Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FITOKIMIA

“SENYAWA TANNIN”

Dosen Pengampu:
1. Arista Wahyu N., S.Farm., M.Si., Apt.
2. Irvan Charles S.Klau.,M.Farm

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. Erica Novia Putri (19020200110)
2. Moch Berlian Adi Satria (19020200079)
3. Faizatul widad (19020200125)
4. Azizah (19020200063)
5. Rahma Maulidatul mufaddilah (19020200021)
6. Nofiyanah (19020200040)
7. Galang Nusa Bangsa (19020200062)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmad-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. makalah ini berjudul “SENYAWA TANNIN”. Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Fitokimia.
Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata Bahasa maupun
dalam hal yang lain,kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar
harapan saya jika ada kritik maupun saran dari dosen atau teman-teman sekalian
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah saya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini adalah mudah-
mudahan apa yang saya susun memberikan manfaat yang baik untuk
pribadi,teman-teman,serta orang lain yang membacanya.

Sidoarjo ,25 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI..................................................................................i


STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA...............................................................i
2021....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................4
METODE PERCOBAAN................................................................................................4
3.1 Proses Pengeringan............................................................................................4
3.2 Metode Ekstraksi................................................................................................4
3.3 Cara Kerja Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia...............................................4
BAB I V.............................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................6
BAB IV..............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan
menghasilkan beberapa senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi
melainkan untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti untuk pertahanan dari
predator. Beberapasenyawa seperti alkaloid, triterpen dan golongan phenol
merupakan senyawasenyawayang dihasilkan dari metabolisme sekunder.
Golongan fenol dicirikan oleh adanyacincin aromatik dengan satu atau dua gugus
hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid,
fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan
tanin, yang tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.

Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai tanin, yang merupakan
salah satu metabolit sekunder yang dapat dihasilkan oleh tanaman.Tanin
merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.
Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan
untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein.
Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin.

Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang


memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk
kompleks denganprotein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua
kelas yaitu tanin terkondensasi (condensed tannins) dan tanin-terhidrolisiskan
(hydrolysabletannins). Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini
dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga
pengkhelat logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat
diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Maka dari itu
semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti
sekarang. Dalam makalah Farmakognosi ini akan dibahas berbagai hal tentang
tanin yaitu penggolongnan tanin, struktur tanin, tanaman penghasil tanin, manfaat
tanin, cara skrining fitokimia tanin, cara isolasi tanin, dan kromatografi tanin

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari
senyawa fenolik yang banyak terdapat pada bermacam-macam tumbuhan, antara
lain: pinang, akasia, gabus, bakau, pinus dan gambir. Umumnya tanin tersebar
hampir pada seluruh bagian tumbuhan seperti pada bagian kulit kayu,
batang,daun, dan buah (Sajaratud, 2013). Istilah tanin pertama sekali
diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguin. Tanin merupakan senyawa aktif
metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat diantaranya yaitu
sebagai astringent, anti diare, antibakteri dan antioksidan (Desmiaty et al., 2008).
Tanin berbentuk serpihan mengkilat berwarna kekuningan sampai coklat muda
atau serbuk amorf, tidak berbau, atau sedikit berbau khas (Depkes RI, 1995).

Tanin biasanya disebut juga asam tanat atau galotanat. Tanin memiliki
sifat kelarutan sangat mudah larut dalam air, larut alkohol, larut aseton, larut 1:1
dalam gliserol hangat, praktis tidak larut dalam petroleum, kloroform dan eter
(Reynold, 1996). Tanin mempunyai aktivitas antioksidan menghambat
pertumbuhan tumor dan menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan
DNA topoisomerase (Sharma et al., 2009) . Kegunaan lain tanin dibidang industri
adalah untuk penyamak kulit (Robinson, 1995).

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui


mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan
antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks,
terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,
mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut
(Desmiaty et al., 2008).

Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis dan tanin
terkondensasi. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks mulai dari
pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan biologis (Hagerman, 2002).

2
Antioksidan dalam pengertian kimia, merupakan senyawa pemberi
elektron. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa
terhambat. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya
reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (Winarsi, 2007).

3
BAB III

METODE PERCOBAAN
3.1 Proses Pengeringan
Daun inggu sebanyak 2 kg yang akan dijadikan sampel, diambil
dari perkebunan Tanaman Obat di Lembang, Bandung.Perlakuan
terhadap daun Inggu yaiu: 1) Mencuci daun inggu dengan air mengalir
sampai bersih, 2) Mengeringkan daun inggu dengan cara diangin-
anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung selama 5
hari, 3) Mengoven daun Inggu menggunakan wadah aluminium
selama 24 jam pada suhu 50ᵒC.

3.2 Metode Ekstraksi


Sebanyak 700 gram daun Ingu kering dipisahkan kedalam 4 botol
toples dengan berat masing-masing 200 gram dalam 3 botol dan 1
botol lainnya berisi 100 gram, kemudian di ekstraksi dengan cara
maserasi (tanpa panas) dengan menggunakan pelarut etanol 96%
selama 24 jam dengan cara digoyang (shaker) dan diulang 3 kali (3 x
24 jam). Setiap 24 jam filtrat etanol dipisahkan kemudian dipekatkan
dengan vakum evaporator. Ekstrak pekat etanol kemudian di timbang
bobotnya

3.3 Cara Kerja Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia


Sebanyak 0,5 g fraksi aktif dilarutkan dalam 10 ml air dan
dipanaskan diatas penangas air kemudian larutan dibagi kedalam tiga
tabung reaksi. ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida
1%, terbentuknya larutan warna biru tua atau hijau kehitaman
menunjukkan adanya tannin. Dilakukan sebanyak 3x replikasi

Menimbang 2 gram sampel kedalam labu didih 500 mL, kemudian


menambahkan 350 mL akuades dan merefluks selama 3 jam.

4
Mendinginkan sampel dan memindahkan secara kuantitatif kedalam
labu ukur 500 ml. Menyaring sampel dan mengambil filtrate sebanyak
2 ml untuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
menunjukkan adanya tannin. Dilakukan sebanyak 3x

Menambahkan 2 ml pereaksi Folin Denis dan 5 ml Na2CO3 jenuh.


Membiarkannya selama 40 menit dan mengukur absorbansinya pada
panjang gelombang 725 nm.

Menambahkan 2 ml pereaksi Folin Denis dan 5 ml Na2CO3 jenuh.


Membiarkannya selama 40 menit.

5
BAB I V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel daun Ruta angustifolia (inggu) dalam penelitian ini dipanen dari
Kebun Percobaan Balitro Monako, Lembang, Bandung. Sampel setengah kering
sebanyak 2 kg kemudian dikeringkan lebih lanjut menggunakan oven sampai
tekstur daun menjadi serbuk dan didapat sampel kering sebanyak 700 gr. Dari
sampel kering daun Inggu kemudian didapatkan ekstrak pekat hasil maserasi daun
inggu menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 14,7 L. Penelitian ini diulangi 3
kali untuk mendapatkan hasil yang valid. Setelah dikeringkan lebih lanjut, didapat
sebanyak 221,81 gr ekstrak dengan rendemen 31,69 %. Dari hasil ekstrak pekat
ini kemudian dilakukan analisis kandungan kimiawi (skrining fitokimia) secara
kualitatif dan kuantitatif pada senyawa tannin.

Tannin adalah salah satu golongan senyawa polifenol yang juga banyak
dijumpai pada tanaman. Tanin dapat didefinisikan sebagai senyawa polifenol
dengan berat molekul yang sangat besar yaitu lebih dari 1000 g/mol serta dapat
membentuk senyawa kompleks dengan protein. Dari Gambar 3 terlihat bahwa
struktur senyawa tannin terdiri dari cincin benzena (C6) yang berikatan dengan
gugushidroksil(-OH).

Tanin memiliki peranan biologis yang besar karena fungsinya sebagai


pengendap protein dan penghelat logam. Oeh karena itu tannin diprediksi dapat
berperan sebagai antioksidan biologis.

6
Struktur Tanin

Dalam penelitian ini, kadar tannin dalam ekstrak daun inggu sebesar 7,04%

7
BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penetapan kadar


secara kuantitatif untuk kandungan total flavonoid, tannin, dan saponin pada
ekstrak daun inggu masing-masing yaitu 1,67%; 7,04% dan 2,13%.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, A, 2004, Sensitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak


Daun Psidium guajava L, Bioscientie, 1, 31-38
Akiyama, H. F., K. Iwatsuki, T., 2001, Antibacterial Action Of Several
Tennis Agains Staphylococcus aureus, Journal of Antimicrobial
Chemoterapy, 48, 487-91
Arief Hariana, 2013, 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penerbit
Penebar Swadaya, Jakarta, ISBN : 9789790026131
Aspan Ruslan dkk., 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun
Tanaman Obat Citeureup, Penerbit BPOMRI, Jakarta, ISBN :
9789793707426
Bernasconi, G, Penerjemah; Handojo, 1995, Teknologi kimia I, Penerbit
Prandya Paramitha, Jakarta, ISBN : .9794083682
Kristiana, Maryani, dan Herti, 2008, Khasiat dan Manfaat Rosela, Penerbit
Agro Media Pustaka, Jakarta, ISBN : 9793702737
Liberty P, Meiske S., Jessy P., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.), Jurnal MIPA Unsrat Online, 1, 5-10
Nugraha, Andika dan Ghozali, Penetapan kadar flavonoid kuersetin
ekstrak kulit Buah apel hijau (Pyrus malus l.) dengan
menggunakan Metode kromatografi cair kinerja tinggi,
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t34 235.pdf, Diakses tanggal 13
Desember 2017
Nurachman, Z, 2002, Artoindonesianin Untuk Antitumor, https: //digi
lib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&o p=read&id=jbptitbpp-gdl-
web-2006- zeilynurac- 1823, Diakses tanggal 13 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai