan sosialisasi saya melaporkan hasil kegiatan ini
kepada atasan secara jujur (Anti korupsi) dan transparan
(Akuntabilitas). Dari hasil diskusi ada beberapa hal yang disampaikan
oleh atasan agar saya tidak berhenti sampai disini dalam ber inovasi
(komitmen mutu) memberikan kemajuan dalam pelayanan kefarmasian
dipuskesmas Sungai keranji dan saya juga mengucapkan terima kasih
kepada atasan yang telah banyak meluangkan waktunya terhadap saya
dalam mensukseskan kegiatan aktualisasi ini sesibuk dan seletih apapun
beliau masih mau memberikan saran dan pendapatnya.

B. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN TERHADAP VISI-

MISI ORGANISASI

Kegiatan I

Pelaksanaan diskusi dengan atasan dan meminta persetujuan dari atasan terkait

dengan kegiatan aktualisasi.

 Kegiatan diskusi dan kosultasi termasuk dalam Menggerakkan dan


meningkatkan partisipasi aktif dalam pembangunan berwawasan kesehatan
(Misi 1)

Kegiatan II

Pembuatan daftar obat yang tersedia di Puskesmas

65
 Kegiatan mulai dari mengumpulkan bahan, mendiskusikan sehingga

menghasilkan daftar obat dapat Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi

aktif dalam pembangunan berwawasan kesehatan (Misi 1)

Kegiatan III

Pembuatan Rak obat

 Untuk mendukung terwujudnya visi Penggerak Pembangunan Kesehatan

Menuju Masyarakat yang Sehat dan Mandiri untuk Hidup Sehat. Kegiatan

membuat rak termasuk dalam Pelayanan sesuai standar dan berkualitas (Misi

4).

Kegiatan IV

Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat

 Kegiatan menyusun obat dalam bentuk alfabetis dan bentuk sediaan obat

termasuk dalam Memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat ( Misi

2)

 Serta Pelayanan sesuai standar, berkualitas, terjangkau, tepat waktu, tepat

guna dengan pelayanan (misi 4)

Kegiatan V

Pelaksaan sosialisasi

 Kegiatan sosialisasi dapat Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif

dalam pembangunan berwawasan kesehatan (Misi 1).

C. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN TERHADAP

NILAI-NILAI ORGANISASI

66
Realisasi aktualisasi dan keterkaitan terhadap keterkaitan terhadap nilai-nilai

organisasi dijelaskan sebagai berikut.

Kegiatan I

Pelaksanaan diskusi dengan atasan dan meminta persetujuan dari atasan terkait

dengan kegiatan aktualisasi.

 Dengan melakukan konsultasi dengan atasan akan menguatkan nilai disiplin,

sopan dan taat perintah “Etika Publik”.

Kegiatan II

Pembuatan daftar obat yang tersedia di Puskesmas

 Dengan membuat daftar obat maka akan menguatkan nilai sopan, jujur,

tanggung jawab, dan berorientasi mutu “Komitmen mutu”.

Kegiatan III

Pembuatan Rak obat

 Dengan penaataan obat menggunakan rak obat akan menguatkan nilai

tanggung jawab dan komitmen agar terjaga nya mutu obat

Kegiatan IV

Penyusunan obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat

 Dengan menyusun obat secara alfabetis dan bentuk sediaan obat akan

menguatkan nilai jujur, kerja sama, tanggung jawab dan berorientasi mutu

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien “Anti Korupsi”

67
Kegiatan V

Pelaksaan sosialisasi

 Dalam melakukan sosialisasi akan menguatkan nilai ramah, adil dan

transparan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Sungai

Keranji dapat penulis ambil kesimpulan bahwa :

1. Penerapan nilai ANEKA amatlah penting bagi dunia pekerjaan ASN,

dimana hal ini akan terus direalisasikan dalam pelaksanaan tugas

menjadi abdi Negara.

2. Kegiatan pembuatan sarana pelayanan yang berupa rak obat dan

lemari obat ini dapat membantu tenaga kesehatan dalam melakukan

pelayanan kefarmasian secara lebih cepat, menjaga mutu dalam

penyimpanan obat, mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat

serta meningkatkan nilai estetika kerapian di Instalasi Farmasi.

68
3. Kegiatan aktualisasi ini mendukung pencapaian visi puskesmas

“Penggerak Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat yang

Sehat dan Mandiri untuk Hidup Sehat” dan misi nomor 1 (satu)

“Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif dalam

pembangunan berwawasan kesehatan”. Serta misi nomor 2 (dua)”

Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat dan lingkungan”.

B. Saran

Adapun beberapa saran dari kegiatan aktualisasi ini yaitu sebagai

berikut :

1. ASN harus selalu menggunakan nilai ANEKA dalam menjadi abdi

Negara dan sebagai pelaksana pelayanan publik dan mampu

membawa kan nilai ANEKA tidak hanya dalam hal pekerjaan tapi

juga disetiap segi kehidupan karena nilai ANEKA merupakan nilai

yang dibutuhkan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang

lain dalam melaksanakan kehidupan.

2. Dalam pembuatan sarana pelayanan ini penulis berharap kepada

Puskesmas Sungai Keranji untuk dapat menggunakan media ini

terus menerus oleh tenaga kesehatan di Instalasi Farmasi dalam

menjaga mutu penyimpanan obat.

69
3. Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

penyimpanan obat agar mutu tetap terjaga dan dapat membantu

melengkapi sarana dan prasarana pelayanan di Puskesmas Sungai

Keranji.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS


Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Antikorupsi., Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Lembaran Negara RI Tahun
2014. Jakarta: Sekretariat Negara.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Sekretariat Negara.

70
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Lembar Persetujuan

71
Lampiran 1.2 Catatan Diskusi Rancangan Kegiatan

72
Lampiran 2.1 Daftar Obat

73
Lampiran 2.2 Catatan Diskusi Daftar Obat

74
Lampiran 2.3 Hasil List Obat

75
Lampiran 3.1 Catatan diskusi Pengadaan Rak Obat

76
Lampiran 3.2 Desain Rak dan Lemari Obat

77
Lampiran 4.1 Label

78
Lampiran 5.1 Laporan Kegiatan

79
BIODATA PENULIS

80
Nama : Sri Yulia, A.Md.Farm
Tempat/Tanggal Lahir : Seberang Pantai/ 20 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : DIII Farmasi
Pekerjaan : Asisten Apoteker Terampil
Pangkat/Golongan : Pengatur/ II c
NIP : 19950720 201904 2 001
Tempat Tugas : Puskesmas Sungai Keranji
Alamat : Jl. Melati Sungai Keranji Kecamatan Singingi
Email : sriyulia25@gmail.com
No HP : 082283876715

81

Anda mungkin juga menyukai