Anda di halaman 1dari 15

PUTUSAN SELA

No. PDN-566/Pid.B/VI/2019/PN.SDA

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo yang mengadili dan memeriksa


perkara tindak pidana penipuan pada tingkat pertama dalam acara biasa
menjatuhkan putusan sela sebagai berikut, dalam perkara:

Nama : Eko Prasetyo, S.T.

Alamat : Dsn. Kemantren Wetan Rt. 08 Rw 01 Kel. Terusan


Kec. Gedeg Kab. Mojokerto (Sesuai KTP) atau Jl.
Semeru Raya No. 34 Kel. Wates Kec. Magersari
Kota Mojokerto.

Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo, 14 November 1976

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Terdakwa didampingi oleh Tim Penasehat Hukum Ihza Rashi S.H., M.H., Dimas
Syahrul, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa tertanggal 2 Mei 2019; Kantor
Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, beralamatkan Jl. Kartini No. 16, Sidoarjo
60131.

Terdakwa ditahan oleh:

1. Penyidik sejak tanggal: 3 Mei 2019 - 22 Mei 2019


2. Perpanjangan penahanan oleh Penyidik sejak tanggal: 23 Mei 2019 – 24 Juni
2019
3. Penuntut Umum sejak tanggal: 25 Juni 2019 - 15 Juli 2019
4. Hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo: 16 Juli 2019 - sekarang
Pengadilan tersebut---------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca:

1. Berkas terdakwa tersebut diatas;


2. Surat pelimpahan perkara acara pemeriksaan biasa nomor: B-
3204/O.5.30/Epp.2/05/2019.
3. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sidoarjo Nomor: 020/Pid. B/2019/PN-
SDA tertanggal 14 Mei 2019 tentang penunjukan Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini.
4. Penetapan Ketua Majelis Nomor: 123/Pid. B/2019/ PN. SIDOARJO tertanggal
14 Mei 2019 tentang penetapan hari sidang.
5. Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan
Nomor Register Perkara PDN-566/Pid.B/VI/2019/PN.SDA. Tertanggal 20
Mei 2019, serta setelah mendengar pembacaan Nota Keberatan atau Eksepsi
dari tim Penasehat Hukum Terdakwa atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum tertanggal 22 Mei 2019.

Menimbang:
Bahwa sesuai dengan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 22 Mei 2019
dengan No.Reg.perkara PDN-566/Pid.B/VI/2019/PN.SDA, Terdakwa didakwa
dengan dakwaan sebagai berikut:
DAKWAAN
Primair :

Bahwa Terdakwa EKO PRASETYO, ST BIN SOETIKNO sekitar Bulan


September 2018 sampai Bulan Oktober 2018, atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2018, di Jl.Pahlawan Ruko Suncity Blok B No. 01 Sun City
Plaza Sidoarjo Kab. Sidoarjo atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo, telah dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan
hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakan orang lain
untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang
maupun menghapuskan piutang, yang dilakukan Terdakwa dengan cara-cara
sebagai berikut :
- Bahwa berawal dari terdakwa Eko Prasetyo, ST yang bekerja di PT.
Indo Purnama Investama yang bergerak dibidang property dan jasa
yaitu Sun City Biz dengan jabatan sebagai Direktur. Tugas terdakwa
adalah operasional perusahaan, menandatangani perjanjian, ikatan jual
beli, legalitas perusahaan, dan pengembangan usaha.
- Bahwa Budi Ono merupakan seorang kontraktor yang menerima
pekerjaan dari Imam Sunardi. Kemudian Budi Ono memberikan
pekerjaan tersebut kepada terdakwa Eko Prasetyo atas dasar suruhan
terdakwa agar diberikan proyek pekerjaan.
- Bahwa kemudian korban Imam Sunardi dihubungi terdakwa
menawarkan pelaksanan pengerjaan proyek pondasi pagar keliling di
Hypermart Porong dan sebagian gudang di Suncity Biz yaitu pekerjaan
arsitektur GE-7 dan pekerjaan arsitektur GA-5. Untuk pengerjaannya
terdakwa meminta kepada korban Imam Sunardi jika dalam
pengerjaannya menggunakan tukang dari terdakwa. Terdakwa dan
korban Imam Sunardi kemudian membuat Surat Perjanjian Kerja.
Selain itu terdakwa mengatakan karena pengerjaannya butuh waktu 3
bulan sehingga meminta untuk segera ditansfer uang. Selanjutnya
korban Imam Sunardi mentransfer uang kepada terdakwa dan meminta
kwitansi pembayaran dari terdakwa. Surat Perjanjian Kerja tersebut
berisi :
1) Pekerjaan struktur pondasi pagar keliling. Untuk pengerjaan
proyek ini saksi Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada
terdakwa sebagai berikut :
a) Pada tanggal 11 September 2018 sebesar Rp. 25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah)
b) Pada tanggal 18 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
c) Pada tanggal 25 September 2018 sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah)
d) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah)
e) Pada tanggal 10 Oktober 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
f) Pada tanggal 16 Oktober 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 140.000.000,- (seratus empat puluh juta
rupiah)
2) Pekerjaan arsitektur GE-7. Untuk pengerjaan proyek ini saksi
Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada terdakwa sebagai
berikut :
a) Pada tanggal 27 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
b) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
c) Pada tanggal 11 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
d) Pada tanggal 19 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
e) Pada tanggal 24 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
3) Pekerjaan Renovasi arsitektur GA 5 Untuk pengerjaan proyek ini
saksi Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada terdakwa
sebagai berikut :
a) Pada tanggal 26 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
b) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
c) Pada tanggal 11 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima
belas juta rupiah)
d) Pada tanggal 19 Oktober 2018 sebesar Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)
- Bahwa untuk total keseluruhan dari 3 (tiga) proyek korban Imam
Sunardi telah mentransfer Rp. 280.000.000,- (dua ratus delapan puluh
juta rupiah).
- Bahwa setelah uang korban Imam Sunardi ditransfer kepada terdakwa
kemudian terdakwa mengirim beberapa gambar pelaksanaan
pengerjaan proyek tersebut. Akan tetapi sebenarnya terdakwa tidak
mengerjakan proyek pengerjaan sesuai dengan SPK yang ditunjukkan
kepada korban Imam Sunardi. Sedangkan uang yang telah korban
Imam Sunardi transfer tersebut digunakan oleh terdakwa untuk
kepentingan pribadi terdakwa tanpa sepengetahuan korban Imam
Sunardi.
- Selanjutnya setelah kurang lebih 1 (satu) bulan korban Imam Sunardi
menanyakan tentang pembayaran kepada terdakwa, namun korban
tidak mendapatkan kejelasan mengenai uang yang sudah dibayarkan.
Korban Imam Sunardi kemudian menanyakan kepada pihak PT. Indo
Purnama Investama secara langsung terkait uang yang sudah
dibayarkan oleh korban Imam Sunardi dan diberikan penjelasan oleh
pihak PT. Indo Purnama Investama bahwa proyek tersebut belum
selesai dikerjakan dan PT. Indo Purnama Investama hanya menerima
uang sebesar Rp 60.000.000,-
- Bahwa akibat perbuatan terdakwa, korban Imam Sunardi mengalami
kerugian materiil kurang lebih sebesar Rp. 280.000.000,- (dua ratus
delapan puluh ribu rupiah) atau setidaknya dalam jumlah tersebut;
------------------------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 378 KUHP
----------------------------------------------------------------------------
Subsidair

Bahwa Terdakwa EKO PRASETYO,ST BIN SOETIKNO sekitar Bulan


September 2018 sampai Bulan Oktober 2018, atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu dalam tahun 2018, di Jl.Pahlawan Ruko Suncity Blok B No.
01Sun City Plaza Sidoarjo Kab. Sidoarjo atau setidak-tidaknya disuatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Sidoarjo, telah dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian
kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, perbuatan tersebut dilakukan secara
berturut - turut yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
merupakan perbuatan berlanjut, yang dilakukan Terdakwa dengan
cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa berawal dari terdakwa Eko Prasetyo, ST yang bekerja di PT.
Indo Purnama Investama yang bergerak dibidang property dan jasa
yaitu Sun City Biz dengan jabatan sebagai Direktur. Tugas terdakwa
adalah operasional perusahaan, menandatangani perjanjian, ikatan jual
beli, legalitas perusahaan, dan pengembangan usaha.
- Bahwa Budi Ono merupakan seorang kontraktor yang menerima
pekerjaan dari Imam Sunardi. Kemudian Budi Ono memberikan
pekerjaan tersebut kepada terdakwa Eko Prasetyo atas dasar suruhan
terdakwa agar diberikan proyek pekerjaan.
- Bahwa kemudian korban Imam Sunardi dihubungi terdakwa
menawarkan pelaksanan pengerjaan proyek pondasi pagar keliling di
Hypermart Porong dan sebagian gudang di Suncity Biz yaitu pekerjaan
arsitektur GE-7 dan pekerjaan arsitektur GA-5. Untuk pengerjaannya
terdakwa meminta kepada korban Imam Sunardi jika dalam
pengerjaannya menggunakan tukang dari terdakwa. Terdakwa dan
korban Imam Sunardi kemudian membuat Surat Perjanjian Kerja.
Selain itu terdakwa mengatakan karena pengerjaannya butuh waktu 3
bulan sehingga meminta untuk segera ditansfer uang. Selanjutnya
korban Imam Sunardi mentransfer uang kepada terdakwa dan meminta
kwitansi pembayaran dari terdakwa. Surat Perjanjian Kerja tersebut
berisi :
1) Pekerjaan struktur pondasi pagar keliling. Untuk pengerjaan
proyek ini saksi Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada
terdakwa sebagai berikut :
a) Pada tanggal 11 September 2018 sebesar Rp. 25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah)
b) Pada tanggal 18 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
c) Pada tanggal 25 September 2018 sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah)
d) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah)
e) Pada tanggal 10 Oktober 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh
juta rupiah)
f) Pada tanggal 16 Oktober 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh
juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 140.000.000,- (seratus empat puluh juta
rupiah)
2) Pekerjaan arsitektur GE-7. Untuk pengerjaan proyek ini saksi
Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada terdakwa sebagai
berikut :
a) Pada tanggal 27 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
b) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
c) Pada tanggal 11 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
d) Pada tanggal 19 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
e) Pada tanggal 24 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah)
3) Pekerjaan Renovasi arsitektur GA 5 Untuk pengerjaan proyek ini
saksi Imam Sunardi melakukan pembayaran kepada terdakwa
sebagai berikut :
a) Pada tanggal 26 September 2018 sebesar Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah)
b) Pada tanggal 02 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
c) Pada tanggal 11 Oktober 2018 sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah)
d) Pada tanggal 19 Oktober 2018 sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah)
Sehingga total pembayaran yang dilakukan oleh saksi Imam
Sunardi sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)
- Bahwa setelah uang korban Imam Sunardi ditransfer kepada terdakwa
kemudian terdakwa mengirim beberapa gambar pelaksanaan
pengerjaan proyek tersebut. Akan tetapi sebenarnya terdakwa tidak
mengerjakan proyek pengerjaan sesuai dengan SPK yang ditunjukkan
kepada korban Imam Sunardi. Sedangkan uang yang telah korban
Imam Sunardi transfer tersebut digunakan oleh terdakwa untuk
kepentingan pribadi terdakwa tanpa sepengetahuan korban Imam
Sunardi.
- Selanjutnya setelah kurang lebih 1 (satu) bulan korban Imam Sunardi
menanyakan tentang pembayaran kepada terdakwa, namun korban
tidak mendapatkan kejelasan mengenai uang yang sudah dibayarkan.
Korban Imam Sunardi kemudian menanyakan kepada pihak PT. Indo
Purnama Investama secara langsung terkait uang yang sudah
dibayarkan oleh korban Imam Sunardi dan diberikan penjelasan oleh
pihak PT. Indo Purnama Investama bahwa proyek tersebut belum
selesai dikerjakan dan PT. Indo Purnama Investama hanya menerima
uang sebesar Rp 60.000.000,-
- Bahwa akibat perbuatan terdakwa, korban Imam Sunardi mengalami
kerugian materiil kurang lebih sebesar Rp. 280.000.000,- (dua ratus
delapan puluh ribu rupiah) atau setidaknya dalam jumlah tersebut;
- Bahwa terdakwa Eko Prasetyo, ST. melakukan penipuan secara
berlanjut kepada pihak PT. Indo Purnama Investama dan juga Staff-
Stafnya yaitu staff keuangan dan Project manager serta mandor
pembangunan yang diperjanjikan.

----------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam


pidana dalam Pasal 378 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP
-----------------------------------------------------------

Menimbang bahwa terhadap surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal 9 Mei


2019 yang dibacakan pada tanggal 20 Mei 2019, Penasehat Hukum Ihza Rashi
S.H., M.H., Dimas Syahrul, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa tertanggal 2 Mei
2019; Kantor Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, beralamatkan Jl. Kartini No.
16, Sidoarjo 60131., telah mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) terhadap surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. Reg. perkara PDN-
566/Pid.B/VI/2019/PN.SDA tertanggal 22 Mei 2019, yang pada pokoknya
keberatan-keberatan tersebut sebagai berikut:

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum tersebut


Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut diatas, telah menyampaikan
keberatan/eksepsi terhadap surat dakwaan Penuntut Umum, yang pada pokoknya :

II. EKSEPSI ATAS DAKWAAN JAKSA/PENUNTUT UMUM.

Majelis Hakim, yang terhormat.


Dan, Penuntut Umum, yang kami hormati.
Sesuai dengan persidangan tanggal 14 Mei 2019 dengan agenda
pembacaan surat dakwaan penuntut umum Nomor : PDN-
566/PID.B/VI/2019/PN.SDA, tertanggal 20 Mei 2019. yang pada pokoknya
terdakwa Eko Prasetyo, S.T. telah didakwa dengan dakwaan :
Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP terdakwa atau
penasihat hukumnya diberikan hak /kesempatan untuk mengajukan
keberatan/eksepsi atas apa yang telah didakwakan jaksa/penuntut umum.
Adapun bunyi ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP tersebut selengkapnya
sebagai berikut : ”Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan
keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau
dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan ....” . Dari
bunyi ketentuan tersebut kiranya dapat dipahami, bahwa hal-hal yang dapat
dijadikan alasan bagi terdakwa untuk mengajukan keberatan/eksepsi tersebut
adalah :
1. Pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya;
2. Surat dakwaan tidak dapat diterima
3. Surat dakwaan harus dibatalkan.

Bahwa menurut ketentuan Pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, surat


dakwaan harus merupakan suatu uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan, dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan. Kemudian dalam Pasal 143 ayat 3 KUHAP ditentukan, surat
dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan, sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
huruf b, batal demi hukum. Eksepsi ini pada pokoknya menyatakan :

Surat Dakwaan Tidak Lengkap


1 Tentang Waktu Kejadian atau Tempus Delictie
Bahwa memperhatikan serta mencermati uraian surat dakwaan Kesatu
jaksa/Penuntut Umum tentang waktu kejadian atau tempus delicti, yang pada
pokoknya menyatakan :
- Bahwa berawal dari terdakwa Eko Prasetyo, ST yang bekerja di PT.
Indo Purnama Investama yang bergerak dibidang property dan jasa
yaitu Sun City Biz dengan jabatan sebagai Direktur. Tugas terdakwa
adalah operasional perusahaan, menandatangani perjanjian, ikatan jual
beli, legalitas perusahaan, dan pengembangan usaha.
- Bahwa Budi Ono merupakan seorang kontraktor yang menerima
pekerjaan dari Imam Sunardi. Kemudian Budi Ono memberikan
pekerjaan tersebut kepada terdakwa Eko Prasetyo atas dasar suruhan
terdakwa agar diberikan proyek pekerjaan.
- Bahwa kemudian korban Imam Sunardi dihubungi terdakwa
menawarkan pelaksanan pengerjaan proyek pondasi pagar keliling di
Hypermart Porong dan sebagian gudang di Suncity Biz yaitu pekerjaan
arsitektur GE-7 dan pekerjaan arsitektur GA-5. Untuk pengerjaannya
terdakwa meminta kepada korban Imam Sunardi jika dalam
pengerjaannya menggunakan tukang dari terdakwa. Terdakwa dan
korban Imam Sunardi kemudian membuat Surat Perjanjian Kerja.
Selain itu terdakwa mengatakan karena pengerjaannya butuh waktu 3
bulan sehingga meminta untuk segera ditansfer uang.
Bahwa berdasarkan atas uraian tersebut pernyataan yang disampaikan
mengenai waktu kejadian (Tempus Delictie) terjadi kekaburan (obscuur
libelli), dimana dalam uraian surat dakwaan tidak menyatakan secara jelas
dan pasti mengenai waktu Tindak Pidana Penipuan secara berlanjut yang
dilakukan oleh Eko Prasetyo, S.T. , Surat Dakwaan hanya menjelaskan
mengenai waktu pengerjaan selesai dari yang dilakukanya yaitu frasa “ 3
bulan saja” tersebut. Maka Berdasarkan hal tersebut Surat Dakwaan tidak
memenuhi unsur mengenai Waktu Kejadian (Tempus Delictie) yang
dilakukan oleh Eko Prasetyo, S.T. sehingga Surat Dakwaan dapat
dinyatakan kabur (Obscuur Libelli).

2 Tentang Bagaimana Dilakukan


Bahwa berdasarkan atas keseluruhan isi dalam Surat Dakwaan tidak dijelaskan
mengenai bagaimana kejelasan alur cerita Sdr. Eko Prasetyo, S.T. melakukan
Tindak Pidana yang didakwakan. Surat dakwaan yang demikian dianggap kabur
(obscuur libelli), karena tidak menjelaskan alur cerita secara jelas mengenai
perbuatan pidana yang dilakukan oleh Sdr. Eko Prasetyo.

3 Tentang Perumusan Unsur-Unsur Tindak Pidana


Bahwa surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum tidak cermat
dan tidak terang merumuskan unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan. Dalam
hal Jaksa Penuntut Umum tidak merumuskan unsur-unsur pidana surat dakwaan
agar berkaitan erat dengan perbuatan terdakwa, menimbulkan kekaburan, apa,
dimana, dan bagaimana perbuatan itu dilakukan tidak jelas terlihat sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Rangkaian perbuatan atau tindakan terdakwa ini haruslah lengkap dan jelas
jika dihubungkan dengan unsur-unsur pasal yang didakwakan Jaksa Penuntut
Umum. Jaksa Penuntut Umum harus membuat semua unsur-unsur pidana menjadi
terang dan jelas dalam surat dakwaan, sehingga perbuatan terdakwa benar-benar
telah sesuai dengan apa yang yang didakwakan oleh penuntut umum.
Ketidakcermatan Penuntut Umum menyebabkan kekaburan (obscuur libelli)
dalam Surat Dakwaan.
Untuk itu sebagaimana yang telah dijelaskan diatas dapat memperjelas
bahwa keberatan yang diajukan oleh terdakwa atau penasehat hukum terdakwa
memang benar bahwa dalam perkara ini mengenai alur perkaranya tidak diuraikan
secara cermat, jelas dan lengkap tindak pidana yang didakwakan. Sehingga surat
dakwaan dinilai masih kabur (obscure libelli). Karena hal tersebut, maka sesuai
dengan ketentuan dalam 143 ayat (3) KUHAP maka Surat Dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Pasal 143 ayat (2) batal demi hukum.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan eksepsi/keberatan penasehat hukum


terdakwa adalah sebagaimana tersebut diatas, yang dalam hal mana bila
diintisarikan eksepsi tersebut adalah sebagai berikut :

I. Penuntut Umum tidak cermat di dalam menentukan pengadilan mana yang


seharusnya mengadili perkara a quo
II. Surat Dakwaan tidak lengkap

Menimbang , bahwa dari ke dua hal pokok / intisari eksepsi yang diajukan oleh
penasehat hukum terdakwa tersebut, yang dalam hal mana Pengadilan
memandang bahwa alasan alasan eksepsi tersebut telah disusun secara relatif .
Menimbang , bahwa dalam pertimbangan eksepsi yang diajukan di persidangan
atas surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum sebagaimana tersebut diatas , Majelis
Hakim harus berpedoman pada ketentuan pasal 156 ayat (1) KUHAP , yang
mensyaratkan bahwa eksepsi dapat diajukan dengan alasan-alasan :

1. Pengadilan tidak berwenang mengadili , hal ini berhubungan dengan


kompetensi absolute maupun relative ; atau
2. Dakwaan tidak dapat diterima ; atau
3. Surat dakwaan harus dibatalkan ; -------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Pengadilan akan mempertimbangkan tentang


dalil eksepsi Surat Dakwaan tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap (obscuur
libel)

Menimbang, bahwa apabila membaca surat dakwaan penuntut umum secara


seksama dan menyeluruh dapat dipahami bahwa yang dikonstantir oleh Penuntut
Umum sebagai uraian tindak pidana ialah penguraian kronologis terdakwa
berusaha melakukan tindak pidana yang menyebabkan terdapat perbedaan
karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang
bersangkutan sehingga menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang
wajib dilakukan oleh Terdakwa, sehingga dengan tidak dimasukkan tahapan –
tahapan pendeskripsian tersebut, tidak membuat surat dakwaan dari penuntut
umum menjadi kabur, uraian mana telah memenuhi syarat cermat, jelas dan
lengkap sebagaimana dimaksud dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa dalil


keberatan Penasihat Hukum terdakwa sepanjang mengenai hal tersebut di atas
tidaklah berdasar dan haruslah tidak diterima.
Menimbang, bahwa berdasarkan keberatan yang diajukan oleh penasehat hukum
terdakwa, mengenai kewenangan mengadili yang menyatakan bahwa Pengadilan
Negeri Sidoarjo tidak berwenang untuk mengadili perkara ini dikarenakan
berdasarkan tempat tertangkapnya terdakwa .

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas maka


Majelis berpendapat bahwa Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa haruslah
ditolak dan pemeriksaan dalam perkara ini haruslah dilanjutkan.

Menimbang, bahwa oleh karena pemeriksaan dalam perkara ini harus dilanjutkan,
maka Penuntut Umum haruslah diperintahkan untuk mengajukan bukti dalam
persidangan, sedangkan tentang pembebanan biaya perkara haruslah ditangguhkan
hingga putusan akhir;

Memperhatikan, Pasal 143 dan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana serta ketentuan-ketentuan lain yang berkenaan.

MENGADILI

 Menyatakan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa yang berpendapat bahwa


Surat Dakwaan Penuntut Umum tidaklah tepat.
 Menyatakan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa yang berpendapat bahwa
Pengadilan Negeri Sidoarjo tidak berwenang mengadili perkara ini tidak tepat.

 Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Sidoarjo berwenang mengadili perkara


ini.

 Menyatakan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tidak diterima;


Menyatakan Dakwaan Penuntut umum adalah sah menurut hukum;

 Menyatakan bahwa pemeriksaan perkara ini harus dilanjutkan;

 Memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi-saksi dan alat


bukti lain ke persidangan.
 Menangguhkan pembebanan biaya perkara hingga Putusan Akhir

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Sidoarjo pada Tanggal 14 Juni 2019, oleh:

1. HAKIM KETUA : Erly Soelistyarini S.H.,MHum.


2. HAKIM ANGGOTA 1 : Soegiarti, S.H.,M.H.
3. HAKIM ANGGOTA 2 : Vincentius Banar Trisnaryanto, S.H.,M.H.

Putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada
Tanggal 17 Juni 2019 oleh Ketua Majelis dengan didampingi para Hakim
Anggota tersebut, dengan dibantu oleh Endang Munarsih, S.H.,M.H. sebagai
Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Tim Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa
yang didampingi oleh Tim Penasihat Hukumnya.

Sidoarjo, 14 Juni 2019

Anggota Majelis Hakim Ketua Majelis Hakim

Soegiarti, S.H.,M.H. Erly Soelistyarini S.H.,MHum.

Vincentius Banar Trisnaryanto,


S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai