Anda di halaman 1dari 8

c 

Adapun unsur-unsur dari auditing itu sendiri jika ditarik dari beberapa pengertian di atas adalah:
1. Berupa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. 2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan
sistematis. 3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan publik. 4.
Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa. Menurut Mulyadi sebagaimana dikutip oleh Lina (2000),
pengertian akuntan publik adalah: ³Akuntan Profesional yang jasanya kepada masyarakat,
terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan, yang dibuat oleh kliennya dan
juga yang menjual jasa sebagai konsultasi pajak, konsultasi di bidang manajemen, penyusunan
sistem akuntansi serta penyusunan laporan keuangan.´ Sistem Pengendalian Mutu KAP Sistem
pengendalian mutu suatu KAP menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang harus dipenuhi
oleh kantor akuntan dalam melakukan profesinya, yaitu: 1. Independensi Independensi
merupakan kebijakan yang menetapkan bahwa kantor akuntan publik memperoleh keyakinan
yang layak bahwa para auditor, pada semua tingkatan atau jenjang, mempertahankan
independensi sesuai dengan yang ditetapkan dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). 2.
Penugasan para auditor Kebijakan ini ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh
keyakinan yang layak bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh para auditor yang telah
mendapat latihan teknis dan keterampilan yang memadai yang sesuai dengan penugasan. 3.
Konsultasi Ditetapkan dengan maksud agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang
layak bahwa auditor pada kantor akuntan publik akan meminta bantuan sepanjang diperlukan
dari orang yang mempunyai pertimbangan yang lebih matang ataupun otoritas. 4. Supervisi
Kebijakan dan prosedur dalam melaksanakan supervisi atas semua pekerjaan pada jenjang
organisasi harus ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan memenuhi norma pegendalian mutu yang ditentukan. Luas
supervisi dan penelaahan yang tepat untuk suatu keadaan tergantung pada banyak faktor,
termasuk kerumitan masalah yang dihadapi, kualifikasi auditor yang ditugasi, serta tersedia
tidaknya dan dimanfaatkan tidaknya tenaga yang dapat memberikan konsultasi. 5. Pengangkatan
auditor Hal ini harus ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak
bahwa auditor yang diangkat memiliki karakter yang sesuai sehingga mereka mampu
melaksanakan tugas secara kompeten. 6. Pengembangan professional Ditetapkan dengan alasan
agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak bahwa para auditor memiliki
pengetahuan yang diperlukan sehingga mereka mampu melaksanakan tugas yang diberikan. 7.
Promosi Ditetapkan dengan alasan agar kantor akuntan publik dapat memperoleh keyakinan
yang layak bahwa para auditor yang dipilih untuk dipromosikan telah memiliki kualifikasi yang
diperlukan untuk memikul tanggung jawab yang akan diserahkan padanya. Tata cara dalam
mempromosikan auditor mempunyai pengaruh besar atas mutu pekerjaan suatu kantor akuntan
publik. 8. Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien Ditetapkan dalam menerima
atau memelihara hubungan dengan klien, agar sejauh mungkin dihindarkan terlibatnya nama
kantor akuntan tersebut dengan klien yang mempunyai itikad kurang baik. 9. Inspeksi.
Ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak bahwa prosedur yang
ada hubungannya dengan unsur pengendalian mutu lainnya telah ditetapkan secara selektif.
Independensi Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam PSA (Pernyataan Standar Audit) No. 04 (SA
Seksi 220), standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini
dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian
teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya. Dalam buku Professional Independence yang
diterbitkan oleh The Institute of Chartered Accountants in Australia (1997) dijelaskan bahwa
´Independence is a cornerstone of accountancy professional and one its most precious assets-
nevertheless it is difficult to prove and easy to challenge´. Dalam buku Standar Profesi Akuntan
Publik 1999 seksi 220 PSA No.04 Alinea 2, dijelaskan bahwa: ´Independensi itu berarti tidak
mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan
dalam hal berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak
kepada kepentingan siapapun, sebab bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun
sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru
paling penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.´ Aspek Independensi Menurut
Taylor (1997), ada dua aspek independensi, yaitu: 1. Independensi sikap mental (independence
of mind/independence of mental attitude), independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran
akuntan publik untuk bertindak dan bersikap independen. 2. Independensi penampilan (image
projected to the public/appearance of independence), independensi penampilan ditentukan oleh
kesan masyarakat terhadap independensi akuntan publik. Penelitian ini menguji pengaruh dari
independensi terhadap integritas laporan keuangan yang dinyatakan melalui berapa besar fee
audit yang dibayarkan klien kepada auditor. Jika KAP menerima fee audit yang tinggi, maka
KAP akan menghadapi tekanan ekonomis untuk memberikan opini yang bersih (dalam hal ini
wajar tanpa pengecualian) dan dilain sisi juga dalam rangka mempertahankan klien itu sendiri
sehingga tidak berpindah pada KAP atau auditor lain (Bamber, 2000) Pada lampiran Keputusan
Ketua Bapepam Nomor Kep-20/PM/2002 terdapat Peraturan nomor VIII.A.2 yang berisikan
tentang independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal. Peraturan tersebut
diantaranya membatasi hubungan auditee dan auditor dalam jangka waktu tertentu, yaitu emiten
harus mengganti kantor akuntan setiap lima tahun dan setiap tiga tahun untuk auditor. Selain itu,
pemberian jasa non audit tertentu, seperti menjadi konsultan pajak, konsultan manajemen,
disamping pemberian jasa audit pada seorang klien tidak diperkenankan karena dapat
mengganggu independensi auditor. Menurut Supriyono (1988:34) yang dikutip dalam penelitian
Mayangsari (2002), ada enam faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, salah
satunya adalah jasa-jasa lain selain audit yang dilakukan oleh auditor bagi klien. Seringkali
manajemen klien meminta kantor akuntan publik untuk memberikan jasa lain selain jasa audit.
Pemberian jasa lain selain jasa audit menimbulkan pertanyaan yang mendasar apakah akuntan
publik tersebut dapat mempertahankan independensinya. Corporate Governance Menurut Griffin
(2002) pengertian corporate governance adalah : ³The roles of shareholders, directors and other
managers in corporate decision making.´ Peraturan No. I-A tentang Ketentuan Umum
Pencatatan Efek bersifat ekuitas di bursa huruf C-1, dimana dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan yang baik (good corporate governance). Perusahaan tercatat wajib memiliki: 1.
Komisaris independen yang yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah
saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali dengan ketentuan jumlah
Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh
komisaris. 2. Komite Audit. 3. Sekretaris perusahaan. Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang
terkandung dalam pengukuran mekanisme corporate governance adalah: 1. Persentase saham
yang dimiliki oleh institusi 2. Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen 3. Keberadaan
komite audit dalam perusahaan 4. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
Persentase Saham yang Dimiliki oleh Insitusi.Persentase saham institusi ini diperoleh dari
penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang
berada di dalam maupun di luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri.
Persentase Saham yang Dimiliki oleh Manajemen Persentase saham yang dimiliki oleh
manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi
maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Komite Audit.
Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan
keadaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik.
(Siegel, 1996) Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang
bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. (Supriyono,
1998) Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan
pembentukan komite audit adalah: 1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak
menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. 2. Memastikan bahwa
internal kontrolnya memadai. 3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang
meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya. 4. Merekomendasikan seleksi auditor
eksternal. Salah satu cara auditor mempertahankan independensinya adalah dengan membentuk
komite audit (Supriyono, 1998). Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, sedikit banyak
keberadaan komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan integritas laporan
keuangan yang dihasilkan. Komisaris Independen. Komisaris independen merupakan sebuah
badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang
berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan
keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan
keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan
pihak-pihak lain yang terkait. Dapat disimpulkan keberadaan komisaris independen pada suatu
perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh
manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat
badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan. Kualitas
Audit.Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan berbagai
tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan klien terhadap kualitas audit.
Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big five
dan non big five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi
nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian Mayangsari (2003). Teoh (1993) berargumen
bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan Earnings
Response Coefficient (ERC). Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan
pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five
yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Teori reputasi memprediksikan adanya
hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit (Lennox, 2000). Penelitian DeAngelo
(1981) yang dikutip dari penelitian Lennox (2000) mengemukakan bahwa KAP yang besar
memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.Integritas Laporan Keuangan Mulyadi (2004)
mendefinisikan integritas sebagai berikut: ³Integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak,
jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apa adanya dan
mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya.´ Dalam penelitian Mayangsari (2003)
integritas laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: ³Integritas laporan keuangan adalah
sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur.´
Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur
dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur
dengan manajemen laba. Beberapa peneliti menyatakan bahwa auditor lebih menyukai pelaporan
yang konservatif DeFond dan Subramanyam (1998). http://www.akuntansiku.com/?p=637
Entries in the 'Economic' Category The Trade Performance of Asian Economies During and
Following the 2008 Financial Crisis Posted on August 15th, 2010 This paper documents and
compares the trade performance of the major Asian economies both during and following the
2008 financial crisis.

ÄÄÄ  

 
  

Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang
diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka mengacu secara umum dapat
ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang menyangkut hubungan antar penjamin mutu,
yaitu:

  c

Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus direncanakan dan dikendalikan
dengan baik. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu 1) Persyaratan-persyaratan dan
kontrak pembelian, 2) Pemilihan pemasok yang baik, 3) Kesepakatan tentang jaminan mutu, 4)
Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi, 5) Penyelesaian perselisihan mutu, 6)
Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan 7) Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.

Pengadaan bahan baku, jika melihat kinerja penjamin mutu, merupakan tanggung jawab dari
o   
, yaitu pada bagian produksi. Baik atau buruknya bahan baku yang digunakan
akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan sehingga dapat menjadi evaluasi untuk
o  
. Walaupun demikian hasil yang didapatkan harus menjadi perhatian untuk o 

  yang bertugas menjamin mutu ditingkat yang lebih luas.

   c

Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan antara lain: 1)
Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan inti kegiatan adalah inventory system,
dengan tujuan pengendalian kerusakan bahan, 2) Pengendalian dan pemeliharaan alat, 3) Proses
khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya merupakan hal yang sangat
penting terhadap mutu produk, dan 4) pengendalian dan perubahan proses.

Pengendalian produksi menjadi tanggung jawab dibagian o  


 untuk menjamin proses
produksi berjalan dengan baik. Proses yang baik akan menghasilkan produk yang baik yang
sesuai standar perusahaan.  
  dapat bertindak pada pengendalian produksi
khususnya mengenai limbah yang dihasilkan. Penjamin mutu ditingkat perusahaan ini harus
menjamin keterkaitan semua aspek produksi, termasuk didalamnya limbah proses.

—   

Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan teknis untuk kepentingan
distribusi dan promosi. Dalam industri pangan, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi
sebelum didistribusikan. Pengemasan berfungsi sebagai: 1) Wadah untuk memuat produk, 2)
Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan distribusi, 3)
Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia, 4) Mencegah kehilangan selama
pengangkutan dan distribusi, dan 5) Media komunikasi atau promosi.

   c

Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat vibrasi,
shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan sebagainya selama penanganan,
pengangkutan, dan penyimpanan.

  c  !  cc.

Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan memenuhi
persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.   
 memegang peran
pada tahap ini, karena pengujian produk akhir akan menjadi penentu keputusan produk jadi.

ð   "c

Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin penting karena
banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu perlu
dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan yang baik. Pada bagian
ini o     menjadi bagian utama yang bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan
bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian produksi, namun juga semua pihak yang terkait
produksi termasuk bagian administrasi, atau keamanan.      memegang peran
penting untuk menciptakan peraturan atau kebijakan terkait upaya yang berhubungan dengan
tanggung jawab produk akhir.

Kadarisman (1996) menambahkan, secara teknis dalam rangka upaya mempertahankan kualitas
produk pangan, hubungan antar ketiga penjamin mutu menjadi sangat penting. Kerjasama antar
ketiga bagian tersebut akan terlihat baik dari sistem dan peraturan yang diterapkan. Upaya-upaya
sebagai berikut, diantaranya:

2 c #!# 
#

Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis (terdokumentasi),
dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu.
Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini
dilakukan menyeluruh terhadap pedoman, prosedur dan instruksi kerja.
Sistem mutu tertulis bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus
dikerjakan di lapangan. Sistem mutu terdiri dari manual, prosedur, instruksi kerja, format-format
dan record. Penulisan sistem mutu sebaiknya melibatkan semua karyawan karena mereka
nantinya yang akan mengerjakan dan hasil kerjanya mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan
perusahaan.

   —

Mutu produk sejak awal tergantung kepada rancangan produk tersebut. Tanpa merancang mutu
kedalam suatu produk, akan sulit mencapai mutu tersebut selama produksi. Tujuan utama
seorang perancang adalah menciptakan suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan secara penuh yang dapat diproduksi pada tingkat harga yang bersaing. Dengan
demikian, proses perancangan yang meliputi perencanaan, verifikasi, kaji ulang, perubahan dan
dokumentasi menjadi sangat penting, terutama untuk produk-produk yang mempunyai rancangan
rumit dan memerlukan ketelitian.

$   c 

Dalam penerapan sistem standar jaminan mutu, perusahaan dituntut untuk menyusun dan
memelihara prosedur pengendalian semua dokumen dan data yang berkaitan dengan sistem
mutu. Tujuan pengendalian dokumen adalah untuk memastikan bahwa para pelaksana tugas
sadar akan adanya dokumen-dokumen yang mengatur tugas mereka. Perusahaan harus menjamin
seluruh dokumen tersedia pada titik-titik dimana mereka dibutuhkan.

%     

Pembelian bahan hampir seluruhnya berdampak kepada mutu produk akhir sehingga harus
dikendalikan dengan baik. Perusahaan harus memastikan bahwa semua bahan dan jasa yang
diperoleh dari sumber-sumber di luar perusahaan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

&   cc  

Adakalanya pembeli produk kita, mensyaratkan penggunaan produknya untuk diguna-kan dalam
rangka memenuhi persyaratan kontrak. Perusahaan bertanggung jawab terhadap pencegahan
kerusakan pemeliharaan, penyimpangan, penanganan dan penggunaannya selama barang tersebut
dalam tanggung jawabnya.

' Ä #ðcc  

Identifikasi suatu produk dan prosedur penelusuran produk merupakan persyaratan penting
sistem mutu untuk keperluan identifikasi produk dan mencegah tercampur selama proses,
menjamin hanya bahan yang memenuhi syarat yang digunakan, membantu analisis kegagalan
dan melakukan tindakan koreksi, memungkinkan penarikan produk cacat/rusak dari pasar serta
untuk memungkinkan penggunaan bahan yang tidak tahan lama digunakan dengan prinsip FIFO
(Ò
 Ò
 ).
(    

Pengendalian proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup seluruh faktor yang
berdampak terhadap proses seperti parameter proses, peralatan, bahan, personil dan kondisi
lingkungan proses.

( Ä c  

Meskipun penekanan pengendalian mutu telah beralih pada kegiatan-kegiatan pencegahan dalam
tahap sebelum produksi (perancangan, rekayasa proses dan pembelian) inspeksi dengan
intensitas tertentu tidak dapat dihindari dalam sistem mutu.

) Ä c* c # 

Pengukuran atau kegiatan pengujian bermanfaat jika hasil pengukuran dapat diandalkan. Untuk
itu alat pengukur atau alat uji harus memenuhi kecermatan dan konsistensi jika dioperasikan
pada kondisi yang biasa digunakan.

2 Ä c!##  

Tujuan utama sistem mutu adalah untuk memastikan hanya produk-produk yang memenuhi
spesifikasi sesuai kesepakatan yang dikirim ke pelanggan. Sering dalam suatu pabrik yang besar,
produk yang memenuhi spesifikasi, yang belum diperiksa dan yang tidak memenuhi spesifikasi
berada pada tempat yang berdekatan sehingga mungkin bercampur. Dengan demikian status
inspeksi suatu produk harus jelas yaitu :

RY produk belum diperiksa


RY produk sudah diperiksa dan diterima
RY produk sudah diperiksa tetapi ditolak

22   c c! 

Dalam sistem produksi harus dapat disingkirkan produk-produk yang tidak sesuai. Sistem
standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai prosedur tertulis untuk
mencegah terkirimnya produk-produk yang tidak sesuai kepada konsumen. Jika produk yang
tidak sesuai terdeteksi pada tahap produksi, prosedur yang ada harus tidak membiarkan produk
tersebut diproses lebih lanjut.

2
 c c

Setiap kegiatan atau sistem operasi dapat saja menyimpang dari kondisi operasi standar
(prosedur) karena berbagai alasan sehingga menghasilkan produk yang tidak sesuai. Sistem
standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai sistem institusional untuk
memonitor kegiatan produksi atau proses. Jika ketidaksesuaian diketahui, tindakan koreksi harus
dilakukan segera agar sistem operasi kembali kepada standar.
2$  * *   

Perusahaan manufaktur terlibat dengan berbagai bahan dan produk, baik dalam bentuk bahan
mentah, produk antara untuk di proses lagi maupun produk jadi. Adalah sangat penting
menjamin bahwa mutu dari semua bahan dan produk tersebut tidak .terpengaruh oleh
penyimpanan yang kondisinya kurang baik, penanganan yang tidak tepat, pengemasan yang
tidak memadai dan prosedur pengiriman yang salah.

2% +##,+##
#

Perusahaan harus menyusun dan memelihara prosedur untuk identifikasi pengumpulan.


pembuatan indeks, pengarsipan, penyimpanan dan disposisi catatan mutu. Catatan mutu
memberikan bukti obyektif bahwa mutu produk yang disyaratkan telah dicapai dan berbagai
unsur sistem mutu telah dilaksanakan dengan efektif.

2& #
#Ä# 

Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan suatu perusahaan untuk melembagakan suatu
audit sistematis terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan mutu, untuk mengetahui apakah
prosedur dan instruksi memenuhi persyaratan standar .Perusahaan juga harus bisa
mendemonstrasikan bahwa semua operasi dan kegiatan dilaksanakan sesuai prosedur tertulis dan
semua tujuan sistem mutu telah dicapai.

2'  #


#-

Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan kebutuhan pelatihan harus diidentifikasi dengan
cermat dan menyiapkan prosedur untuk melaksanakan pelatihan semua personil yang
kegiatannya berkaitan dengan mutu.

.  ! 

1.Y Hubeis,M. (1999). Sistem Jaminan Mutu Pangan. Pelatihan Pengendalian Mutu dan
Keamanan Bagi Staf Penganjar. Kerjasama Pusat Studi Pangan Pangan & Gizi ± IPB
dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Bogor.
2.Y Kadarisman,D. 1994. Sistem Jaminan Mutu Pangan. Pelatihan Singkat Dalam Bidang
Teknologi Pangan, Angkatan II. Kerjasama FATETA IPB ± PAU Pangan & GIZI IPB
dengan Kantor Meneteri Negara Urusan Pangan/BULOG Sistem Jaminan Mutu Pangan,
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai