Anda di halaman 1dari 13

SOAL KEL.

8
KASUS 8
(Ny. N dengan G2 P0 A1 hamil 35mg)
Ns. N (usia 23 thn), datang ke rumah sakit dengan keluhan keputihan keluar banyak serta
vagina terasa seperti terbakar. Klien mengatakan keputihan keluar banyak dan berwarna
putih seperti susu serta agak kental. Klien mengatakan setelah selesai berkemih juga terasa
sakit dan perih. Klien mengatakan keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan semakin
terasa hingga hari ini. Klien mengatakan sudah berobat namun keluhan tidak mereda. Klien
mengatakan sangat terganggu dengan keluhan tersebut, klien tidak bisa bekerja dengan
nyaman dan berganti-ganti celana dalam setiap 4 jam. Klien mengatakan mempunyai
riwayat kehamilan ektopik 1 kali dan dilakukan operasi laparaskopi pada tahun 2018. Klien
mengatakan ini pernikahan pertama klien dan suami. Klien juga mengatakan suami bekerja
di luar negeri sehingga klien dan suami bertemu sekitar 4-5 kali dalam setahun. Klien
mengatakan cemas dengan masalahnya ini. Karena suami dan klien sangat menginginkan
anak. HPHT 10 Oktober 2020 dengan siklus menstruasi 28 hari. Klien juga mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit seksual menular. BB sebelum hamil 50 kg dan saat
hamil 65 kg dengan TB 160 cm. Hasil pemeriksaan TTV adalah suhu 36 C, Nadi
88x/menit, TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, Sat. 98%. Pemeriksaan Head To Toe: Kepala
rambut normal, warna hitam, tidak rontok, tidak berminyak, tidak ada nyeri pada kepala,
wajah tidak ada edema, conjungtiva merah muda,sklera normal, wajah simetris, terdapat
cloasma gravidarum. Leher tidak terdapat hiperpigmentasi, tidak terdapat distensi vena
jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Lingkar lengan atas 23 cm Mukosa
mulut lembab dan berwarna merah. Tampak dada simetris dan tidak ada otot bantu
pernapasan, dan pada auskultasi terdengar bronchovesikuler. Payudara tampak membesar,
niplle inverted, dan colostrum sudah mulai keluar. Leopold 1 TFU 33 cm, teraba bagian
bulat, tidak melenting. Leopold 2, teraba seperti papan dan Panjang pada sebelah kiri
abdomen ibu, dan teraba ekstremitas pada sebelah kanan abdomen ibu. DJJ 132x/menit.
Leopold 3, presentasi kepala. Leopold 4, kepala belum masuk PAP. Pada pemeriksaan fisik
musculoskeletal : Tidak terdapat varises dan edema -/- pada kedua tungkai, terdapat reflek
positif patella kanan dan reflek patella kiri. Hasil pemeriksaan anogenital didapatkan vulva
berwarna kemerahan, tampak pengeluaran berupa cairan putih kental dan sedikit berbau.
Tampak labia mayor edema dan ada lesi bekas garukan. Tampak saat vulva ditekan, klien
mengatakan sakit. Klien juga mengatakan sangat gatal pada area lubang vagina. Tampak
Haemorroid grade II pada anus. Klien mengatakan BAB tidak rutin dan agak sakit setelah
BAB. Hasil pemeriksaan Non Stress Test HIS 1x10’ lama 5-10 menit. Hasil pemeriksaan
Laboratorium didapatkan nilai Hemoglobin 10,5 gr/dL , Hematokrit 25 % Leukosit 15.000/
uL, Thrombosit 372 x 10 3 /uL, eritrosit 3,4 x 10 6 / uL, golongan darah O Rh (+), GDS
100 mg/dl. Hasil pemeriksaan PMN >30/lpb dan PCR N.Gonorrhoea positif pada apus
endoservik.
ASUHAN KEPERAWATAN

Tinjauan Kasus
I. Identifikasi
Nama : Ny. N
Tempat tanggal lahir :
Usia : 23 th
Jenis kelamin : perempuan
Agama :
Suku bangsa :
Alamat :
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan keputihan keluar banyak
serta vagina terasa seperti terbakar.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia, dan terdapat
lesi pada kulit.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan mempunyai riwayat kehamilan ektopik 1
kali dan dilakukan operasi laparaskopi
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien juga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
seksual menular

III. Pemeriksaan Fisik


a. Sistem Integumen
Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa papula, makula, postula.
b. Kepala dan Leher
Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala
c. Mata
Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis interstisial)
d. Hidung
Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan palatum.
e. Telinga
Pada sifilis kongenital dapat menyebabkan ketulian
f. Mulut
Pada sifilis kongenital, gigi hutchinson (incivious I atas kanan dan kiri, bentuknya
seperti obeng)
g. Leher
Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.
h. Sistem Pernafasan
Kelelahan terus menerus, kaku kuduk, malaise. Tanda (kelemahan, perubahan tanda-
tanda vital)
i. Sistem Kardiovaskuler
Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit jantung reumatik
sebelumnya.
j. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi anoreksia pada stadium II
k. Sistem Muskuloskeletal
Pada neurosifilis terjadi athaxia
l. Sistem Neurologis
Biasanya terjadi parathesia
m. Sistem Perkemihan
Penurunan berkemih, nyeri pada saat kencing, kencing keluat nanah. Tanda : kencing
bercampur nanah, nyeri pada saat kencing.
n. Sistem Reproduksi
didapatkan vulva berwarna kemerahan, tampak pengeluaran berupa cairan putih kental
dan sedikit berbau. Tampak labia mayor edema dan ada lesi bekas garukan. Tampak saat
vulva ditekan, klien mengatakan sakit. Klien juga mengatakan sangat gatal pada area
lubang vagina
Pengkajian Fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
a. Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang
dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien?
b. Kaji apakah klien merokok atau minum alkohol?
c. Apakah klien mengetahui tanda dan gejala penyakitnya?
2. Pola nutrisi metabolik
a. Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola
makan setelah sakit?
b. Apakah ada perubahan pola makan klien?
c. Kaji apa makanan kesukaan klien?
d. Kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu.
e. Biasanya klien mengalami gejala: anoreksia, nausea
f. Tanda: vomiting
3. Pola eliminasi
a. Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah mengalami gangguan?
b. Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?
c. Apakah klien merasakan nyeri saat BAK dan BAB?
d. Apakah penyakit ini mengganggu kenyamanan saat BAK dan BAB?
e. Biasanya klien mengalami gejala: penurunan berkemih, nyeri pada saat
kencing, kencing keluar Nanah.
f. Tanda: kencing bercampur nanah,nyeri pada saat kencing.
4. Pola aktivas latihan
a. Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum
menghadapi pembedahan, apakah klien dapat melakukannya sendiri atau
malah dibantu keluarga?
b. Apakah aktivitas terganggu karena penyakit yang dihadapinya?
c. Biasanya klien mengalami gejala: kelelahan terus- menerus, kaku kuduk,
malaise.
d. Tanda: kelemahan, perubahan tanda- tanda vital (tekanan darah kadang-
kadang naik)
5. Pola istirahat tidur
a. Kaji perubahan pola tidur klien, berapa lama klien tidur dalam sehari?
b. Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri ?
6. Pola kognitif persepsi
a. Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan pada panca
indra?
b. Bagaimana kemampuan berkomunikasi, memahami serta berinteraksi klien
terhadap orang lain?
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya
apakah klien merasa rendah diri ?
b. Apakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena penyakit yang
dideritanya?
c. Apakah klien merasa kurang percaya diri karena penyakitnya?
8. Pola peran hubungan
a. Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama
dirawat di Rumah Sakit dan bagaimana hubungan sosial klien dengan
masyarakat sekitarnya?
b. Biasanya klien akan kurang percaya diri bergaul dengan masyarakat
9. Pola reproduksi dan seksualitas
a. Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?
b. Apakah ada perubahan kepuasan pada seksualitas klien
c. Kaji pasien, apakah saat berhubungan memakai alat pelindung?
d. Apakah klien mengganti-ganti pasangannya?
e. Biasanya pada pemeriksaan alat kelamin bagian luar ditemukan:
1) Ulkus genital: sakit bila disentuh, tepi luka jelas atau tepi mengantong
2) Pembengkakan Kelenjar Inguinal: sakit bila disentuh, bekas luka kelenjar
lipat paha
3) Kutil Genital: vulva vagina, anus.
4) Keputihan tidak biasa jumlah banyak atau terus keluar warna tidak biasa,
rasa gatal, bau busuk amis atau asam, ada daging atau kutil pada alat kelamin
10. Pola koping dan toleransi stress
a. Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah?
b. Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?
c. Biasanya klien akan mengalami stres dan depresi karena penyakitnya, takut
tidak diterima dalam masyarakat.
11. Pola nilai dan kepercayaan
a. Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?
b. Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien? Kaji
bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi pembedahan?
IV. ANALISA DATA
Nama (inisial) : Ny. N
Ruang / Kamar :
No Register :
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : pasien mengatakan Invasi bakteri Nyeri akut
keputihan keluar banyak Neisseria Gonorhea
serta vagina terasa seperti
terbakar Kontak seksual
DO : (anus, orogenital,
- Hemoglobin 10,5 genital)
gr/d
- Hematokrit 25 % Urethra, kanalis
Leukosit 15.000/ endoserviks
uL
- Thrombosit 372 x Infeksi meivas ♀
10 3 /uL (Kelenjar skene,
- eritrosit 3,4 x 10 bartholini,
6 / uL endometrium, tuba
- golongan darah falopii, ovarium)
O Rh (+)
- GDS 100 mg/dl. Kemerahan dan
Hasil teraba panas
- pemeriksaan
PMN >30/lpb Peradangan
- PCR
N.Gonorrhoea Nyeri
positif
2 DS : Klien mengatakan Infeksi uretra Inkontinensia urin
setelah selesai
berkemih juga Iritasi ureteral
terasa sakit dan
perih Disuria
DO : Hasil pemeriksaan
TTV adalah suhu Inkontinensia urin
36 C, Nadi
88x/menit, TD
120/80 mmHg, RR
20x/menit, Sat.
98%

3 DS : Klien mengatakan Invasi bakteri Cemas


cemas dengan Neisseria Gonorhea
masalahnya ini
DO : Kontak seksual
- Klien tampak (anus, orogenital,
cemas genital)
- klien tampak
bingung bila Urethra, kanalis
ditanya tentnag endoserviks
penyakitnya
Infeksi meivas ♀
(Kelenjar skene,
bartholini,
endometrium, tuba
falopii, ovarium)

Gonorhoe

Cemas

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d reaksi Infeksi
2. Inkontinensia urin b.d proses inflamasi
3. Cemas b.d kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat
tentang program pengobatan
DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC)
NANDA NOC
1. Nyeri b.d  Kontrol Nyeri • Manajemen nyeri
reaksi Infeksi Defenisi: Seseorang Defenisi: Pengurangan rasa nyeri serta
dapat mengontrol nyeri penungkatan kenyamanan yang bisa diterima
Indikator: oleh pasien.
- Mengenali factor Aktivitas:
kausal - Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif
- Mengenali gejala sakit dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi,
- Pengendalian Nyeri frekwensi, kualitas, intensitas dan penyebab
- Menggunakan buku - Pastikan pasien mendapat perawatan dengan
harian rasa sakit analgestik
• Level Nyeri - Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien
Indikator: dapat menyatakan pengalaman nyeri nya serta
- Melaporkan Nyeri dukungan dalam merespon nyeri
- Persen tubuh yang - Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan
terkena sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktifitas,
- Frekwensi nyeri kesadaran, mood, hubungan social,
- Kehilangan nafsu performance kerja dan melakukan tanggung
makan jawab sehari-hari
- Perubahan Pola - Membantu pasien dan keluarga untuk memberi
pernapasan dukungan
- Perubahan pompa - Gunakan langkah-langkah pengendalian nyeri
jantung sebelum nyerio menjadi parah
- Pastikan bahwa pasien mendapat perawatan
analgestik yang tepat
• PCA yang dikendalikan
Defenisi: Fasilitas pengawasan administrasi
analgestik dan regulasi pasien
Aktivitas:
- Kolaborasi dengan dokter, pasien, anggota
keluarga, dalam pemilihan jenis narkotika
untuk digunakan
- Hindari penggunaan Demerol
- Pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap
analgestik yang sudah diatur
- Ajar pasien dan keluarga untuk memantau
intensitas nyeri, kualitas, dan durasi
- Ajari pasien dan keluarga untuk memantau
rata-rata respirasi dan tekanan darah
- Ajari pasien dan keluarga efek samping dari
pengurangan nyeri
- Dokumentasikan nyeri pasien, jumlah dan
frekwensi dari dosis obat dan respon terhadap
pengobatan nyeri

2. Inkontinensia  Pembatasan urin  Pengaturan eliminasi urin


urin bd proses Definisi: kontrol Aktivitas:
inflamasi eliminasi urine  Monitor eliminasi urin, termasuk frequensi,
Indikator: konsistensi, bau, volume, dan warna jika
 Mengenali tanda diperlukan
untuk eliminasi  Monitor tanda dan symptom retensi urin
 Meramalkan pola  Catat waktu terakhir BAK
jalan urin  Instruksikan pasien/ keluarga untuk
 Pengosongan mencatat pengeluaran urin
kandung kemih  Batasi cairan jika diperlukan
dengan komplet  Bantu pasien untuk ke toilet dengan teratur
 Mampu untuk  Catat waktu pengosongan setelah prosedur
mulai dan berhenti  Perawatan retensi urin
buang air kecil Aktivitas:
 Eliminasi urin  Sediakan privasi untuk eliminasi
Indikator:  Gunakan kekuatan sugesti untuk
 Pola eliminasi mengeluarkan air
dalam batas yang  Stimulasi reflek kandung kemih dengan
diharapkan mendinginkan perut.
 Jumlah urine  Sediakan cukup waktu untuk pengosongan
 Urin bebas dari kandung kemih
partikel  Masukan kateter jika diperlukan
 Urin keluar tanpa  Instruksikan pasien untuk mencatat output
sakit urin
 Urin keluar tanpa  Monitor intake dan output
ragu  Monitor tingkat distensi kandung kemih
dengan palpasi dan perkusi
 Bantu pasien untuk ke toilet dengan teratur

3. Cemas  Control cemas Penurunan kecemasan


Definisi: perasaan Indicator : Aktivitas :
ketidaknyamanan - monitor intensitas  tenangkan klien
atau ketakutan kecemasann  jelaskan prosedur tindakan kepada klien dan
disertai oleh - menyingkiran tanda perasaan yg mungkin muncul pada saat
respon otonom kecemasan melakukan tindakan
(sumber seringkali - menggunakan  berusaha memahami keadaan klien
spesifik atau tidak teknik relaksasi  kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik
diketahui untuk mehilangkan  sediakan aktivitas untuk menurunkan
individu), sebuah kecemasan ketegangan
perasaan ketakutan - melaporkan tidak  bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi
yang disebabkan adanya gangguan yg menciptakan cemas.
oleh antisipasi persepsi sensori  Instruksikan pasien untuk menggunakan
bahaya. Ini adalah  Koping teknik relaksasi
sinyal peringatan Indikator :  Peningkatan koping:
yang - melibatkan anggota Aktivitas :
memperingatkan keluarga dalam  Hargai pemahaman pasien tentang proses
bahaya yang akan pembuatan penyakit
datang dari yang keputusan  Gunakan pendekatan yang tenang dan
memungkinkan - menunjukkan memberikan jaminan
individu untuk strategi penurunan  Sediakan informasi actual tentang diagnose,
mengambil stress penanganan, dan prognosis
tindakan untuk - menggunakan  Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek
mengatasi dukungan sosial perawatan saat ini
ancaman   Tentukan kemampuan klien untuk
Batasan mengambil keputusan
karakteristik:  Instruksikan pasien untuk menggunakan
Perilaku : teknik relaksasi
 Gelisah  Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi
 Resah positif untuk mengatasi keterbatasan dan
 Produktivitas mengelola gaya hidup/perubahan peran
berkurang
 Scanning dan
kewaspadaan
 Berhubungan
dengan
keturunan/hered
itas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama (inisial) : Ny. N
Ruang / kamar :
No register :
Diagnosa Tujuan dan
NO Intervensi Rasional
keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri b.d reaksi Setelah dilakukan 1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, 1. Untuk mengetahui skalanyeri
Infeksi tindakan karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, 2. Agar tidak ada lebih tau keluhan pasien
keperawatan intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi. 3. Untuk mengetahui intervensi selanjutnya
selama 1 x 24 2. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari 4. Agar tidak pasien bias termontifasi
jam diharapkan ketidaknyamanan, khususnya ketidak mampuan untuk 5. Untuk mengurang rasa nyeri
nyeri berkurang komunikasi secara efektif. 6. Agar nyeri berkurang
dengan kriteria 3. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat 7. Agar rasanyeri berkurang
hasil : mengekspresikan nyeri 8. Agar bisa merasa lebih nyaman
1. Mengenali 4. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga 9. Untuk mengetahui sebatas mana kemajuan asuhan keperawatan pasien
faktor 5. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
penyebab mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan
2. Menggunaka (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
n metode 6. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik
pencegahan (misalnya : relaksasi, guided imagery, terapi musik,
non analgetik distraksi, aplikasi panas – dingin, massage, TENS,
untuk hipnotis, terapi aktivitas)
mengurangi 7. Berikan analgesik sesuai anjuran
nyeri 8. Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
3. Menggunaka 9. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
n analgetik yang telah digunakan
sesuai
kebutuhan
4. Melaporkan
nyeri yang
sudah
terkontrol
5. Jumlah
pernafasan
dalam rentang
normal,
pasien tidak
sesak nafas
lagi.
2. inkontinensia urin Setelah dilakukan 1. Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, 1. Untuk mengkaji urun terhadap inflamasi
berhubungan tindakan bau, volume, dan warna dengan tepat 2. Untuk menlihat kemajuan proses penyembuhan pasien
dengan  proses keperawatan 2. Pantau spesimen urine pancar tengah untuk urinalisis. 3. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
inflamasi selama 1 x 24 3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala 4. Agar pasien tidak dehidrasi
jam diharapkan inferksi saluran kemih. 5. Agar penangan bias langsung di tangani
pasien akan: 4. Sarankan pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari.
1. Urin akan 5. Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan.
menjadi
kontinens
2. Eliminasi urin
tidak akan
terganggu:
bau, jumlah,
warna urin
dalam rentang
yang
diharapkan
dan
pengeluaran
urin tanpa
disertai nyeri
3.1. Cemas b.d kurang Setelah dilakukan 1. Kaji pemahaman klien tentang program pengobatan 1. Untuk mengetahui sebatas mna pemahaman pasien terhadap penyakitnya
pengetahuan tindakan penyakit gonorrhoe 2. Agar lebih mudah untuk melakukan intervensi selanjutnya
berhubungan keperawatan 2. Lakukan penilaian tingkat pengetahuan klien tentang 3. Untuk memastikan pasien sepenuhnya menerima penjelasan tentang
dengan informasi selama 1 x 24 program pengobatan penyakit gonorrhoe. penyakit
yang tidak adekuat jam diharapkan 3. Tentukan kemampuan klien untuk menerima informasi 4. Agar pasen mengetahui tentang penyakit yang dilaminya
tentang program pasien kesehatan yang akan diberikan 5. Untuk mengetahui intervensi yang akan selanjutnya dilakuan
pengobatan menunjukan 4. Berikan pengajaran sesuai kebutuhan tentang program
kriteria hasil : pengobatan penyakit gonorrhoe.
Klien memiliki 5. Lakukan evaluasi terhadap progran pengajaran yang telah
tingkat diberikan
pemahaman
tentang program
pengobatan
penyakit
gonorrhoe
Pathway

Invasi bakteri Neisseria Gonorhea

Kontak seksual
(anus, orogenital, genital)

Infeksi mukosa rektum


Urethra, kanalis
(saluran anus) Faring endoserviks

Infeksi meivas
♂ (Prostat, vasdeferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis)
♀ (Kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba falopii, ovarium)

Gonorhoe

Cemas
Kerusakan saraf Penyebaran gonorhoe secara
perifer kulit sistemik melalui darah Infeksi uretra

Kemerahan dan Bakteremia primer


Iritasi ureteral
teraba panas

Tidak difagosit
Disuria

Peradangan Bakteremia sekunder


Inkontinensia
urin
Peningkatan Peningkatan set
frekuensi/dorongan point
kontraksi uretral
Hipotalamus

Depresi saraf
perifer Menekan
termoreguler

Nyeri Hipertermi
Kartu Ujian Tengah Semester
NO UJIAN : 0082/08/14201/2021 NPM
08200100170

Nama MHS : INDRI PIJU

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Thn Akad : 2020/2021 GENAP

NO NAMA MATA KULIAH TANGGAL PARAF


1 BAHASA INGGRIS I
2 EPIDEMIOLOGI
3 FISIOLOGI MANUSIA II
4 FITOFARMAKA
5 HOME-CARE
6 KEPERAWATAN MATERNITAS II
7 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III
8 PRAKTIKUM KOMPUTER 1

Keterangan

 Kartu ini harus dibawa saat ujian.


 Jika kartu tertinggal/tidak dibawa, tidak diperkenankan mengikuti ujian.
 Kartu ini didapat melalui website http://mhs.stikim.ac.id
 Kartu ujian yang telah dicetak, mohon diserahkan ke BAU untuk diStempel sebagai pengesahan.
 Tanggal cetak 27/05/2021 10:59:18, cetakan yang ke 1 ( satu )

(Validasi)

Anda mungkin juga menyukai