Dalam kasus Kapas Transgenik ini seharusnya harus lebih ditekankan pada audit
resiko lingkungan. Walaupun SK tersebut adalah untuk keperluan uji coba pelepasan
Kapas Transgenik tetap harus menjadi wajib AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan). Karena dengan inilah dapat dinilai apakah sebuah bahan kimia, atau
kontaminan atau polutan akan menimbulkan resiko terhadap manusia. Dalam membuat
SK, menurut kelompok kami, pemerintah terkesan manipulatif, sangat tergesa-gesa, dan
ceroboh. Terkesan manipulatif karena mencantumkan surat Menteri Negara Lingkungan
Hidup tanggal 29 September 2000 perihal klarifikasi kegiatan kapas transgenik sebagai
salah satu konsiderans. Padahal sudah ditegaskan bahwa untuk penanaman kapas
transgenik harus dilakukan AMDAL. Namun di sisi lain AMDAL ini justru tidak
dilakukan sama sekali dan Kapas Transgenik itu malah dilepas/diedarkan.
1
dan/atau kegiatan introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik”,
termasuk pelepasan Kapas Transgenik Bt DP 5690B sebagai varietas unggul, harus
didahului dengan pelaksanaan proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Hal ini terlihat dari :
2
”Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha/atau kegiatan yang diterbitkan
oleh pejabat yang berwenang.”
4
Lingkungan Hidup Nomor KEP-39/MenLH/08/1996 diperbaharui dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2000).
8. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2000,
persyaratan permintaan kepastian penetapan yang tertulis tidak dicantumkan, sehingga
ada atau tidaknya keraguan terhadap jenis usaha dan atau kegiatan yang memerlukan
AMDAL, maka secara normatif dalam kasus diatas, tergugat tidak perlu lagi meminta
kepastian kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang perlunya AMDAL.
9. Dari bukti-bukti yang ada telah jelas diuraikan bahwa Menteri Pertanian RI
(tergugat) dalam menerbitkan surat keputusan tidak wajib AMDAL. Sedangkan yang
wajib AMDAL adalah pemrakarsa kegiatan. Memang menurut majelis hakim dengan
tidak adanya AMDAL pelepasan kapas transgenik tersebut berpotensi menimbulkan
dampak terhadap lingkungan. Oleh karena Surat Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
hanya berlaku untuk satu tahun, hasil uji coba tersebut dapat dipergunakan sebagai
parameter terhadap kegiatan berikutnya, dimana jika nantinya kegiatan tersebut benar-
benar berdampak terhadap lingkungan hidup yang penting dan terukur serta merugikan
maka berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat 3 PP No.27 tahun1999 dapat ditinjau kembali,
dan baru diterbitkan AMDAL. Dengan demikian bukti tertulis tersebut secara
administratif tidak terkait dengan penerbitan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang
menjadi obyek gugatan dalam perkara ini.
Oleh karena itu dapat disimpulkan kewajiban untuk AMDAL bagi tergugat tidak
dipersyaratkan dan surat Keputusan Tata Usaha Negara tersebut yang diterbitkan oleh
tergugat tidak bertentangan dengan ketentuan mengenai AMDAL.