Sistem Pemerintahan Indonesia (1998 - sistem pemerintahan presidensil akan
sekarang) tetapi lebih dekat pada sistem pembagian
kekuasaan. Hal ini sejalan dengan Sistem pemerintahan Indonesia saat ini penegakan prinsip-prinsip kedaulatan (yang dimulai tepat saat runtuhnya rakyat dimana Presiden harus pemerintahan Orde Baru pada 21 Mei memperhatikan sungguh-sungguh suara 1998) menganut bentuk pemerintahan DPR dalam hal fungsi legislasi, fungsi republik konstitusional dengan sistem pengawasan terhadap jalannya politik demokrasi Pancasila dan sistem pemerintahan dan fungsi Anggaran pemerintahan Presidensil yang Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). berdasarkan prinsip “checks and balances” Setelah terjadinya amandemen sebanyak 4 yakni dengan pemisahan kekuasaan yaitu kali sistem pemerintahan yang berlaku di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Indonesia adalah sebagai berikut: Sedangkan yang dimaksud pemerintahan a. Parlemen terbagi menjadi dua bagian republik adalah pemerintahan yang yaitu DPD (Dewan Perwakilan Daerah) mandat kekuasaannya berasal dari rakyat, dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). melalui mekanisme pemilu dan dipimpin Para anggota DPR dan DPD merupakan oleh seorang presiden. anggota MPR. DPR mempunyai Indonesia adalah negara berbentuk negara kekuasaan legislatif serta kekuasaan kesatuan dengan prinsip otonomi daerah mengawasi jalannya pemerintahan. yang luas. Negara kesatuan menempatkan b. Undang-Undang Dasar merupakan pemerintah pusat sebagai otoritas tertinggi hukum tertinggi dimana kedaulatan sedangkan wilayah-wilayah administratif di berada di tangan rakyat dan dijalankan bawahnya hanya menjalankan kekuasaan sepenuhnya menurut UUD. UUD yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk memberikan pembagian kekuasaan didelegasikan. (separation of power) kepada 6 Secara teoritis kewenangan lembaga- Lembaga Negara dengan kedudukan lembaga negara di Indonesia mengarah yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, pada sistem pemerintahan presidensil, Majelis Permusyawaratan Rakyat namun secara praktek dalam menjalankan (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), fungsi dan kewenangan, lembaga negara Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan tidak mencerminkan bahwa sistem Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah pemerintahan Indonesia menganut Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi pemisahan kekuasaan yang ada dalam (MK). c. Menurut UU No. 12 Tahun 2011, 6. Kekuasaan kepala negara adalah hierarki peraturan perundang- tidak terbatas. undangan yang berlaku di Indonesia 7. Menteri Negara adalah pembantu sebagai berikut: presiden yang diangkat oleh 1. UUD 1945 presiden serta bertanggung jawab 2. TAP MPR langsung kepada presiden. 3. UU/PERPU 8. Sistem konstitusional berdasarkan 4. Peraturan Pemerintah prinsip ”check and balances” untuk 5. Peraturan Presiden menguatkan peran dan kewenangan 6. Peraturan Daerah Provinsi DPD sebagai lembaga pengawas 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota eksekutif serta menegaskan sistem d. Pokok-pokok perubahan sistem parlemen dan eksekutif yang telah pemerintahan Indonesia setelah ada. amandemen 9. MPR memutuskan bahwa dalam 1. Mempertegas prinsip negara UUD 1945 tidak lagi terdapat bagian berdasarkan atas hukum [Pasal 1 “penjelasan”. ayat (3)] dengan menempatkan 10.Setiap lembaga negara sejajar kekuasaan kehakiman sebagai kedudukannya di bawah UUD 1945. kekuasaan yang merdeka, 11.Menata kembali lembaga-lembaga penghormatan kepada HAM serta negara yang ada serta membentuk kekuasaan yang dijalankan atas beberapa lembaga negara baru agar prinsip due process of law. sesuai dengan sistem konstitusional 2. Bentuk negara kesatuan dinyatakan dan prinsip negara berdasarkan dengan tegas sebagai substansi yang hukum. tetap dan tidak bisa diubah. 12.Penyempurnaan pada sisi 3. Mengatur mekanisme pengangkatan kedudukan dan kewenangan maing- dan pemberhentian para pejabat masing lembaga negara disesuaikan negara, seperti Hakim. dengan perkembangan negara 4. Kekuasaan tertinggi negara berada demokrasi modern. di tangan rakyat. e. MPR 5. Presiden adalah penyelenggara Kewenangan MPR setelah Amandemen pemerintahan tertinggi disamping UUD 1945 sebagai berikut: MPR dan DPR. 1. Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti 3. Membahas dan memberikan Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. persetujuan Peraturan Pemerintah 2. Menghilangkan supremasi Pengganti Undang-Undang. kewenangannya. 4. Menerima dan membahas usulan 3. Menghilangkan kewenangannya RUU yang diajukan DPD. menetapkan GBHN. 5. Menetapkan APBN bersama 4. Menghilangkan kewenangannya presiden dengan memperhatikan mengangkat Presiden (karena pertimbangan DPD. presiden dipilih secara langsung 6. Proses dan mekanisme membentuk melalui pemilu). UU antara DPR dan Pemerintah. 5. Tetap berwenang menetapkan dan 7. Mempertegas fungsi DPR, yaitu: mengubah UUD. fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan 6. Melantik Presiden dan Wakil fungsi pengawasan sebagai Presiden. mekanisme kontrol antar lembaga 7. Memilih Wakil Presiden dari dua negara. calon yang diusulkan Presiden dalam g. DPD hal kekosongan Wakil Presiden. Kewenangan DPD setelah Amandemen 8. Susunan keanggotaanya berubah, UUD 1945 sebagai berikut: yaitu terdiri dari anggota DPR dan 1. Lembaga negara baru sebagai angota DPD yang dipilih melalui langkah akomodasi bagi pemilu. keterwakilan kepentingan daerah f. DPR dalam badan perwakilan tingkat Kewenangan DPR setelah Amandemen nasional setelah ditiadakannya UUD 1945 sebagai berikut: utusan daerah dan utusan golongan 1. Posisi dan kewenangannya yang diangkat sebagai anggota MPR. diperkuat. 2. Keberadaanya dimaksudkan untuk 2. Mempunyai kekuasan membentuk memperkuat kesatuan Negara UU (sebelumnya ada di tangan Republik Indonesia. presiden, sedangkan DPR hanya 3. Dipilih secara langsung oleh memberikan persetujuan saja) yang masyarakat di daerah melalui dibahas dengan presiden untuk pemilu. mendapat persetujuan bersama 4. Mempunyai kewenangan sementara pemerintah berhak mengajukan dan ikut membahas mengajukan RUU. RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, 3. Menegaskan presiden sebagai RUU lain yang berkait dengan kepala negara dan kepala kepentingan daerah. pemerintahan (sistem presidensial). h. BPK 4. Presiden tidak lagi mengangkat BPK, Kewenangan BPK setelah Amandemen tetapi diangkat oleh DPR dengan UUD 1945 sebagai berikut: memperhatikan DPD lalu disahkan 1. Anggota BPK dipilih DPR dengan oleh presiden. memperhatikan pertimbangan DPD. 5. Kekuasaan legislatif sepenuhnya 2. Berwenang mengawasi dan diserahkan kepada DPR. memeriksa pengelolaan keuangan 6. Menetapkan Perppu dalam negara (APBN) dan daerah (APBD) kegentingan yang memaksa. serta menyampaikan hasil 7. Menyatakan perang dan perjanjian pemeriksaan kepada DPR, DPD, dan dengan persetujuan DPR. DPRD dan ditindaklanjuti oleh aparat 8. Menyatakan keadaan bahaya penegak hukum. nasional. 3. Berkedudukan di ibukota negara dan 9. Membatasi masa jabatan presiden memiliki perwakilan di setiap maksimum menjadi dua periode provinsi. saja. 4. Mengintegrasi peran BPKP sebagai 10.Kewenangan pengangkatan duta instansi pengawas internal dan menerima duta harus departemen yang bersangkutan ke memperhatikan pertimbangan DPR. dalam BPK. 11.Kewenangan pemberian grasi, i. Presiden amnesti dan abolisi harus Kewenangan Presiden setelah memperhatikan pertimbangan DPR. Amandemen UUD 1945 sebagai berikut: 12.Memperbaiki syarat dan mekanisme 1. Membatasi beberapa kekuasaan pengangkatan calon presiden dan presiden dengan memperbaiki tata wakil presiden menjadi dipilih secara cara pemilihan dan pemberhentian langsung oleh rakyat melui pemilu, presiden dalam masa jabatannya juga mengenai pemberhentian serta memperkuat sistem jabatan presiden dalam masa pemerintahan presidensial. jabatannya. 2. Memegang keksuasaan pemerintah j. Mahkamah Agung (MA) menurut UUD. Kewenangan MA setelah Amandemen UUD 1945 sebagai berikut: 1. Lembaga negara yang melakukan 2. Memutus sengketa kewenangan kekuasaan kehakiman, yaitu antar lembaga negara. kekuasaan yang menyelenggarakan 3. Memutus pembubaran partai politik. peradilan untuk menegakkan hukum 4. Memutus sengketa hasil pemilu. dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)]. 5. Memberikan putusan atas pendapat 2. Berwenang mengadili pada tingkat DPR mengenai dugaan pelanggaran kasasi, menguji peaturan oleh presiden dan atau wakil perundang-undangan di bawah presiden menurut UUD. Undang-undang dan wewenang lain 6. Berwenang mengadili pada tingkat yang diberikan Undang-undang. pertama dan terakhir yang 3. Mengajukan tiga calon hakim putusannya bersifat final untuk konstitusi. menguji UU terhadap UUD. 4. Memberikan pertimbangan presiden 7. Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang berkaitan dengan grasi dan yang diajukan masing-masing oleh rehabilitasi. Mahkamah Agung, DPR dan 5. Berwenang terhadap badan-badan pemerintah dan ditetapkan oleh peradilan dalam lingkungan Presiden, sehingga mencerminkan Peradilan Umum, lingkungan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan Peradilan Agama, lingkungan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan Peradilan militer dan lingkungan eksekutif. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) l. Komisi Yudisial dan badan-badan lain yang yang Kewenangan Komisi Yudisial setelah fungsinya berkaitan dengan Amandemen UUD 1945 sebagai berikut: kekuasaan kehakiman diatur dalam 1. Berkaitan dengan dengan usulan Undang-undang seperti : Kejaksaan, pengangkatan hakim ad hoc Kepolisian, Advokat/Pengacara dan Mahkamah Agung kepada DPR lain-lain. untuk mendapatkan persetujuan, KY k. Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki tugas sebagai berikut: Kewenangan MK setelah Amandemen a. Melakukan pendaftaran calon UUD 1945 sebagai berikut: hakim agung; 1. Keberadaanya dimaksudkan sebagai b. Melakukan seleksi terhadap penjaga kemurnian konstitusi (the calon hakim agung; guardian of the constitution). c. Menetapkan calon hakim agung; dan d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR. 2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. 3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan Mahkamah Agung. 4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
Secara umum Susunan Kelembagaan Negara
Setelah Amandemen IV (disertai pasal yang berkaitan dengan lembaga negara tersebut) dapat dilihat pada skema di bawah ini.