Anda di halaman 1dari 17

MOTIVASI BELAJAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5
210016301002 NUR FITRIANI DWI FEBRIANTI
210016301004 NURFITRAH TUWO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat

diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan

peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan

pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta

didik. Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai indikasi

berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi peserta

didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar lebih

keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses

belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal

yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting karena

dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka peserta didik akan lebih

berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi

belajar dapat lebih optimal karena peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk

meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya. Biggs dan Tefler

mengungkapkan motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya

motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu

prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada peserta

didik perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar peserta didik memiliki

motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran

sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan

akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi

motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin

tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran

sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya

makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah:

1. Bagaimanakah Hakikat dari Motivasi Belajar?

2. Bagaimanakah Teori dari Motivasi?

3. Bagaimanakah Fungsi dari Motivasi dalam Belajar?

4. Bagaimana Komponen dari Motivasi?

5. Bagaimana Prinsip Motivasi Belajar?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:

1. Untuk Mendiskripsikan Hakikat dari Motivasi Belajar.

2. Untuk Mendiskripsikan Teori dari Motivasi.

3. Untuk Mendiskripsikan Fungsi dari Motivasi dalam Belajar.

4. Untuk Mendiskripsikan Komponen dari Motivasi.

5. Untuk Mendiskripsikan Prinsip Motivasi Belajar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat

memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Menurut

(Purwanto, 2007), mengemukakan definisi motivasi adalah pendorong suatu usaha

yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang tersebut

menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai

hasil dan tujuan tertentu. Sedangkan, Menurut (Winkel, 2004), mengatakan bahwa

motivasi adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.

Menurut Donald (Sardiman, 2001), mengatakan bahwa motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ada tiga elemen penting yaitu sebagai berikut:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia

karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul

dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi

dan energi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

Menurut (Sardiman, 2008), mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai. Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi

belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang

memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai

tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat

penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan

mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.

B. Fungsi Motivasi Belajar

Ada tiga fungsi motivasi menurut (Hamalik, 2003), yaitu sebagai berikut :

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka

tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.


2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan perbuatan kearah

pencapaian tujuan yang diinginkannya.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin, besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambannya pekerjaan.

Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat menjadikan

seseorang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Fungsi motivasi menurut

(Sardiman, 2008) yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan mana yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selanjutnya menurut (Hamzah, 2008) menjelaskan bahwa fungsi motivasi

dalam belajar adalah sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas

pemenuhan kebutuhan

2. Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

Menurut (Sardiman, 2007) fungsi motivasi dalam belajar, sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan.


2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai tujuannya.

3. Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang harus dikerjakan

guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi

dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk mendorong, mengarahkan,

dan menentukan seseorang. Dalam hal ini adalah siswa, yaitu untuk melakukan

suatu tugas atau perbuatan untuk mencapai tujuan belajar.

C. Ciri – Ciri Motivasi Belajar

Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang tersebut.

Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat tentang ciri-ciri dalam motivasi

belajar siswa:

1. Menurut (Supriyadi, 2005), berpendapat bahwa motivasi belajar siswa dapat

diamati dari beberapa aspek yaitu: memperhatikan materi, ketekunan dalam

belajar, ketertarikan dalam belajar, keseringan belajar, komitmennya dalam

memenuhi tugas-tugas sekolah, semangat dalam belajar dan kehadiran siswa di

sekolah.

2. Menurut (Sardiman, 2008) mengemukakan ciri-ciri orang yang bermotivasi

adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan


c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang memecahkan masalah soal-soal.

3. Ciri-ciri motivasi belajar menurut (Hamzah, 2008) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Dari beberapa ciri-ciri motivasi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.

Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun, menunjukan

ketertarikan, senang mengikuti pelajaran, selalu memperhatikan pelajaran,

semangat dalam mengikuti pelajaran, mengajukan pertanyaan, berusaha

mempertahankan pendapat, senang memecahkan masalah soal-soal, maka

pembelajaran akan berhasil dan seseorang yang belajar itu dapat mencapai prestasi

yang baik.
D. Komponen Motivasi

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber

daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang

menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi

belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak

di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup

tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya

Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok,

yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menupang tingkah laku manusia.

1. Menggerakkan brarti menimbulkan kekuatan pada indivdu, memimpin

seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal

ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.

2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian

ia menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu diarahkan

terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga dan menupang tingkah laku, lingkungan sekitar harus

meguatka intensitas dan rah dorongan-dorongan dan kekuatankekuatan

individu.

Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas Hoy dan Miskel dalam

bukunya Educational Administration mengemukakan bahwa motivasi dapat

didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks. Dorongan-dorongan,


kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketagangan antara mikanisme-

mikanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan

ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal. Sedangkan pengertian motivasi itu

sendiri yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan

menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Madaina (2019), Ada tiga komponen utama dalam

motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila

individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia

harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan

fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan

penghargaan diri, dan e) kebutuhan aktualisasi.

Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh

seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku

belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan

dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh

responden prakarsa pribadi pelaku.

E. Prinsip Motivasi Belajar

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (2017) telah

menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention (perhatian),

Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan).


Dalam proses belajar dan pembelajaran keempat kondisi motivasional tersebut

sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi siswa terpelihara

selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

1. Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseornag

ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan

yang sudah ada, kontradiktif/kompleks. Terdapat beberapa strategi untuk

merangsang minat dan perhatian, yaitu sebagai berikut:

a. Gunakan metode penyampaian yang bervariasi

b. Gunakan media untuk melengkapi pembelajaran.

c. Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.

d. Gunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk memperjelas

konsep yang diutarakan.

e. Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

2. Relevance (relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukan antara materi

pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat

digunakan untuk menunjukan relevansi dalam pembelajaran, yaitu sebagai

berikut:

a. Sampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan setelah

mempelajari materi pembelajaran.

b. Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari.

c. Berikan contoh, latihan/tes langsung berhubungan dengan kondisi siswa

atau profesi tertentu.


3. Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau mampu

merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan

meningkat sejalan dengan meningkatkan harapan untuk berhasil. Ada sejumlah

strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:

a. Menigkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

pengalaman berhasil.

b. Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,

sehingga siswa tidak dituntut mempelajari banyak konsep sekaligus.

c. Meningkatkan harapan berhasil dengan menggunakan persyaratan untuk

berhasil.

d. Menggunakan strategi yang memungkinkan control keberhasilan di

tangan siswa.

e. Tumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan pernyataan-

pernyataan yang membangun.

f. Berikan umpan balik konstruktif selama pembelajaran, agar siswa

mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar mereka.

4. Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan

akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha

mencapai tujuan serupa. Ada sejumlah strategi untuk mencapai kepuasan, yaitu

sebagai berikut:

a. Gunakan pujian secara verbal, umpan baliik yang informative, bukan

ancaman atau sejenisnya.


b. Berikan kesempatan kepada siswa untuk segara menggunakan /

mempraktikan pengetahuan yang baru dipelajari.

c. Minta kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu teman-

temannya yang belum berhasil.

d. Bandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri dimasa lalu dengan

suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

Seperti menurut Angkowo (2017), Prinsip-prinsip motivasi yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS,

yaitu:

a. Attention (Perhatian)

Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh

sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta

didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu

tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan

yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.

Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana

pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun,

perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk

menjaga efektifitasnya.

b. Relevance (Relevansi)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan

kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara
apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan

pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu

motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi

(personal motif value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu:

1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement)

2) Kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan

3) kebutuhan untuk berafiliasi/hubungan (needs for affiliation).

Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam

mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai

keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan nilai kultural yaitu apabila tujuan yang

ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok

yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.

c. Confidence (Percaya diri)

Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat

berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal

ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya

harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman

sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk

membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses

tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.


d. Satisfaction (Kepuasan)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.

Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang

diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk

meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan

pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan,

dan lain sebagainya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi adalah sebuah dorongan atau suatu alasan yang djadikan sebagai

dasar semangat seseorang guna mengerjakan sesuatu agar dapat mencapai

tujuan atau motto hidup tertentu. Salah satu faktor dari dalam diri yang

menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi

belajar. Munculnya motivasi tidak semata-mata dari diri siswa sendiri tetapi

guru harus melibatkan diri untuk memotivasi belajar siswa. Adanya motivasi

akan memberikan semangat sehingga siswa akan mengetahui arah belajarnya.

Motivasi belajar dapat muncul apabila siswa memiliki keinginan untuk belajar.

Oleh karena itu motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik harus ada pada diri

siswa sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dapat tercapai

secara optimal. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat

non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa

gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya

B. Saran

Mahasiswa pendidikan yang merupakan calon pendidik, kiranya lebih

memahami lagi pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi peserta

didik kita nantinya


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwanto, N. 2007. Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Sardiman, A., M. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Supriyadi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.

Hamzah, B,. U. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel, W., S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Angkowo R. dan A. Kosasih. 2017. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta :
PT. Grasindo.
Keller, J.M.,& Kopp, T. W. (2017). Application of the ARCS Model of mtivatioonal
design. In C. M Reigeluth (Ed.), Instructinal theories in action: Lessn
Illustrating selected theories and model. Hillsdale, NJ: Lawrence
Earlbaum Associates.
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Rosda Karya.
Madaina, Mekka Jamil. 2019. Optimalisasi Model ARCS Dalam Pembeljaran
Saintifik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada
Peminatan Mata Pelajaran Geografi D Kelas Mateatika Ilmu Alam.
Indonesia Jounal of Science Education (IJIS Edu). 1 (1)
Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja.
Sardiman, AM. (2006). Integrasi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai