PEMERINTAHAN )
OLEH
BANDUNG
2016
BAGIAN PERTAMA: IDENTIFIKASI MASALAH /PERSOALAN
BAB . I.
IDENTIFIKASI MASALAH KEUANGAN DI DAERAH
DAN ASUMSI-ASUMSI PENYEBABNYA
1. Pengantar
Ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu ruang lingkup dari judul tulisan
sebagai berikut :
dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan
1
2
APBD
a) Hak Daerah
b) Kewajiban Daerah
Masalah dapat besar atau sedang dan kecil, tergantung dari muatan-
Jika suatu masalah yang besar ( relatif ) tidak dirinci apa saja persoalan-
jelas sudut pandangnya dan jelas pula solusi setidaknya dari sudut pan –
Pemerintahan
“tatalaksana perkantoran “
A = f ( M x D)
A= Administrasi ( Penyelenggaraan)
waktu.
Makna dari akses “umpan balik 360 derajat tepat waktu “ adalah
Makna dari umpan balik 360 derajat tepat waktu , ialah bahwa
balik itu datangnya dari atasan , bawahan, rekan atau mitra kerja,
dari masyarakat luas , dari pihak yang bersepakat ataupun yang ku-
6
para “ inner circle “ yang sering menjadi para “pembisik dan penjilat
Informasinya (
baiknya
Atau dalam kalimat lain, tapi dengan makna yang sama dan lugas
2) Pengertian Pemerintahan :
10
misalnya tidak tepat waktu ,tidak tepat jumlah, tidak tepat sasaran,
baik
adminitrasi pemerintahan .
baik
dalam kenyataan sekarang ini, perlu ditakar dengan konsep dan tolok
11
yang memiliki implikasi menjadi Masalah Keuangan Daerah yang tidak atau
lain:
daerah ?
12
persoalan ?
dan efisien ?
12) Mengapa pajak dan retribusi daerah selalu belum efektif dan efisien , se-
13
keuangan daerah ?
14) Mengapa koordinasi antar daerah sering kurang berjalan dengan baik
15) Mengapa pemilihan kepala daerah (pilkada ) seperti dewasa ini (tidak
daerah?
mestinya ?
dalam realisasinya ?
19) Mengapa alokasi dana desa belum berjalan dengan baik, padahal desa
14
di daerah-daerah ?
28) Mengapa banyak pertanggungjawaban keuangan daerah masih tergolong
yang pada akhirnya juga berakibat kurang efektif dan efisiennya keuang-
15
30) Mengapa banyak dari keberadaan daerah otonom baru (pemekaran dae-
daya manusia (SDM) --- kapasitas politik --- dan kapasitas ekonomi
sekalipun ?
baik ?
anggarannya ?
16
signifikan ?
41) Mengapa banyak badan usaha milik daerah ( BUMD) belum dapat
45) Mengapa perilaku pejabat politik daerah dan elit politik daerah kurang
menyedihkan ?
47) Mengapa kita belum dapat menemukan model pertumbuhan ekonomi ke-
17
48) Ada apa dengan kepemimpinan Lurah dan Kepala Desa ,sehingga belum
keuangan daerah ?
kesejahteraan masyarakat?
51) Mengapa Anggaran Berbasis Kinerja di daerah-daerah belum dapat
53) Mengapa Pendapatan Asli Daerah ( PAD) belum dapat menjadi “modal
18
Pemda ?
dengan baik ?
dikategotikan “buruk “?
mestinya ?
62) Mengapa Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan Daerah belum berjalan
dengan baik ?
19
67) Mengapa Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah belum saja
sebagaimana mestinya ?
“memprihatinkan “ ?
berhasil ?
75) Mengapa Dana Otonomi Khusus (DOK) belum dapat dikelola dengan
baik ?
20
78) Mengapa “peta kemampuan keuangan Provinsi dalam era Otda “ masih
79) Mengapa kita belum dapat membangun Indonesia dari Desa (atau
dilihat dari aspek kebijakan anggaran dan pendapatan dan belanja desa?
dilakukan di daerah-daerah ?
83) Mengapa Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
21
diaplikasikan ?
22
2012 )
23
24
dari segi tujuan dan dimensi lainnya seperti waktu dan lainnya
Penyusunan APBD)
Mardiasmo,2002)
25
dilakukan
26
13-8- 2013)
2015)
(misalna ekonomi biaya tinggi ) dan pada akhir tahun dicoba dike-
27
tanggungjawaban anggaran
melakukan korek
28
waktu )
Mestinya sejak awal harus disadari para elit politk daerah, bahwa
29
2010a, 2015a)
Ibrahim , 2015)
30
permisif) , moral yang rendah ,serta “tekanan dari dalam dan luar
Syarifudin , 2012 )
31
32
33
( lihat:star.bpkp.go.id)
34
35
20-2 -2014)
menjadi persoalan ?
lebih obyektif
36
baik
37
kendali “ /pen.
(d) Pada APBD 2011 saja misalnya, lebih dari separuh ( 297
sekitar 70 %)
38
Daerah , seknasfitra.org)
,antara lain :
(1) Belum proporsional, demokratis,adil, transparan dengan
lain :
39
(2) Otda yang sangat luas menyebabkan “tensi “ politik yang lebih
kepentingan-kepentingan tertentu “
(4) Perimbangan keuangan Pusat-Daerah ,misalnua DAU,
proses penganggaran
lain :
40
sumber penerimaan “
:ekoprasojo.com )
,antara lain :
41
salmantabir.wordpress.com )
(11) Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah masih
separah itu
42
Versi DAU : Tahun 2008 : Tahun 2009 : Tahun 2010 : Tahun 2011
43
dicapai )
DBH tersebut
44
–APBD di daerah-daerah ?)
Eprints.ung.ac.id.)
45
banter cukup , sedikit sekali yang baik dan sangat baik; demkian
share tinggi tapi growth rendah) ---- baru sedikit yang berada pada
pada posisi kuadran IV( share dan growth tinggi) ; serta Indeks
,antara lain :
(a) Data dasar obyek pajak dan retribusi daerah yang belum
46
(b) Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
“gratifikasi” /pen.)
47
_ fisip 11.web. unair.ac.id (2012)
belum baik
:bappenas.go.id)
48
kukan konsep “E-budgetting” ( lihat : Ibrahim ,2014 )
49
belum menguasai dengan baik setidaknya 10 materi yang harus
50
sentralisasi pengelolaan dan kejelasan para partisipan seperti
51
-lolaan keuangan daerah seperti yang dikemukakan Devas ,dkk
masyarakat umum
(3) Kejujuran:
baik
(5) Pengendalian :
52
wasan harus melaksanakan pengawasan dengan baik, agar
publik )
dalam :saptawibawa.blogspot.com)
20 Juni 2015)
keuangan daerah
repositery.ugm.ac.id)
(MKD) ialah :
target
tepat sasaran
(1) Akuntabel :
(2) Reliabel :
publik
(3) Fairness :
dan sejenisnya)
Fiscal dewasa ini masih terbelit sejumlah hal yang belum pada
wwwshieruphantomhive.blogspot.com ( 14-10-2011)
an yang utuh
rakyat
berlaku
berbasis kinerja
(5) Intervensi hak budget oleh DPRD (karena motif politik dan
penganggaran
daerah yang tidak dapat digunakan secara efektif dan efisien ,yang
merakyat
skala /tingkatan/level)
berikut :
keluarga.
wilayah yang sekitar dua pertiga lautan dengan 17. 502 pulau ( 2
menjadi tidak adil , banyak “menguap di jalan “ dan sama sekali tidak
a) Moral dan motivasi dari para “calo anggaran itu sendiri “ ( yang
dengan semestinya ?
antara lain :
“komputer “
sebagai skala prioritas masa kini sesuai tuntutan MPB dan PPB
rakyat yang minta dilayani secara prima sesuai tuntutan masa kini
jika berurusan dengan birokrasi --- tidak pukul rata tentunya /pen.)
12) Mengapa selalu pajak dan retribusi daerah belum efektif dan efisien
keuangan derah ?
(6) Mengapa wajib pajak dan retribusi selalu tidak akurat data
antara lain :
belum profesional
(2) Sistem nilai petugas pajak dan wajib pajak yang masih perlu
Lengkong , 2013 )
kompeten
(3) Data base obyek pajak dan retribusi daerah yang belum valid
Publik Baru (MPB) dan Pelayanan Publik Baru ( PPB) dengan baik,
73
2011)
kita dapat belajar dari sejarah , bahwa dari rezim masa lalupun
ada saja yang baik dan buruknya ,serta tidak terbawa arus
emosional bahwa semua yang lalu itu buruk . Inilah bukti bahwa
bersangkutan sesu-
76
pribadi /kelompok
h) Beberapa hal lain yang secara langsung dan tak langsung menye -
77
dengan baik
kurang dibina dengan baik oleh para elit politik daerah dalam
( 24-3-2011)
j) Para elit politik lebih “latah “ dengan pemekaran daerah
14) Mengapa koordinasi antar daerah kurang/ sering kurang berjalan de-
78
daerah ?
tapi dikatakan belum ada , tai kalau ada “gratifikasi”( fee) nya
79
“buat kepen
80
(pen.)
demikian ) (pen.)
81
sendiri ( pen.)
15) Mengapa pemilihan kepala daerah (Pilkada) seperti dewasa ini ( pilkada
masyarakat ?
manajemennya
82
mengarah ekstrim
anggaran/keuangan daerah ?
2014 a)
83
“sogokan “ dari para pencuri sumber daya dan kekayaan alam itu
84
sebagaimana mestinya ?
dan pengeluaran sangat lemah , juga akibat dari kualitas SDM pe-
85
(1) Kinerja fiskal belum optimal baik dilihat dari segi penerimaan
dan pembelanjaannya
2frameil.blogspot .com)
86
ac.id)
87
ber-sumber penerimaan
pusat
:ekoprasojo.com )
88
Ibrahim ,2012 d)
lain :
KKN /pen.)
(4) Belum dimanfaatkan sebaik-baiknya (kurang efektif )
89
wabannya
19) Mengapa alokasi dana desa (ADD) belum berjalan dengan baik ( belum
Otda yang luas dan bekrualitas ,dimana desa sebagai basis dari upaya
90
kurang tegas
Desa ( Otdes)
meliputi :
91
pimpinannya)
(6) Masih belum adanya kode etik instansi dan perofesi ,dalam
antara lain :
92
(e) Satuan harga baku tidak jelas /nyaris tidak ada /pen.
(3) Dari aspek Pengawasan :
semestinya
93
kasus-kasus PNPM )
antara lain :
2015)
94
-2015)
p) Dana Desa masih “tersangkut “ di Pemda (Tk.II) ( lihat : Dana
95
lokal/pen.)
berkuasa
(3) Adanya ambiguitas peran dan konflik antar pejabat terkait
,2015 a.)
96
2010, 2015 )
kurang /pen.)
(3) Dapat saja cerdas secara intelektual ,tetapi banyak juga yang
97
; Ibrahim , 2015)
98
berakhir di awal “
belakang akuntasi
99
100
Busrizalti,2011)
c) Evaluasi kebijakan pemekaran daerah masih kurang bermutu,
(1) Kurang kualitatif, hanya bersifat “over all” (tidak per kasus
yang relevan
101
daerah (DOB )
102
dan Propinsi
gagal
103
(2) Dari empat faktor yang dievaluasi terlihat antara lain ( setelah
5 tahun ) :
daerah induknya
dikembangkan
induknya
104
induknya
meningkat
induknya
105
sebagai berikut :
106
107
karena /kenyataan-kenyataan :
pemerintahan baru
wilayah tersebut
kekuasaan”/pen.)
politik lokal
jihadnp34.blogspot.com)
pembangunan daerah ?
108
109
2005 a ,b.)
2011, 2014,2015)
110
111
media.blogspot.com (2012)
112
Ibrahim, 2015)
113
114
Ibrahim,2015)
i) Kekeliruan prioritas pemberian numerasi kepada karyawan
115
116
dikibuli) (pen.)
117
2014,2015)
118
DPRD dan Tim Anggaran dari Pemda sering tidak dilakukan atau
antara lain :
(1) Belum adanya kode etik bagi para pejabat politik tersebut
119
Ibrahim , 2015)
beirkut :
120
rajawaligarudapancasila.blogspot.com; Indriani,2015;
idhananda.blogspot.com (24-3-2011)
121
122
(2) Ternyata dari hasil pemeriksaan BPK ,hanya 156 dari 524
Pengecualian ( WTP)
kepentingan rakyatnya)
“laporan BPK”
123
dimensi-dimensi :
cukup
124
125
ngeluaran
penerimaan daerah
,antara lain :
2015)
126
2015)
127
dikumpulkan penulis )
daerah ,masih jauh panggang dari api, bahkan Pemda sering “se-
128
anggar-
129
Mardiah,2012;laksamana ,2011)
yang belum serius digarap oleh Pemda )(lihat : Danial A., 2014;da-
130
,antara lain :
131
mengatasnamakan rakyat )
132
berhasil guna
133
2012)
antara lain :
134
135
aucracy “ dan upaya meminimalisasinya dalam
Ginting, 2012 )
136
meningkat , yang pada gilirannya juga mengakibatkan kurang
2012 )
137
e) Memang adanya kecenderungan korup di banyak daerah yang
Bihamding , 2013)
138
ngendalian Internal Pemerintah yang baik ( lihat : Sudrajat,
2014)
139
(1) Sering “melanggar hukum” (tidak /kurang sesuai dengan
140
daerah ( yang semuanya rata-rata belum baik) (lihat : Gde.B. &
pengeluaran
penerimaan daerah
barang daerah
141
m) Seperti yang telah disinggung sebelumnya, banyak kepala daerah
BPK,misalnya :
(1) Ada sebagian (kecil) kepala daerah “cuek “saja terhadap opini
dari BPK
142
(5) Komponen pokok organisasi satuan kerja
(9) Perpajakan
rata masih belum baik) ( lihat : Nugroho ,dkk , 2008 ,dalam : pdf .
143
rangnya SDM pengelola keuangan terutama yang berlatar
144
bagai akibat negatifnya ( lihat :Fachturahman , dalam :
145
“dari sononya “ tergolong pribadi /berkepribadian lebih
“extrinsic rewads” )
146
dari api “) (lihat : Ibrahim , 2009 , 2012 e.)
penempatannya )
intelektual
pimpinan
147
pimpinan (lihat : Parjaman, 2011 )
daerah
berlanjut
aktifnya
148
(6) Kurang dipersiapkan untuk melayani publik secara prima
149
-jemen kontemporer untuk dimanfaatkan bagi peningkatan
: Mardhalena ,2014)
30) Mengapa banyak dari keberadaan daerah otonom baru (DOB) sebagai
(mubazir ) ( pen.)
150
representatif ,sehingga sering berperilaku kolutif tersebut demi
151
dak/kurang efisien dan menghamburkan anggaran daerah
masalah keuangan
keuntungan ekonomi
tertentu )
152
(9) Ketergantungan DOB-DOB terhadap APBN sangat besar ( ada
masyarakat
demokrasi
153
(6) Ternyata juga belum dapat memberikan kontribusi dalam
154
raan(administrasi) pemerintahan daerah ( menurunkan
tersebut
155
(1) Belum adanya strategi pemberdayaan masyarakat dan
2011)
156
dekati dengan pendekatan nilai-nilai budaya /adat istiadat dan
Pioh , 2014)
memang belum efektif dan efisien , dan sering tidak jelas tujuan
157
da) ; program pemberdayaan masyarakat desa yang rata-rata
antara lain :
lainnya )
para investor/pengusaha
158
(1) Ternyata masih kurang memperhatikan pemberdayaan
perempuan ( jender)
berikut :
159
nya antara lain : kerangka waktu--- acuan bagi desa dalam
2015)
160
yang mengintegrasikan hukum adat dan tuntutan yuridis dari
lain :
161
tai disiplin – gairah membangun--- hatinurani yang tulus
efektif penggunaannya
(2) Disiplin dan tanggung jawab serta sifat amanah akan dapat
lain :
pengeluarannya
162
(5) Masalah lainnya antara lain : laporan APBDes yang terlambat,
baik
163
terjebak dalam partisipasi politik yang tergolong anarkis
luar tersebut )
Ibrahim, 2010 )
164
(b) Memang cocok untuk menjadi berkiprah di dunia politik
perangkatnya )
(d) Yang dilanjutkan hanya yang lulus dengan cukup baik dari
165
c) Secara umum memang pemberdayaan DPRD masih kurang
yang baik, belum ada pembenahan tata tertib dan kode etik
dihayati dengan baik oleh para elit politik lokal (inklusif anggota
166
-ling banter neo feodalisme , Pancasila hanya dijadikan dasar dan
baik sehingga keuangan daerah masih tidak efektif dan tidak efisien?
167
d) DPRD nya sendiri pada umumnya belum diberdayakan dengan
antara lain :
168
bitkan berdasarkan peraturan dari Kementerian PAN ( lihat :
Sudrajat ,2014)
169
nentukan penilaian terhadap pertanggungjawaban pengurus
2011)
170
Amriani , 2014 ,dalam : kppnternate . net ( 10-20- 2014)
a, b. )
171
angan /anggaran daerah ( lihat : Ibrahim, 2012,2014, 2015; Hisni ,
2012)
2010 a .)
172
anggaran daerah ( lihat : Bihamding , 2013; Atori, 2012 ; Ibrahim ,
2012 ,a,b,c.)
Lumolos, 2011)
173
35) Mengapa banyak program-program nasional pemberdayaan masyarakat
anggarannya ?
174
yaan masyarakat tersebut dalam pembinaannya masih kurang
lain :
ditunda/pen.)
175
(1) PNPM dalam prosesnya perlu dikomunikasikan dengan baik
lintas SKPD
176
menggali aspirasi masyarakat yang akan diberdayakan
177
-an yang akan diberdayakan , manfaat nyata dari kebijakan
diberdayakan
178
tah mengenali konsumen (kondisi rakyatnya/pen.) dan mampu me
2010)
dengan baik
dan jelas
179
lum obyektif ( lihat : Tatuwo ,2015 ; Ibrahim , 2012 d.)
180
yang berlatar belakang keuangan ( terutama akuntansi ) belum
2014)
181
harus menyediakan sesegera mungkin SDM profesional di bidang
182
rena sistem yang ada masih terjerat oleh “red tape” ( berbelit-
2009)
Ginting , 2012 )
183
rekrutmen/diklat keuangan publik daerah ( lihat : Lengkong, 3013
, Ibrahim , 2015 )
2015)
blogspot .com(
warungkopipemda.com(2015)
dengan baik ?
birokrasi “/pen.)
dengan baik
tersebut
noldysalindo . blogspot.com)
lain :
sering terjebak dalam pola pikir- pola sikap –pola tindak yang
keuangan daerah
2014,2015)
merakyat
189
selanjutnya
bermutu
jelas
190
terbalik “? )
diperlukan
“berusaha “
(5) Perda yang jelas dengan skala priroritas pemberdayaan
191
mereka “
192
kemitraan )
antara lain :
193
194
diberdayakan
program tersebut
tersebut
diberdayakan
195
, 2012)
keuangan daerah pada umumnya masih tidak efektif dan tidak efisien ?
antara lain:
dengan baik
kekhususannya
(6) Belum dilaksanakannya “rewards and punishments system “
196
baik /pen.
197
sangkutan
198
199
dengan kenyataan-kenyataan :
200
BUMD
201
(3) Perlu ditingkatkan kerjasama yang erat dengan BPK dan KPP
dari BUMD
(4) Masih perlu ditingkatkan lagi kerja sama antara BUMD guna
,antara lain :
202
waktu /pen.
tinggi/baik
dimensinya
203
pemerintahan (daerah)/pen.)
204
205
206
lain :
atas
207
Komaruddin ,2012)
Lee,1998)
208
sebagai berikut :
internal lainnya )
2014)
209
sejenisnya
210
h) Catatan :
regulasinya tersendiri
cukup signifikan ?
,antara lain :
211
Lukman ,2011)
tersendiri
(6) “Benchmarking “ ( meniru dengan modifikasi sesuai
212
yang merugikan )
pen.)
d) Terlalu sibuk dengan pemekaran daerah, yang ternyata banyak
(pen.)
pemba-
213
(1) Belum adanya “kode etik” bagi pejabat politik dan belum
Setiadi , 2011)
214
2009, 2010 )
215
h) Banyak juga para elit politik lokal yang latar belakangnya ( rekam
sangat menyedihkan ?
216
segala implikasinya)
mengenai model ini , lihat : Ibrahim ,2012 a, b,c dan 2015 b.)
216
2009, 2011)
217
(pen.)
218
48) Ada apa dengan Kepemimpinan Kepala Desa (Kepala Desa dan
219
pemerintah pusat/pen.)
220
perangkatnya/pen.)
(2) Beberapa hak yang belum dengan jelas diberikan kepada desa
221
wasa ini belum intensif dan belum jelas benar ( lihat :Soer-
2008)
(3) Dukungan dana desa yang selama ini “kurang jelas” baru
222
(2) Perlu koordinasi yang baik antar SDM yang mengelola pariwi-
223
224
2009,2010)
50) Mengapa koperasi-koperasi di daerah-daerah pada umumnya belum
Dasuki, 2014)
225
mensejahterakan rakyatnya ) ?
226
APBD tersebut
secara optimal
227
natunakab . go . id)
waktu/pen.)
228
daerah.net )
c) APBD kebanyakan belum memenuhi posisinya sebagai sarana dan
pmerintahan daerah
229
masyarakat” /pen.
(3) Belum mendahulukan “peranan” dari wewenang
hasil/manfaat nyata “
boyyendratamin.com)
230
belum baik
aplikatif
231
com )
232
ditentukan
(3) APBD sebagai alat kebijakan fiskal ( untuk menstabilkan
kepemimpinan eksekutif )
dapat direalisasikan
233
dicapai
aspirasinya
blogspot . com)
“melenceng “
234
DPRD dan CEO Eksekutif Daerah ) tentang tata keuangan
2- 2014 )
235
tersebut dalam pelaksanaannya,alias kurang berbasis
kinerja/pen.)
daerah tersebut
seluruh wilayah
kenyataan :
daerah masing-masing
236
(b) Belum diterapkan dengan semestinya pemanfaatan
berikut :
237
jabaran dan prioritas oleh SKPD (bottom-up) --- checking oleh
Perbup/Perwal)
(3) Belum lengkap dan tepat waktunya dana yang tersedia ( dana
(7) Dokumen dasar belanja yang belum rapi dan belum lengkap
(8) Cara pembayaran yang belum sepenuhnya tepat waktu dan te-
238
pat sasaran dan belum tepat jumlah
239
--- “talent retention “ ( berkomitmen untuk terus memelihara
anggaran
240
sip dasar pengelolaan keuangan daerah ( yakni masih kurang
; tesismanajemen .com)
merakyat /pen.)
gratifikasinya juga
241
kan dan melakukan “mark up” harga barang atau nilai
kontrak
“fiktif”
tersebut
melaksanakan proyek
242
(9) Pimpinan daerah menerima sejumlah uang dari rekaman
selanjutnya
daerah
243
(17) Pimpinan Daerah memberikan dana kepada DPRD
keuangan daerah
244
(3) Belum menjadi manajer keuangan profesional ,atau setidaknya
kinerja
go . id )
(4) “Rewards and punishments system “ yang belum tepat dan ti-
245
dak obyektif
53) Mengapa Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum dapat menjadi “modal
Rumusnya : ___________PAD__________________________
Bantuan Pem.Pusat /Propinsi dan Pinjaman
penerimaan daerah
kelompok masyarakat
id)
lain :
bermotor (PBBKB)
249
250
,antara lain :
251
Anggaran )
(masyarakat luas)
252
akurat
anggaran daerah
dianggap perlu
253
lapisan masyarakat
sering terlambat )
Sumatera Barat )
(b) Wilayah II ( Sumatera Selatan ,Jambi, Bangka Belitung ,
254
255
“gerombolannya “)
dasarnya
Atau para elit politik beragumentasi berkepanjangan ,kemudian
256
masyarakat ( pen.)
(pen.)
257
7-2015)
Pola pikir ini secara reflektif harus menjadi pola sikap dan
masyarakat “)
258
258
prima /pen.)
dalam kenyataannya :
(a) Masih belum sepenuhya mengubah sistem anggaran
satuan kerja
259
260
perankingan prioritas
kenyataan –kenyataan :
money”nya
daerah
261
didengar aspirasinya
antara lain :
262
lah belum ada persepsi yang sama mengenai makna reformasi itu
“ sebagaimama mestinya
263
secara keseluruhan ?
rakyat
sendiri
264
265
keberadaan/kenyataannya
266
sebagaimana nestinya
267
Ibrahim , 2015)
c) Dilihat dari berbagai dimensi kinerja keuangan daerah memang
berikut :
268
kurang efisien --- cukup efisien ( 90- 100 dan 80-90 ) baru
269
unmasmataram .ac.id)
nomor 51) ,52), 53) ,54), 55) , 56) ,57) , dan 58 )di atas
60) Mengapa Alokasi Dana Desa ( ADD) masih mengalami sejumlah
270
bahwa setiap desa itu berbeda, baik dari segi geografi dan
kebutuhan desa itu sendiri ( yang pasti tidak ada desa yang
sama persis)
diperlukan desa
antara lain :
masih rendah
271
belum jelas
272
273
rendah
ketinggalan jauh)
274
2014)
275
daerah
sama” /pen.)
276
stakeholders .
(b) Visi yang bertujuan ( ini belum tercermin dalam banyak
277
“motivating force”
(6) Karena visinya juga belum begitu baik, maka Misi-nya juga
antara lain :
278
(b) Misinya :
( 2008)
279
280
yang baik
(5) Pelaksaaan tugas dari fungsi manajemen keuangan daerah
dipersyaratkan
281
anggaran
dan lainnya )
282
pemenuhan fungsi pelaporan yakni : disusun secara
,yakni :
:pekikdaerah . wordpress.com )
283
tas dan inefisiensi keuangan daerah ?
“merakyat “
(d) Audit yang ternyata baik proses dan hasilnya banyak yang
megecewakan
antara lain :
284
(a) Berkembangnya monopoli oleh birokrasi (sarat
merumuskan APBD )
governance”
285
(f) Perlu renstra –kebijakan –rencana –program terpadu
hidup layak )
keuangan daerah
286
ran , pencatatan , dan pelaporan dari transaksi ekonomi
tesismanajemen . com)
antara lain :
287
uangan daerah akibat “perlombaan pemekaran daerah baru
terjadi demikian?
288
detailnya memang tidak klop, tidak merefleksi dengan benar,
menunjang
memperhatikan rakyatnya
2015)
kurang efisien ?
baik itu bawahan atau atasan, harus berlaku adil dalam mengelola
daerah sangat jauh dari prima ( menjadi tidak tepat waktu, tidak
Deaton ,2015)
292
api ?”
lain :
ri kontrak
down “ atas aset pemda tersebut dan “mark up” atas aset
67) Mengapa Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah belum saja
serasi saat ini , sehingga berakibat kurang efektif dan kurang efisiennya
keuangan daerah ?
2014,2015)
(2) Belum berjalan dengan baik antara lain : bagi hasil pajak dan
harapan
seimbang
(7) Secara khusus akibat lanjutan dari (1) hingga (6) di atas
efisien ?
lain :
menerima reformasi “
dimiliki
(1) Rekrutmen yang sering sarat KKN ,tidak obyektif, dan tidak
(3) Belum dengan tegas dianut “alih tugas dan alih lingkungan “
tingkatannya )
tingkatannya )
melancarkan “tupoksinya “
d, 2014 ,2015)
tidaknya ) :
belum obyektif
daerah masih saja tidak /kurang efektif dan tidak efisien dalam rangka
mensejahterakan masyarakat ?
lain :
(4) Intervensi hak budget DPRD yang sering tidak serasi dengan
di daerah Tingkat II
entitas pelaporan
mesjid)
rupiah
lainnya )
312
atas
lakinya )
(5) Agak sukar bagi masyarakat desa untuk fokus pada partisipasi
ada upaya advokasi dari LSM Forum Warga ( tahun 2015 ini
ini /pen.)
meneruskannya/pen.)
publik
awal proyek
lebih tinggi
316
“good-governance”
72) Mengapa banyak kepala daerah (juga elit politik daerah lainnya
efisien ?)
itu sendiri ,dan sama sekali tidak efektif dan tidak efisien ?
,antara lain :
diterima sipenerima
longgar kepatuhannya
sebelumnya
keuangan/anggaran daerah ?
lain:
-rah .Di samping itu belum ada “kode etik “yang jelas ( yang
budaya para elit politik lokal dewasa ini) Harus diingat dalam
hasil penilaian DO dan WPD seolah- olah bukan hal yang perlu
(1) Makna istilah platform Otda itu sendiri yang belum difahami
326
baik
sektor publik
(3) Latar belakang Otda itu sendiri belum difahami dengan baik:
bangsa tersebut )
(4) Prinsip Otda sesuai platformnya (ini yang juga belum dihayati
Pancasila
Daerah-daerah
(5) Bentuk dan dimensi dari Otda yang luas dan berkualitas :
rakyat
dan lainnya
330
( Februari ,2014)
dalam kondisi neo liberalisme dan bahkan ada juga yang terjebak
terwujud ?
antara lain :
retribusi daerah )
berikut :
Indonesia (KTI)
dengan kenyataan-kenyataan :
,antara lain :
(2) Selama APBDes itu tidak jelas ,mestinya harus seperti APBD –
334
terpinggirkan
keberhasilan Otda
didasarkan kepada :
diprioritaskan ?
menganut prinsip :
daerah
dan budayanya
desa)
dengan baik
ra lain :
Partisipatif
,dan lainnya
2008)
pelanggan/mitra
melalui internet)
(1) Susana kerja ( iklim kerja ) yang kurang baik, menjadi sumber
kecurangan
bagai cara
preventifnya
2014,2015)
selama ini ?
berkembang neo-feodal)
(4) Data KPK sejak 2004 menerima lebih dari 50.000 pengaduan
ditangani bertahap
lainnya
sinisme
(6) Lebih rinci lagi kenyataan pahit akibat korupsi ,yang makin
lain :
keuangan daerah
baik
polinpdg . ac . id ( 2012 )
selama ini pada umumnya hampir tidak ada upaya untuk me-
348
berjamaah )
(pen.)
sebab lainnya
“membudaya “/pen.)
350
dulu/pen.)
akurat
,antara lain :
khususnya :
utuh)
tujuannya )
kewenangan
355
2003 tentang Keuangan Negara ; Website BPK : http : // www.
lain) :
berbagai motivasinya )
“matching”
kurang obyektif
perumusan APBD
yang profesional
356
-gai dasar pemberdayaan masyarakat dalam rangka Otda
optimal
demikian gencarnya
357
Eksekutif dan Legislatif di Daerah ,sehingga “etika
358
laksanakan dengan baik, good financial government ,kalau para
keuangan daerah hingga saat ini pada dasarnya masih belum efektif
dan efisien ?
Akrual ( CTA)
359
3) CTA (BKMA ) ini belum sepenuhnya memperlihatkan kinerja
360
1) Dengan memenuhi asas, semakin baik informasi yang
organisasi pemerintah
penyusutan
bersanksi denda
361
11) Permintaan “hair cut “ apabila posisi keuangan terlihat tidak
donor
ABA
menerapkan ABA
362
(b) Melaksanakan “capacity building “ berupa “training “ dan
nya
di Indonesia
363
sarana ,inklusif diklatnya yang kurang dapat mengejar
teridri dari :
(a) Neraca
dapat dipertanggungjawabkan
364
tahan di Indonesia (inklusif di daerah –daerah ) dewasa ini
System :
lebih rumit
365
- Masih perlu dibangun sistem pengendalian intern yang
peraturan perundang-undangan
366
nerapan akuntansi berbasis Akrual memerlukan dana
suatu perubahan
367
tahan)
Training / Praktisi
368
terkait anggaran akrual ,yang memang diyakini
tersebut
(f) Pendanaan :
369
(g) Penerapan ABA dapat juga berakibat penurunan
ABA
370
dan penyebarluasan bidang akuntansi dan keuangan
Akuntansi Standar
371
- Menentukan daerah percontohan di setiap wilayah
372
antara lain :
lain :
secara rinci
373
(a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
( LPSAL)
(d) Neraca
tuntutan ABA)
374
ngan semestinya ?
lain :
memerlukan :
375
-si masyarakat desa ( mengingat Musrenbang di tingkat desa
e) Pasal 18 ayat (7) pasal 18 b.ayat (2) UUD ‘45 belum dilaksanakan
(2) Belum jelas benar status dan kepastian hukum atas desa dalam
masyarakat desa
376
(6) Pelayanan publik bagi warga desa yang masih perlu
lain :
pendapatannya
377
(d) Banyak program pembangunan atas nama desa, tetapi
dimensinya
tradisional , malah ada yang masih bergaya feodal, masih jauh da-
378
ri bersifat tranformasional , misalnya tidak ada visi desa yang
pembangunan desanya
Ibrahim , 2005)
379
89) Mengapa “ E- Budgetting “ ( terutama di daerah-daerah) belum dapat
/pen.
380
ngan penekanan pada daerah tingkat II ( Kabupaten/Kota)
Ibrahim , 2015 )
4. R a n g k u m a n
381
c. Permasalahan-permasalahan keuangan daerah terdiri dari persoalan-
persoalan yang lebih rinci, yang dalam tulisan ini setidaknya ditemukan
diamati sepintas lalu, belum kalau diteliti secara mendalam dan dalam
keuangan daerah yang tidak efektif dan tidak efisien), karena tidak
382
dan berpikir sistem (interdisipliner) dalam perilaku mereka
daerah
9) Dapat juga karena elit politik lokal lebih sibuk dengan kepentingan
383
pribadi golongan (terutama “group think”), tapi dengan dalih demi
10) Dapat juga karena memang masih banyak para “elit politik lokal”
12) Dapat juga para elit politik lokal memang suka menerima “umpan
balik 360 derajat tepat waktu” ,dan lebih suka akan umpan balik
14) Mungkin juga para elit politik lokalnya ,sebagian besar memang
384
16) Mungkin juga kurang dapat memahami hakikat dan hubungan
17) Dapat juga memang kualitas sebagai “politisi” dan para pejabat
18) Mungkin juga karena sistem pembinaan sumber daya manusia dan
kurang baik
sektoral “
22) Dapat juga birokrasi daerah dan pihak-pihak terkait yang menangani
385
23) Dapat juga berbagai aturan mengenai administrasi keuangan publik
pelaksanaannya di daerah-daerah
25) Masih banyak elit politik lokal yang masih mengalami “ retensi “
5. K e s i m p u l a n
BAGIAN KEDUA :
B A B : II
1. P e n g a n t a r
Berbagai konsep yang akan dikemukakan dalam Bab .II ini sekiranya dapat
Konsep-konsep ini disusun dengan tataurut mulai dari yang paling filosofis
keuangan daerah itu dapat efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
itu sendiri
Hanya saja perlu dicatat, acuan-acuan formal saja tidaklah cukup untuk
386
387
dengan berbagai hasil penelitaian dan kajian yang terkait dengan persoalan –
Adapun konsep-konsep yang akan diuraikan secara singkat seperti yang telah
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewjiban
dalam bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewaiban daerah
tersebut.
yang dapat dinilai dengan uang tersebut, dengan tujuan tidak lain, kecuali
mensejahterakan rakyatnya ( masyaraat aerah yang bersangkutan khususnya,
Daerah = MKD) :
memberi peluang umpan balik 360 derajat tepat waktu) ,berikut beragam
5. Catatan : dalam tulisan ini akan lebih ditekankan pada fungsi utama
6. Secara lebih rinci PKD (MKD) diatur dalam Permendagri No.13 Tahun 2013
pasal 3 , meliputi :
(APBD)
DPRD)
e. Pelaksanaan APBD
f. Perubahan APBD
g. Pengelolaan Kas
l. Kerugian Daerah
n. Semuanya hal-hal di atas harus dikelola secara tertib , taat pada peraturan
7. Ditekankan dalam UU No.32 Tahun 2004 (pasal 181) dan UU No.17 Tahun 2003
skala prioritas dan plafond anggaran , rencana kerja Pemda dan Kebijakan
Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD dan Pemda yang
bersangkutan
a. Fungsi Otorisasi :
b. Fungsi Perencanaan :
bersangkutan
c. Fungsi Pengawasan :
d. Fungsi Alokasi :
Anggaran Daerah ( APBD) harus diarahkan untuk menciptakan lapangan
e. Fungsi Distribusi :
kepatutan
f. Fungsi Stabilitas :
daerah
APBD mula-mula (bahkan masih ada) disusun dengan metode tradisional ( “line
bersangkutan)
memang sesuai dengan semangat Otda itu sendiri ( Otda yang luas dan
berkualitas/pen.)
misalnya 70: 30 , bukan sebaliknya yang sering terjadi dalam kenyataan APBD
19. Anggaran Daerah ( APBD ) harus efektif dan efisien ( utama sekali efektivitas
/pen.)
20. Taat asas dalam berbagai hal (terhadap tujuan,aturan, etika , pelayanan dan
22. ---------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------
39.
berjalan dengan baik, tetapi dengan besar kecilnya anggaran pula akan
tersebut
45. APBD adalah alat untuk untuk memperlancar ( tapi juga dapat menghambat
jika tidak dijalankan dengan baik/pen.) terhadap produksi barang dan jasa
terlihat dengan jelas penggunaan dari uang negara ,sehingga dapat ditelusuri
apa saja dan berapa banyak barang-barang yang dimiliki daerah sebagai
bersangkutan
50. Karena APBD merupakan pengelolaan keuangan daerah ,maka APBD menjadi
51. Tahun anggaran APBD mulai 1 Januari dan berakhir 31 Desember tahun
yang bersangkutan
yang terukur secara rasional yang dapat tercapai dalam setiap sumber
tanggung jawabnya
per-UU-an
atau pendapatan lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun
yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langssung merupakan akibat dari
,termasuk pendapatan bungan ,jasa giro atau pendapatan lain yang timbul
belanja yang bersifat mengikat dan belanja daerah yang bersifat wajib yang
65. Dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tak terduga yang dianggarkan
dalam APBD ( misalnya untuk mendanai tanggap darurat , bencana alam atau
tersebut ditetapkan
laporan realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung dan Kepala Daerah
67. Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib Pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan
yang dipungutnya ke Rekening Kas Negara pada bank yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebagai penerima (persepsi) atau Pos Giro ,dalam jangka
68. Untuk kelancaran tugas SKPD –SKPD ,kepada Pengguna Anggaran /Kuasa
Bendahara Pengeluaran
69.
71. Analisis Rasio Keuangan ( Daerah ) adalah prosedur analisis yang dapat
72. Alat analisis rasio keuangan (daerah ) yang digunakan adalah analisis rasio
Asli Daerah (PAD) , dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari
pembiayaan daerah .
78. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan
80. ----------------------------------------------------------------------------
81. Bantuan Pemerintah Pusat / Propinsi dan Pinjaman
82.
84. Adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
diterima
85. Rumusnya :
89.
92. Kategori efektif minimal sebesar 1.0 ( 100 %) , dimana semakin tinggi Rasio
93. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik , maka Rasio Efektivitas tersebut
94. Rumusnya :
98.
99. Rasio Aktivitas Keuangan Daerah (RAKD) dapat dibagi dalam :
111. Debt Service Coverage Ratio ( DSCR ) (lihat : Mahmudi, 2010 : 14) :
bagian dari pajak bumi dan bangunan , penerimaan sumber daya alam , dan
belanja wajib , dengan jumlah angsuran pokok , bunga dan biaya pinjaman
113. Bagian Daerah ( BD ) dalam APBD dan laporan realisasi bagi hasil
114. Belanja Wajib (BW) merupakan Dana Alokasi Khusus ditambah dengan
117. -----------------------------------------------------------------
119.
120. Tolok Ukur Rasio Keuangan ( TURK) :
121. Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan , baik oleh
128. Tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai
130. Adalah tolok ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan yang dapat
dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan Pemda yang bersangkutan
yang ingin dicapai dari manfaat ( lihat : Fadillah & Muhtar , 2004 : 32)
:Halim,2004:150-8)
134.
sedang terjadi
140. Dengan analisis ini , Pemda dapat menilai kemandirian keuangan daerah
pinjaman
dipisahkan
181. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah dengan mata uang asing
182. Komisi, potongan ,atau bentuk lain akibat dari penjualan dan/atau
187. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah seperti : hibah , dana darurat
dan lainnua berupa uang /barang dari berbagai sumber yang tidak
188. mengikat
190. Komponen Kedua dari APBD yang meliputi semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang mengurangi “ekuitas” dana lancar ,
yang merupakan kewajiban daerah dalam 1(satu) tahun anggaran , yang tidak
199. Ekonomi
202. Kesehatan
203. Pariwisata dan Budaya
204. Agama
205. Pendidikan
212. Bunga
213. Subsidi
214. Hibah
yang akan diterima kembali ,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
232.
235. Anggaran disusun dalam perspektif (3-5 tahun) yang dirinci dalam APBD
bersangkutan
bersifat “bottom-up”)
Anggaran
239. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) diajukan
SKPD-SKPD )
244. Apa yang akan dihasilkan dari anggaran tersebut ( belanja pegawaai,
belanja barang habis pakai , belanja modal , belanja bantuan sosial (Bansos),
250. Sistem Pengendalian Intern ,meliputi antara lain ( lihat: UU No.17 Tahun
lainnya
253. Informasi dan Komunikasi ( melalui Sistem Laporan yang sesuai
dan lainnya
260. Bendaharawan
262. Sub Unit yang membuat Rencana Kerja ,data pendukung , bahan revisi
DIPA
264. Cara Pemilihan Penyediaan Barang dan Jasa, antara lain (lihat :KepPres
265. Pengadaan Barang dan Jasa diadakan dengan 2(dua) sistem yakni
275. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa dengan Pendapat Akhli Hukum
harian
Laporan
295. Keuangan
298.
302. Keuangan Daerah ( lihat :PP No.58 Tahun 2006 ) ,antara lain :
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dnegan hak dan kewajiban daerah
304. Hak Daerah untuk memungut Pajak Daerah , Retribusi Daerah dan
melakukan Pinjaman
308. Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri oleh Pemda atau oleh pihak lain
berupa uang , surat berharga , piutang , barang , serta hak-hak yang dapat
dinilai dengan uang , termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
daerah
309. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Pemda , dalam rangka
( lebih ideal lagi bukan hanya tepat waktu, tepat guna; tetapi juga tepat jumlah,
314. Efektif :
315. Pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan ,dengan cara
316. Efisien :
318. Ekonomis :
319. Perolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat
320. Transparan :
obyektif
325. Berkepatutan :
337. Berwenang dalam penggunaan barang milik Daerah ( sama dengan titik
4) di atas
Daerah
339. Kuasa Pengguna Anggaran : kewenangan sebagian anggaran dalam
lingkup SKPD
Penjadualannya :
Bupati/Walikota ) :
349. Dibantu Tim Anggaran Pemerintah Daerah ( TAPD) yang dipimpin oleh
355. Penentuan Skala Prioritas untuk Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Juli )
357. Kemudian dibahas lagi oleh TPAD dan Panitia Anggaran DPRD
disepakati menjadi Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) , pada akhir Juli
359. KUA dan PPA yang telah disepakati menjadi Nota Kesepakatan Bupati
dan DPRD
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD ( RKA –SKPD) , sebagai acuan bagi
362. Sinkronisasi program dan kebijakan antar SKPD dan keuangan SKPD
yang ditargetkan
Format RKA- SKPD , Analisis Standar Belanja dan Standar Satuan Kerja
( bedasarkan kinerja/pen.)
lampiran- lampirannya :
Organisasi-organsasinya
382. Rancangan Perda tentang APBD yang disusun oleh PPKD kemudian
diserahkan ke Bupati
anggaran dilaksanakan
386. Bupati/Walikota menyiapkan Rancangan Peraturan Bupati tentang
penjabaran APBD
SKPD)
demokrasi kita sendiri , adalah Otda yang luas dan berkulaitas, tapi bukan
393.
belanja daerah
396. Karena berwujud tatanan maka setiap komponennya saling terkait satu
(“public oriented”)
399. Harus berangkat dari kejelasan visi-misi yang disepakati bersama antara
perangkat daerah , masyarakat luas dengan menepati “aturan main” dari setiap
Daerah harus jelas baik dilihat dari segi rasio maupun dasar
dan anggaran multi tahunan diatur dengan tolok ukur yang jelas
peran DPRD , peran akuntan publik dalam pengawasan , pemberian opini dan
merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, saling mengisi dan tertata
keuangan daerah
yang dapat diakses masyarakat luas kapan saja mereka perlukan ( akan lebih
baik lagi dikembangkan dalam kerangka menerapkan model “umpan balik 360
masyarakat luas
daerah tersebut , baik jangka pendek dan panjang , mapun pinjaman jangka
harus berhasil guna ( efektif) dan berdaya guna (efisien) ,dengan cara
413.
( APBD) ( lihat :
efektif dan efisien tanpa anggaran yang cukup untuk memberikan pelayanan
aspeknya /pen.)
417. Anggaran /Keuangaan Daerah inilah yang meruakan dasar kriteria
sendiri
419. Pemda dapat memngumpulkan dana dari pajak daerah yang sudah
420. Pemda dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga ,pasar uang atau
421. Daerah dapat ikut ambil bagian dalam pendapatan pajak sentral yang
423. Pemda dapat menerima bantuan atau subsidi dari Pemerintah Pusat
424. APBD sebagai alat utama dalam menjalankan Otda ( yang luas dan
425.