LAPORAN PENDAHULUAN
(ANEMIA)
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(KMB)
DIAN ISMIATI
(5021031019)
B. Etiologi
Pada dasarnya anemia disebabkan karena
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
3. Proses pengahancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis)
C. Klasifikasi
1. Kalasifikasi anemia menurut Etiopatogenesis
a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
b. Anemia akibat hemoragi
c. Anemia hemolitik
d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis
2. Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi
a. Anemia hipokronik mikrositer
b. Anemia normokrimik normositer
c. Anemia makrositer
D. Manifestasi klinis
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa ngantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun
E. Komplikasi
Anemia menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan
mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa
darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan
berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-
organ tubuh, termasuk otak. Komplikasi umum akibat anemia adalah: gagal jantung,
parestisia dan kejang.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring
Pemerikasaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut ini :
kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
b. Pemeriksaan darah seri anemia
Hitung lwukosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan hitung retukulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai keadaan system
hematopoesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
Pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki
komponen.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis
Faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman
3. Radioologi
Torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler
(PCR = polymerase chain raction, FISH= fluorescence in situ hybridzation )
G. Penatalaksanaan medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
1. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
2. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
3. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan.
4. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
5. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-
10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet ( Phipps,
Cassmeyer, Sanas & Lehman, 1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
1. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.
2. Anemia pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
3. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi
yang tidak dapat dikoreksi.
7. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi
8. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
9. Anemia hemolitik
dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
H. Asuhan keperawatan
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
- Kelemahan otot
- Mudah lelah, kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
- Sakit kepala
- Pusing
- Kunang-kunang
- Peka rangsang
- Proses berpikir lambat
- Penurunan lapang pandang
- Apatis
- Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
- Kulit lembab dan dingin
- Tekanan darah rendah dan tekanan darah sentral
- Peningkatana frekuensi jantung
I. Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
proses metabolism yang terganggu
2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan transfer oksigen ke paru
J. Analisa data
Lemah lesu
Inoleransi aktivitas
Penurunan transpot O2
Hipoksia
K. Rencana Keperawatan