Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

RAGAM SUKU DAN KEBUDAYAAN


INDONESIA

Tugas PPKN
Dibuat oleh :

Dionetta Naomi Gowin


Kelas 7 A
SMP St. CICILIA SUNTER
RAGAM SUKU DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

SUMATERA UTARA
Rumah Adat : Rumah Jabu Bolon

Rumah adat Jabu Bolon merupakan rumah yang dijadikan lokasi pertemuan suatu keluarga besar
dimana bentuk dari rumah adat ini berbentuk seperti panggung dengan ruang bagian atas sebagai
tempat tinggal bersama dan tempat tidur yang didesain lebih tinggi dari posisi dapur.

Pakaian Adat : Pakaian Kain Ulos

Tempat pembuatan kain tenun ini ada di daerah Tapanuli Utara yang merupakan bagian dari kawasan
Sumut. Tenunan tradisional Tapanuli ini dikenal dengan nama kain ulos. Kain ulos ini disediakan dengan
berbagai variasi yang unik dan khas, seperti Ulos Sibolang, Ulos Godang, Sitoluntoho, Mangiring, Ragi
Hidup, Ragi Hotang, dan Sadum.

Tarian Adat : Tari Tor-Tor

Tarian Tor-tor yang merupakan tarian daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan yang
disajikan dengan suguhan tarian indah yang menarik. Tidak kalah uniknya dengan Tarian Marsia Lapari.
Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan kegiatan gadis-gadis di Provinsi Sumut yang
senantiasa saling bahu-membahu dalam menggarap sawahnya.
Senjata Tradisional : Piso Surit

Senjata tradisional yang ada di Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Piso Surut. Senjata ini jika
dilihat dari bentuk dan rupanya mirip dengan sebuah pisau belati yang biasa

Senjata tradisonal ini tepatnya menjadi senjata khas daerah Tanah Karo Sumatera Utara. Selain Piso
Surut, ada juga Piso Gajah dompak yang berupa sebilah keris panjang yang unik dan khas. Piso Gajah
Tombak merupakan lambang penting dari pemerintahan Raja Singamaraja. Senjata tradisional ini hanya
boleh digunakan oleh Sang Raja.

Suku : Batak, Melayu, Nias

Beragam suku yang bisa kita temui saat berada di Sumatera Utara seperti Suku Melayu, Suku Batak,
Suku Nias dan masih banyak lagi. Dari berbagai suku ini memiliki gaya dan ragam bahasa yang berbeda.

Lagu Daerah : Butet

Lagu Butet yang kini banyak dinyanyikan oleh anak-anak di seluruh Nusantara. Umumnya pengenalan
lagu dari masing-masing daerah yang ada di Nusantara dikenalkan sejak masih ada di bangku sekolah
dasar. Hal ini akan rasa cinta terhadap tanah air menjadi semakin kokoh dan dalam.

Selain lagu Butet tadi, Sumatera Utara juga masih mempunyai lagu-lagu daerah yang lainnya seperti
Pantun Lama dan Sengko-Sengko.

Bahasa Daerah : Batak

Sumatera Utara Memiliki bahasa beberapa bahasa yang biasa digunakan dalam berkomunikasi di sana.
Seperti Bahasa Batak, Bahasa Karo, Bahasa Nias, Bahasa Mondaling dan lain-lain.
KALIMANTAN BARAT
Rumah Adat : Rumah Panjang

Istana Kesultanan Pontianak yang berbentuk rumah panggung. Berbeda dengan rumah panggung lain
yang umumnya pada bagian kolong rumah akan dimanfaatkan sebagai kandang hewan ternak, pada
rumah adat Kalimantan Barat ini bagian kolong tidak akan dipergunakan sebab jenis tanahnya adalah
rawa.

Pada bagian dalam dalam istana, akan terdapat singgasana sebagai tempat Sultan mengadakan
pertemuan dan upacara. Sedangkan pada bagian kiri kanan terdapat kamar-kamar. Untuk material
istana sendiri terbuat dari kayu besi keseluruhannya, dan atapnya terbuat dari sirap kayu besi juga.

Pakaian Adat :

 King Baba untuk Pria.


 King Bibinge untuk Perempuan.

Kebudayaan Kalimantan Barat dari pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Meskipun untuk saat
ini pakaian adat sudah tidak banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan hanya dipergunakan
dalam acara-acara tertentu saja. Untuk pria, pakaian adat yang dikenakan berupa tutup kepala dengan
hiasan bulu burung enggang, rompi, celana panjang setinggi lutut, serta kain yang berfungsi untuk ikat
pinggang. Dan sebagai aksesoris menggunakan kalung manik. Kemudian untuk wanita mengenakan kain
yang menutupi bagian dada, juga kain yang berfungsi untuk setagen dan kain tenun. Untuk aksesoris
yang dikenakan yaitu bulu enggang, kalung manik dan gelang yang dikenakan di lengan atas. Pakaian
adat ini tak lain berasal dari Dayak.

Tarian Adat :

 Tari Monang yang merupakan tari penolak penyakit


 Tari Zapin Tembung yang merupakan tari pergaulan masyarakat setempat.
 Tari Menoreh Getah yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat pedesaan Kalimantan.
 Dari Tandak Sambas yang merupakan tari pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
 Tari Mandau yang merupakan wujud semangat juang suku Dayak untuk membela hukum dan
martabatnya.

Sebagai wujud kesenian daerah, tari menjadi sebuah pertunjukan cantik yang juga sarat akan makna.
Dan layaknya daerah lain, Kalimantan Barat juga memiliki jenis tarian tradisional lebih dari satu yang
masing-masing memiliki makna dan tujuan tersendiri, seperti beberapa contoh tarian yang sudah
disebutkan di atas.

Senjata Tradisional Kalbar: Mandau

 Sipet.
 Lonjo.
 Telawang.
 Mandau.
 Dohong.

Pada zaman dahulu kala, pertempuran dan peperangan menjadi sebuah hal yang hampir dapat dijumpai
setiap harinya. Oleh sebab itu tak heran jika masyarakatnya memiliki ilmu bela diri yang hebat serta
senjata untuk perbekalan perang. Kebudayaan Kalimantan Barat inipun salah satunya dalam bentuk
senjata tradisional, yaitu Mandau atau sejenis parang yang dihiasi rambut manusia sebagai lambang
keberanian pemiliknya dan perisainya yang dihiasi ukiran warna merah dan hitam. Selain itu, masyarakat
Kalimantan Barat juga sering menggunakan perisai, sumpitan, sabit dan tombak sebagai senjata
tradisional mereka.

Suku: Dayak

 Menyuke.
 Kayung.
 Sebaruk.
 Seberuang.
 Sekadau.

Yang menjadi penyebab mengapa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, termasuk kebudayaan
Kalimantan Barat adalah banyaknya suku bangsa yang menetap di wilayah Indonesia. Di wilayah
Kalimantan Barat sendiri beberapa suku yang masih menetap antara lain adalah suku Dayak (Ngaju, Apa
Kayan, Murut, Kalimantan, Ot Danun dan lain-lain). Suku Dayak pun membentuk suatu marga yang
memiliki identitas khas.

Bahasa daerah: Melayu, Dayak

 Melayu Pontianak.
 Senganan
 Dayak.
 Tiochiu / khek / hakka
Karena begitu banyaknya suku dan jumlah warga, tentu sebuah negara atau wilayah membutuhkan alat
atau media pemersatu. Dan media pemersatu terbaik adalah bahasa. Umumnya, dalam sebuah wilayah
memiliki bahasa daerah sendiri yang bukan hanya menjadi pemersatu masyarakat sekitar namun juga
menjadi ciri dari daerah tersebut. Nah untuk kebudayaan Kalimantan Barat dalam bentuk bahasa
daerah, antara lain adalah bahasa Dayak, Ot Danun, Kayan dan lain-lain.

Lagu daerah:

 Cik Cik Periook.


 Aek Kapuas.

Kesenian suatu daerah juga dapat ditampilkan dalam bentuk lagu daerah. Untuk Kalimantan Barat
sendiri memiliki Cik-cik Periok sebagai lagu daerahnya. Nah untuk mengiringi pementasan lagu daerah
ini tentu tak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan iringan musik yang dihasilkan oleh alat musik
tradisionalnya seperti Sapek dan Gong. Sapek yaitu alat musik dari Kapuas hulu yang banyak dijumpai di
kalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendapam kabupaten Kapuas Hulu. Cara memainkan alat musik ini
adalah dengan memetiknya. Kemudian untuk gong sendiri merupakan alat musik yang dimainkan
dengan cara dipukul. Bahan dasar dari alat musik yang memiliki nama lain Agukng, Kollatung (Uut
Danum) ini adalah kuningan.

JAWA TENGAH
Rumah Adat : Joglo

Mempunyai nama rumah khas yang biasa


disebut dengan Joglo, bahkan Joglo ini
tidak hanya dipunyai oleh Jawa Tengah
saja melainkan juga Yogyakarta dan Jawa Timur. Mempunyai tiga bagian utama di dalam yaitu pendopo,
pringgitan dan juga omah ndalem.

Pendopo merupakan bagian utama yang digunakan untuk menerima tamu. Untuk bagian pringgitan
digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang, meskipun sekarang ini pertunjukan wayang tersebut
tidak selalu di ruang pringgitan. Sedangkan bagian omah ndalem merupakan ruang untuk ruang
keluarga.

Pakaian Adat : Beskap , Kebaya

Kebudayaan Jawa Tengah untuk baju tradisional laki-laki disebut dengan beskap. Sebagai pelengkap di
bagian kepala baisnaya terdapat blangkon atau kuluk. Sementara untuk bagian bawahnya menggunakan
jarik yang diikat dengan menggunakan stagen. Di bagian belakang juga akan diselipkan senjata
tradisional yang bernama keris.

Untuk perempuannya menggunakan kebaya. Bagian bawah menggunakan jarik yang juga diikat dengan
memakai stagen. Umumnya, rambut juga akan ditata dengan cara disanggul dan dihiasi dengan
aksesoris. Beberapa peninggalan kebudayaan Jawa Tengah yang masih ada hingga kini.

Tari Adat : Tarian Gambyong, tari Srimpi

Tari Gambyong
Tari Gambyong adalah tarian asal Jawa Tengah yang merupakan perkembangan Tari Tayub. Gambyong
berasal dari nama penari Tari Tayub yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari
penyambut tamu.
Tari Gambyong sering digunakan sebagai penyambut tamu dan sebagai hiburan. Tarian ini
menggambarkan kegembiraan. Selain itu, tarian tradisional ini juga digunakan sebagai sarana ritual
upacara pertanian untuk kesuburan padi.

Tari Srimpi
Tari srimpi adalah tari Jawa klasik yang memiliki nuansa kerajaan. Hanya ditampilkan dalam waktu
tertentu. Karena tari Srimpii awalnya hanya ditampilkan di depan raja serta kerabat kerajaan.
Tarian ini sudah ditemukan sejak zaman kerajaan Mataram. Tarian ini berfungsi sebagai tari pengiring
pada upacara kerajaan. Sifat religius tari ini berkenaan dengan tugasnya sebagai pembawa benda-benda
keramat milik kerajaan.

Senjata : Keris

Di kalangan masyarakat Jawa dilambangkan sebagai symbol kejantanan. Bahkan terkadang ada pula
karena disebabkan oleh suatu hal apabila pengantin pria berhalangan hadir dalam acara temu pengantin
maka dapat diwakilkan dengan sebilah keris.Keris ini merupakan kebudayaan Jawa Tengah yang menjadi
lambing pusaka. Pada kalender masyarakat jawa mengirabkan pusaka Keraton merupakan kepercayaan
terbesar dihari satu sura. Dikatakan bahwa keris ini menjadi tombak pusaka unggulan karena terbuat
dari unsur basa, besi. Nikel bahkan dicampur dengan unsur batu meteoroid yang jatuh dari angkasa.
Sehingga kekuatan spiritual dari sang maha pencipta pun dipercaya orang sebagai kekuatan magis yang
dapat mempengaruhi pihak lawan sehingga merasa takutt kepada si pemakai senjata tersebut.
Suku : Jawa

Penduduk asli Jawa Tengah adalah Suku Jawa, dan provinsi ini dikenali sebagai pusat budaya
Jawa. Bahasa Jawa dituturkan oleh sekitar 97% penduduk provinsi ini.

Bahasa : Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa dengan penutur terbanyak di Indonesia, bahasa ini digunakan oleh suku
jawa yang wilayahnya meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu bahasa jawa juga
digunakan oleh sebagian penduduk di wilayah pesisir Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu dan
Banten.

Lagu : Suwe Ora Jamu, Gundul Gundul Pacul

Suwe Ora Jamu merupakan salah satu lagu yang cukup terkenal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Lagu
ini diciptakan oleh R.C Hardjosubroto dengan lirik yang sederhana, tetapi penuh makna.
Suwe Ora Jamu memiliki nada yang riang dan ringan untuk dinyanyikan. Maksud di balik lagu ini adalah
tentang dua orang yang telah lama tidak bertemu dan ketika bertemu malah mengecewakan

Gundul-Gundul Pacul adalah lagu anak-anak berbahasa Jawa yang cukup populer. Di balik lagunya yang
sederhana, ternyata ada makna filosofi yang mendalam, lho.
Gundul-Gundul Pacul memiliki makna untuk mengingatkan pemimpin yang memiliki kekuasaan untuk
selalu mengutamakan rakyatnya. Jika pemimpin menjadi sombong, kepemimpinan yang dimiliki akan
berantakan sia-sia dan tidak bermanfaat bagi rakyat.

SULAWESI SELATAN
Rumah Adat : Rumah Tongkonan, Bola dan Balla
Nama dari rumah adat suku Toraja adalah Tongkonan yang artinya adalah balai musyawarah. Menurut
kepercayaan suku Toraja, terdapat sebuah hubungan erat antara tongkonan, manusia dan bumi.

Oleh sebab itu, waktu serta cara pembangunan rumah adat ini pun harus sesuai dengan peraturan yang
telah disesuaikan dengan ajaran aluk todolo. Sedangkan untuk rumah adat suku Bugis dan Makassar
sendiri disebut dengan Bola dan Balla.

Kedua rumah adat ini memiliki kesamaan dalam segi bentuknya, yaitu berupa rumah panggung yang
memiliki kolong bawah rumah. Selain 3 nama rumah adat tersebut, Sulawesi Selatan juga memiliki
rumah adat lain yang tak kalah uniknya seperti attake, Bola Soba, Suku Kajang dan lain sebagainya.

Pakaian Adat :

Untuk suku bugis, pakaian tradisional yang dikenakan oleh anak laki-laki adalah tpe, songkok pute
passapu, lopasabbe, pakambang dan waju kasa. Sedangkan untuk perempuan antara lain terdiri dari
tope, jempang, waju ponco/waju pellaopella, lipa’sabbe, waju bella dada. Lalu untuk suku Toraja
menggunakan pio, baju pokko’, seppa’, sambu serta bayu toraya untuk pakaian sehari-hari. Dan untuk
pakaian upacara menggunakan passapu’. Bayu toraya, serta salembang.

Kemudian untuk suku Makassar menggunakan salawik, lipa’, lipa’sabbe, passapu, dan songkok guru,
sedangkan wanita memakai jempang, salawik, lipa’, baju rawang, dan lipa’sabbe. Pakaian untuk orang
laki-laki memakai lipa’sabbe, songkok guru, dan jase tutu, sedangkan untuk wanita dewasa memakai
baju bodo dan lipa’sabbe sebagai pakaian sehari-hari.

Tarian Adat : Pakarena

Sebagai salah satu macam kebudayaan Sulawesi Selatan yang tergabung dalam kesenian tradisional,
tarian tradisional memiliki fungsi dan peranan yang begitu penting. Dimana umumnya setiap tarian
tradisional memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan awal mula penciptaan tarian tersebut atau
berkaitan dengan tujuan penciptaan tarian tersebut.

Senjata : Badik

Pada zaman dahulu, setiap Suku selalu melakukan peperangan demi mendapatkan wilayah kekuasan
yang luas. Oleh sebab itu setiap suku umumnya memiliki senjata tradisional yang saat ini termasuk
kebudayaan daerah.

Untuk suku Bugis dan Makassar sendiri memiliki senjata tradisional berupa keris, yang masing-masing
memiliki nama gencong, tappi, sambang dan kaleo. Selain itu orang Bugis dan Makasar juga memiliki
senjata tradisional berupa badik, yaitu sebilah besi tajam yang memiliki ujung runcing.

Suku : Bugis, Toraja, Makasar

Bahasa : Bugis, Toraja

Sulawesi Selatan sendiri bahasa daerah yang digunakan adalah bahasa Bugis (bahasa Ugi). Dimana
bahasa ini merupakan bahasa asli orang Bugis.
Beberapa kata atau dialek yang termasuk dalam bahasa Bugis misalnya Pangkep, Bone, Camba, Sidrap,
Wajo, Sinjai, Sawitto, Barru, Lawu dan masih banyak lainnya. Sedangkan untuk suku Makasar
menggunakan bahasa daerah Mangasara (Mangasarak) yang mencapai persebaran wilayah di Gowa,
Pangkep, Maros, Jeneponto, Takalar, Bantaeng, dan Makasar.

Untuk bahasa Mangasara sendiri memiliki beberapa cara pengucapan atau dialek, seperti dialek Gowa
(Gwa, Lakiung). Mars, Pangkep, dan Turatea (Jeneponto). Bahkan bahasa daerah ini pun terbentuk dari
beberapa sub bahasa, yaitu bentong, konjo pengunungan (kajang), selayar, dan konjo pesisir.

Lagu : Angin Mammiri


Angin Mammiri menurut jurnal Perancangan Media Pengenalan Filosofi Lagu Angin Mammiri oleh Liony
Amelia Maramis, Agussalim Djirong, dan Aswar, merupakan ciptaan sekitar tahun 1940-an atas teks
sastra khas Makassar yang dilagukan bernama Lontara’ Kelong oleh Bora Daeng Ngirate. Lagu ini seakan
berpesan kepada angin agar seseorang yang dirindukan juga rindu kepada si pemilik mantra.

NUSA TENGGARA TIMUR


Rumah Adat : Rumah Musalaki

Rumah Musalaki merupakan rumah tradisional yang sering dijumpai di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rumah Musalaki didirikan untuk dijadikan tempat tinggal bagi kepala suku di sana. Suku yang dimaksud
umumnya merujuk kepada suku Ende Lio yang merupakan pemilik aslinya. Bisa dikatakan bahwa rumah
ini adalah lambang dari Provinsi NTT. Itu mengapa, selain difungsikan untuk tempat tinggal, selain itu
juga difungsikan untuk kegiatan musyawarah adat, tempat ritual upacara adat, dan lain sebagainya.

Pakaian Adat :
Pakaian adat suku Rote terpilih menjadi simbol pakaian adat di provinsi Nusa Tenggara Timur di tingkat
nasional karena memiliki model yang khas, sejarah, keunikan dan juga nilai filosofis yang terdapat pada
busana tersebut. Keunikan tersebut terletak pada topi yang disebut “Ti’i Langga”. Ti’i langga memiliki
bentuk yang mirip dengan topi khas Meksiko yaitu topi sombrero.

Topi ini merupakan sebuah penutup kepala yang terbuat dari daun lontar kering yang menjadi simbol
kewibawaan dan kepercayaan diri bagi kaum laki-laki di Suku Rote. Topi tadi merupakan aksesoris utama
pada pakaian adat Rote yang disebut pakaian Tenun Ikat yang terbuat dari kain tenun. Pakaian tersebut
merupakan kombinasi dari kemeja putih berlengan panjang dan sarung tenun ikat berwarna gelap pada
bagian bawah. Untuk penutup dada digunakan sebuah selendang kain dengan motif yang sama di bahu.
Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dengan bawahan berbentuk tenunan tangan.

Tarian Adat :

Tari Cerana merupakan salah satu tarian yang sangat terkenal di Pulau Timor sebelah barat (wilayah
Nusa Tenggara Timur) dan Pulau Rote. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara penyambutan
tamu penting, maupun rombongan wisatawan yang datang ke sana.

Senjata : Sundu, Klewang

Senjata senjata adat NTT ini mirip Keris, berbentuk lurus dan pegangannya menyerupai bentuk sayap
burung dengan motif horizontal melingkar pada sarung Sundu. Senjata yang biasanya digunakan oleh
masyarakat NTT adalah Sundu atau Sudu, sejenis keris. Penduduk NTT menganggapnya sebagai senjata
tikam yang sakral.

Suku : Atoni, Alor, Boti

Suku Atoni, Suku bangsa Atoni berdiam di pedalaman Pulau Timor wilayah barat yang beberapa besar
berupa tanah kering dan berbukit-bukit kering, seperti di kefettoran Amarasi, Fatu Leu, Amfoan, Mollo,
Amanuban, Amanatun, Miomafo, Insana dan Beboki. Jumlah populasinya sekitar 300.000 jiwa. Orang
Atoni memiliki beragam-jenis sebutan. Orang Tetun menyebut mereka orang Dawan, Orang Bunak
menyebut mereka Rawan, penduduk di kota Kupang menyebut mereka Orang Gunung.

Suku Alor, Suku bangsa Alor mendiami daratan pulau Alor, Pantar dan pulau-pulau kecil di antaranya.
Tempat mereka kini termasuk ke dalam kawasan Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nama
Alor mungkin diberi oleh orang luar untuk menyebut semua golongan masyarakat yang berdiam di
tempat itu.

Bahasa : Agui, Adang, Alor

Lagu Daerah : Potong Bebek Angsa


Lagu daerah asal Nusa Tenggara Timur ini mempunyai makan yang menceritakan tentang bagaimana
kita memotong bebek dan angsa untuk dimasak dan dimakan. Namun, lagu ini juga bermakna untuk
bersenang-senang dan mengajak orang lain untuk berdansa. Lagu ini begitu populer dikalangan anak-
anak dan menjadi lagu yang riang gembira.

Anda mungkin juga menyukai