Anda di halaman 1dari 30

Universitas Sriwijaya PT.

PLN
(Persero)

Sistem cooling tower pada pltgu keramasan

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat ridho dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Sistem Pelumasan
Steam Turbine PLTGU Pembangkitan Keramasan. Kerja praktek ini dilaksanakan
untuk memenuhi salah satu mata kuliah Praktek Industri Prodi Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Selain itu,
kerja praktek merupakan salah satu cara penambahan wawasan dan penerapan
keilmuan Pendidikan Teknik Mesin di PT. PLN (Persero). Laporan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:

1. Allah SWT. yang telah memberikan anugerah dan rezeki luar biasa kepada
manusia dalam bentuk kemampuan berpikir.
2. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mendukung saya dengan pengorbanan
yang tidak mungkin bisa terbalaskan serta kasih sayang yang luar biasa.
3. Bapak Drs. Harlin M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
4. Bapak Shodiqin selaku Manajer UPDK Keramasan.
5. Bapak Hasymi Irawan Selaku Manajer ULPL Keramasan.
6. Bapak Januar Rizky selaku Pembimbing kami dari bagian Maintenance
Pusat Listrik Keramasan.
7. Serta pihak-pihak yang sangat membantu didalam penyusunan laporan
kerja praktek ini, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih banyak


kekurangan bahkan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan laporan Kerja
Praktek ini agar lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan Kerja Praktek ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Palembang, Januari 2021


Penulis,

i
Universitas Sriwijaya PT.PLN
(Persero)

Daffa Bagas Tama

ii
Universitas Sriwijaya PT.PLN
(Persero)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Kerja Praktek


2. Absen Kerja Praktek

iii
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dizaman yang serba modern ini listrik merupakan salah satu kebutuhan energi
untuk menunjang kebutuhan manusia. Baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah
tangga maupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun
semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka
dibangunlah pembangkit-pembangkit energi listrik. Salah satunya yaitu PLTGU
( Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ). Salah satunya yaitu pembangkit listrik
yang dimiliki PT.PLN (Persero) sektor Pembangkitan Keramasan dimana
pembangkit listriknya yaitu PLTGU. Salah satu komponen yang paling penting
pada PLTGU yaitu turbin. Turbin yang digunakan di PLTGU ada dua jenis yaitu
turbin gas dan turbin Uap. Dimana turbin gas dan turbin uap memiliki fungsi yang
sama yaitu sebagai penggerak generator yang terhubung ke poros sehingga
putaran turbin gas maupun uap tersebut dapat memutar generator dan
menghasilkan tenaga listrik yang siap untuk disalurkan. Turbin uap merupakan
salah satu bagian penting dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU). Turbin mengubah energi yang terkandung dalam uap melalui sudu-
sudu menjadi gerak putar pada poros turbin kemudian diteruskan kegenerator
sehingga menghasilkan listrik. Turbin merupakan bagian terpenting dari setiap
pembangkit listrik. Oleh karena itu perawatan dan penjagaan kondisi turbin uap
harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar usia penggunaan turbin bisa
semakin lama dan performa turbin juga dalam kondisi yang baik. Pada
permasalahan ini lebih dititik beratkan pada turbin uap saja. Mengingat harganya
yang cukup mahal maka diperlukan penanganan yang cermat baik dalam
pengoperasiannnya serta pemeliharaannya. Maka dari itu turbin uap harus
dilumasi dengan minyak pelumas. Sistem pelumasan ini dilakukan oleh lube oil

1
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

sistem, oleh karena itu diperlukan lube oil system pada turbin untuk mencegah
kerusakan akibat gesekan pada rotor di unit pembangkit listrik. Oleh karena itu
penulis tertarik utuk mengangkat judul “SISTEM PELUMASAN STEAM
TURBINE DI PLTGU PT.PLN UNIT INDUK PEMBANGKITAN
KERAMASAN” Sebagai laporan praktek industri, sebagai salah satu syarat
menyelesaikan mata kuliah Praktek industri.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Perumusan Masalah pada laporan ini meliputi pembahasan sebagai
berikut:
1. Apa saja komponen utama pada PLTGU ?
2. Bagaimana Prinsip kerja Cooling Tower?
3. Bagaimana Spesifikasi Cooling Tower?

1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek


1.3.1 Tujuan Kerja Praktek
Adapun Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen utama pada PLTGU
2. Memahami komponen yang terdapat pada cooling tower.
3. Mengetahui prinsip kerja cooling tower.
4. Memahami dan mampu membaca P dan ID
1.3.2 Manfaat Kerja Praktek
Adapun Manfaat laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen utama pada PLTGU
2. Untuk mengetahui komponen yang ada pada cooling tower
3. Untuk mengetahui prinsip kerja cooling tower di PLTGU.
4. Untuk mengetahui cara membaca P dan ID di PLTGU

2
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

1.4 Batasan Masalah


Pada Laporan Akhir ini penulis telah membatasi ruang lingkup pembahasan
agar isi dan pembahasan menjadi terarah dan dapat mencapai hasil yang
diinginkan. Adapun batasan masalahnya yaitu bagaimana sistem pada cooling
tower pada PLTGU keramasan
1.5 Metode Penulisan
Metode-metode yang penulis gunakan pada laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut:
1.5.1 Metode Wawancara
Pada metode ini dilakukan dengan melalui percakapan dan tanya
jawab secara langsung kepada pembimbing, supervisor, teknisi serta
pihak-pihak terkait yang mempunyai keahlian dibidang tersebut pada
bagian Pemeliharaan Pusat Listrik PT. PLN (Persero) ULPL Keramasan.

1.5.2 Metode Observasi


Pada metode ini dilakukan dengan mengumpukan informasi-informasi
seperti data saat dilapangan dengan cara mengamati peralatan di PT. PLN
(Persero) ULPL Keramasan.

1.5.3 Metode Literatur


Pada metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari
sumber referensi seperti buku panduan manual dari PLN, jurnal-jurnal,
serta artikel yang berhubungan dengan PLTGU yang bertujuan sebagai
pedoman dalam penyusunan laporan ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Agar penulis bisa mempermudah dalam penyelesaian laporan maka laporan
kerja praktek ini disusun secara sistematik yang terdiri dari bab-bab yaitu sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan kerja
praktek, manfaat kerja praktek, batasan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.

3
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

BAB II TIJAUAN UMUM


Bab dua ini membahas gambaran umum yang berhubungan dengan
perusahaan dari PT. PLN (Persero) ULPL Keramasan.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab tiga ini berisi tentang komponen utama pada PLTGU di
PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan keramasan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang pengertian serta prinsip kerja
cooling tower pada PLTGU di PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
keramasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab yang terakhir ini memuat tentang kesimpulan yang tentunya
bersangkutan dengan kerja praktek ini serta saran agar laporan ini dapat
dikembangkan jauh lebih baik lagi.

4
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumbagsel Unit
Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Keramasan pada mulanya
diawali dengan perencanaan pembangunan unit PLTU
Keramasan di tahun 1962, dimana pada waktu itu kemampuan dari PLTD
Boom Baru (dibawah pengelolaan PLN Cabang Palembang) tidak bisa lagi
memenuhi permintaan kebutuhan energi listrik kepada para konsumen.
Tahun 1963 adalah awal dari pelaksanaan pembangunan, seperti penyediaan
tanah, penimbunan rawa-rawa dan penampungan peralatan yang didatangkan dari
negara Yugoslavia. Pada tahun 1964 - 1968, kegiatan pembangunan mengalami
slow down, hal ini diakibatkan tidak tersedianya dana untuk melanjutkan
pembangunan. Setelah ditetapkannya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Keramasan sebagai salah satu bagian dari proyek Pembangunan Lima
Tahun (Pelita) 1 Nasional (1 April 1969) tahap demi tahap dilanjutkan
pembangunannya sampai iahun 1974.
Tanggal 1 Januari 1975, mantan Presiden Soeharto meresmikan Trial
Operation Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) kapasitas 12.5 MW Unit I dan
Unit II Keramasan Palembang yang merupakan bagian dari unit kerja PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel yang mengemban tugas melaksanakan
penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Sumbagsel, khususnya di Kotamadya
Palembang dengan sistem interkoneksi 70 K V. Tetapi sistem interkoneksi
tersebut belum memenuhi kebutuhan listrik di Kotamadya Palembang sehingga
pada tahun 1979 dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di
Keramasan dengan kapasitas 20 MW

5
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Tabel 2.1 Daya Mampu Netto Per-Pembangkit


Meningkatnya kebutuhan energi listrik di Sumatera Bagian Selatan, PT PLN
(Persero) UIK Sumbagsel Unit Pengendalian Pembangkitan Keramasan mulai
membangun sektor pembangkit listrik lainnya di wilayah Sumbagsel.Tahun 2006,
PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan
Keramasan berencana untuk membangun pembangkit listrik yang menerapkan
prinsip siklus kombinasi Brayton dan Rankine. Tujuan penggunaan sik lus
kombinasi ini adalah untuk memanfaatkan panas buang dari siklus Brayton yang
dimanfaatkan untuk pemanasan awal pembuatan steam sehingga konsumsi bahan
bakar lebih ekonomis.
PLTGU Indralaya diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan
listrik di daerah Sumbagsel sebesar 1.273.754,04 MW. Maka, pada tahun 2008
dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya. Pada
tanggal 22 Maret 2011 dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan
PLTGU Unit I dan Unit II Sektor Keramasan Palembang, PT PLN (Persero)

6
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

bekerjasama dengan Marubeni Corp sebagai kontraktor dengan nilai kontrak yang
mencapai IDR (sembilan puluh delapan miliar dua ratus delapan juta delapan
ratus ribu rupiah). Hal ini bertujuan untuk menggantikan peran PLTU unit I dan Il
Keramasan yang akan berhenti beroperasi, sehingga kebutuhan energi listtik di
Sumbagsel sebesar 1.320.163,15 MW dapat terpenuhi.
Tahun 2012, PT PLN (Persero) Sektor Keramasan membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap karena kebutuhan energi listrik di Sumbagsel
meningkat menjadi 1.339.971,87 MW. Pada 10 Februari 2014 Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan diresmikan dan dioperasikan untuk
pertama kalinya. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Sektor Keramasan
diharapkan dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah
Sumbagsel. Kemudian Pada tanggal 20 Juli 2018 sesuai dengan Keputusan
Direksi Pusat Nomor : 0345.P/DIR/2018 yang ditetapkan di Jakarta restrukturisasi
organisasi dari semula PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan
Keramasan menjadi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian
Pembangkitan (UPDK) Keramasan.

2.2 Sejarah PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan


Berdirinya PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan diawali
dengan pemisahan fungsi Pembangkitan dan Transmisi (Penyaluran) pada PT
PLN (Persero) Wilayah IV Tahun 1997 menjadi PT PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan (KITLUR SBS). Dengan semakin
pesatnya pembangunan di Sumatera, dalam rangka peningkatan Efektivitas serta
mengantisipasi perkembangan sistem penyaluran ketenagalistrikan Se-Sumatera,
sebagai upaya peningkatan pelayanan, mutu, dan keandalan tenaga Listrik di
Sumatera dipandang penting untuk dilakukan pemisahan fungsi Pembangkitan
dan Penyaluran, maka dengan Keputusan Direktur Utama No.
193.K/010/DIR/2003 organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan
dan penyaluran tenaga listrik di sumatera dibuat menjadi 3 bagian, yaitu

7
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Pembangkitan Sumbagut, Pembangkitan Sumbagsel, serta Penyaluran dan Pusat


Pengatur Beban (P3B) Sumatera. Organisasi PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Selatan (KITSBS) sendiri secara resmi dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Direksi No. 177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 dan
mulai beroperasi sebagai PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan (KITSBS). Dan per- 01 Oktober 2018 sesuai dengan Peraturan Direksi
No. 0110.P/DIR/2018 Tentang Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan di PT
PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan selanjutnya menjadi PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (UIKSBS)
yang berlokasi di Jl. Demang Lebar Daun No.375, Ilir Barat I, Kota Palembang,
Sumatera Selatan 30128.
Kantor Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian selatan terletak di Jalan
Demang Lebar Daun Nomor 375 Palembang dan memiliki 11 (sebelas) Unit
Pelaksana dengan wilayah kerja yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan,
Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat dan Bandar Lampung, yaitu:

1. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Bengkulu, mulai beroperasi


tahun 1972.
2. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Keramasan, mulai beroperasi
tahun 1975.
3. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Bukit Tinggi, mulai
beroperasi tahun 1977.
4. Unit Pelaksana Pembangkitan Bukit Asam, mulai beroperasi tahun 1987.
5. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Ombilin, mulai beroperasi
tahun 1996.
6. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Bandar lampung, mulai
beroperasi tahun 2001.
7. Unit Pelaksana Pembangkitan Tarahan, mulai beroperasi tahun 2007.

8
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

8. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Jambi, mulai beroperasi


tahun 2009.
9. Unit Pelaksana Pembangkitan Teluk Sirih, mulai beroperasi tahun 2014.
10. Unit Pelaksana Pembangkitan Sebalang.
11. Unit Pelaksana Pemeliharaan Pembangkit Palembang, mulai beroperasi
15 Mei 2019.

2.3 Visi, Misi dan Makna Logo PT. PLN (Persero)


2.3.1 Visi PT. PLN (Persero)
`”Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka Se-Asia Tenggara dan #1
Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi”
2.3.2 Misi PT. PLN (Persero)
Sesuai dengan Anggaran Dasar PT. PLN (Persero) maka
ditetapkan misi perusahaan sebagai berikut :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait,berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2. Menjadi tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3.3 Makna Logo PT. PLN (Persero)


2.3.3.1 Bentuk Lambang

9
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 2.2 Bentuk Lambang PLN (Persero)


Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang
digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No: 031/DIR/76
tanggal 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara.
2.3.3.2 Elemen – Elemen Dasar Lambang
1. Persegi

Gambar 2.3 Persegi


Bidang Persegi sebagai dasar, bewarna kuning, tanpa garis
pinggir. Bidang Persegi melambangkan bahwa PLN merupakan wadah
atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Warna kuning
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa
listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.
Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki insan yang berkarya di PLN.

2. Petir atau Kilat

10
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 2.4 Petir atau Kilat


Petir atau Kilat, bewarna merah, bentuk atas tebal, bentuk
bawah runcing, dan memotong/menembus tiga gelombang. Petir atau
Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh PLN. Selain itu, Petir
juga mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PLN dalam
memberikan solusi terbaik bagi pelanggannya. Warna merah
memberikan representasi kedewasaan PLN selaku perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan dinamisme gerak laju PLN berserta insan
perusahaan, serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.
3. Tiga Gelombang (Ujung Gelombang Menghadap Ke Bawah )

Gambar 2.5 Tiga Gelombang (Ujung Gelombang Menghadap Ke Bawah)


Tiga Gelombang, bewarna biru, berbentuk sinusodia (21⁄2
perioda), ujung gelombang menghadap ke bawah, tersusun sejajar
dalam arah mendatar, dan terletak di tengah-tengah pada dasar kuning.
Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti oleh PLN yaitu
pembangkitan, penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan
kerja keras para insan PLN guna memberikan layanan terbaik bagi

11
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

pelanggannya. Warna biru melambangkan kesetiaan dan pengabdian


pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat Indonesia, serta keandalan yang dimiliki insan PLN dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.4 Motto Perusahaan
“ Listrik untuk kehidupan yang lebih baik “.
2.5 Tata Nilai Perusahaan
Tata nilai PLN merupakan panduan bagi seluruh Insan PLN, dalam pola pikir,
sikap dan perilaku sehari-hari dalam bekerja untuk memberikan kontribusi kepada
perusahaan yang dirumuskan dalam IPROMISE ( Integritas, Profesionalisme,
Berkomitmen Pada Pelanggan, Sinergi dan Keunggulan ) :
1. AMANAH
 Memenuhi janmajiu komitmen.
 Bertanggung jawab atas tugas, keputusan dan tindakan yang
dilakukan.
 Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
2. KOMPETEN
 Meningkatkan kompetensidiri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah.
 Membantu orang lain belajar.
 Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
3. HARMONIS
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
 Suka menolong orang lain.
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
4. LOYAL
 Menjaga nama baik sesame karyawan, pimpinan, BUMN, dan
negara.
 Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
 Patuh kepada pimpinan sepoanjang tidak bertentangandengan
hokum dan etika.

5. ADAPTIF
 Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
 Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan
teknologi.

12
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

 Bertindak proaktif.
6. KOLABORATIF
 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi.
 Terbuka untuk kerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
 Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

2.6 Lokasi Perusahaan Unit Pelaksana, Pengendalian dan Pembangkitan


(UPDK) Keramasan
Lokasi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel, Unit
Pelaksana, Pengendalian, dan Pembangkitan (UPDK) Keramasan adalah di Jl.
Abikusno Cokrosuyoso No.24 Kertapati, Palembang. Lebih detailnya, lokasi
perusahaan berada di sebelah selatan Sungai Musi atau bisa dilihat melelui denah
Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Unit Pelaksana,
Pengendalian, dan Pembangkitan (UPDK) Keramasan melalui Gambar 2.5.

Gambar 2.6 Lokasi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel , Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan Keramasan
(Sumber: Arsip PT. PLN UPDK Keramasan)

2.7 Struktur Organisasi

13
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 2.7 Struktur ULPL Keramasan (Sumber: Arsip PT. PLN UPDK
Keramasan)

2.8 Sistem Kerja Pegawai


Sistem kerja yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan adalah sistem kerja
shift dan non shift.
2.8.1 Pekerja Non-Shift
Untuk pekerja non shift berlaku bagi staff dengan waktu jam kerja
selama lima hari, yaitu dimulai dari hari senin hingga hari jum'at dengan
rincian :
Hari Senin-Jum’at : 07.30-16.00 WIB
Istirahat : 12.00-12.30 WIB (Senin-Kamis)
11.00-13.00 WIB (Jum’at)
2.8.2 Pekerja Shift
Pembagian walau kerja terbagi menjadi tiga waktu yaitu shift sore
pukul 16.00s/d 23.00 WIB, shift malam 23.00 s/d 07.00 WIB, dan shift

14
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

pagi 07.00 s/d 16.00 WIB. Sedangkan waktu libur pada sistem kerja
shift selama dua hari, berlaku setelah dilakukan 2 kali shift pagi.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Komponen Utama PLTGU


PLTGU yang merupakan siklus kombinasi mempunyai komponen utama yang
terdiri dari :
1. Gas Turbine (GT)
2. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
3. Steam Turbine (ST)
4. Generator

PLTG akan digunakan dalam siklus kombinasi, maka panas gas buang
0
harus mempunyai suhu sekitar 500 C agar dapat dimanfaatkan untuk
menguapkan air didalam “Heat Recovery Steam Generator”. Kemudian air tadi
berubah menjadi uap jenuh dan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin uap.
Setelah itu turbin uap akan menggerakkan generator agar dapat menghasilkan
listrik.

3.1.1 Gas turbin (GT)

Gas turbin atau sebutan untuk PLTG merupakan salah satu


komponen yang sangat penting pada PLTGU Keramasan. Hal ini didasari
dengan adanya siklus gabungan dari PLTGU ini. PLTGU ini tidak
menggunakan damper atau bisa disebut pintu penghubung siklus antara
PLTG dan PLTU. Apabila GTG bermasalah maka STG otomatis berenti
juga dan begitu sebaliknya.

15
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Prinsip kerja dari sistem turbin gas yaitu udara masuk kedalam
kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk
menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam
ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil
pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang
berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya
yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik.

Gambar 3.1. Skema turbin gas.

Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen
yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Semua terhubung dalam satu
instalasi turbin gas dimana terdapat fungsi yang tidak dapat dipisahkan.
Spesikasi Turbin Gas:
o Manufacture : Hitachi
o Type : Single Sharf

16
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

o Power Output : 27.920 KW


o Compressor Inlet Air Pressure Drop : 10hPa
o Turbine Exhaust Gas Pressure Drop : 34,9hPa
o Turbine Exhaust Gas Temperature : 568oC
o Compressor : 17 Stage Axial Type.
o Turbine : 3 Stage
o Sharf Speed : 7.258 rpm
3.1.1.1 Kompressor

Gambar 3.2. Kompresor Axial 17 tingkat.


Di unit PLTGU Keramasan, digunakan kompresor jenis Axial.
Pada kompresor jenis ini, arah aliran sejajar sumbu poros.
Kompresor jenis ini banyak digunakan untuk turbin gas
berkapasitas relatif besar. Karena udara mengalir sejajar poros,
menyebabkan udara yang masuk terlempar ke belakang. Keceparan
gerak sudu mengakibatkan aliran udara bertambah tinggi, atau
dengan kata lain mempunyai tekanan dinamis yang lebih tinggi.
Tekanan yang dihasilkan kompresor axial tergantung pada jumlah
tingkat dan kecepatan putar rotor.

17
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

3.1.1.2 Ruang Bakar (Combustor)

Gambar 3.3. Ruang bakar.


Ruang bakar (Combustion Chamber) adalah ruang pembakaran
sebuah turbin gas dimana bahan bakar mengalami proses sebagai
berikut:
 Pencampuran dengan udara sehingga membentuk campuran mudah
terbakar.
 Penyalaan.
 Pebentukan nyala api.
 Pendinginan nyala api dengan udara.
Turbin gas umumnya mempunyai combustion chamber yang
terdiri dari banyak combustion basket (liner) yang dipasang
melingkari compressor discharge. Volume gas panas produksi
combustion chamber jumlahnya besar karena proses pembakaran
nya memberikan excess air yang tinggi hingga mencapai sekitar
350 %.

18
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

3.1.1.3 Turbin

Gambar 3.4. Turbin.


Proses transformasi energi panas menjadi energi mekanik
terjadi di dalam turbin. Turbin bisa berupa jenis turbin impuls atau
turbin reaksi tergantung dari pertimbangan pabrik pembuat, dengan
jumlah tingkat antara 1 sampai 5. PLTGU Keramasan
menggunakan turbin gas H-25 Ax merk Hitachi yang terdiri dari 3
tingkat.

3.1.2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

HRSG berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas


gas buang dari turbin gas sehingga dihasilkan uap dengan tekanan dan
temperature tertentu yang konstan.

19
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 3.5. Heat recovery steam generator PLTGU Keramasan.

HRSG merupakan penghubung antara PLTG (siklus Brayton) dengan PLTU


(siklus Rankine). Ditinjau dari sumber panasnya, HRSG dibagi menjadi dua,
yaitu unfired dan fired (auxiliary burner atau supplementary burner). HRSG
Unfired adalah HRSG yang seluruh sumber panasnya diperoleh dari gas
buang (exhaust gas) turbin gas. Sedangkan HRSG supplementary burner
adalah HRSG yang dilengkapi dengan peralatan pembakaran bahan bakar
(burner) sehingga sumber panas nya dapat diperoleh dari gas buang turbin
gas dan atau juga dari pembakaran bahan bakar. Tetapi pada umumnya
HRSG yang terpasang tidak dilengkapi dengan burner karena penerapan
HRSG pada PLTGU tujuan utamanya adalah memanfaatkan panas gas
buang dari PLTG yang masih tinggi temperaturnya untuk menghasilkan uap
yang akan memutar turbin uap, seperti pada instalasi HRSG unfired PLTGU
Keramasan Gambar 4.9. Dengan cara ini diperoleh peningkatan efisiensi
termal yang besar.

3.1.3 Steam Turbin (ST)

Steam turbin atau PLTU-nya PLTGU berfungsi menghasilkan daya


listrik dengan memanfaatkan uap yang berasal dari pemanasan air di HRSG.

20
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Uap yang dihasilkan pun bertingkat mulai dari uap kenyang sampai uap
panas lanjut atau uap jenuh. Uap jenuh tersebut akan digunakan sebagai
energi untuk memutar steam turbin (turbin uap).

Gambar 3.6. Turbin uap PLTGU #2 Keramasan.

Turbin uap merupakan mesin penggerak yang merubah secara


langsung energi panas dari uap menjadi gerak putar poros. Proses perubahan
energi panas menjadi kerja mekanik berupa gerak putar tsb dapat dilihat di
dalam gambar3.7.

21
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 3.7. Cara kerja turbin uap.


Prinsip kerja turbin uap yaitu pertama-tama uap dengan suhu
dan tekanan yang ada padanya masuk ke dalam nozzle atau sudu tetap yang
terpasang di dalam rumah turbin. Didalam nozzle, uap berekspansi (tekanan
turun dan volumenya bertambah besar) sehingga diperoleh kecepatan yang
tinggi dan masuk kedalam laluan diantara sudu-sudu jalan. Akibat dari
perjalanan yang membelok maka sudu-sudu jalan tersebut akan terdorong
kearah belakang (tanda panah).
Turbin mempunyai dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor
adalah bagian yang berputar, ditumpu oleh dua bantalan, padanya terpasang
sudu sudu jalan yang menerima pancaran uap dari sudu tetap. Stator adalah
bagian yang diam, padanya terpasang sudu sudu tetap yang mengubah
enthalpy uap menjadi kecepatan untuk mendorong sudu jalan, sehingga
rotor menjadi berputar. Pada stator juga terdapat 36 saluran saluran uap
pemanas untuk pemanasan air masuk boiler. Juga terpasang katup uap
masuk turbin, perapat poros, dan lain-lain.
Specification Steam Turbine:
o Manufacture : SHIN NIPPON MACHINERY CO., LTD
o Model : SNM/C8-R15-ARNX
o Power Output : 13,520 MW
o Speed : 6000 rpm
Karena siklus PLTGU merupakan gabungan antara siklus PLTG
dengan PLTU, maka komponen utama PLTGU adalah PLTU beserta sistem
dan peralatan bantunya. Bagian penunjang kinerja PLTU (steam turbin)
tetap baik pada siklus PLTGU tersebut diantaranya: pompa air pengisi,
kondensor, dan deaerator.

22
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

3.1.3.1 Pompa Air Pengisi


Fungsi pompa air pengisi adalah untuk menciptakan tekanan
pada air pengisi dan mengalirkannya ke boiler HRSG. Jenis pompa
yang digunakan adalah pompa sentrifugal, dengan tekanan stabil
pada aliran yang berubah naik turun.

Gambar 3.8. Boiler feed water.


Pada blok PLTGU Keramasan hanya ada dua unit BFP. Karena
pada kerjanya sesuai manual book BFP, satu BFP sudah cukup untuk
kebutuhan blok PLTGU Keramasan sehingga satu BFP beroperasi
dan satu lagi stan-by.
3.1.3.2 Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air.
Proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap
kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir
diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) condenser.
Sebagai pendingin digunakan air sungai yang didinginkan terlebih
dahulu di cooling tower. Seperti pada gambar 3.9.

23
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

Gambar 3.9. Kondensor.


3.1.3.3 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk menghilangkan oksigen dan
gas yang terlarut dari air pengisi. Jenis yang digunakan adalah
jenis semprot (spray type). Deaerasi awal (pre-deaeration)
dilakukan dengan alat penyemprotan (spraying device). Pada
setiap kondisi operasi, penyemprot menjamin pemanasan air
kondensat hingga suhu jenuh (saturation) dan permukaan yang
cukup luas untuk perpindahan masa. Karena secara praktis,
kelarutan oksigen didalam air pada suhu jenuh adalah nol,
sehingga oksigen yang terbawa dalam tetesan air akan terlepas
dan berada bersama uap disekelilingnya. Karena uap
mengkondensasi pada air, maka konsentrasi oksigen di daerah
sekitar penyemprot menjadi naik sehingga memungkinkan
membuang (vent out) sejumlah uap yang konsentrasi
oksigennya relatif tinggi.

24
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

3.1.4 Generator

Gambar 3.10 Generator.


Mesin pengubah energi mekanik menjadi energi listrik ini
berkerja berdasarkan hukum Faraday. Apabila suatu penghantar
diputar pada sebuah medan magnet sehingga memotong garis-garis
gaya magnet. Hal ini terjadi dalam generator ketika rotor berputar di
dalam stator yang terdiri dari kumparan-kumparan. Sehingga pada
ujung penghantar terjadi gaya gerak listrik (GGL).
Pada PLTGU Keramasan dalam satu unit terdapat dua
genearator, yaitu generator yang membangkit daya dari turbin gas
sebesar 28 MW dan generator yang membangkitkan daya dari steam
turbin sebesar 12 MW.
- Specfication Gas Turbin Generator:

25
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

o Manuacture : Brush/HMA
o Type : DG215Z-04
o Apparent Power : 35,250 kVA
o Active Power : 27,920 kW
o Rated Voltage : 11 kV
o Rated Current : 1.850 A
o Rotation Speed : 1.500 rpm
o No. of Phase : 3 Phase
- Specification Steam Turbine Generator:
o Manufacture : T D POWER SYSTEMS
LIMITED, India
o Type : TD–1294–01
o Apparent Power : 13.250 kW
o Active Power : 12.000 kW
o Rated Voltage : 11.000 V
o Rated Current : 887 A
o Rotation Speed : 1500 rpm
o No. of Phase : 3 Phase

BAB IV
PEMBAHASAN
Ruang Lingkup Cooling Tower Cooling tower merupakan suatu menara pendingin
yang digunakan untuk mendinginkan air dari kondensor sehingga temperature air
tersebut turun dari ±400C menjadi ±300C.

Air dipompakan oleh Circulating Water Pump dan di distribusikan dari kondensor ke
cooling tower yang dilengkapi dengan nozzle yang berfungsi untuk memancarkan air
sehingga menjadi butiran-butiran kecil dan di dinginkan dengan cara kontak lansung
dengan udara. Setelah terjadi proses pendinginan air kembali menuju ke water basin

26
Universitas Sriwijaya PT.PLN (Persero)

dan seterusnya di alirkan ke kondensor dan begitu seterusnya. Air pendingin berasal
dari sungai dipompakan sebagai make-up cooling tower setelah sebelumnya
dilakukan treatment (sedimentasi dan koagulasi) terlebih dahulu. Air tersebut
digunakan untuk mendinginkan proses-proses di dalam PLTU.

Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di cooling tower untuk
kemudian disirkulasikan kembali. Untuk menjaga kualitas air, misalnya agar tidak
terdapat algae/bacteria dan pengendapan (scaling), maka perlu diinjeksikan beberapa
jenis chemicals tertentu. Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up dan
blow-down.

LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai